21
keluargakerabat  maupun  yang  didapat  dari  petugas  kesehatan  atau  tokoh masyarakat.
3.  Faktor  obyektif.  Pemilihan  kontrasepsi  yang  digunakan  disesuaikan  dengan keadaan  wanita  kondisi  fisik  dan  umur  serta  disesuaikan  dengan  fase-fase
menurut  kurun  waktu  reproduksinya.  Biasanya  pemilihan  jenis  kontrasepsi  juga disesuaikan dengan maksud Penggunaan kontrasepsi tersebut.
4.  Faktor  motivasi.  Kelangsungan  pemakaian  kontrasepsi  sangat  tergantung  dari motivasi dan penerimaan pasangan suami istri. Motivasi akseptor KB untuk terus
menggunakan  kontrasepsi  yang  lama,  akan  merubah  metode,  atau  menghentikan sama  sekali  penggunaan  kontrasepsi,  dipengaruhi  oleh  berbagai  faktor.  Mereka
yang  menggunakan  kontrasepsi  dengan  tujuan  untuk  membatasi  kelahiran mempunyai  tingkat  kemantapan  yang  lebih  tinggi  dibandingkan  mereka  yang
bertujuan untuk menunda kehamilan.
2.2.4 Faktor-Faktor  yang  Memengaruhi  Partisipasi  Pria  dalam  Keluarga
Berencana
Menurut  BKKBN  2007  faktor-faktor  yang  memengaruhi  rendahnya partisipasi  pria  dalam  KB  antara  lain  :  terbatasnya  sosialisasi  dan  promosi  KB  pria,
adanya  persepsi  bahwa  wanita  yang  menjadi  target  program  KB,  terbatasnya  akses pelayanan  KB  pria,  tingginya  harga  yang  harus  dibayar  untuk  MOP,
ketidaknyamanan  dalam  penggunaan  KB  pria  kondom,  terbatasnya  metode kontrasepsi  pria,  rendahnya  pengetahuan  pria  terhadap  KB,  kualitas  pelayanan  KB
pria  belum  memadai,  istri  tidak  mendukung  suami  ber-KB,  adanya  stigmatisasi
Universitas Sumatera Utara
22
tentang KB pria di masyarakat, kondisi Politik, Sosial, Budaya Masyarakat, Agama, dan komitmen pemerintah masih belum optimal dalam mendukung KB pria.
Banyak faktor yang menyebabkan rendah nya partisipasi pria dalam keluarga berencana  yang  dilihat  dari  berbagai  aspek,  yaitu  dari  sisi  klien  pria  itu  sendiri
pengetahuan, sikap dan praktik serta kebutuhan yang ia inginkan, faktor lingkungan yaitu sosial budaya, dukungan istri, tokoh masyarakat dan keluargaistri, keterbatasan
informasi  dari  tenaga  kesehatan  dan  aksesibilitas  terhadap  pelayanan  keluarga berencana  pria,  keterbatasan  jenis  kontrasepsi  pria  disertai  masih  adanya  persepsi
dimasyarakat mengenai keluarga berencana pria BkkbN, 2010. Penyebab  masalah  kesehatan  menurut  Green  1980  dalam  Notoatmodjo
2012  membedakan  adanya  dua  determinan  masalah  kesehatan,  yaitu  behavioral factor  faktor  perilaku  dan  non  behavioral  factor  faktor  non  perilaku.  Faktor
perilaku kesehatan dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu, faktor predisposisi yaitu faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya prilaku seseorang antara
lain  pengetahuan,  sikap,  keyakinan,  kepercayaan,  nilai –  nilai  tradisi.  Faktor
pemungkin  yaitu  faktor  yang  memungkinkan  atau  yang  memfasilitasi  prilaku  atau tindakan yaitu sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya prilaku kesehatan,
dan faktor penguat yaitu faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya prilaku antara lain tokoh masyarakat, peraturan undang
– undang, keputusan dari para pejabat pemerintah pusat dan daerah.
Universitas Sumatera Utara
23
2.2.5 Pengaruh  Faktor  Pendukung  terhadap  Partisipasi  Pria  dalam  Keluarga