39
Sementara itu, ada faktor yang lain di samping kondisi kejiwaan anak. Faktor tersebut adalah figure dan kedudukan orang tua dalam keluarga.
2.4.2 Figur dan Kedudukan Orang Tua dalam Keluarga
Sebagai mana telah di jelaskan pada bab I bahwasanya setiap anggota keluarga memiliki fungsi-fungsi tertentu, dalam hal ini fungsi orang tua sangat di
perhatikan dalam pengembangan dan pembentukan sifat seorang anak dalam rumah tangga. Banyak yang memandang bahwasanya asuhan orang tua terfokus
kepada seorang ibu saja, sebagai mana yang telah kita ketahui di bab I seorang ayah juga sangat penting dalam pembentukan sifat seorang anak dalam sebuah
rumah tangga. Berikut merupakan sebuah pendapat dari Inamura sehubungan dengan figure ayah terhadap permasalahan kateinai boryouku.
Dari sudut lingkungan rumah tangga yang memicumunculnya kateinai boryouku, ada satu lagi faktor penyebab yang besar. Faktor itu adalah,keberadaan ayah yang
memudar di dalam rumah tangga. Dalam psikologis sejak dahulu,ayah dianggap sebagai symbol dari otoritas dan kekuatan. Akan tetapi, yang menjadi masalah
adalah bahwa hal tersebut tidak terdapat lagi di dalam rumah tangga. Ayah yang seperti ini, tidak bisa memenuhi tanggung jawab sebagai orang tua terhadap
anaknya, kebanyakan merekahanya tenang dan baik hati tetapi tidak punya spirit, atau ada juga kasus seperti mereka jarang berada di rumah karena pergi berdinas
ke tempat lain dalam waktu yang lama. Dengan kata lain, baik psikis maupun psikologis, ayah tidak punya existensi.
Universitas Sumatera Utara
40
Di dalam sebuah rumah tangga, perceraian dan kematian juga bisa menimbulkan fusei ketsujo atau kurangnya figure ayah. Dalam rumah tangga yang ada hanya
ada ibu dan anak, atau juga sebaliknya ketika ibu meninggal yang ada hanya ayah dan anak. Kebanyakan kasus yang telah di jelaskan bahwasanya didalam kelurga
jepang sang ayah biasanya mendapat kasus tidak adanya existensi di dalam rumah dan biasanya bersifat apatis dalam pengasuhan anak. Begitu juga kasus yang di
hadapi seorang ibu adalah biasanya seorang ibu kebanyakan terlalu memanjakan taupun memaksakan kehendak terhadap seorang anak, yang memungkinkan
membuat seorang anak merasa stress atau frustasi di mana telah di jelaskan bahwasanya rasa stress dan frustasi dapat memicu terjadinya kateinai boryouku.
Ketika seorang ayah ataupun ibu tidak lagi memiliki vigur ataupun kedudukan dalam rumah tangga, sudah dapat di pastikan keadaan rumah tangga
itu tidak lagi memiliki hubungan batin yang kuat antara sesama anggota keluarga dan ketika sebuah keluarga tidak memiliki itu, keluarga tersebut rentan akan
permasalahan kateinai boryouku.
2.4.3 Pengaruh Norma Agama dan Masyarakat