Kerangka Berpikir LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

commit to user 76 terdapat pengaruh memori tinggi dan rendah terhadap prestasi afektif belajar kimia; 3. Terdapat pengaruh EQ tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar kimia; 4 Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan memori terhadap prestasi belajar kimia; 5. Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan EQ terhadap prestasi belajar kimia; 6. Tidak ada interaksi antara EQ dengan memori terhadap prestasi belajar kimia; 7. Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran, memori dan EQ terhadap prestasi belajar kimia. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Erlika Setyaningsih dengan menggunakan metode TGT-TTS dan TGT-Ular Tangga. Penelitian diatas lebih berpengaruh yang menggunakan metode TGT-TTS terhadap prestasi belajar siswa. Dalam hal ini, kami akan mengadakan penelitian dengan metode yang sama tetapi berbeda permainannya yaitu menggunakan metode pembelajaran TGT-TTS dan TGT-Roda Impian yang ditinjau dari kemampuan awal dan motivasi belajar siswa untuk mengetahui pengaruhya terhadap prestasi belajar siswa. 5. Penelitian yang dilakukan oleh Keritha McLeish 2009 di Negara Jamaica yang berjudul “ Attitude of Students Towards Cooperative Learning Methods at Knox Community” . Pada penelitian ini memberikan dampak yang positif, efektif dalam proses belajar dan dapat menumbuhkan sikap kerjasama dalam kelompok sehingga siswa lebih antusias dan dapat menimbulkan motivasi dalam belajar sehingga dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar.

C. Kerangka Berpikir

Adapun kerangka berpikir yang mendasari penelitian ini adalah sebagai commit to user 77 berikut : 1. Pengaruh penggunaan TGT dengan permainan TTS dan Roda Impian terhadap prestasi belajar kimia. Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. Faktor ekstern yang perlu diperhatikan diantaranya adalah pemilihan metode pembelajaran yang tepat dan efektif sehingga mampu meningkatkan daya serap siswa. Metode mengajar yang digunakan oleh guru sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memahami suatu konsep materi tertentu. Metode mengajar yang baik merupakan metode yang disesuaikan dengan materi yang disampaikan, kondisi siswa, sarana yang tersedia serta tujuan pembelajarannya sehingga dapat terlihat apakah metode yang diterapkan efektif. Karakteristik materi Hidrokarbon merupakan materi yang bersifat abstrak dan konkrit. Materi Hidrokarbon bersifat abstrak karena disajikan dalam bentuk teori sehingga memerlukan pemikiran yang abstrak untuk memahami konsep – konsep dalam materi tersebut. Siswa juga dapat mengambil kesimpulan dari gejala – gejala yang diamati sehingga mmerlukan pemikiran yang abstrak. Misalnya siswa mengamati kejadian kebakaran yang dapat menimbulkan asap, bau dan warna hitam. Dalam hal ini siswa berpikir tentang gejala apa yang menimbulkan adanya warna hitam dan reaksi apa yang terjadi pada proses kebakaran tersebut, sehingga siswa mampu menemukan jawaban dari peristiwa yang dialami. Sedangkan materi Hidrokarbon yang bersifat konkrit dapat dilakukan percobaan langsung di laboratorium, tetapi dalam penelitian ini percobaan di laboratorium diganti dengan menggunakan media aminasi untuk mengidentifikasi unsur – unsur dalam senyawa commit to user 78 karbon. Dalam hal ini siswa dituntut untuk berpikir konkrit, akan tetapi bagi siswa yang sudah mempunyai pengetahuan terlebih dahulu dari materi ini maka akan mempermudah siswa dalam mempelajari materi tersebut. Materi Hidrokarbon ini berisi tentang konsep-konsep dan teori-teori dimana keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar akan menanamkan konsep yang lebih kuat jika dibandingkan dengan siswa yang hanya mendengarkan keterangan dari guru saja dan materi ini juga memerlukan daya pemahaman serta daya hafalan yang cukup. Materi hidrokarbon memerlukan daya pemahaman dan daya hafalan yang cukup, sehingga diperlukan suatu metode yang dapat membantu mempermudah cara belajar siswa. Model pembelajaran yang tepat untuk melibatkan keaktifan siswa adalah model kooperatif. Dalam penelitian ini, model pembelajaran kooperatif yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif metode TGT Teams Games Tournaments dengan menggunakan permainan Teka-Teki Silang dan Roda Impian. TGT merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan mengelompokan siswa dan setiap kelompok terdiri dari siswa yang termasuk dalam klasifikasi tinggi dan rendah. Kemudian siswa tersebut melakukan kegiatan belajar bersama membahas materi hidrokarbon. Dengan cara tersebut siswa yang termasuk dalam kategori rendah dapat terpacu dengan siswa yang termasuk dalam kategori tinggi. Peningkatan prestasi akademik, kemampuan bersosial tinggi dan penerimaan yang luas dari teman - teman yang berbeda berdasarkan jenis kelamin, latar belakang sosial, etnis, kemampuan akademik siswa dan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran akan tampak dari cara bertindak, memperhatikan dan melakukan kegiatan – kegiatan yang berhubungan dengan mata pelajaran tersebut. Belajar sambil bermain dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. commit to user 79 Teka-Teki Silang dan Roda Impian merupakan permainan yang berbeda dalam teknik menjawab dan daya tariknya. TTS merupakan permainan yang sudah umum di masyarakat sehingga siswa diasumsikan akan memberikan respon yang biasa saja. Sedangkan Roda Impian merupakan permainan yang jarang ditemui di masyarakat. Biasanya permainan ini digunakan pada acara kuis di tempat hiburan. Oleh karena itu, siswa menjadi penasaran dan tertarik untuk ikut dalam permainan. Bermain Roda Impian diperlukan persiapan yang cukup baik materi maupun mental. Untuk itu, diharapkan semua siswa belajar lebih giat. Berdasarkan pemikiran diatas diduga metode pembelajaran TGT dengan menggunakan permainan teka - teki silang dan roda impian akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. 2. Pengaruh kemampuan awal siswa tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar kimia. Kemampuan awal adalah kemampuan yang dimiliki siswa dari apa yang dulu dipelajari sebagai dasar untuk mempelajari materi baru. Kemampuan awal siswa merupakan faktor intern yang dapat menentukan keberhasilan dan gagalnya belajar seorang siswa. Proses pembelajaran baik itu dikelas maupun di laboratorium memerlukan kemampuan awal agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan teori Ausubel, dimana dalam proses belajar siswa dapat mengaitkan informasi-informasi baru dengan pengetahuan lamanya yang ada dalam struktur kognitif siswa. Kemampuan awal menggambarkan kesiapan siswa dalam menerima pelajaran yang akan diberikan. Kemampuan awal yang dimiliki siswa mencerminkan : a. apakah siswa telah mempunyai ketrampilan atau pengetahuan yang merupakan prasyarat untuk mengikuti pelajaran, tanpa adanya kemampuan commit to user 80 awal atau tes prasyarat ini siswa tidak dapat diharapkan mampu mengikuti pelajaran dengan baik; b. sejauh mana siswa telah mengetahui materi yang akan disajikan. Dalam penelitian ini kemampuan awal yang digunakan adalah materi ikatan kimia khususnya sub bab ikatan kovalen karena materi ikatan kimia khusnya ikatan kovalen itu sangat berkaitan dan sebagai modal dasar untuk mempelajari materi hidrokarbon. Adanya tingkat pengetahuan yang telah dimiliki siswa atau kemampuan awal siswa maka dalam mempelajari informasi-informasi baru akan mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa. Jika kemampuan awal sudah berbeda, maka dimungkinkan hasil pembelajaran juga berbeda. Karena itu perbedaan kemampuan awal juga dapat mempengaruhi perbedaan prestasi belajar siswa, sehingga diduga siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi akan mencapai prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah. 3. Pengaruh motivasi belajar siswa tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar kimia Motivasi merupakan suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga dapat mencapai tujuan tertentu. Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Tinggi rendahnya motivasi dapat mempengaruhi pula tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Ciri – ciri siswa yang mempunyai motivasi tinggi seperti: a. Tekun menghadapi tugas dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai; b. Ulet menghadapi kesulitan tidak lekas putus asa. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin tidak cepat puas dengan prestasi yang telah commit to user 81 dicapainya; c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah “untuk orang dewasa misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak kriminal,amoral, dan sebagainya; d. Lebih senang bekerja sendiri; e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif; f. Dapat mempertahankan pendapatnya kalau sudah yakin akan sesuatu; g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya itu; h. Senang mencari dan memecahkan soal-soal. Keadaan siswa yang mengikuti pembelajaran memiliki motivasi yang beragam. Motivasi belajar siswa dapat berasal dari dalam diri motivasi internal atau luar motivasi eksternal. Kedua jenis motivasi tersebut tentu dapat mempengaruhi kegiatan belajar siswa sehingga dapat berpengaruh pula pada prestasi belajar. Siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi akan lebih mudah dalam menerima pelajaran materi hidrokarbon daripada siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah. Siswa dengan motivasi belajar tinggi diduga akan mempunyai prestasi belajar materi hidrokarbon yang lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar rendah. 4. Interaksi antara penggunaan TGT dengan permainan TTS dan Roda Impian dengan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar kimia Siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi apabila dikenai pengajaran dengan metode TGT menggunakan permainan teka-teki silang akan mempunyai perbedaan prestasi belajar dengan siswa yang mempunyai kemmapuan awal tinggi tetapi dikenai pengajaran dengan metode TGT menggunakan roda impian. Sebaliknya siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah yang diajar dengan commit to user 82 metode TGT menggunakan permainan roda impian akan mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dikenai pengajaran dengan metode TGT menggunakan permainan teka-teki silang karena suasana turnamen dalam permainan roda impian lebih menyenangkan dan dalam bermain roda impian motivasi siswa lebih besar. Dilihat juga dari karakteristik permainannya, pada permainan teka-teki silang siswa dituntut untuk memiliki daya ingat yang tinggi, hal ini dikarenakan dalam permainan teka-teki silang, siswa harus bisa menghubungkan antara huruf-huruf yang tersedia membentuk kata yang diinginkan yang jumlah hurufnya sudah ditentukan, jika ada kesalahan sedikit saja dalam penulisan jawaban, maka jawabannya dianggap salah. Berbeda halnya dengan permainan roda impian, dimana dalam permainan ini, siswa tidak dituntut untuk memberikan jawaban yang jumlah hurufnya sudah ditentukan seperti jawaban yang diinginkan dalam teka-teki silang. Hal ini juga dapat dilihat, bahwa materi hidrokarbon terdiri dari konsep - konsep misalnya klasifikasi hidrokarbon, dimana dalam pengklasifikasian hidrokarbon mempelajari ikatan yang terjadi pada rantai karbon. Misalkan saja diinginkan jawaban dari salah satu penggolongan hidrokarbon, maka dalam permainan teka-teki silang siswa harus benar-benar bisa menulis jawaban yang tersusun dari huruf-huruf yang diinginkan sedangkan dalam permainan roda impian, meskipun jawabannya tidak lengkap tapi jawaban yang dimaksud benar, maka jawaban tersebut akan dianggap benar. Dari uraian pemikiran diatas, diduga terdapat interaksi antara penggunaan metode TGT menggunakan permainan teka- teki silang dan roda impian dengan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar pada materi hidrokarbon. 5. Interaksi antara penggunaan TGT dengan permainan TTS dan Roda Impian commit to user 83 dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar kimia Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi apabila dikenai pengajaran dengan metode TGT menggunakan permainan teka-teki silang akan mempunyai perbedaan prestasi belajar dengan siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi tetapi dikenai pengajaran dengan metode TGT menggunakan roda impian. Sebaliknya siswa yang memiliki motivasi belajar rendah yang diajar dengan metode TGT menggunakan permainan roda impian akan mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dikenai pengajaran dengan metode TGT menggunakan permainan teka-teki silang. Interaksi penggunaan metode TGT dengan motivasi belajar siswa terlihat pada saat diskusi dan permainan. Dalam mengisi teka-teki silang ini, siswa memerlukan kesabaran, kefokusan dalam konsentrasi serta pengetahuan dalam penguasaan kosa kata. Saat siswa mulai mencocokkan urutan pertanyaan dengan letak kotak secara mendatar atau menurun sesungguhnya hal tersebut mengasah kecekatan, dimana kegiatan ini memerlukan koordinasi mata dan tangan. Pada saat itulah siswa membiasakan diri untuk berkonsentrasi agar menuliskan jawaban pada kotak yang tepat. Ada kalanya siswa menemukan pertanyaan yang sangat mudah namun bukan tak mungkin dia terhadang kesulitan. Hal ini tentu dapat dijadikan keuntungan jika mereka jeli melihatnya. Karena di tengah kesulitannya menemukan jawaban yang harus diisi ke dalam deretan kotak tersebut, sesungguhnya tanpa disadari siswa tengah belajar untuk bersabar dalam mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Jadi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan mempunyai kesabaran serta keuletan dalam bermain, kemungkinan tepat diterapkan dengan metode pembelajaran TGT menggunakan permainan teka-teki silang, sedangkan siswa yang memiliki motivasi commit to user 84 belajar rendah kemungkinan tepat diterapkan dengan metode pembelajaran TGT menggunakan roda impian, karena dengan permainannya yang menarik, siswa lebih termotivasi untuk menjawab pertanyaan. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diduga kemungkinan terdapat interaksi antara penggunaan metode TGT menggunakan permainan teaka – teki silang dan roda impian dengan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar kimia materi hidrokarbon. 6. Interaksi antara kemampuan awal siswa dengan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar kimia Pada pengajaran materi hidrokarbon dengan memperhatikan kemampuan awal dan motivasi belajar siswa, dimungkinkan terdapat interaksi antara kemampuan awal dengan motivasi belajar siswa. Karena siswa dengan kemampuan awal yang tinggi, dimungkinkan juga akan memiliki motivasi belajar yang tinggi karena kemampuan awal yang tinggi dapat menjadikan siswa lebih mudah menguasai materi pembelajaran. Dengan demikian prestasi belajar siswa juga tinggi. Demikian pula, dengan motivasi belajar yang tinggi menjadikan siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Dengan kemampuan awal yang tinggi dan ditunjang dengan motivasi belajar yang tinggi menjadikan siswa benar – benar berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Jadi diduga terdapat interaksi antara kemampuan awal dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar kimia materi pokok hidrokarbon. 7. Interaksi antara penggunaan TGT dengan kemampuan awal siswa dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar kimia Bertolak dari uraian sebelumnya yaitu kemungkinan siswa yang menerima pembelajaran dengan metode pembelajaran TGT menggunakan permainan roda commit to user 85 impian memiliki prestasi belajar kimia yang lebih baik daripada siswa yang diajar dengan metode TGT menggunakan permainan teka-teki silang dan siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi memiliki prestasi belajar kimia yang lebih baik daripada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah, serta dilihat dari karakteristik kedua metode pembelajaran yang mana faktor kemampuan awal dan motivasi belajar mempunyai peran yang sama dalam proses kegiatan belajar mengajar, sehingga dimungkinkan apapun metode pembelajaran yang diterapkan, baik metode TGT menggunakan permainan roda impian atau metode TGT menggunakan teka-teki silang, siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi akan memiliki prestasi belajar kimia yang lebih baik daripada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah. Sebaliknya berapapun tingkat kemampuan awal, baik tinggi maupun rendah, siswa yang menerima pembelajaran dengan metode pembelajaran TGT menggunakan permainan roda impian akan memiliki prestasi belajar kimia yang lebih baik daripada metode pembelajaran TGT menggunakan permainan teka-teki silang. Begitu pula dengan motivasi belajar siswa, apapun metode pembelajaran yang diterapkan, baik metode TGT yang menggunakan permainan roda impian atau metode TGT yang menggunakan teka - teki silang, siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan memiliki prestasi belajar kimia yang lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Sehingga dapat diduga bahwa terdapat interaksi antara metode pembelajaran, kemampuan awal dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar kimia materi hidrokarbon.

D. Hipotesis