Intensitas Sosialisasi dan Pengawasan yang Dilakukan Implementor

94 dikeluarkan oleh kantor Pos Indonesia. Banyak masyarakat yang melakukan demonstrasi karena mereka tidak dapat bantuan tersebut. Tindakan demonstrasi terjadi karena adanya kekecewaan masyarakat yang merasa bahwa mereka layak menerima bantuan tersebut. Dengan kejadian tersebut, tanggungjawab yang dilakukan oleh perangkat Desa Implementor adalah dengan inisiatif untuk mengajukan permohonan kembali masyarakat yang dianggap layak untuk menerima BLSM. permohonan tersebut disampaikan ke pemerintahan Kecamatan untuk diteruskan ke pemerintahan yang lebih tinggi. Namun, sampai saat ini permohonan pengajuan tersebut belum mendapat jawaban hingga program BLSM sudah berakhir masa pelaksanaannya. Diluar sosialisasi, pelayanan yang diberikan oleh implementor hanya sebatas itu saja. Dari hasil wawancara yang dilakukan dilapangan, masyarakat tidak bisa memberikan tanggapan secara mendalam mengenai tanggungjawab implementor tersebut. Penggambaran masyarakat tentang tanggjungjawab perangkat Desa mencakup keseluruhan kinerja dan tugas-tugas pemerintahan Desa dalam bidangnya.

V.4 Intensitas Sosialisasi dan Pengawasan yang Dilakukan Implementor

Sosialisasi merupakan suatu proses untuk menyampaikan informasi yang dilakukan melalui berbagai cara salah satunya dengan komunikasi baik secara langsung maupun komunikasi tidak langsung. Salah satu tugas implementor Universitas Sumatera Utara 95 dalam pelaksanaan program BLSM adalah melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk menyampaikan informasi-informasi mengenai BLSM tersebut. Sosialisasi yang baik tidak hanya sebatas memberikan informasi tetapi melakukan pengawasan untuk menjaga bahwa informasi yang diberikan benar-benar sampai kepada masyarakat. Pemerintah Desa Suka Rende sebagai implementor yang terdiri dari 6 enam Dusun memiliki kepala dusun disetiap dusunnya. Setiap kepala dusun mempunyai cara masing-masing dalam melakukan sosialisasi ke masyarakat. Beberapa kepala dusun menggunakan metode sosialisasi tidak langsung yaitu dengan menempel poster-poster yang berisikan informasi terkait persyaratan, jadwal pengambilan dana dan lokasi pengambilan dana tersebut. Kepala dusun menempel poster tersebut di warung-warung sekitar masyarakat. Hal ini dinggap sebagai langkah untuk mengefisiensikan waktu dalam sosialisasi. Sebagian masyarakat merasa ada ketidaknyamanan dengan cara sosialisasi tersebut. Namun tidak menepis bahwa ada juga masyarakat yang setuju dengan hal tersebut karena alasan kondisi sosial di dusun tersebut dianggap sesuai dengan cara sosialisasi seperti itu. Data dari dusun lain yang diperoleh bahwa cara kepala dusun menyampaikan informasi dengan menggunakan teknik pintu ke pintu door to door. Tanggapan masyarakat terhadap hal ini merasa bahwa sudah efektif karena tidak merepotkan bagi masyarakat. Mereka tidak perlu membuang waktu untuk melakukan musyawarah dalam penyampaikan informasi. Namun, intensitas Universitas Sumatera Utara 96 sosialisasi tersebut masih rendah karena dilakukan hanya dua kali selama berjalannya program tersebut. Yaitu pada penerimaan dana yang pertama dan penerimaan dana yang kedua. Intensitas sosialisasi tersebut sangat kurang melihat program tersebut berjalan selama empat bulan. Hanya satu kepala dusun yang melakukan sosialisasi tambahan yaitu kepala dusun 5 lima. Bapak Effendi melakukan sosialisasi awal sebelum pengumuman hasil verifikasi data dikeluarkan dengan melakukan musyawarah dusun dibalai Desa. Sehingga informasi terkait proses mulai dari pendataan sampai pada persyaratan dan jadwal pengambilan dana disampaikan secara lengkap oleh beliau. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya permasalahan antarwarga bilamana hasil verifikasi tersebut dikeluarkan oleh PT. Pos Indonesia. Pada masa pengambilan dana kepala dusun 5 lima juga terus melakukan sosialisasi dan pengawasan terhadap masyarakatnya. Keluhan-keluhan dari masyarakat juga dapat diselesaikan dengan cepat karena adanya pengasawan tersebut. Masyarakat merasa puas dan terlayani dengan baik karena kinerja yang dilakukan Bapak Effendi terlaksana dan efektif. Namun tidak semua perangkat Desa melakukan hal yang sama dengan beliau. Tidak semua perangkat Desa menjalankan tugas tersebut dengan baik, sehingga terjadi ketimpangan informasi yang diperoleh masyarakat di Desa tersebut. Tetapi masyarakat tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut karena mereka yang berperan langsung dalam pengambilan dana, sehingga informasi Universitas Sumatera Utara 97 juga bisa didapatkan ketika mereka berada di Kantor Pos untuk pencairan dana tersebut. V.5 Instruksi Menteri Dalam Negeri Tentang Pelaksanaan Pembagian Kartu Perlindungan Sosial dan Penanganan Pengaduan Masyarakat Menteri Dalam Negeri yang saat ini dipimpin oleh Bapak Gamawan Fauzi dalam rangka menyukseskan pelaksanaan program BLSM telah mengeluarkan surat keputusan yang berisikan 10 sepuluh poin-poin yang disampaikan kepada Gubernur hingga pemerintahan Desa tentang pembagian KPS dan Penanganan Pengaduan Masyarakat telah menginstruksikan perangkat Desa terdahap poin- poin yang harus dilaksanakan. Hal ini dilakukan agar tujuan dari program BLSM benar-benar tercapai dan masyarakat sebagai sasaran program ini dapat merasakan manfaat yang diharapkan. Melihat perencanaan yang matang yang dilakukan oleh pemerintah pusat, maka diharapakan pada pemerintah yang lebih rendah dapat menyukseskan pelaksanaan sebagaimana yang telah ditentukan tahapannya. Untuk melihat pelaksanaan yang terjadi di lapangan khususnya di Desa Suka Rende khususnya poin-poin yang harus dilaksanakan oleh pemerintah Desa telah didapat hasil terhadap pelaksanaan tersebut. Pemerintah Desa sebagai implementor program BLSM bagi masyarakat Desa mengatakan bahwa yang hal dimaksud diatas hanya sebagian yang dilakukan oleh pemerintah Desa. Poin yang dilakukan antara lain adalah Universitas Sumatera Utara 98 menyampaikan informasi tentang KPS kepada masyarakat penerima KPS, melakukan verifikasi rumah tangga yang dapat diganti karena alasan bahwa rumah tangga sasaran tersebut sudah meninggal dunia, menetapkan nama rumah tangga pengganti, pengiriman rekapitulasi, menyampaikan Surat Keterangan Rumah Tangga Miskin yang telah ditandatangani sebagai bukti bahwa rumah tangga pengganti memang layak untuk menerima bantuan tersebut dan menyelesaikan pengaduan masyarakat. Di dalam poin tentang menyelesaikan pengaduan masyarakat dilaksanakan dengan membentuk atau mengaktifkan kembali Pos Pengaduan Masyarakat Posdumas sebagai posko pengaduan KPS yang terjadi dilapangan tidak dilakukan sesuai dengan instruksi mendagri tersebut. Implementor di Desa Suka Rende mempunya cara yang berbeda dalam penanganan pengaduan masyarakat tersebut. Pemerintah Desa tidak ada membentuk atau mengaktifkan Pos yang dimaksud diatas. Sebagai bentuk perwujudannya, perangkat Desa menugaskan kepala urusan pemerintahan menjadi penanggungjawab segala pengaduan masyarakat terhadap program tersebut. Kepala urusan pemerintahan bersiaga di kantor kepala Desa dalam penyelesaian pengaduan tersebut. Oleh kareena itu, jika ada salah seorang warga yang memiliki kendala atau pengaduan maka warga tersebut langsung mendatangi kantor kepala Desa untuk bertemu kepala urusan pemerintahan untuk mencari solusi dan menyelesaikan urusan warga tersebut. Universitas Sumatera Utara 99 Cara tersebut dianggap lebih efektif dan efisien bagi kondisi masyarakt di Desa Suka rende, mengingat fungsi kepala urusan pemerintahan sebagai pelaksana urusan-urusan pemerintahan bagi masyarakat. Sehingga fungsi-fungsi dari tiap bidang dalam struktur pemerintahannya dalam dilaksanakan. Namun, mengingat surat keputusan menteri dalam negeri nomor 5413150SJ Tahun 2013, Pos yang dimaksud seharusnya dilaksanakan di Desa Suka Rende. Oleh karena itu pelaksanaan program BLSM kepada masyarakat terdapat kekurangan khusunya di tertib administrasi.

V.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dalam Proses Pelaksanaan