72
4.2 Saran
Pelaku dari kekerasan ini kateinai boryouku adalah anak-anak yang berumur 20 tahun kebawah. Sebagaimana anak dibawah umur 20 sangat
memerlukan perhatian dan pengendalian dalam bertingah laku, sebagai mana kita ketahui dalam usia tersebut seorang anak mengalami masa puberitas. Biasanya di
saat-saat puber ini anak-anak sangat terlihat bertingkah laku sedikit ekstrim, hanya mau bersenang-senang dan terlihat labih. Dan dimasa ini pula anak remaja sangat
rentan menghadapai masalah-masalah, sehingga di seharusnya di masa-masa ini diperlukannya perhatian yang lebih namun sewajarnya tanpa terlalu ikut campur
dalam urusan mereka, sebagai mana yang di ungkapkan Inamura sebaiknya biarkan mereka beristirahat secara fisik maupun mental, karna mereka benar-
benar membutuhkannya. Kateinai boryouku ini terjadi dalam sebuah rumah tangga yang
kurang harmonis , sebagai mana telah di jelaskan di atas. Dengan demikian ada baiknya permasalahan kateinai boryouku ini di selesaikan ataupun di cegah
dalam rumah tangga, karna pemicu utama dalam munculnya kateinai broyouku ini adalah kondisi dan keadaan sebuah rumah tangga tersebut.
Dan yang menjadi peran penting dalam penanganan dan pencegahan kateiani boryouku ini adalah kedua orang tua. Dimana orang tualah yang menjadi
pemandu dan pemersatu dalam sebuah keluarga.
Universitas Sumatera Utara
19
BAB II KATEINAI BORYOUKU DALAM RUMAH TANGGA
DI JEPANG
2.1 Pengertian Kateinai Boryouku
Secara harfiah kateinai boryouku merupakan berbagai bentuk kekerasan yang terjadi di dalam sebuah rumah tangga. Jika di lihat dari frase kanji yang
membentuk kateinai boryouku mengandung makna di dalam frase tersebut. Kateinai boryouku mengandung dua frase kanji yaitu kateinai
家 庭
内 yang
bermakna di dalam rumah tangga, dan boryouku 暴 力
yang bermakna kekerasan.
Di dalam the great japans dictionary terbitan kondansha juga terdapat pengertian kateinai boryouku yaitu kekerasan yang di lakukan anak remaja atau
anak di bawah umur terhadap orang tuanya. Pada umumnya kasus kateinai boryouku ini merupakan kekerasan yang terjadi di dalam rumah tangga, namun
khususnya sejak tahun 1997 kateinai boryouku merujuk pada kasus kekerasan yang di lakukan anak terhadap orang tua, mulai menonjol di dalam kalangan
masyarakat dan kemudian pada awal tahun 1980-an istilah kateinai boryouku di pergunakan secara umum. Sebelumnya konsep dan sebutan seperti ini tidak ada
karna kasus ini relative baru di dalam masyarakat jepang. Kemungkinan istilah ini dulunya di gunakan kepada kasus kekerasan antara suami-istri atau orang tua-anak
yang di dalamnya terkandung arti kekerasan yang di lakukan oleh orang yang kuat
Universitas Sumatera Utara
20
ataupun yang berkuasa terhadap orang yang lemah atau pun di bawah taraf. Pengertian seperti ini jelas sangat berbeda dengan pengertian kateinai boryouku
yang sekarang di gunakan, di mana fenomena yang muncul sekarang adalah kateinai boryouku di mana pelaku kekerasan tersebut adalah seorang anak
terhadap orang tua, si lemah anak terhadap orang tua kuat. Pengertian kateinai boryouku yang di gunakan di jepang saat ini adalah seorang anak yang melakukan
kekerasan terhadap orang tua ataupun terhadap anggota keluarga yang lain. Dan pengertian yang seperti ini lah yang di gunakan saat ini di jepang.
Kekerasan ini juga bermacam-macam bentuknya bisa berupa bentuk kekersan terhadap fisik ataupun penghancuran terhadap barang-barang bahkan
pengucapan kata-kata kasar dan tidak etis kepada anggota keluarga, terutama kepada orang yang seharusnya di hargai di dalm sebuah rumah tangga yaitu, ayah-
ibu ataupun kakek nenek dan kakak-abang. Di berbagai kasus tertentu bentuk kekerasan ini sangat kejam dimana sang korban bisa saja mengaalami luka fisik
maupun psikologis yang parah, adakalanya kasus ini berlangsung dalam jangka waktu yang panjang umumnya kepada anggota keluarga yang seharusnya di
hormati namun lemah dalam fisik, yaitu seorang ibu yang lemah ataupun seorang ibu yang telah lanjut usia, sedangkan kasus kekerasan terhadap ayah jarang sekali
terjadi. Namun tetap saja kasus ini merambat terhadap anggota keluarga yang lain yang ingin membela atau menyelamatkan sang korban kekersan dan biasanya
kepada kakak perempuan ataupun sang ayah yang rela menerima kekerasan fisik demi menyelamatkan sang korban.
Universitas Sumatera Utara
21
2.2 Jenis-Jenis Kateinai Boryouku