38 kekayaan intelektual, pengembangan infrastruktur, perpajakan dan e-
commerse. 3.
Menuju suatu kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata melalui pengembangan UKM dan program-program Initiative for ASEAN Integration
IAI. 4.
Menuju integrasi penuh pada ekonomi global dengan pendekatan yang koheren dalam hubungan ekonomi luar kawasan serta mendorong
keikutsertaan dalam jejaring produksi global global supply network. Empat Pilar Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA, yaitu:
1. ASEAN sebagai pasar tunggal dan kesatuan basis produksi yang mana akan
menerapkan aliran bebas barang dan jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan modal.
2. Kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi dimana dikembangkan kebijakan
kompetisi, e-commerce,
perpajakan, pengembangan
infrastruktur, perlindungan konsumen, dan intellectual property right.
3. Pertumbuhan ekonomi yang merata.
4. Integrasi ke perekonomian global dengan partisipasi di jaringan rantai pasar
global.
2.4.1. Tantangan Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
Adapun tantangan Indonesia dalam mengahadapi MEA menurut laporan Kementrian PPN Bappenas antara lain adalah:
1. Masih banyaknya yang belum memahami MEA. Masih rendahnya
pemahaman dan pengetahuan terhadap MEA di berbagai stakeholders, baik Pemerintah Pusat, Daerah, pengusaha, akademisi, maupun masyarakat. Hasil
Universitas Sumatera Utara
39 survei yang dilakukan Benny dan Kamarulnizam 2011, Indonesian
Perceptions and Attitudes toward the ASEAN Community, dalam laporan Kementrian PPN Bappenas 2014 terhadap 399 responden di 5 kota besar
menunjukkan bahwa hanya 39 mengetahui MEA akan diimplementasi diakhir tahun 2015.
2. Belum siapnya daerah untuk menghadapi MEA. Hal ini ditandai oleh masih
banyaknya pemerintah daerah yang belum menyiapkan kerangka regulasi, kebijakan ataupun program, masih belum optimalnya koordinasi antara pusat
dan daerah maupun koordinasi antara pemerintah dan swasta, serta masih kurangnya promosi MEA di pusat dan daerah.
2.4.2. Strategi Pemerintah Pusat Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
Strategi pemerintah pusat dalam menghadapi MEA tertuang dalam RKP 2014 dengan isu strategis tentang peningkatan pemahaman dan kesiapan Indonesia dalam
menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA 2015, dimana arah kebijakan berfokus pada:
1. Peningkatan kesiapan Indonesia dalam menghadapi MEA yang antara lain
mencakup kesiapan standar produk. 2.
Pelaksanaan dan pemenuhan komitmen Cetak Biru MEA. 3.
Peningkatan pemahaman sektor swasta dan masyarakat tentang keberdaan dan manfaat MEA.
2.4.3. Strategi Daerah Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
1. Meningkatkan Daya Saing Produk Unggulan Daerah
Universitas Sumatera Utara
40 a.
Meningkatkan kualitas dan nilai tambah produk-produk unggulan daerah -
Kerjasama riset dengan universitas -
Mendukung UKM dalam pengembangan produk dan kemasan -
Mengembangkan produk daerah yang berorientasi ekspor b.
Mendorong ekspansi dan promosi produk unggulan baik barang dan jasa -
Memfasilitasi dan mendorong eksportir untuk mengembangkan pasar di ASEAN
- Memberikan fasilitasi promosi bagi UKM
- Meningkatkan jaringan kerjasama dan mitra usaha dengan negara
ASEAN 2.
Mendorong Investasi di Daerah a.
Menyederhanakan prosedur, mempersingkat waktu, serta transparansi proses perijinan investasimemulai usaha
b. Menciptakan iklim investasi yang kondusif di daerah melalui tata kelola
investasi, kualitas sumber daya manusia dan kualitas pelayanan dan perijinan
c. Mengoptimalkan kinerja dan efektivitas pelayanan terpadu satu pintu
PTSP d.
Meningkatkan promosi sektor unggulan yang belum menjadi target investasi
3. Meningkatkan Daya Saing Sumber Daya Manusia Daerah
a. Meningkatkan utilisasi Balai Pelatihan Tenaga Kerja di Daerah
b. Bekerjasama dengan lembaga sertifikasi di daerah untuk meningkatkan
kualitas dan kompetensi pekerja sehingga diakui di dunia internasional 4.
Meningkatkan Ketersediaan Infrastruktur Daerah
Universitas Sumatera Utara
41 a.
Meningkatkan proporsi anggaran daerah untuk pembangunan sistem transportasi dan infrastruktur yang terintegrasi, yaitu jalan raya, pelabuhan,
dan bandara, serta ketersediaan pasokan energi dan listrik untuk mendukung keterhubungan antar provinsi di Indonesia.
b. Mengoptimalkan peran dan kerjasama dengan swasta dalam
pengembangan infrastruktur
melalui mekanisme
Public-Private Partnership PPP.
5. Meningkatkan Sinkronisasi Kebijakan Pusat-Daerah dalam kerangka regulasi,
kebijakan dan program pusat dan daerah dalam menghadapi MEA.
2.5. Badan Penanaman Modal Kota Medan