Kejang Post Traumatika Hidrosefalus

penyembuhan luka kebocoran CSS, umumnya kebocoran tersebut akan berhenti. Jika robekan durameter terjepit pada garis fraktur dan menyebabkan kebocoran terus- menerus, maka perlu tindakan operatif.

2.7.4. Sindrom Psikis Pascatrauma

39 Sindrom psikis pascatrauma yang agak jarang ditemukan, meliputi penurunan inteligensia baik verbal maupun perilaku, gangguan perilaku, gangguan berpikir, rasa curiga serta sikap bermusuhan, cemas, menarik diri, dan depresi. Yang paling menonjol adalah gangguan daya ingat. Faktor utama timbulnya neuropsikiatrik ini adalah beratnya cedera dan bukan faktor premorbid seperti status sosial, umur atau tingkat pendidikan.

2.7.5. Kejang Post Traumatika

6 Kejang post traumatika setelah cedera kepala banyak menyebabkan morbiditas dan mortalitas. Kejang post traumatika dapat dibagi menjadi: a. Kejang post traumatika dini immediate post traumatic seizuries merupakan kejang yang timbul dalam 22 jam pertama setelah cedera kepala. b. Kejang post traumatika awal early post traumatic seizuries merupakan kejang yang terjadi antara hari pertama sampai ketujuh setelah cedera kepala. c. Kejang post traumatika lanjut late post traumatic seizuries merupakan kejang yang timbul lebih dari 1 minggu setelah cedera kepala. d. Post traumatic epilepsi merupakan kejang post traumatika lanjutan yang timbul berulang-ulang dan bukan disebabkan oleh hal lain kecuali cedera kepala. Sebanyak 60 penderita yang mengalami kejang dini dan kejang awal terjadi dalam 22 jam pertama, lebih kurang setengahnya terjadi dalam jam pertama setelah Universitas Sumatera Utara cedera kepala. Dua per tiga keseluruhan penderita akan mengalami kejang lebih dari satu kali, dan 10 akan mengalami status epileptik.

2.7.6. Hidrosefalus

6 Hidrosefalus yang timbul setelah cedera kepala secara umum dapat dibedakan atas dua tipe, yaitu: a. Hidrosefalus non komunikan. Jenis ini dapat timbul akibat penekanan oleh efek massa perdarahan yang terjadi, terhadap jalur aliran CSS dalam sistem sentrikel. Sehingga aliran CSS terbendung. Jenis ini biasanya timbul karena adanya perdarahan di fossa posterior yang menekan ventrikel IV. b. Hidrosefalus komunikan. Jenis ini timbul karena adanya gangguan penyerapan CSS pada rongga subarachnoid terutama pada granulasi arachnoid. Gangguan ini timbul karena adanya darah pada rongga subarachnoid yang mengganggu aliran maupun penyerapan CSS. Biasanya terjadi pada 2 bulan pertama setelah cedera kepala. Jenis ini lebih sering ditemukan daripada non komunikan. Secara klinis harus dipertimbangkan adanya hidrosefalus ini jika setelah cedera kepala, penderita memperlihatkan perbaikan awal yang cepat namun selanjutnya tidak ada kemajuan atau bahkan perburukan. Untuk alasan ini idealnya perlu dilakukan CT scan.

2.7.7. Ganggguan Gastrointestinal