Persepsi Masyarakat Terhadap Program BLSM

61 bahwa penyebab terdapatnya seorang perangkat Desa perempuan dikarenakan untuk meneruskan jabatan suami yang telah meninggal dunia yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Dusun tiga. Pengangkatan tersebut didasarkan atas persetujuan masyarakat dusun tiga untuk menjadikan Ibu Resma Br Barus sebagai penerus suami yang sebelumnya sebagai kepala dusun tiga.

IV.2 Persepsi Masyarakat Terhadap Program BLSM

Masyarakat sebagai sasaran dari progam BLSM tentunya menjadi suatu tolok ukur dalam menilai apakah pelaksanaan program tersebut terlaksana dengan baik atau tidak. Masyarakat mempunyai berbagai pendapat terhadap program tersebut. Untuk melihat hasil penelitian yang dilakukan, peneliti menanyakan pertanyaan pertama tentang persepsi masyarakat secara umum tentang program BLSM. Sehingga telah terangkum berbagai hasil wawancara dengan beberapa informan yang mengatakan bahwa program BLSM jelas sangat bermanfaat khususnya bagi dirinya sendiri. Tetapi tidak bergantung dengan jumlah uang yang diterima. Bagaimanapun, sedikit atau banyaknya uang yang akan diterima tergantung pada pribadi masing-masing dan arah dari penggunaannya. 29 Sementara itu, jawaban dari informan lain tentang persepsi terhadap program BLSM lebih mengacu kepada kekecewaan pada perencanaan pelaksanaan awal dimana seharusnya tahapan pemberian uang dibagi menjadi lima tahapan. Namun karena biaya operasional maka pemberian uang tersebut 29 wawancara informan Bapak Misno pada tanggal 02 Februari 2014 Universitas Sumatera Utara 62 dipangkas menjadi empat bulan saja. Sehingga informan Bapak Rajin Barus mengatakan bahwa jumlah uang yang diteriman selama empat bulan program BLSM berlangsung totalnya adalah Rp. 600.000. tidak sesuai dengan perencanaan awal program tersebut dimana seharusnya program BLSM berjalan selama lima bulan dengan total uang yang akan diberikan kepada masyarakat sebanyak Rp. 750.000. 30 Ketika peneliti melanjutkan penelitian terhadap persepsi masyarakat, terdapat jawaban yang berbeda terhadap manfaat dari program BLSM tersebut. Dari hasil yang disampaikan oleh Bapak Rajin Barus bisa dilihat bahwa pelaksanaan program BLSM tergolong kurang baik dalam hal sosialisasi kepada masyarakat. Apa yang dikatakan oleh beliau tersebut merupakan hal yang benar. Karena pada perencanaan yang dilakukan oleh Pemerintah pusat untuk program BLSM ini seharusnya diberikan untuk lima bulan kepada masyarakat dengan total uang Rp. 750.000. Namun karena dalam pelaksanaannya membutuhkan biaya operasional yang cukup besar, maka biaya tersebut diambil dari pengurangan satu bulan jatah bantuan kepada masyarakat. Namun, data dilapangan terdapat bahwa banyak masyarakat yang tidak tahu akan hal tersebut, karena itu mereka hanya bersifat pasif untuk sekedar menerima uang bantuan dari pemerintah tanpa mengetahui bagaimana sebenarnya bantuan tersebut yang akan disalurkan. 30 wawancara informan Bapak Rajin Barus pada tanggal 31 Januari 2014 Universitas Sumatera Utara 63 Salah satu informan dalam penelitian ini mengatakan bahwa jumlah uang yang diberikan perbulannya tidak mencukupi. Alasannya karena pemberian bantuan direncanakan karena kenaikan harga BBM yang diikuti dengan naiknya harga bahan makanan lainnya. Sehingga bantuan tersebut tidak seimbang dengan kebutuhan masyarakat. Hal tersebut menjadikan masyarakat membutuhkan bantuan yang lebih layak guna memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. 31 Kemudian, ketika peneliti mengajukan pertanyaan tentang pilihan masyarakat antara mendapatkan BLSM atau tidak mendapatkannya dengan jaminan tidak naiknya harga BBM. Bapak Neken Sembiring mengatakan bahwa Dia lebih memilih untuk tidak mendapatkan bantuan BLSM. Tapi dengan jaminan bahwa harga-harga kebutuhan pokok tidak naik termasuk harga BBM. Karena dengan jumlah uang yang sedikit tidak mampu untuk menambah dalam memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari, belum dengan kebutuhan anak sekolah yang semakin banyak saja. 32 Keinginan masyarakat agar nilai bantuan lebih ditambah atau harga BBM dan bahan pangan tidak naik menjadikan program BLSM tersebut kurang efektif sesuai dengan tujuannya untuk meningkatkan daya beli masyarakat akibat kenaikan dari harga Bahan Bakar Minyak BBM. Persepsi yang berkembang lainnya yang diberikan oleh masyarakat mengenai program BLSM ini menyatakan bahwa sebenarnya masih banyak masyarakat di Desa Suka Rende yang lebih layak untuk menerima bantuan tersebut. Mereka menganggap bahwa terdapat 31 wawancara informan Bapak Pujin Ginting pada tanggal 02 Februari 2014 32 wawancara informan Bapak Neken Sembiring pada tanggal 01 Februari 2014 Universitas Sumatera Utara 64 beberapa masyarakat yang sekarang sudah tidak layak mendapatkan bantuan dari pemerintah, namun kenyataannya mereka lulus dalam verifikasi data. Hal tersebut justru menimbulkan kecemburuan sosial antar masyarakat. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Sunarso bahwa pada umumnya tujuan dari program BLSM tersebut baik karena ingin membantu masyarakat yang kurang mampu. Tetapi kondisi masyarakat di Desa Suka Rende terdapat beberapa masyarakat yang tidak layak untuk mendapatkannya. Beliau mengatakan bahwa terjadi kecemburuan sosial diantara masyarakat yang kurang mampu namun tidak mendapatkan bantuan BLSM dengan masyarakat yang mendapatkan BLSM yang dilihat dari kesehariannya tergolong masyarakat yang mampu. Beliau juga mengatakan dengan keadaan yang seperti itu tentunya membuat perangkat Desa yang menjadi sasaran dari kekecewaan masyarakat akibat situasi yang terjadi di Desa tersebut. 33 33 wawancara informan Bapak Sunarso pada tanggal 30 Januari 2014 Dari hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti terlihat bahwa persepsi masyarakat terhadap program BLSM sangat bermacam-macam. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor baik dari dalam diri masyarakat ataupun faktor- faktor diluar diri masyarakat yang menyebabkan perbedaan jawaban yang diperoleh dalam penelitian di lapangan. Universitas Sumatera Utara 65

IV.3 Mekanisme Pelaksanaan Program BLSM dan Kendala yang Dihadapi Masyarakat