Bantuan Langsung Sementara Masyarakat BLSM

31 bagi para pelaksana program agar mereka mendukung dan bekerja secara total dalam melaksanakan kebijakanprogram.

4. Struktur birokrasi

Struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan. Salah satu dari aspek struktur yang penting dari setiap organisasi adalah adanya prosedur operasi yang standar standard operating procedures atau SOP. SOP menjadi pedoman bagi setiap implementor dalam bertindak. Struktur organisasi yang panjang akan cenderung melemahkan pengawasan dan menimbulkan red-tape yaitu prosedur birokrasi yang rumit dan kompleks yang membuat tidak fleksibel.

I.6.4 Bantuan Langsung Sementara Masyarakat BLSM

BLSM atau Bantuan Langsung Sementara Masyarakat adalah salah satu program dari pemerintah yang merupakan kompensasi kepada masyarakat miskin akibat kenaikan BBM, tujuannya adalah agar masyarakat tidak semakin jatuh kedalam jurang kemiskinan dan meningkatkan daya beli masyarakat ditengah- tengah naiknya harga BBM dan bahan pokok lainnya. Sehingga dengan meningkatnya harga BBM karena pemangkasan subsidi tidak berdampak buruk terhadap masyarakat yang rentan. Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat BLSM diluncurkan oleh pemerintah mulai 22 Juni 2013 dan diberikan kepada 15,5 juta Rumah Tangga Sasaran RTS dengan besaran Rp150.000,- per bulan selama empat Universitas Sumatera Utara 32 bulan. Tahap awal BLSM diberikan dua bulan sekaligus, yaitu Rp300.000,- di mana akan dibagikan bertahap sampai Juli. Pembagiannya fokus pada dua tempat, yaitu PT. Pos Indonesia yang telah ditunjuk dan komunitas masyarakat melalui perangkat pemerintahan. BLSM akan diberikan dalam tiga tahap. Tahap pertama di 15 kota besar 11 ibukota propinsi yaitu Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, makassar, Ambon, Jayapura dan 4 kota lainnya yaitu Malang, Yogyakarta, solo, Bogor yang dimulai pada tanggal 22 dan 24 Juni 2013, tahap kedua pada 25 Juni mencakup 33 propinsi, dan tahap ketiga per 1 Juli mencakup semua kabupaten kota dam kecamatan. Penyaluran ini didahului dengan mencetak Kartu Perlindungan Sosial KPS sebagai bukti pengambilan dana BLSM dan didistribusikan oleh PT. Pos Indonesia. Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh Rumah Tangga Sasaran penerima BLSM adalah: 1. Penerima BLSM harus membawa KPS dan Identitas yang ditetapkan seperti KTP, Surat Nikah, Surat Keterangan dari Kelurahandesa, Kartu Keluarga. 2. Penerima dana RTS harus tercantum dalam Daftar Nominatif. 3. Pembayaran BLSM kepada RTS dilakukan di Kantor Pos Online dan di komunitasKantor Pos Offline. 4. Apabila RTS yang berhak meninggal dunia, pembayaran dapat diwakilkan kepada ahli waris RTS dengan menggunakan surat keterangan kematian Universitas Sumatera Utara 33 dan surat keterangan ahli waris yang disahkan oleh pejabat yang berwenang serta mengunjukan identitas asli RTS dan ahli waris. 5. Pembayaran dilakukan satu-persatu kepada RTS yang memiliki KPS, tidak diperkenankan melakukan pembayaran secara kolektif, kecuali untuk daerah tertentu yang akan ditetapkan tersendiri. Untuk mendanai BLSM tersebut, alokasi anggarannya mencapai Rp9,3 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan APBN-P tahun 2013. Alokasi anggaran BLSM tersebut lebih rendah Rp2,3 triliun dari anggaran sebelumnya yang mencapai Rp11,625 triliun. Penghematan ini dimungkinkan karena penyaluran BLSM sebesar Rp150.000,- per bulan yang semula lima bulan dipotong menjadi empat bulan. Selisih penghematan tersebut akan dialokasikan untuk biaya penyaluran dan pengamanan BLSM sebesar Rp360 miliar, infrastruktur modal Rp500 miliar, dan tambahan kebutuhan mendesak sebesar Rp196,4 miliar. Sementara itu, alokasi terbesar dari selisih penghematan akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur dasar yang bersifat bantuan sosial senilai Rp1,25 triliun.

I.6.4.1 Kartu Perlindungan Sosial KPS

Kartu Perlindungan Sosial KPS adalah Kartu yang diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia dalam rangka Program Percepatan dan Perluasan Sosial P4S. Dengan memiliki KPS, rumah tangga berhak menerima program-program perlindungan sosial, seperti : Beras Miskin Raskin dan Bantuan Siswa Miskin Universitas Sumatera Utara 34 BSM, sesuai dengan ketentuan yang berlaku hingga tahun 2014. KPS memuat informasi Nama Kepala Rumah Tangga, Nama Pendamping Kepala Rumah Tangga, Nama Anggota Rumah Tangga, Alamat Rumah Tangga, dilengkapi dengan kode batang beserta nomor identitas KPS yang unik. Bagian depan bertuliskan Kartu Perlindungan Sosial dengan logo burung Garuda. Sebagai penanda Rumah Tangga Miskin, Kartu Perlindungan Sosial ini berguna untuk mendapatkan manfaat dari Program Subsidi Beras untuk masyarakat yang berpenghasilan rendah atau dikenal dengan Program RASKIN. Selain itu KPS dapat juga digunakan untuk mendapatkan manfaat program Bantuan Siswa Miskin BSM dan Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat BLSM. Pemerintah mengeluarkan Kartu Perlindungan Sosial ini kepada 15,5 juta Rumah Tangga Miskin dan rentan yang merupakan 25 Rumah Tangga dengan status sosial ekonomi terendah diIndonesia. Kartu Perlindungan Sosial dikirimkan langsung ke alamat Rumah Tangga Sasaran RTS oleh PT Pos Indonesia Persero. Syarat dan Ketentuan 1. Kepala Rumah Tangga beserta seluruh Anggota Rumah Tangganya berhak menerima Program Perlindungan Sosial sesuai ketentuan yang berlaku 2. Kartu ini harus disimpan dengan baik, kehilangan atau kerusakan Kartu menjadi tanggung jawab Pemegang Kartu Universitas Sumatera Utara 35 3. Penerima Program Perlindungan Sosial harus dapat menunjukan kartu ini pada saat pengambilan manfaat program 4. Kartu tidak dapat dipindahtangankan Nomor Kartu Keluarga yang tercantum pada KPS tidak menjadi persyaratan utama bagi penerima kartu untuk memperoleh manfaat dari program perlindungan sosial Sumber Data Kartu Perlindungan Sosial adalah Data Rumah Tangga Sasaran RTS bersumber dari Badan Pusat Statistik BPS yang dikelola oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan TNP2K. Pendataan RTS telah dilakukan sebanyak tiga kali oleh Badan Pusat Statistik BPS, yaitu: Pendataan Sosial Ekonomi PSE pada tahun 2005, Pendataan Program Perlindungan Sosial PPLS pada tahun 2008, dan yang terakhir PPLS pada tahun 2011. Dalam rangka meningkatkan keakuratan data RTS, metodologi pendataan RTS disempurnakan, yang mana penyempurnaan metodologi tersebut dikoordinasikan oleh TNP2K. Pendataan di lapangan untuk mencacah seluruh karakteristik Rumah Tangga sasaran dilakukan oleh BPS. Hasil pencacahan tersebut disampaikan kepada TNP2K untuk diolah sehingga menghasilkan 40 data Rumah Tangga dengan status sosial ekonomi terendah. Data tersebut kemudian dikelola sebagai Basis Data Terpadu BDT. Berdasarkan Basis Data Terpadu BDT, diputuskan bahwa KPS diberikan kepada 25 Rumah Tangga dengan status sosial ekonomi terendah. Sebagaimana diketahui, bahwa jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan pada Universitas Sumatera Utara 36 bulan September 2012 adalah 11,66. Maka, pemberian KPS tidak hanya mencakup mereka yang miskin namun juga mencakup mereka yang rentan. Ketentuan Pembayaran 1. Pembayaran setiap tahap diperlakukan secara terpisah. 2. Apabila ada pemegang Kartu Perlindungan Sosial yang tidak mencairkan pembayaran tahap pertama di lokasi yang ditetapkan, masih dapat mengambil pada tahap kedua. 3. Apabila tidak tercatat dalam Daftar Nominasi di lokasi kantor bayar terdekat, pemegang Kartu Perlindungan Sosial dapat dieskalasikan ke Kantor Pos untuk mendapat ijin pembayaran. Pemegang Kartu Perlindungan Sosial tidak diperbolehkan mencairkan di lokasi selain Kantor Bayar yang ditetapkan atau di Kantor Pos. Adapun ciri-ciri Kartu Perlindungan Sosial KPS tersebut adalah : 1. Terdapat lambang Garuda di kiri atas kartu 2. Terdapat Invisible Ink Microtext Security 3. Terdapat tulisan Republik Indonesia di bawah lambang Garuda 4. Tertera masa laku kartu 5. Tertera logo Kementerian dan Institusi terkait 6. Tebal KPS 1 mm 7. KPS di Laminating Glossy 8. Terdapat Barcode dan hologram Universitas Sumatera Utara 37 9. Terdapat Unique number 14 digit 6 angka Nomor Induk, 7 angka Lokasi Bayar, 1 Angka cek digit 10. Terdapat data penerima pada bagian belakang kartu GAMBAR 1 KARTU PERLINDUNGAN SOSIAL Sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri nomor 5413150SJ Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Pembagian Kartu Perlindungan Sosial KPS dan Penanganan Pengaduan Masyarakat, memerintahkan Kepala Desa dan Lurah untuk: 1. Menyampaikan informasi tentang Kartu Perlindungan Sosial KPS kepada penerima KPS. 2. Membentuk dan atau mengaktifkan kembali Pos Pengaduan Masyarakat POSDUMAS sebagai posko pengaduan KPS. 3. Berkoordinasi dengan petugas PT. Pos Indonesia dalam. a. Mendistribusikan KPS Universitas Sumatera Utara 38 b. Menyusun daftar KPS tidak terkirim retur berdasarkan laporan petugas PT. Pos Indonesia; dan c. Menghimbau masyarakat untuk mengirimkan sms konfirmasi penerima KPS tracking system ke nomor 0857 7111 700 dan tulis : Nomor KPSNama Kepala Rumah Tangga. 4. Menghimbau agar rumah tangga penerima KPS yang mampukaya untuk mengembalikan KPS ke Posko Pengaduan atau Kantor Desa dan Kelurahan. 5. Melaksanakan Musyawarah Desa MusdesMusyawarah Kelurahan Muskel untuk pemutakhiran data penerima KPS dengan : a. Menetapkan Rumah tangga yang akan diganti b. Melakukan verifikasi jumlah Rumah Tangga yang dapat diganti retur dan Rumah Tangga yang akan diganti; dan c. Menetapkan nama Rumah Tangga pengganti tidak boleh melebihi pagu jumlah KPS. 6. Mengirimkan rekapitulasi jumlah Rumah Tangga pengganti dan Rumah Tangga yang diganti serta KPS yang dinyatakan tidak berlaku dan diserahkan kepada Camat. 7. Memperoleh blangko Surat Keterangan Rumah Tangga Miskin SK-RTM dari Kecamatan sesuai dengan jumlah rekapitulasi rumah tangga pengganti. Universitas Sumatera Utara 39 8. Menerbitkan SK-RTM yang ditandatangani oleh Kepala Desa dan Lurah. 9. Menyampaikan SK-RTM kepada rumah tangga pengganti; dan 10. Menangani pengaduan masyarakat dengan: a. Menyelesaikan pengaduan masyarakat; dan b. Apabila pengaduan tersebut tidak dapat terselesaikan di Desa dan Kelurahan, maka diteruskan kepada Forum Penganganan Pengaduan Masyarakat di Kecamatan.

I.6.4.2 Indikator Penerima Program BLSM

Dalam suatu kebijakan pemerintah, sebelum pencapaiaan sasaran, tentu akan ditetapkan beberapa tolok ukur atau indikator dalam pelaksanaanya. Sehingga tingkat keberhasilan dapat diukur melalui media yang telah dipersiapkan. Demikian pula halnya dengan program BLSM yang telah berlangsung, pasti memiliki indikator-indikator yang telah ditetapkan. Terdapat 14 Indikator kemisikinan yang layak menerima BLSM yaitu: 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang. 2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah atau bambu atau kayu murahan. 3. Jenis dinding tempat tinggal dari bambu atau rumbia atau kayu berkualitas rendah dan tembok tanpa diplester. 4. Fasilitas tempat buang air besar dan sumber penerangan rumah tangga tidak punyabersama-sama dengan rumah tangga lain. Universitas Sumatera Utara 40 5. Sumber air minum berasal dari sumur atau mata air tidak terlindung atau sungai atau air hujan. 6. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar atau arang atau minyak tanah. 7. Hanya mengkonsumsi daging atau susu atau ayam satu kali dalam seminggu. 8. Hanya membeli satu set pakaian baru dalam setahun. 9. Hanya sanggup makan sebanyak satu atau dua kali dalam sehari. 10. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas atau poliklinik. 11. Sumber penghasilan kepala rumah tangga seperti, petani dengan luas lahan 500m2, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan dan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan dibawah Rp. 600.000 per bulan. 12. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga : tidak sekolah atau tidak tamat SD atau hanya SD. 13. Tidak memiliki tabungan atau barang yang mudah dijual dengan harga minimal Rp. 500.000 seperti sepeda motor kreditnon kredit, emas, ternak, kapal motor atau barang modal lainnya. Sumber : Badan Pusat Statistik 2008 24 Jika minimal sembilan variabel tersebut dipenuhi, maka suatu rumah tangga tersebut dikategorikan sebagai rumah tangga miskin. Sehingga untuk 24 Diambil dari Majalah Akuntan Indonesia Juli 2013, hal 11 Universitas Sumatera Utara 41 mendapatkan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat sudah sangat layak. Sedangkan Rumah tangga yang tidak layak mendapatkan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat adalah : a. Rumah tangga yang tidak memenuhi 9 atau lebih dari 13 indikator dari ciri rumah tangga miskin. b. PNSTNIPOLRIPensiunanVeteran c. Penduduk yang tidak bertinggal tetap d. Karyawan BUMN e. Ada anggota keluarga yang memiliki aset kendaraan bermotor, banyak hewan ternak, sawahkebun, kapal motor, handphone, atau barang berharga lainnya. Sumber BPS, 2008.

I.7 Definisi Konsep

Konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi ganda dari variabel yang diteliti. 25 25 Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta, 1995, hlm. 37. Oleh karena itu, untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing- masing konsep yang akan diteliti, maka penulis mengemukakan definisi konsep dari penelitian, yaitu : Universitas Sumatera Utara