60
4.3 Analisis Faktor
Analisis  faktor  merupakan  suatu  teknik  statistik  multivariat  yang  digunakan untuk mereduksi reduction dengan cara meringkas informasi yang ada dari variabel
awal  menjadi  faktor  yang  baru  dan  meringkas  summarization  melalui  uji  korelasi untuk  mengidentifikasi  adanya  hubungan  antar  pertanyaan  Hair,  2010.  Adapun
proses analisis faktor dengan tahapan sebagai berikut:
4.3.1 Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah faktor-faktor yang memengaruhi partisipasi pria dalam program  keluarga  berencana  pada  penelitian  ini  adalah  untuk  menentukan  variabel
apa  saja  yang  perlu  dianalisis.  Mengacu  kepada  kerangka  konsep  yang  telah  dibuat sebelumnya  ada  sebanyak  3  variabel,  yaitu  variabel;  a  faktor  predisposisi
pengetahuan  memiliki  10  pertanyaan  dengan  nama  X
1
sampai  dengan  X
10
,  sikap memiliki 10 pertanyaan dengan nama X
11
sampai dengan X
20
, b faktor pendukung akses  pelayanan  memiliki  5  pertanyaan  dengan  nama  X
21
sampai  dengan  X
25
, fasilitas  memiliki  5  pertanyaan  dengan  nama  X
26
sampai  dengan  X
30
,  dan  faktor penguat  dukungan  teman  memiliki  5  pertanyaan  dengan  nama  X
31
sampai  dengan X
35
, dukungan istri memiliki 5 pertanyaan dengan nama variabel X
36
sampai dengan X
40
, dukungan keluarga memiliki 5 pertanyaan dengan nama X
41
sampai dengan X
45
, sehingga jumlah seluruhnya sebanyak 45 pertanyaan. Dari 45 pertanyaan sebagai sub
variabel  ini  akan  direduksi  menjadi  beberapa  faktor  melalui  analisis  faktor  dengan tahapan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
61
4.3.2 Matriks Korelasi
Proses  analisis  faktor  didasarkan  pada  matriks  korelasi  antara  variabel  yang satu  dengan  variabel-variabel  lain.  Analisis  faktor  menghendaki  bahwa  matrik  data
harus  memiliki  korelasi  yang  layak  agar  dapat  dilakukan  analisis  faktor  melalui matrik  korelasi,  untuk  itu  dilakukan  pengujian  i
Barlett’s  test  of  Sphericity, ii  KMO  Kaiser-Meyer-Olkin,  MSA  Measure  of  Sampling  Adequacy.  Analisis
faktor  sebanyak  45  pertanyaan  dimasukkan  seluruhnya  untuk  mendapatkan  nilai Barlett‟s dan KMO. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh Barlett’s test of Sphericity
adalah  sebesar  2.128,209  dengan  signifikansi  p0,001,  hal  ini  memberikan  makna bahwa  antar  pertanyaan  terjadi  korelasi  p0,05.  Hasil  uji  KMO  diperoleh  nilai
0,210, dimana angka tersebut 0,5 belum memenuhi syarat untuk dilakukan analisis faktor.  Proses  untuk  langkah  i  dan  ii  sudah  dilakukan.  Hasil  uji  disajikan  pada
Tabel 4.16
Tabel 4.16 KMO and Bartletts Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. 0,210
Bartletts Test of Sphericity Approx. Chi-Square
2.128,209 df
990 Sig.
p0,001 Pengujian  MSA,  dilakukan  untuk  mengetahui  pertanyaan  yang  layak  dan
tidak layak untuk melakukan reduksi. Pertanyaan yang tidak layak harus dikeluarkan dari  proses  pengujian.  Syarat  untuk  dapat  dianalisis  lebih  lanjut  adalah  setiap
pertanyaan harus memiliki nilai MSA  0,5. Nilai MSA tersebut diperoleh dari tabel Anti Image Matrice pada bagian Anti-Image Correlation, yaitu angka korelasi dengan
arah  diagonal  dari  kiri  atas  kekanan  bawah.  Hasil  uji  menunjukkan  bahwa  dari  45
Universitas Sumatera Utara
62
pertanyaan yang dianalisis faktor ada 6 enam pertanyaan yang memiliki nilai MSA 0,5, yaitu pertanyaan X7, X9, X28, X29, X35 dan X37 selebihnya nilai MSA0,5,
sehingga  tidak  memenuhi  syarat  untuk  dianalisis  lebih  lanjut,  karena  sebanyak  39 pertanyaan  memiliki  nilai  MSA0,5.  Meskipun  ada  39  pertanyaan  yang  memiliki
nilai MSA0,5, dalam proeses analisis faktor tidak sekaligus dikeluarkan dari proses analisis  faktor.  Mengeluarkan  pertanyaan  dalam  proses  analisis  dimulai  dari  nilai
MSA yang paling kecil, yaitu variabel X2. Hasil uji MSA disajikan pada Tabel 4.17
Tabel 4.17 Anti-image Matrices
No Pertanyaan
Nilai MSA
1 X1
0,088 2
X2 0,046
3 X3
0,319 4
X4 0,226
5 X5
0,202 6
X6 0,242
7 X7
0,642
8 X8
0,318 9
X9 0,552
10  X10 0,191
12  X12 0,054
13  X13 0,128
14  X14 0,049
15  X15 0,132
16  X16 0,395
17  X17 0,231
18  X18 0,126
19  X19 0,143
20  X20 0,144
21  X21 0,303
22  X22 0,128
23  X23 0,198
24  X24 0,162
25  X25 0,287
26  X26 0,321
27  X27 0,444
Universitas Sumatera Utara
63
Tabel 4.17 Lanjutan No
Pertanyaan Nilai MSA
28  X28 0,550
29  X29 0,682
30  X30 0,190
21  X31 0,237
32  X32 0,392
33  X33 0,185
34  X34 0,279
35  X35 0,505
36  X36 0,155
37  X37 0,502
38  X38 0,482
39  X39 0,183
40  X40 0,191
41  X41 0,341
42  X42 0,064
43  X43 0,115
44  X44 0,108
45  X45 0,370
Setelah pertanyaan X
2
dikeluarkan maka dilakukan pengujian ulang dari awal. Hasil pengujian diperoleh nilai
Barlett’s test of Sphericity  sebesar 2.038,210 dengan signifikansi  p0,001,  hal  ini  memberikan  makna  bahwa  antar  pertanyaan  terjadi
korelasi p0,05. Hasil uji  KMO diperoleh nilai  0,321, dimana angka tersebut 0,5 belum memenuhi syarat untuk dilakukan analisis faktor. Syarat untuk langkah i dan
ii sudah dipenuhi . Hasil pengujian langkah i dan ii disajikan pada Tabel 4.18.
Tabel 4.18 KMO and Bartletts Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. 0,321
Bartletts Test of Sphericity Approx. Chi-Square
2.038,210 df
946 Sig.
P0,001
Universitas Sumatera Utara
64
Hasil  uji  MSA  setelah  pertanyaan  X
2
dikeluarkan  ada  6  enam  pertanyaan yang  memiliki  nilai  MSA0,5,  yaitu  X7,  X9,  X25,  X28,  X34  dan  X37  selebihnya
memiliki nilai MSA 0,5. Nilai MSA yang paling kecil adalah pada pertanyaan X13. Proses analisis diulang lagi dimulai dari nilai MSA yang paling kecil. Hasil uji MSA
disajikan pada Tabel 4.19.
Tabel 4.19 Anti-image Matrices
No Pertanyaan
Nilai MSA
1 X1
0,134 2
X3 0,282
3 X4
0,386 4
X5 0,294
5 X6
0,363 6
X7 0,593
7 X8
0,482 8
X9 0,610
9 X10
0,318 10  X11
0,099 11  X12
0,191 12  X13
0,072 13  X14
0,391 14  X15
0,449 15  X16
0,263 16  X17
0,216 17  X18
0,323 18  X19
0,202 19  X20
0,284 20  X21
0,267 21  X22
0,367 22  X23
0,327 23  X24
0,354 24  X25
0,703 25  X26
0,332 26  X27
0,476 27  X28
0,717 28  X29
0,309 29  X30
0,389
Universitas Sumatera Utara
65
Tabel 4.19 Lanjutan No
Pertanyaan Nilai MSA
30  X31 0,406
31  X32 0,314
32  X33 0,365
33  X34 0,531
34  X35 0,282
35  X36 0,416
36  X37 0,619
37  X38 0,437
38  X39 0,469
39  X40 0,354
40  X41 0,100
41  X42 0,159
42  X43 0,199
43  X44 0,341
44  X45 0,146
Setelah pertanyaan X
13
dikeluarkan diperoleh nilai Barlett’s test of Sphericity
sebesar 1.929,566 dengan signifikansi p=0,001, hal ini memberikan makna bahwa antar  pertanyaan  terjadi  korelasi  p0,05.  Hasil  uji  KMO  diperoleh  nilai  0,457,
dimana angka tersebut 0,5 belum memenuhi syarat untuk dilakukan analisis faktor. Syarat untuk langkah i dan ii sudah dipenuhi. Hasil pengujian langkah i dan ii
disajikan pada Tabel 4.20.
Tabel 4.20 KMO and Bartletts Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. 0,457
Bartletts Test of Sphericity Approx. Chi-Square
1.929,566 df
903 Sig.
P0,001 Hasil  uji  MSA  setelah  pertanyaan  X
13
dikeluarkan  ada  20  pertanyaan memiliki nilai MSA0,5, yaitu X4, X5, X6, X7, X9, X10, X18, X21, X22, X23, X24,
X25, X27, X28, X29, X30, X32, X36, X37, dan X39 selebihnya memiliki nilai MSA
Universitas Sumatera Utara
66
0,5.  Nilai  MSA  yang  paling  kecil  adalah  pada  pertanyaan  X11.  Proses  analisis diulang lagi dimulai dari nilai MSA yang paling kecil. Hasil uji MSA disajikan pada
Tabel 4.21.
Tabel 4.21 Anti-image Matrices
No Pertanyaan
Nilai MSA
1 X1
0,306 2
X3 0,256
3 X4
0,523
4 X5
0,517
5 X6
0,652
6 X7
0,580
7 X8
0,489 8
X9 0,526
9 X10
0,519 10  X11
0,168 11  X12
0,354 12  X14
0,458 13  X15
0,417 14  X16
0,345 15  X17
0,192 16  X18
0,586 17  X19
0,404 18  X20
0,278 19  X21
0,518 20  X22
0,619 21  X23
0,535 22  X24
0,575 23  X25
0,693 24  X26
0,456 25  X27
0,501 26  X28
0,690 27  X29
0,578 28  X30
0,549 29  X31
0,356 30  X32
0,577 31  X33
0,399 32  X34
0,480 33  X35
0,496
Universitas Sumatera Utara
67
Tabel 4.21 Lanjutan No
Pertanyaan Nilai MSA
34  X36 0,529
35  X37 0,561
36  X38 0,393
37  X39 0,545
38  X40 0,359
39  X41 0,309
40  X42 0,460
41  X43 0,365
42  X44 0,318
43  X45 0,246
Setelah  pertanyaan  X
11
dikeluarkan  maka  hasil  pengujian  diperoleh  nilai Barlett’s test of Sphericity  sebesar 1.871,236 dengan signifikansi p=0,001, hal ini
memberikan makna bahwa antar pertanyaan terjadi korelasi p0,05. Hasil uji KMO diperoleh  nilai  0,4960,5  belum  memenuhi  syarat  untuk  dilakukan  analisis  faktor.
Syarat untuk langkah i dan ii sudah dipenuhi. Hasil pengujian langkah i dan ii disajikan pada Tabel 4.22.
Tabel 4.22 KMO and Bartletts Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. 0,496
Bartletts Test of Sphericity Approx. Chi-Square
1.871,236 df
861 Sig.
P0,001 Hasil  uji  MSA  setelah  pertanyaan  X
11
dikeluarkan  ada  23  pertanyaan memiliki nilai MSA0,5, yaitu X4, X5, X6, X7, X8, X9, X10, X15, X18, X21, X22,
X23, X24, X25, dan X27,X28, X29, X30, X32, X34, X37, X39, dan X40 selebihnya memiliki nilai MSA 0,5. Nilai MSA yang paling kecil adalah pada pertanyaan X45.
Proses analisis diulang lagi dimulai dari nilai MSA yang paling kecil. Hasil uji MSA disajikan pada Tabel 4.23.
Universitas Sumatera Utara
68
Tabel 4.23 Anti-image Matrices
No Pertanyaan
Nilai MSA
1 X1
0,319 2
X3 0,292
3 X4
0,505
4 X5
0,513
5 X6
0,710
6 X7
0,550
7 X8
0,503
8 X9
0,682
9 X10
0,642 10  X12
0,450 11  X14
0,440 12  X15
0,556 13  X16
0,357 14  X17
0,313 15  X18
0,646 16  X19
0,448 17  X20
0,462 18  X21
0,522 19  X22
0,607 20  X23
0,581 21  X24
0,653 22  X25
0,664 23  X26
0,465 24  X27
0,545 25  X28
0,676 26  X29
0,556 27  X30
0,539 28  X31
0,355 29  X32
0,584 30  X33
0,380 31  X34
0,589 32  X35
0,490 33  X36
0,459 34  X37
0,655 35  X38
0,413 36  X39
0,510 37  X40
0,512 38  X41
0,298 39  X42
0,426 40  X43
0,461 41  X44
0,301 42  X45
0,206
Universitas Sumatera Utara
69
Setelah pertanyaan X
45
dikeluarkan diperoleh nilai Barlett’s test of Sphericity
sebesar 1.815,504 dengan signifikansi p=0,001, hal ini memberikan makna bahwa antar  pertanyaan  terjadi  korelasi  p0,05.  Hasil  uji  KMO  diperoleh  nilai  0,545,
dimana  angka tersebut  0,5.  Syarat untuk  langkah i  dan ii sudah  dipenuhi.  Hasil pengujian langkah i dan ii disajikan pada Tabel 4.24.
Tabel 4.24 KMO and Bartletts Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. 0,545
Bartletts Test of Sphericity Approx. Chi-Square
1.815,504 df
820 Sig.
p0,001 Hasil  uji  MSA  setelah  pertanyaan  X
45
dikeluarkan  ada  27  pertanyaan memiliki nilai MSA0,5, yaitu X5, X6, X7, X8, X9, X10, X14, X15, X18, X22, X23,
X24, X25, X26, X27, X28, X29, X30 dan X32, X33, X34, X35, X36, X37, X38 serta X40, X43 selebihnya memiliki nilai MSA 0,5. Nilai MSA yang paling kecil adalah
pada pertanyaan X1. Proses analisis diulang lagi dimulai dari nilai MSA yang paling kecil. Hasil uji MSA disajikan pada Tabel 4.25
Universitas Sumatera Utara
70
Tabel 4.25 Anti-image Matrices
No Pertanyaan
Nilai MSA
1 X1
0,311 2
X3 0,326
3 X4
0,485 4
X5 0,562
5 X6
0,689
6 X7
0,710
7 X8
0,565
8 X9
0,706
9 X10
0,675 10  X12
0,450 11  X14
0,503 12  X15
0,561 13  X16
0,458 14  X17
0,317 15  X18
0,660 16  X19
0,475 17  X20
0,452 18  X21
0,499 19  X22
0,591 20  X23
0,599 21  X24
0,707 22  X25
0,698 23  X26
0,586 24  X27
0,644 25  X28
0,649 26  X29
0,591 27  X30
0,536 28  X31
0,413 29  X32
0,578 30  X33
0,504 31  X34
0,545 32  X35
0,541 33  X36
0,559 34  X37
0,628 35  X38
0,613 36  X39
0,480 37  X40
0,505 38  X41
0,369 39  X42
0,404 40  X43
0,609 41  X44
0,378
Universitas Sumatera Utara
71
Hasil penelitian agar layak dilanjutkan analisis faktor nilai MSA yang paling kecil  dikeluarkan  secara  berurutan  sampai  ditemukan  nilai  MSA  0,5.  Beberapa
pertanyaan  dikeluarkan  secara  berurutan  karena  memiliki  nilai  MSA    0,5,  yaitu untuk  pertanyaan  X17,  X41,  X44,  X42,  X3,  X14,  X20,  X43,  X31,  X4,  X21,  X39,
X35, dan X34, X33, X32, sehingga diperoleh nilai Barlett’s test of Sphericity sebesar
929,955  dengan  signifikansi  p=0,001,  hal  ini  memberikan  makna  bahwa  antar pertanyaan  terjadi  korelasi  p0,05.  Hasil  uji  KMO  diperoleh  nilai  0,767,  dimana
angka tersebut 0,5. Syarat untuk langkah i dan ii. Hasil pengujian langkah i dan ii disajikan pada Tabel 4.26
Tabel 4.26  KMO and Bartletts Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. 0,767
Bartletts Test of Sphericity Approx. Chi-Square
929,955 df
276 Sig.
p0,001 Hasil uji MSA setelah pertanyaan X17, X41, X44, X42, X3, X14, X20, X43,
X31,  X4,  X21,  X39,  X35,  dan  X34,  X33,  X32  dikeluarkan  secara  berurutan diketahui bahwa seluruh variabel memiliki nilai MSA 0,5, sehingga proses analisis
faktor dapat dilanjutkan. Hasil uji MSA disajikan pada Tabel 4.27
Universitas Sumatera Utara
72
Tabel 4.27 Anti-image Matrices
No Pertanyaan
Nilai MSA
1 X5  Keikutsertaan  pria  menjadi  akseptor  KB  secara  tidak  langsung  menjadi
Motivator 0,887
2 X6  Kontrasepsi  MOP  paling  efektif  dalam  jangka  waktu  panjang  adalah
MOP 0,839
3 X7  Menjadi kontrasepsi KB pria ikut membantu program KB
0,735 4
X8  Jenis KB pria setelah dipasang dapat dibuka lagi 0,750
5 X9  Keterlibatan  pria  dalam  KB  diwujudkan  melalui  penggunaan  alat
kontrasepsi serta dan merencanakan jumlah keluarga 0,725
6  X10   Pria merupakan mitra reproduksi dan seksual, sehingga sangat beralasan apabila pria ikut menjadi akseptorpeserta KB
0,803 7  X12   KB MOP merupakan kontrasepsi yang lebih rumit dibandingkan dengan
kondom 0,743
8 X15 KB MOP tidak  menurunkan hasrat seksual Pria
0,774 9
X16 KB MOP merupakan metode kontrasepsi mantap bukan tindakan kebiri 0,765
10  X18 Metode KB kondom merupakan biaya yang relatif murah dibanding metode KB yang lain
0,843 11  X19 KB MOP merupakan metode kontrasepsi yang paling  murah dalam
jangka panjang 0,696
12  X22 Transportasi tersedia setiap saat menuju tempat pelayanan KB 0,721
13  X23 Petugas KB melakukan konseling terlebih dahulu 0,802
14  X24 Mendapatkan informasi tentang KB dari petugas KB                                    0,825 15  X25 Tempat pelayanan KB tersedia kondom
0,654 16  X26 Fasilitas pelaksanaan KB cukup lengkap
0,742 17  X27 Petugas KB menyediakan ruang konsultasi
0,764 18  X28 Tersedia fasilitas bimbingan dan penyuluhan oleh petugas kesehatan
ketika menjadi akseptor KB MOP 0,835
19  X29 Menjadi akseptor KB MOP disediakan transportasi ketika dirujuk ke rumah sakit
0,792 20  X30 Menjadi akseptor KB MOP disediakan transportasi ketika pulang dari
rumah sakit 0,795
21  X36 Istri memberi dukungan dalam memilih salah satu alat kontrasepsi yang digunakan
0,733 22  X37 Istri mau berhubungan bila  menggunakan kondom
0,725 23  X38 Istri mendukung suami menjadi kader KB MOP
0,682 24  X40 Istri sangat senang jika suami berpartisipasi dalam KB MOP
0,719
4.3.3 Menentukan Ketepatan Model Menentukan
ketepatan model
berdasarkan nilai
communalities. Communalities  adalah  proporsi  dari  varian  suatu  item  peubah  asal  yang  dapat
menjelaskan  kuat  lemahnya  hubungan  antara  suatu  pertanyaan  dengan  faktor  yang
Universitas Sumatera Utara
73
terbentuk.  Nilai  communalities  diperoleh  dari  hasil  ekstraksi  pertanyaan  dengan metode  PCA  Principal  Component  Analysis.  Semakin  besar  nilai  communalities
berarti  semakin  kuat  hubungannya  dengan  faktor  yang  terbentuk.  Adapun  nilai communalities yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.28
Tabel 4.28 Communalities
Pertanyaan Initial  Extraction
X5   Keikutsertaan  pria  menjadi  akseptor  KB  secara  tidak  langsung menjadi motivator
1,000 0,622
X6   Kontrasepsi  MOP  paling  efektif  dalam  jangka  waktu  panjang adalah MOP
1,000 0,691
X7   Menjadi kontrasepsi KB pria ikut membantu program KB 1,000
0,539 X8   Jenis KB pria setelah dipasang dapat dibuka lagi
1,000 0,517
X9   Keterlibatan pria dalam KB diwujudkan melalui penggunaan alat kontrasepsi dan merencanakan jumlah keluarga
1,000 0,649
X10  Pria  merupakan  mitra  reproduksi  dan  seksual,  sehingga  sangat beralasan apabila pria ikut menjadi akseptorpeserta KB
1,000 0,557
X12 KB MOP merupakan kontrasepsi yang lebih rumit dibandingkan dengan kondom
1,000 0,635
X15  KB MOP tidak  menurunkan hasrat seksual pria 1,000
0,717 X16  KB MOP merupakan metode kontrasepsi mantap bukan tindakan
kebiri 1,000
0,647 X18 Metode  KB  kondom  merupakan  biaya  yang  relatif  murah
dibanding metode KB yang lain 1,000
0,583 X19  KB  MOP  merupakan  metode  kontrasepsi  yang  paling    murah
dalam jangka panjang 1,000
0,517
X22 Transportasi tersedia setiap saat menuju tempat pelayanan KB 1,000
0,801 X23 Petugas KB melakukan konseling terlebih dahulu
1,000 0,653
X24 Mendapatkan informasi tentang KB dari petugas KB                       1,000 0,728
X25 Tempat pelayanan KB tersedia kondom 1,000
0,694 X26 Fasilitas pelaksanaan KB cukup lengkap
1,000 0,800
X27 Petugas KB menyediakan ruang konsultasi 1,000
0,914
X28 Tersedia  fasilitas  bimbingan  dan  penyuluhan  oleh  petugas kesehatan ketika menjadi akseptor KB MOP
1,000 0,869
X29 Menjadi akseptor KB MOP disediakan transportasi ketika dirujuk ke rumah sakit
1,000 0,840
X30 Menjadi akseptor KB MOP disediakan transportasi ketika pulang dari rumah sakit
1,000 0,885
X36 Istri  memberi  dukungan  dalam  memilih  salah  satu  alat kontrasepsi yang digunakan
1,000 0,764
X37  Istri mau berhubungan bila  menggunakan kondom 1,000
0,717 X38 Istri mendukung suami menjadi kader KB MOP
1,000 0,773
X40 Istri sangat senang jika suami berpartisipasi dalam KB MOP 1,000
0,578
Universitas Sumatera Utara
74
Berdasarkan Tabel 4.28 di atas dapat diketahui bahwa communalities terkecil terdapat pada pertanyaan X
8
dan X
19
, berarti pertanyaan X
8
dan X
19
memiliki hubungan yang paling kecil lemah dengan faktor yang terbentuk, artinya pertanyaan
X
8
dan  X
19
dapat  menjelaskan  sebesar  51,7  terhadap  faktor  yang  terbentuk. Sedangkan  communalities  terbesar  terdapat  pada  pertanyaan  fasilitas  X
27
,  berarti pertanyaan fasilitas X
27
memiliki hubungan yang paling besar kuat dengan faktor yang  terbentuk,  artinya  pertanyaan  fasilitas  dapat  menjelaskan  sebesar  91,4
terhadap faktor yang terbentuk. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai dari  communalities  maka  semakin  baik  analisis  faktor,  karena  semakin  besar
karakteristik pertanyaan asal yang dapat diwakili oleh faktor yang terbentuk.
4.3.4  Menentukan Jumlah Faktor