80
terlalu dibatasi oleh pemerintah pusat. Karena itu beliau tidak bisa menentukan siapa-siapa saja warga yang selayaknya mendapatkan bantuan itu sesuai dengan
kondisinya di lapangan. Ketika ada nama penerima yang sudah meninggal dunia dan pindah kependudukan, disitulah wewenang mereka untuk menentukan
pengganti nama tersebut. Selebihnya diatur dan dikendalikan oleh pemerintah pusat.
50
Dari beberapa hasil wawancara diatas tentu kita dapat melihat banyak sekali masyarakat yang kontra akan program BLSM. Dengan kewajiban dan
tanggungjawab sebagai perangkat Desa, tentunya telah dilakukan cara-cara yang dianggap mampu untuk mengatasi dan meredam emosi masyarakat kontra.
Upaya-upaya tersebut dilakukan agar masyarakat tahu dan mengerti tentang mekanisme yang telah ditetapkan oleh pemerintah Pusat terkait dengan
Dari hasil wawancara diatas dapat kita ketahui bahwa implementor merasa mereka bukan bagian yang penting dalam pelaksanaan program BLSM. Karena
keterbatasan wewenang dan resiko yang diterima ketika masyarakat banyak yang kontra dengan program tersebut. Namun, dari penelitian yang dilakukan di
lapangan masih terlihat kurang koordinasi antara perangkat Desa sebagai implementor. Sehingga masih terdapat kekurangan dan permasalahan-
permasalahan yang mengganggu pelaksanaan tujuan dari BLSM itu sendiri.
IV.8 Pengaduan Masyarakat dan Langkah-langkah Dalam Mengatasinya
50
wawancara informan Bapak Manggil Tarigan ‘Kepala Desa’ pada tanggal 30 januari 2014
Universitas Sumatera Utara
81
pelaksanaan program BLSM tersebut. Sehingga tujuan dari program tersebut dapat berjalan dengan baik dan tidak menjadi suatu hambatan yang besar dalam
proses pelaksanaannya. Adapun hasil-hasil yang telah dirangkum penulis tentang pengaduan masyarakat dan upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah Desa
seperti yang telah diteliti dari salah satu informan yang juga mengatakan bahwa banyak masyarakat yang mengadakan pengaduan dengan mendatangi kantor Desa
dan rumah perangkat Desa. Dimana beliau mengatakan hal tersebut dilakukan oleh masyarakat pada pukul 5 lima pagi dan bahkan banyak yang membawa
benda-benda tajam seperti parang dan sebagainya. Beliau sebagai salah daru implementor member solusi dengan berbicara langsung kepada masyarakat pada
saat itu dan menjelaskan kembali tentang proses-proses pendataan yang dilakukan oleh pemerintah pusat. Kemudian, untuk meredam emosi masyarakat maka beliau
memberi tawaran untuk melakukan pendataan ulang dan sudah diserahkan kepada pihak kecamatan untuk diteruskan ke pemerintahan pusat.
51
51
wawancara informan Bapak Joni Tarigan ‘ketua BPD’ pada tanggal 05 februari 2014
Hal diatas telah menggambarkan bagaimana peranan dari pemerintah Desa sebagai implementor yang kurang berhasil dalam menjalankan tugasnya. Dengan
adanya masyarakat yang melakukan demonstrasi berarti tanggungjawab pemerintah Desa tidak sepenuhnya dilakukan. Sebagai implementor yang baik
seharusnya perangkat Desa melakukan sosialisasi lebih awal yang bisa dilakukan dengan musyawarah Desa sebelum hasil verifikasi data dikeluarkan oleh
pemerintah pusat melalui PT. Pos Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
82
Bapak Joni Ginting sebagai kepala urusan pemerintahan Desa yang menjadi penanggungjawab terhadap pengaduan-pengaduan masyarakat juga
memberikan jawaban terkait dengan pertanyaan diatas, beliau mengatakan bahwa masyarakat yang tidak terima dan mengadu akan dilayani di kantor Desa. Beliau
akan berhadapan langsung dengan masyarakat dan memberikan penjelasan terkait dengan keluhan-keluhan yang dimiliki masyarakat. Tugas beliau adalah
menjelaskan bahwa proses pendataan bukan dilakukan di pemerintahan Desa. Tapi melalui tim Pendataan Program Perlindungan Sosial PPLS oleh Badan
Pusat Statistik BPS pada tahun 2011 yang lalu. Dengan demikian, beliau berhadap masyarakat paham terhadap proses pendataan tersebut. Dan untuk
perbaikan selanjutnya diharapkan agar masyarakat mencari informasi-informasi bilamana akan diadakan program-program bantuan sejenis BLSM oleh
pemerintah pusat agar tidak terjadi kesalahan komunikasi antar pihak yang terkait.
52
Kurangnya koordinasi dan komunikasi antar pihak terkait dalam pelaksanaan program BLSM dapat menjadi suatu penghalang tercapainya tujuan
dari suatu program. Sehingga diharapkan pada proses perencanaan sampai pada tahapan evaluasi, komunikasi dan koordinasi tetap berjalan dengan cepat dan baik
agar sasaran terpenuhi dan tujuan program tersebut bisa tercapai.
52
wawancara informan Bapak Joni Ginting ‘KaUr pemerintahan’ pada tanggal 04 februari 2014
Universitas Sumatera Utara
83
IV.9 Metode dan Intensitas Sosialisasi