commit to user 14
Tahap 2 : Merencanakan tugas yang akan dipelajari. Para siswa merencanakan bersama mengenai :
Apa yang kita pelajari? Bagaimana kita mempelajarinya? Siapa melakukan apa pembagian tugas? Untuk tujuan atau kepentingan apa
kita menginvestigasi topik ini?
Tahap 3 : Melaksanakan investigasi. Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat
kesimpulan. Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang
dilakukan kelompoknya. Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensintesis
semua gagasan. Tahap 4 : Menyiapkan laporan akhir.
Anggota kelompok menentukan pesan-pesan essensial dari proyek mereka.
Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka.
Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi
Tahap 5 : Mempresentasikan laporan akhir. Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam
bentuk. Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarnya secara
aktif. Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan
presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota kelas.
Tahap 6 : Evaluasi Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut,
menenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai keefektifan pengalaman-pengalaman mereka.
Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa. Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling
tinggi.
4. Model Pembelajaran Kooperatif
Numbered Heads Together
Model pembelajaran kooperatif
Numbered Heads Together
dikembangkan oleh Spencer Kagan tahun 1992. Model ini memberikan kesempatan kepada siswa
untuk membagikan ide dan mempertimbangkan jawaban yang tepat serta
commit to user 15
meningkatkan semangat kerjasama mereka. Menurut Slavin 2009 model ini adalah varian dari
Group Discussion
; pembelokannya yaitu hanya ada satu siswa yang mewakili kelompoknya tetapi sebelumnya tidak diberi tahu siapa yang akan menjadi
wakil kelompok. Model ini adalah cara yang sangat bijak untuk menambahkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok.
Tahap-tahap model pembelajaran kooperatif
Numbered Heads Together
yang dikemukakan oleh Anita Lie 2008 : 60 yaitu : a.
Siswa dibagi dalam kelompok. Setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
c. Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan
memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini. d.
Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
5. Peranan Model Pembelajaran
Group Investigation
dan
Numbered Heads Together
dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
Model ini merupakan kolaborasi dari model pembelajaran kooperatif
Group Investigation
dan
Numbered Heads Together
. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dengan mengambil keuntungan dari masing-
masing model dan menutupi kekurangan yang terdapat pada masing-masing model tersebut. Langkah-langkahnya meliputi :
a. Guru mempresentasikan sebuah topik pembelajaran kepada siswa dan para
siswa mengusulkan sejumlah subtopik. b.
Siswa bergabung dalam kelompok untuk mempelajari subtopik yang telah mereka pilih. Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa
terhadap suatu subtopik tertentu. c.
Setiap anggota kelompok mendapatkan nomor sesuai dengan pembagian tugas yang telah mereka tetapkan.
d. Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat
kesimpulan. Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha kelompok
commit to user 16
dengan saling bertukar ide, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensintesiskan ide tersebut menjadi sebuah ide kelompok.
e. Menyiapkan laporan akhir.
f. Mempresentasikan laporan akhir. Wakil kelompok yang mempresentasikan
laporan akhir ditunjuk guru secara acak berdasarkan nomor masing-masing siswa.
g. Siswa dari kelompok lain mengevaluasi dengan memberi pertanyaan atau
menanggapi. h.
Pemberian tes hasil belajar untuk mengetahui perkembangan atau keberhasilan penerapan model pembelajaran
Group Investigation
dan
Numbered Heads Together.
Adanya kolaborasi dari model pembelajaran
Group Investigation
dan
Numbered Heads Together
dapat berperan besar dalam meningkatkan prestasi belajar. Dalam
Group Investigation
, siswa melakukan investigasi dengan mencari informasi dari berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas. Dengan demikian
siswa mau tidak mau harus membaca buku, membuka internet, maupun bertanya kepada orang lain kemudian dalam proses diskusi kelompok terjadi transfer
pengetahuan antar siswa yang mengakibatkan pengetahuan siswa menjadi lebih utuh dan menyeluruh. Penerapan model pembelajaran
Group Investigation
diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sejalan dengan peningkatan pengetahuan
siswa mengenai materi yang sedang dibahas. Peranan
model pembelajaran
Numbered Heads
Together
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa terletak pada pemanggilan wakil kelompok
secara acak oleh guru untuk mempresentasikan laporan akhirnya. Pemanggilan wakil kelompok secara acak ini dimaksudkan agar semua anggota kelompok mau
berkontribusi dalam proses diskusi maupun investigasi, sehingga setiap anggota kelompok mengetahui dengan pasti hasil diskusi kelompoknya. Siswa yang selama
pembelajaran konvensional kurang memperhatikan penjelasan guru menjadi lebih
commit to user 17
aktif dalam proses pembelajaran kooperatif sehingga prestasi belajarnya pun dapat meningkat.
Slavin 2009 mengungkapkan kelemahan dari spesialisasi tugas dalam penerapan model pembelajaran
Group Investigation
yaitu memungkinkan para siswa hanya belajar mengenai bagian yang menjadi tugas mereka saja, sedangkan bagian
lain tidak dipelajari secara mendalam. Oleh karena itu, kolaborasi GI dan NHT ini menjadi perlu, dalam NHT setiap siswa diwajibkan mengetahui semua bagian tugas
kelompoknya, tidak hanya tugasnya saja, sehingga memungkinkan semua siswa untuk bertukar pengetahuan mengenai bagian yang menjadi tugas mereka dengan
siswa lain yang berbeda tugas agar menjadi suatu kesatuan pengetahuan yang utuh. Slavin 2009 : 57 mengungkapkan bahwa “Satu kajian yang luar biasa, yang
dilakukan oleh Sharan dan Sachar 1988, menemukan pengaruh positif yang sangat besar”. Pengaruh positif yang besar disini adalah pengaruh setelah guru menggunakan
metode pembelajaran kooperatif
Group Investigation
GI, dibuktikan setelah penerapan model pembelajaran GI dalam kelas Geografi dan Sejarah terdapat
peningkatan prestasi belajar yang signifikan secara statistik. Richard I. Arends 2008 menyebutkan 3 efek dari penerapan kooperatif
learning.
Pertama
efek terhadap perilaku kooperatif, siswa dari kelas dengan pembelajaran kooperatif menunjukkan lebih sedikit perilaku kompetitif dan lebih
banyak kerja sama lintas-etnis dibanding mereka yang berasal dari kelas-kelas pengajaran konvensional.
Kedua,
efeknya terhadap toleransi keanekaragaman, menurut studi Johson dan Johson yang dikutip Arends, bahwa pembelajaran
kooperatif tidak hanya mempengaruhi toleransi dan penerimaan yang lebih luas, tapi juga mendukung terciptanya hubungan yang lebih baik diantara siswa-siswa dengan
ras dan etnis yang beranekaragam.
Ketiga
, efeknya terhadap prestasi belajar, Arends 2008 : 12 mengungkapkan bahwa “Dari empat puluh lima studi yang direviu, tiga
puluh tujuh diantaranya menunjukkan bahwa kelas-kelas
cooperative learning
menunjukkan prestasi belajar yang lebih baik secara signifikan dibanding kelas-kelas kelompok kontrol.”
commit to user 18
Numbered Heads Together
NHT juga memiliki peranan yang besar dalam prestasi belajar siswa, menurut Slavin 2009 : 256, “Metode Russ Frank ini adalah
cara yang sangat baik untuk menambahkan tanggung jawab individual kepada diskusi kelompok.” Tanggung jawab individual ini memacu siswa untuk ikut serta
menyelesaikan soal atau tugas yang diberikan guru, siswa tidak hanya bergantung pada temannya tetapi juga ikut mengerjakan dan memahami jawaban dari tugasnya,
sehingga diharapkan dengan adanya keikutsertaan siswa tersebut, mampu meningkatkan prestasi belajarnya.
Mengacu pada pendapat Slavin dan Arends tersebut, maka manfaat penerapan model pembelajaran kooperatif Group
Investigation
dan
Numbered Heads Together
adalah sebagai berikut : a.
Dapat melatih kemampuan siswa dalam bekerja sama demi tercapainya
tujuan kelompok.
b. Dapat meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok,
hal ini dikarenakan setiap siswa mendapatkan nomor sehingga setiap siswa
mempunyai kesempatan
untuk mewakili
kelompoknya
mempresentasikan hasil diskusi.
c. Dapat melatih kemampuan siswa dalam berkomunikasi antar sesamanya
maupun dengan
narasumber selama
proses investigasi
untuk
mengumpulkan data.
B. Kerangka Pemikiran