commit to user 56
a. Kegiatan belajar mengajar tidak hanya didominasi oleh guru saja
teacher- centered
tetapi terdapat kegiatan mendengarkan antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa, diskusi kelas baik antar kelompok maupun
dalam kelompok, presentasi, tanya jawab, dan proses evaluasi selama kegiatan pembelajaran terjadi.
b. Peran aktif siswa meningkat dengan pesat. Sebelum adanya penerapan model
pembelajaran ini siswa hanya duduk diam dan mendengarkan guru saja, tetapi setelah penerapan model pembelajaran ini, banyak siswa yang mau
mengeluarkan pendapat, berdiskusi, menginvestigasi materi dari buku-buku dan internet sehingga pengetahuan yang mereka dapatkan tidak hanya berasal
dari guru saja, serta hampir semua siswa berani untuk mengajukan pertanyaan pada saat presentasi, sehingga sering terjadi debat antar siswa.
c. Penerapan model pembelajaran kooperatif GI dan NHT pada materi Sistem
Perekonomian Indonesia dan Permintaan Penawaran mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa dinyatakan tuntas karena secara
keseluruhan nilai siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum KKM yaitu 65. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum, siswa telah mampu
memahami materi yang disampaikan melalui model pembelajaran kooperatif GI dan NHT.
B. Pembahasan
Hasil pelaksanaan tindakan dari siklus I dan II menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif GI dan NHT dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa. Peningkatannya dapat dilihat melalui grafik sebagai berikut,
commit to user 57
Gambar 4 : Grafik peningkatan prestasi belajar siswa Grafik di atas memberikan informasi bahwa terjadi peningkatan yang cukup
besar pada kondisi awal, sebelum diterapkannya model pembelajaran kooperatif GI dan NHT, dengan siklus I dan II. Sebelum adanya penerapan model pembelajaran
kooperatif GI dan NHT nilai rata-rata siswa sebesar 61,75 dan 43,75 siswanya belum mencapai KKM, setelah adanya penerapan model pembelajaran GI dan NHT
rata-rata siswa menjadi 75,94 pada siklus I dan 78,22 pada siklus II, serta 100 siswa mencapai KKM pada siklus I dan II dari 75 yang ditargetkan.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan masing-masing siklus melalui 4 tahapan, yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, dan Refleksi.
Deskripsi penelitian pada masing-masing siklus dapat dijelaskan sebagai berikut : Sebelum pelaksanaan Siklus I, peneliti melakukan observasi awal mengenai
prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Sukoharjo, peneliti menemukan masalah di kelas VIIIG dimana pembelajaran IPS Terpadu belum optimal. Hal ini
dapat dilihat bahwa prestasi belajar siswa masih banyak yang berada di bawah KKM yaitu 65. Setelah itu, peneliti berdiskusi dengan guru IPS Terpadu yang mengampu
kelas VIIIG. Setelah melalui diskusi yang panjang, akhirnya peneliti beserta guru memutuskan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif GI dan NHT untuk
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Kondisi awal Siklus I
Siklus II
nilai rata-rata kelas
commit to user 58
memperbaiki permasalahan yang muncul di kelas VIII G, yaitu prestasi belajar siswa yang rendah. Peneliti telah melakukan observasi awal untuk memperoleh data
mengenai siswa dan model pembelajaran yang diterapkan guru melalui observasi kelas dan wawancara dengan guru.
Pada penerapan model pembelajaran kooperatif GI dan NHT siklus I, peneliti dibantu oleh guru menyiapkan silabus serta Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran RPP beserta skenario pembelajaran secara lengkap dan detail. Materi yang akan di sampaikan adalah Sistem Perekonomian Indonesia. Setelah segala
perangkat siap, peneliti berkonsultasi dengan guru selaku pelaksana pembelajaran. Siklus I diterapkan dalam 3 kali pertemuan. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I
berjalan dengan lancar, penerapan model pembelajaran GI dan NHT bisa dikatakan baik, walaupun masih ada beberapa permasalahan, seperti keaktifan siswa masih
belum maksimal, siswa masih enggan untuk berpendapat. Selain itu guru masih belum menguasai kelas secara optimal terbukti pada saat pembentukan kelompok
yang seharusnya terdapat 8 kelompok dengan 8 subtopik, hanya 6 kelompok yang terbentuk sehingga 2 subtopik harus diterangkan oleh guru. Hal ini dikarenakan baik
siswa maupun guru baru pertama kali menggunakan model pembelajaran kooperatif GI dan NHT. Oleh karenanya, peneliti bersama guru mencari solusi untuk
memperbaiki kekurangan pada siklus I agar menjadi lebih baik pada siklus II. Namun prestasi belajar siswa sudah meningkat bila dibandingkan dengan kondisi awal siswa
sebelum adanya penerapan model pembelajaran kooperatif GI dan NHT dan 100 siswa telah mencapai KKM dari 75 yang ditargetkan.
Pelaksanaan siklus II lebih baik daripada siklus I. Seperti halnya siklus I, pada siklus II-pun, peneliti dibantu oleh guru mempersiapkan perangkat penelitian,
yang meliputi silabus, RPP, serta skenario pembelajaran secara lengkap. Materi yang akan dibahas pada siklus II ini adalah Permintaan dan Penawaran. Setelah perangkat
penelitian siap, peneliti mengkonsultasikan dengan guru selaku pelaksana pembelajaran. Berdasarkan pengamatan pada siklus II, proses pembelajaran sudah
baik, kelemahan yang terjadi pada siklus I sudah dapat diatasi pada siklus II. Prestasi
commit to user 59
belajar pun meningkat dengan pesat dan 100 siswa mampu mencapai KKM dari 75 yang menjadi target.
Kegiatan wawancara yang dilakukan peneliti dengan siswa dapat disimpulkan bahwa siswa merasa senang dengan adanya penerapan model
pembelajaran GI dan NHT ini. Siswa semakin berani dan tidak malu untuk berbicara di depan kelas maupun bertanya pada saat presentasi, serta prestasi belajar mereka
pun meningkat karena mereka merasa lebih mudah untuk menyerap materi dengan model pembelajaran ini. Sedangkan untuk wawancara dengan guru, dapat
disimpulkan bahwa guru merasa peran serta dan prestasi belajar siswa meningkat dengan pesat sejak diterapkannya model pembelajaran ini, dan guru juga merasa
kolaborasi GI dan NHT sangat bagus dikarenakan dapat menutupi masing-masing kelmahan dan saling melengkapi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS Terpadu
melalui penerapan model pembelajaran kooperatif
Group Investigation
GI dan
Numbered Heads Together
NHT pada mata pelajaran IPS Terpadu Kelas VIIIG di SMP Negeri 4 Sukoharjo materi pelajaran Sistem Perekonomian Indonesia dan
Pembentukan Harga Pasar adalah berhasil. Melalui 4 tahapan tersebut diperoleh data bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif GI dan NHT.
commit to user 60
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. SIMPULAN
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif
Group Investigation
GI dan
Numbered Heads Together
NHT dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
Penerapan model pembelajaran kooperatif GI dan NHT mampu menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih aktif dan mampu
menyerap materi pembelajaran dengan baik dan cepat yang berdampak pada peningkatan prestasi belajar. Penerapan model pembelajaran kooperatif GI dan NHT
pada materi pokok Sistem Perekonomian Indonesia dan Pembentukan Harga Pasar dapat meningkatkan prestasi belajar IPS Terpadu siswa. Prestasi belajar tersebut
dinyatakan tuntas karena secara umum pencapaian prestasi belajar siswa berada di atas Kriteria Ketuntasan Minimum KKM Mata Pelajaran IPS Terpadu sebesar 65.
Dibuktikan pada siklus I, rata-rata siswa sebesar 75,94 atau naik sebesar 14,23 dari sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif GI dan NHT sebesar 61,72 dan
pada siklus II rata-rata siswa menjadi 78,22 atau naik sebesar 16,50 dari sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif GI dan NHT.
B. IMPLIKASI
Dalam proses pembelajaran, guru akan mengatur seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran, mulai dari membuat desain pembelajaran, melaksanakan, kegiatan
pembelajaran, bertindak mengajar atau membelajarkan, melakukan evaluasi pembelajaran termasuk proses dan hasilnya yang berupa prestasi belajar siswa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran berasal dari guru dan siswa. Faktor yang berasal dari guru antara lain kemampuan dalam mengelola kelas,
kemampuan guru dalam menyampaikan materi pelajaran, dan lain-lain. Faktor yang berasal dari siswa antara lain motivasi dan minat belajar, serta keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran, dan lain-lain. Oleh karenanya, guru harus bijak untuk memilih model pembelajaran yang akan digunakan dalam kelas. Model pembelajaran yang
tepat diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sehingga siswa dapat belajar secara efektif dan efisien dan tujuan belajar pun dapat tercapai.
Penelitian ini memberikan gambaran yang jelas bahwa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif GI dan NHT dapat meningkatkan prestasi belajar