Mekanisme Pelaksanaan Program BLSM dan Kendala yang Dihadapi Masyarakat

65

IV.3 Mekanisme Pelaksanaan Program BLSM dan Kendala yang Dihadapi Masyarakat

Pelaksanaan program BLSM kepada masyarakat dimulai dari tahapan pendataan dengan mengambil data tahun 2011 dan diseleksi oleh BPS pusat melalui tim Pendataan Program Perlindungan Sosial PPLS sehingga nama-nama masyarakat yang lulus verifikasi data diperoleh. Setelah nama dikeluarkan, maka masyarakat secara langsung turut dalam pelengkapan berkas-berkas administrasi yang dibutuhkan. Setelah itu, masyarakat atau rumah tangga sasaran mengikuti tahapan-tahapan pelaksanaan, pencairan dana bantuan yang dilakukan melalui PT. Kantor Pos Indonesia, dan melaksanakan informasi-informasi terkait pada proses pelaksanaan tersebut. Isu yang berkembang bahwa masyarakat pada umumnya tidak terlalu direpotkan dengan proses tertib administrasi yang harus dilakukan. Oleh karna itu, penulis akan bertanya tentang tahapan proses yang dilakukan oleh masyarakat sehubungan dengan pelaksanaan program BLSM dan rintangan-rintangan yang dihadapi oleh masyarakat itu. Berdasarkan dengan hasil wawancara dengan informan sebagai rumah tangga sasaran Program BLSM, maka peneliti memperoleh data tentang hal diatas yang mengatakan bahwa Bapak Misno merasa mekanisme yang dilakukan cukup ringkas. Hal tersebut dikatakan beliau karena Dia merasa tidak pernah didata secara khusus untuk program BLSM. Tanggapan beliau tentang pendataan tersebut dilakukan pada Tahun 2009 sewaktu pendataan program Bantuan Langsung Tunai BLT. Sehingga Universitas Sumatera Utara 66 kemungkinan data tersebut yang dipergunakan kembali untuk disaring dalam menentukan masyarakat yang akan mendapatkan BLSM. 34 Berbeda hal dengan hasil wawancara peneliti dengan Bapak Neken Sembiring. Ketika peneliti bertanya tentang hasil verifikasi data diperoleh dari mana. Beliau mengatakan bahwa pengumuman nama-nama penerima BLSM diketahui bukan dari perangkat Desa ataupun kepala dusun setempat. Beliau juga mengatakan bahwa di dusunnya tidak ada kepala dusun atau perangkat Desa lainnya yang datang kerumah untuk memberitahukan tentang nama-nama masyarakat yang lulus verifikasi penndataan BLSM. Bapak Neken Sembiring mengaku kecewa terhadap hal tersebut, karena beliau memperoleh informasi melalui selebaran pengumuman yang ditempel di warung-warung sekitar dusun tersebut. Dalam pengumuman tersebut nama beliau tertera sebagai salah satu rumah tangga penerima BLSM dan terdapat juga tanggal pengambilan dana yang pertama beserta dengan syarat-syarat pengambilan seperti KTP, Kartu Keluarga untuk dibawa ke kantor Pos pada tanggal yang telah tertera. Pengakuan beliau ketika berada dikantor Pos mengatakan bahwa prosesnya tidak lama karena hanya perlu mengantri sebentar sampai pada giliran beliau dan setelah itu uang sebesar Rp. 300.000 langsung diterima. 35 Jumlah uang yang diterima sebesar Rp. 300.000 karena pada tahapan awal pemberian BLSM langsung diberikan dua bulan sekaligus pada jadwal pencairan bulan kedua. Hal ini dilakukan karena tahapan persiapan pelaksanaan yang masih 34 wawancara informan Bapak Misno pada tanggal 02 Februari 2014 35 wawancara informan Bapak Neken Sembiring pada tanggal 01 Februari 2014 Universitas Sumatera Utara 67 berlangsung sehingga jadwal pencairan dana bulan pertama ditunda dari perencanaan awal. Dari hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa proses pelaksanaan yang ditetapkan oleh Pemerintah kepada masyarakat cukup ringkas. Karena data yang diolah juga tidak ada yang bermasalah. Perbedaan nama yang tertera di kartu KPS dengan nama di KTP masyarakat tidak ada yang bermasalah. Masyakarat cukup puas dengan tahapan yang ringkas tersebut dan tidak berbelit-belit. Pencairan dana di kantor Pos juga demikian. Tidak memerlukan waktu yang lama untuk mengantri sampai nama rumah tangga sasaran dipanggil untuk penyerahan uang tersebut. Hal ini dikarenakan telah ditetapkannya jadwal pengambilan uang yang dibagi menurut Desa masing-masing. IV.4 Persepsi Masyarakat Terhadap Tanggungjawab Perangkat Desa Implementor dan Pelayanan yang Diberikan Kepada Masyarakat Perangkat Desa sebagai Implementor langsung sekaligus terdekat bagi masyarakat Desa khususnya bagi rumah tangga sasaran sebagai objek penerima program BLSM mempunyai kewajiban dan tanggungjawab yang harus dilaksanakan dalam mensukseskan pelaksanaan BLSM sebagaimana yang tertulis pada Instruksi Menteri Dalam Negeri nomor 5413150SJ Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Pembagian Kartu Perlindungan Sosial KPS dan Penanganan Pengaduan Masyarakat terdapat 10 sepuluh Poin penting yang harus dilaksanakan agar pelaksanaan program BLSM tersebut dikatakan berhasil. Universitas Sumatera Utara 68 Mengenai hal diatas penulis telah memperoleh data terkait dengan tanggungjawab perangkat Desa khususnya di Desa Suka Rende. Wawancara yang dilakukan penulis dengan rumah tangga sasaran sebagai informan telah menggambarkan keadaan sesungguhnya yang terjadi dilapangan. Salah satunya dengan hasil wawancara dari beberapa informan yang mengatakan perkerjaan perangkat Desa cukup bagus, karena pemerintah Desa yang sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah Pusat sebagai penanggungjawab pelaksanaan program BLSM. Bapak Jonias Jahtaria Sinulingga juga mengatakan demikian. Hal tersebut juga ditambah karena mereka turut langsung dalam proses pelaksanaannya. Termasuk dalam pemenuhan persyaratan dan pengambilan uang yang akan diterima. 36 Lain hal dengan Bapak Misno, beliau menjawab pertanyaan penulis dengan lebih mendalam terhadap tanggungjawab dan pelayanan yang telah diberikan Perangkat Desa kepada masyarakat yang secara umum sudah bagus. Tapi sempat terjadi permasalahan di Desa Suka Rende dimana masyarakat yang merasa berhak mendapatkan BLSM menuntuk pemerintahan Desa untuk mengeluarkan nama mereka sebagai penerima BLSM. Beliau menuturkan pada waktu itu jalan keluar yang diambil oleh pemerintah Desa yaitu dengan mengambil inisiatif untuk membuat permohonan kembali nama-nama masyarakat yang dianggap layak untuk mendapatkannya. Permohonan tersebut telah disampaikan kepada pemerintahan kecamatan, namun sampai penelitian yang 36 wawancara informan Jonias Jahtaria Sinulingga pada tanggal 29 Januari 2014 Universitas Sumatera Utara 69 dilakukan peneliti selesai, realisasi permohonan tersebut belum ada sama sekali. Atau mungkin tindakan tersebut hanya sebagai cara untuk meredam emosi masyarakat di Desa tersebut tutur Bapak Misno. 37 37 wawancara informan Bapak Misno pada tanggal 02 februari 2014 Dari hasil wawancara diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa tidak semua masyarakat paham dan tahu mengenai apa-apa saja yang seharusnya menjadi tugas dan tanggungjawab perangkat Desa. Sesuai dengan Instruksi Mendagri, hanya sedikit yang berhasil dilakukan oleh perangkat Desa sebagai implementor dalam mensukseskan pelaksanaan program BLSM tersebut. Sehingga jawaban dari masyarakat hanya sebagai gambaran umum terhadap tugas-tugas yang dilaksanakan implementor tersebut. Peneliti sebenarnya berharap jawaban dari informan dapat memberikan informasi mengenai pelayanan yang tertuang pada sepuluh poin yang harus dilakukan oleh pemerintah Desa sebagai implementor dalam pelaksanaan program BLSM. Namun, karena kekurangan informasi yang diterima masyarakat, mereka hanya memberikan jawaban mengenai tanggungjawab dan pelayanan secara umum setelah pelaksanaan program berlangsung. Universitas Sumatera Utara 70

IV.5 Intensitas Sosialisasi, Metode dan Pengawasan Oleh Implementor Terhadap Rumah Tangga Sasaran