87
Hasil  penelitian  ini  sejalan  dengan  teori  Green  dalam  Notoatmodjo  2012 yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan bagian dari faktor predisposisi yang
sangat menentukan dalam membentuk perilaku seseorang .
5.1.3 Faktor Respon
Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  dari  10  pertanyaan  pertanyaan  tentang sikap  tereduksi  sebanyak  5  pertanyaan,  sehingga  yang  tidak  tereduksi  sebanyak  5
pertanyaan.  Faktor  ini  dinamakan  respon  terhadap  metode  KB,  meliputi;  1  KB MOP  adalah  kontrasepsi  yang  lebih  rumit  dibandingkan  dengan  kondom,  2  KB
MOP  tidak  menurunkan  hasrat  seksual  suami,  3  KB  MOP  merupakan  metode kontrasepsi  mantap,  4  metode  KB  kondom  merupakan  biaya  yang  relatif  murah
dibanding  metode  KB  yang  lain,  dan  5  KB  MOP  adalah  metode  kontrasepsi  yang paling murah dalam jangka panjang.
Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  dari  5  pertanyaan  sikap  yang  tidak tereduksi  sebagian  besar  responden  menjawab  tidak  setuju  dan  sangat  tidak  setuju
pertanyaan  sikap  partisipasi  pria  dalam  KB.  Masih  banyak  respoden  yang  belum dapat merespon atau menyikapi tentang partisipasi pria menjadi akseptor KB seperti;
membandingkan  keefektifan  KB  MOP  dan  KB  kondom  dalam  jangka  panjang,  dan persepsinya  tentang  partisipasi  pria  dalam  KB  MOP,  yaitu  terkait  dengan  masalah
hasrat  seksual.  Hal  ini  memberikan  gambaran  bahwa  sebagian  besar  responden peserta  KB  pria  belum  sepenuhnya  merespon  atau  menyikapi  dengan  baik  program
KB dan kesehatan reproduksi. Hal ini terkait dengan karakteristik tingkat pendidikan yang rendah, yaitu sebanyak 50 responden tamat SD, SLTP dan pendidikan SLTA
Universitas Sumatera Utara
88
bekerja  sebagai  petani  dan  wiraswasta  serta  memiliki  jumlah  anak  hidup  4-5  orang sebanyak 55.
Berdasarkan  hasil  wawancara  dengan  responden  KB  metode  MOP  dan kondom  dapat  disimpulkan  bahwa  ada  sebagian  responden  menyikapi  program  KB
merupakan  kebutuhan  dan  sebagian  lagi  masih  menganggap  bahwa  penggunaan kontrasepsi  adalah  urusan  perempuan.  Responden  yang  memiliki  sikap  kurang  baik
terhadap  keikutsertaan  dalam  program  KB  pria  salah  satu  penyebabnya  adalah kurangnya  pengetahuan  tentang  metode  kontrasepsi  pria  dan  belum  mengetahui
tentang  keuntungan  dan  kerugian  serta  efek  samping  dari  program  KB  seperti vasektomi, sehingga belum sepenuhnya merespon partisipasi pria dalam KB.
Hasil penelitian Hartanto 2008 menyimpulkan bahwa respon berupa keluhan yang  sering  diungkapkan  oleh  akseptor  pria  adalah  kurangnya  sensitivitas  alat
kelamin  pria  penis  saat  melakukan  hubungan  senggama  dan  alergi  terhadap  karet kondom.  Kontrasepsi  mantap  pria  atau  vasektomi  merupakan  metode  kontrasepsi
operatif  minor  pada  pria  yang  sangat  aman,  sederhana,  dan  sangat  efektif,  waktu operasi  yang  singkat  dan  tidak  memerlukan  anestesi  umum,  namun  masih
memerlukan  banyak  perhatian  dan  promosi  lebih  lanjut  untuk  meningkatkan kesadaran dan partisipasi pria dalam program keluarga berencana.
Sikap  responden  tentang  partisipasi  pria  dalam  KB  didukung  oleh  hasil penelitian  Widodo  dkk,  2004  yang  menyimpulkan  bahwa  sikap  yang  peduli
terhadap  masalah  KB  dan  kesehatan  reproduksi  diyakini  akan  meningkatkan partisipasi  pria  dalam  KB.  Hal  ini  didukung  pendapat  Notoatmodjo  2012
mengungkapkan  bahwa  sikap  merupakan  faktor  predisposisi  mempermudah  untuk
Universitas Sumatera Utara
89
bertindak  terhadap  obyek  tertentu.  Sikap  merupakan  reaksi  atau  respon  yang  masih tertutup  dari  seseorang  terhadap  suatu  stimulus  atau  objek.  Manifestasi  sikap  tidak
dapat  langsung  dilihat,  tetapi  hanya  dapat  ditafsirkan  terlebih  dahulu  dari  perilaku yang  tertutup  dan  sikap  belum  merupakan  suatu  tindakan  atau  aktivitas,  akan  tetapi
merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Menurut  BkkbN  2009b  bahwa  permasalahan  program  KB  terkait  dengan
permasalahan  komunitas,  partisipasi  dan  aspek  sosial  budaya.  Pergeseran  nilai  dan norma  masyarakat  yang  lebih  demokratis  dan  independen  cukup  menyulitkan
program  KB,  serta  masih  adanya  tradisi  kelompok  masyarakat  tertentu  yang  belum sepenuhnya  menerima  program  KB.  Ada  kecenderungan  orang  mengikuti  program
KB  dengan  motivasi  sekedar  mencegah  kehamilan  dengan  sikap  permisif  terhadap orang  lain.  Mispersepsi  program  KB  dipersepsikan  sebagai  program  pembagian
alkon  saja,  dan  hanya  diperuntukkan  bagi  masyarakat  pedesaan,  marjinal  perkotaan, dan orang miskin.
Berdasarkan analisis faktor sub variabel sikap respon merupakan salah satu sub variabel pembentuk faktor predisposisi yang memengaruhi partisipasi pria dalam
KB  karena  memiliki  nilai  eigen  value  3,1711.  Hal  ini  memberikan  makna  bahwa sub  variabel  sikap  mampu  menjelaskan  keragaman  sebagai  pembentuk  asal  faktor
predisposisi,  semakin  besar  nilai  eigen  value  sub  variabel  sikap  semakin  kuat mewakili  keragaman  variabel  asal.  Hasil  penelitian  ini  sejalan  dengan  teori  Green
dalam  Notoatmodjo  2012  yang  menyatakan  bahwa  sikap  merupakan  bagian  dari faktor predisposisi yang sangat menentukan dalam membentuk perilaku seseorang
.
Universitas Sumatera Utara
90
5.1.4  Faktor Lokasi