74
mengenai tugas dan tanggungjawab perangkat Desa. Sosialisasi yang mereka lakukan sangat minim dan kurang tepat karena tidak sesuai dengan aturan yang
seharusnya. Hal-hal tersebut yang menyebabkan masyarakat tidak paham mengenai mekanisme yang baik secara tertib administrasi tentang program BLSM
tersebut.
IV.6 Kinerja Perangkat Desa dan Harapan Perbaikan Terhadap Proses Pelaksanaan BLSM
Instruksi Menteri Dalam Negeri telah menetapkan penugasan kepada Kepala Desa dalam rangka mensukseskan pelaksanaan program BLSM. Poin-poin
yang harus dilakukan perangkat Desa menjadi suatu tolok ukur dalam menilai berhasil atau tidaknya kinerja yang dilakukan. Pelaksanaan penugasan tersebut
seharusnya bisa diterapkan dan dilaksanakan di dalam masyarakat Desa. Terkait dengan hal tersebut, peneliti bertanya kepada beberapa informan terkait tentang
kinerja perangkat Desa dalam pelaksanaan program BLSM. Maka telah diperoleh data dari informan Bapak Misno yang mengatakan tentang kinerja perangkat Desa
bersifat relative. Karena bagi orang yang menerima bantuan tersebut pasti mengatakan hal tersebut berhasil. Namun bila hal tersebut ditanyakan kepada
masyarakat yang tidak mendapat BLSM karena tidak lulus verifikasi pasti mempunyai rasa kecewa. Penerima BLSM dikatakan beliau cukup merasa diberi
Universitas Sumatera Utara
75
pelayanan karena nama mereka dinyatakan lulus hasil verifikasi walaupun sebenarnya hal tersebut bukan berdasarkan keputusan perangkat Desa.
43
Namun, ketika peneliti terus mencari informasi tentang kinerja perangkat Desa dan kendala yang di hadapi terdapat beberapa hasil dari informan lain yang
mempunyai tanggapan yang berbeda seperti yang disampaikan oleh Bapak Darwin Ersada bahwa kinerja perangkat Desa dikatakan gagal. Beliau melihat hal
tersebut karena banyak kekecewaan dari masyarakat dan sosialisasi yang dilakukan perangkat Desa masih kurang, sehingga beliau kurang puas dengan
kinerja tersebut dan belum sesuai dengan harapan masyarakat di Desa tersebut. Peneliti kembali mengajukan pertanyaan tentang harapan perbaikan yang
perlu dilakukan untuk program BLSM, maka beliau memberi penjelasan yang mana program BLSM diharapkan harus sejalan semua antara masyarakat,
perangkat Desa dan pihak yang melakukan survey agar tidak terjadi permasalahan seperti yang sudah terjadi sebelumnya. Beliau juga mengatakan bahwa pada masa-
masa sekarang ini merupakan masa yang rentan, karena masyarakat sudah tidak bodoh lagi. Masyarakat sudah mampu membandingkan antara baik dan buruk.
44
Pernyataan diatas juga disambut oleh Ibu Paken br Ginting dimana beliau melihat kinerja perangkat Desa kurang berhasil. Tugas-tugas perangkat Desa yang
belum sesuai dengan harapan masyarakat. Informan lain mengatakan bahwa kinerja perangkat Desa berhasil dalam melaksanakan Program BLSM ini,seperti
jawaban dari Bapak Hormat Tarigan yang merasa puas dengan kinerja perangkat
43
wawancara informan Bapak Misno pada tanggal 02 februari 2014
44
wawancara informan Bapak Darwin Ersada Sinulingga pada tanggal 29 januari 2014
Universitas Sumatera Utara
76
Desa disebabkan karena beliau cukup mendapatkan pelayanan karena disetiap program bantuan masyarakat beliau selalu mendapatkannya. Misalnya saja seperti
program Bantuan Langsung Tunai, program Beras Miskin dan juga program BLSM itu sendiri. Beliau mengungkapkan bahwa perangkat Desa peduli dengan
kondisinya sehingga setiap ada program bantuan beliau selalu mendapatkannya.
45
Keseluruhan hasil wawancara diatas merupakan jawaban dari masyarakat penerima program BLSM yang sekaligus menjadi informan kunci dalam
penelitian ini. Sebagai data tambahan untuk memperkuat hasil penelitian ini, peneliti juga mewawancarai perangkat Desa sebagai informan utama yang
mempunyai tugas sebagai implementor dan perpanjangan tangan dari pemerintahan pusat dalam menjalankan roda pemerintahan. Dengan berbagai
pertanyaan yang telah disediakan oleh peneliti, perangkat Desa mempunyai jawaban masing-masing tentang pelaksanaan program BLSM di Desa Suka
Rende. Berikut hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti terhadap perangkat Desa sebagai implementor terdekat dalam pelaksanaan program BLSM.
Dari apa yang disampaikan oleh Bapak Hormat Tarigan dapat kita lihat bahwa beliau sebagai masyarakat hanya sebagai penikmat dari semua bantuan-
bantuan yang diberikan oleh pemerintah. Pemberian bantuan yang tidak disertakan dengan tanggungjawab sosial masyarakat membuat beliau enggan
untuk mengetahui apa sebenarnya tujuan dari program-program tersebut. Dengan kondisi tersebut tentunya mempengaruhi beliau untuk tidak berusaha lebih giat
dalam pemenuhan kebutuhan dan peningkatan kondisi ekonomi.
45
wawancara informan Bapak Hormat Tarigan pada tanggal 27 januari 2014
Universitas Sumatera Utara
77
IV.7 Persepsi Terhadap Program BLSM dan Partisipasi Langsung Oleh Perangkat Desa