Pembahasan .1 Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Turnover Intention

100 Tabel 4.16 Hubungan Antar Variabel Nilai Interpretasi 0,0 – 0,19 Sangat tidak erat 0,2 – 0,39 Tidak erat 0,4 – 0,59 Cukup erat 0,6 – 0,79 Erat 0,8 – 0,99 Sangat erat Sumber: Situmorang dan Lufti 2014:170 b. R Square sebesar 0,672 berarti 67,2 faktor-faktor Turnover Intention dapat dijelaskan oleh Kepuasan Kerja dan Stres Kerja. Sedangkan sisanya sebesar 32,8 dijelaskan oleh faktor –faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. c. Standar Error of Estimate mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Standar Error of Estimate juga biasa disebut standar deviasi. Dari Tabel 4.16 Standart Error of Estimate adalah 4,74685 . Semakin kecil standar deviasi semakin baik. 4.3 Pembahasan 4.3.1 Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Turnover Intention Melalui Uji-t diketahui bahwa kepuasan kerja berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap turnover intention perawat honor Rumah Sakit Tentara Pematangsiantar. Artinya, bahwa semakin meningkat kepuasan kerja perawat honor maka kemungkinan tingkat keinginan untuk keluar juga semakin menurun atau semakin rendah. Nilai t negatif tersebut menunjukkan bahwa variabel kepuasan kerja mempunyai hubungan yang tidak searah dengan turnover intention namun berpengaruh siginifikan terhadap turnover intention. Universitas Sumatera Utara 101 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 55 responden perawat honor Rumah Sakit Tentara Pematangsiantar, ada 60 responden yang menyatakan kurang setuju pada pernyataan “pekerjaan saya menarik bagi saya”, hal ini menunjukkan bahwa responden merasa pekerjaan mereka saat ini tidak menarik bagi mereka karena sangat melelahkan. Pada pernyataan “pekerjaan saya tidak membosankan ” mayoritas responden menyatakan kurang setuju sebesar 56,4. Hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan responden saat ini sangat membuat para responden merasa bosan. Selanjutnya pada pernyataan “pekerjaan yang diberikan sesuai dengan keahlian ”, responden menyatakan kurang setuju sebesar 52,7. Hal ini dikarenakan ada beberapa pekerjaan yang diberikan kepada responden tidak sesuai keahlian dan kemampuan responden. Hal tersebut dapat membuat responden merasa sulit dalam menyelesaikan pekerjaannya. Kemudian pada pernyataan “gaji yang diterima tidak sesuai dengan beban kerja ”, responden menyatakan kurang setuju sebesar 50,9. Hal ini menunjukkan bahwa gaji yang diterima oleh perawat honor saat ini tidak sesuai dengan beban kerja perawat. Pada pernyataan “puas dengan gaji yang diterima saat ini”, responden menyatakan kurang setuju sebesar 63,6. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak responden yang merasa tidak puas dengan gaji yang mereka terima saat ini. Selanjutnya pada pernyataan “kondisi lingkungan kerja yang bersih”, responden menyatakan kurang setuju sebesar 58,2. Hal ini dikarenakan masih ada dibeberapa ruangan yang terlihat kotor. Lingkungan kerja yang bersih dan rapi akan membuat responden merasa lebih tenang dalam bekerja. Selanjutnya, pada pernyataan “ruangan kerja saya tertata dengan rapi”, responden menyatakan Universitas Sumatera Utara 102 kurang setuju sebesar 67,3. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa ruangan dan alat-alat kesehatan yang tidak tersusun rapi sehingga terlihat beserak. Selanjutnya, pada pernyataan “ruangan kerja nyaman karena tidak ada kebisingan dalam bekerja ”, responden menyatakan kurang setuju sebesar 58,2. Karena masih ada responden yang merasa tidak nyaman diruangan kerja mereka karena diruangan tersebut masih ada kebisingan dari luar yang membuat mereka tidak konsentrasi dalam bekerja. Kemudian pada pernyataan “kondisi kerja yang nyaman ”, sebesar 69,1 menyatakan kurang setuju. Karena masih ada beberapa perawat yang merasa tidak nyaman dalam bekerja, karena mereka merasa masih ada kondisi kerja yang membahayakan bagi mereka. Selanjutnya pada pernyataan “hubungan dengan rekan kerja berjalan dengan baik”, responden menyatakan kurang setuju sebesar 69,1. Hal ini menunjukkan bahwa dirumah sakit tersebut responden merasa belum mempunyai hubungan yang baik dengan rekan kerja. Karena ada kalanya responden tidak berinteraksi dengan baik dengan rekan kerjanya. Pada pernyataan “mempunyai hubungan yang harmonis dengan rekan kerja ”, reponden menyatakan kurang setuju sebesar 69,1. Hal ini menunjukkan masih ada responden yang tidak mau berbagi terhadap responden lainnya. Dari penyataan tersebut dapat dilihat bahwa penyataan “kondisi kerja yang nyaman, hubungan yang baik dengan rekan kerja dan hubungan yang harmonis dengan rekan kerja ” memiliki persentase tertinggi yang dinyatakan kurang setuju oleh responden. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak responden yag merasa belum puas bekerja di rumah sakit tersebut. Universitas Sumatera Utara 103 Mobley et all 2007: 240 menjabarkan bahwa perasaan tidak puas dapat memicu rencana untuk berhenti kerja. Kemudian akan mengarah pada usaha untuk mencari pekerjaan baru. Robbins 2008: 226 juga menambahkan bahwa kepuasan kerja dihubungkan negatif dengan keluarnya karyawan. Karyawan dengan kepuasan kerja yang tinggi akan merasa senang dan bahagia dalam melakukan pekerjaannya dan tidak berusaha mengevaluasi alternatif pekerjaan lain. Perusahaan yang memberikan kepuasan kerja yang tinggi tentunya akan menjadi dambaan bagi setiap orang yang bekerja dan mengabdi untuk sebuah perusahaan. Namun untuk Rumah Sakit Tentara Pematangsiantar, jika kepuasan kerja seperti perawat tidak mempunyai hubungan yang baik dengan rekan kerjanya maka hal tersebut akan dapat mempengaruhi perawat untuk keluar dari rumah sakit tersebut. Semakin baik kepuasan kerja disuatu perusahaan tentunya akan mengurangi niat perawat untuk keluar dari perusahaan. Selain hubungan dengan rekan kerja, faktor lain yang dapat menekan tingkat turnover intention adalah dengan memperhatikan kenyamanan perawat dalam bekerja. Perawat yang dapat melaksanakan tugas dengan aman maka akan dapat membuat perawat tersebut bertanggung jawab dengan pekerjaannya dan fokus pada pekerjaannya saat ini. Sebaliknya jika kenyamanan perawat tidak ada, maka akan meningkatkan turnover intention perawat honor di rumah sakit tersebut. Universitas Sumatera Utara 104 Hasil penelitian didukung oleh Waspodo 2013 yang mengemukakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap turnover intention .

3.3.2. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Turnover Intetion

Berdasarkan hasil uji-t stres kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap turnover intention. Hasil yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi stres kerja maka semakin tinggi pula turnover intention perawat honor di Rumah Sakit Tentara Pematangsiantar. Stres kerja merupakan suatu keadaan dimana karyawan merasa tertekan atas pekerjaan yang dilakukannya. Stres kerja yang dirasakan perawat honor akan semakin meningkat jika perusahaan tidak dapat menemukan penyelesaian yang tepat. . Stres yang semakin tinggi akan membuat perawat tidak mampu melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Perawat juga akan kehilangan kemampuan untuk mengambil keputusan dan menimbulkan perilaku tidak teratur. Hal ini dikarenakan beban kenja yang berlebihan tidak mampu dikerjakan perawat dengan baik. Perawat tidak mendapatkan pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan keterampilan sehingga menyebabkan indikator stres kerja muncul. Sters kerja yang muncul akan mempengaruhi perawat dan memunculkan niat untuk keluar dari perusahaan dan mencari pekerjaan yang tidak membuat perawat mengalami stres. Sejalan dengan meningkatkan stres, keinginan untuk keluar juga ikut naik. Karena stres kerja mengganggu perawat dalam menyelesaikan pekerjaan secara efektif dan efesien. Jika stres kerja terlalu tinggi, perawat akan kehilangan Universitas Sumatera Utara 105 kemampuan untuk fokus terhadap pekerjaannya. Hal itu tentunya mengganggu jalannya produktivitas rumah sakit yang bergerak dibidang jasa. Karena perawat bukan hanya menghadapi beban kerja yang berlebihan, namun perawat juga harus menghadapi maupun melayani pasien dengan baik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 55 responden perawat honor Rumah Sakit Tentara Pematangsiantar, secara keseluruhan distribusi jawaban responden terhadap variabel stress kerja, pada pernyataan “jantung berdetak cepat dalam melakukan pekerjaan yang banyak” mayoritas responden menyatakan setuju sebesar 54,5. Hal ini menunjukkan jantung berdetak bukan karena melakukan pekerjaan tersebut, tetapi karena responden merasa takut pekerjaannya tidak baik. Selanjutnya pada pernyataan “sering mengalami sakit kepala jika tidak menyelesaikan pekerjaan tepat waktu ”, responden menyatakan setuju sebesar 50,9. Hal ini dikarenakan mayoritas responden mengalami gangguan fisik jika belum menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu. Hal ini juga dikarenakan perawat honor memiliki beban kerja yang berlebihan dan juga tuntutan kecepatan kerja yang dapat menyebabkan ketegangan dalam diri perawat sehingga menimbulkan stres. Jika hal ini terus dibiarkan atau dengan dengan kata lain tidak ada tindakan rumah sakit untuk mengelola stres kerja perawat maka kondisi kesehatan perawat honor bisa berdampak buruk untuk jangka panjang. Menurut Robbins 2008:369 stres kerja dapat mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seseorang, baik fisik maupun mental. Karyawan yang mengalami stres kerja yang berlebihan berimplikasi terhadap voluntary turnover. Universitas Sumatera Utara 106 Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dikemukakan oleh Pohan 2015 yang mengemukakan bahwa stres kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap turnover intention. Penelitian lainnya yang mendukung hasil penelitian adalah Sari 2014 yang menyatakan bahwa stres kerja memang berpengaruh positif dan signifikan terhadap turnover intention. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat stres yang dialami perawat maka semakin tinngi pula turnover intetion . Darihasil analisis dapat dijelaskan bahwa perawat yang menghadapi stres kerja yang berlebihan secara terus-menerus akan merasakan tekanan kuat untuk keluar dari kondisi tersebut.

3.3.3. Pengaruh Kepuasan Kerja dan Stres Kerja Terhadap Turnover Intention

Berdasarkan uji hipotesis secara simultan F yang telah dilakukan menunjukkan kepuasan kerja dan stress kerja secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap turnover intention. Maka dapat dikatakan, jika kepuasan kerja pada perawat menurun yang meliputi kepuasan akan upahgaji, kenyamana dalam bekerja, dan kepuasan akan rekan kerja maka akan berkurang rasa komitmen pada diri perawat sehingga menimbulkan niat untuk keluar dari perusahaan. Begitu pula jika semakin baiknya perusahaan mengelola tugas sesuai dengan kemampuan perawat, perawat tentunya akan mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan tidak menimbulkan stres. Stres yang rendah akan membuat karyawan tetap berada di perusahaan dan melaksanakan tugas dengan sepenuh hati. Universitas Sumatera Utara 107 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan