23
2.2.5 Pengaruh  Faktor  Pendukung  terhadap  Partisipasi  Pria  dalam  Keluarga
Berencana
Faktor  pemungkin  yaitu  faktor  yang  memungkinkan  atau  yang  memfasilitasi prilaku atau tindakan yaitu sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya prilaku
kesehatan,  untuk  berprilaku  sehat  masyarakat  memerlukan  sarana  dan  prasarana pendukung Notoatmodjo, 2012.
Menurut  Wibowo  dalam  Budisantoso  2008  adanya  kemudahan  dan ketersediaan  sarana  pelayanan  berdampak  positif  terhadap  penggunaan  suatu  alat
kontrasepsi.  Menurut  suami  pelayanan  KB  pria  yang  paling  disukai  adalah  dekat dengan  rumah  atau  dekat  dari  tempat  mereka  bekerja  48,85,  sebanyak  12,8
menginginkan  tempat  pelayanan  dengan  trasportasi  yang  mudah,  biaya  terjangkau 9,9,  fasilitas  lengkap  9,3,  dilayani,  dengan  tenaga  ahli  yang  ramah  9  dan
dapat  menjaga  privacy  2,2.  Sedangkan  tempat  memperoleh  pelayanan  KB  pria adalah  rumah  sakit  pemerintah  36,1,  Puskesmas  29,1,  dan  rumah  sakit  swasta
8,6. Belum semua pelayanan kesehatan mampu memberikan pelayanan vasektomi. Hanya  5  -  81  persen  pelayanan  kesehatan  yang  menyediakan  pelayanan  vasektomi
dengan rata-rata 41 persen pelayanan kesehatan pemerintah.
2.2.6 Pengaruh  Faktor  Penguat  terhadap  Partisipasi  Pria  dalam  Keluarga
Berencana
Faktor  penguat  yaitu  faktor  yang  mendorong  atau  memperkuat  terjadinya prilaku antara lain tokoh masyarakat, peraturan undang
– undang, keputusan dari para pejabat pemerintah pusat dan daerah Notoatmodjo, 2012.
Universitas Sumatera Utara
24
Kesertaan dalam KB Pria juga di pengaruhi oleh adanya diskusi antara suami isteri  tentang  KB,  walaupun  sebenarnya  pembicaraan  antara  suami  isteri  mengenai
KB  tidak  selalu  menjadi  prasyarat  dalam  penerimaan  KB,  namun  demikian,  tidak adanya  diskusi  dapat  menjadi  penghalang  terhadap  pemakaian  kontrasepsi.
Komunikasi  yang  baik  antara  suami  isteri  merupakan  suatu  jembatan  dalam  proses penerimaan  dan  kelangsungan  pemakaian  kontrasepsi.  Bagi  suami  yang  akan
mengikuti KB, apapun metodenya, Kondom atau Vasektomi, perlu dibicarakan dulu dengan  isterinya,  apalagi  jika  akan  mengikuti  vasektomi  yang  memerlukan
pertimbangan dan persyaratan suami isteri. Persetujuan isteri sangat diperlukan untuk memutuskan dilakukannya vasektomi BkkbN, 2009a.
Petugas  dan  pengelola  KB  di  lapangan  umumnya  merespon  positif  dan mendukung  pelaksanaan  peningkatan  partisipasi  pria  dalam  KB,  namun  demikian
karena keterbatasan sumber dana, daya dan tenaga program ini masih belum menjadi prioritas utama . Masih adanya keragu-raguan dari pihak pengelola, petugas, provider
maupun  tokoh  agama  dan  tokoh  masyarakat  bahkan  sebagian  dari  klien  terhadap pelayanan  vasektomi.  Karena  vasektomi  sampai  saat  ini  masih  menjadi  bahan
perbincangan dan perdebatan dikalangan tokoh masyarakat dan tokoh agama. Belum optimalnya  dukungan  Pengambil  Keputusan,  tokoh  masyarakat  dan  tokoh  agama
disebabkan:  a  kurangnya  advokasi  b  budaya  masyarakat  yang  patriarkat  c rendahnya  pengetahuan  Keluarga  tentang  pentingnya  partisipasi  pria  dalam  KKG
kesetaran  dan  keadilan  gender  d  kurang  mantapnya  pelaksanaan  mekanisme operasional dalam penggarapan KB pria oleh para pengelola.
Universitas Sumatera Utara
25
Menurut  BKKBN  2007  faktor-faktor  yang  memengaruhi  rendahnya partisipasi  pria  dalam  KB  antara  lain  :  terbatasnya  sosialisasi  dan  promosi  KB  pria,
adanya  persepsi  bahwa  wanita  yang  menjadi  target  program  KB,  terbatasnya  akses pelayanan  KB  pria,  tingginya  harga  yang  harus  dibayar  untuk  MOP,
ketidaknyamanan  dalam  penggunaan  KB  pria  kondom,  terbatasnya  metode kontrasepsi  pria,  rendahnya  pengetahuan  pria  terhadap  KB,  kualitas  pelayanan  KB
pria  belum  memadai,  istri  tidak  mendukung  suami  ber-KB,  adanya  stigmatisasi tentang KB pria di masyarakat, kondisi Politik, Sosial, Budaya Masyarakat, Agama,
dan komitmen pemerintah masih belum optimal dalam mendukung KB pria.
2.3 Analisis Faktor