93 Sayangnya pelaksanaan promosi oleh BPM Kota Medan masih terbatas, hal
ini menurut Ibu Hj. Hotnita, SE. selaku Kepala Bidang Pengembangan dan Kerjasama Wawancara dengan Ibu Hj. Hotnita, SE., kamis 28 April 2016 dikarenakan kajian
mengenai potensi penanaman modal dan peluang investasi kota Medan masih minim. Menurut beliau hal tersebut karena terbatasnya dukungan kerangka studi, instrumen
analisis dan studi lapangan yang dilakukan sebagai profil potensi investasi yang akan dipromosikan.
5.1.2. Lingkungan Eksternal BPM Kota Medan
Lingkungan eksternal dapat dikatakan sebagai variabel lingkungan yang berasal dari luar organisasi. Komponen tersebut cenderung berada diluar jangkauan
organisasi, sehingga organisasi tidak bisa melakukan intervensi terhadap variabel tersebut. Namun dapat mempengaruhi organisasi, baik yang bersifat positif maupun
negatif. Lingkungan eksternal bersifat kompleks dan selalu berubah dari waktu ke waktu sehingga diperlukan adaptasi dari organisasi terhadap lingkungannya agar
mampu bertahan dan bersaing.
1. Aspek Politik
Faktor politik yang dimaksud dalam hal ini adalah analisis terhadap kebijakan atau perubahan politik yang terjadi dan memberi pengaruh terhadap organisasi dalam
menjalankan aktivitasnya, termasuk dalam hal perumusan strategi BPM Kota Medan. Salah satu aspek lingkungan eksternal yang sangat berpengaruh terhadap daya kerja
organisasi publik adalah yang berhubungan dengan kondisi politik baik pada tingkat lokal, nasional maupun kondisi politik global. Perkembangan terhadap arah dan
kondisi politik menjadi sangat penting karena berbagai perubahan dalam tatanan politik akan mempunyai implikasi terhadap perumusan kebijakan.
Universitas Sumatera Utara
94 Dalam hal kebijakan daerah tentang penanaman modal, pemerintah Kota
Medan masih terus memantau perkembangan kebijakan pusat terkait penanaman modal, pembentukan Pelayanan terpadu Satu Pintu Bidang Penanaman Modal
merupakan salah satu gebrakan yang mempermudah proses pengurusun izin investasi. Pemerintah daerah juga terus memantau kebijakan isentif penanaman modal yang
dikeluar oleh pemerintah pusat sehingga kebijakan daerah sejalan dengan kebijakan pusat. Berbagai terobosan telah dilakukan Pemerintah Kota untuk dapat menarik
minat investor, mulai dari penyempurnaan pelayanan perizinan investasi sampai kepada pemberian isentif baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung..
Berbagai langkah debirokasi dan deregulasi terus dilanjutkan untuk menciptakan efisiensi berusaha dan berinvestasi termasuk konsistensi aturan dan kepastian hukum
untuk meminimalisir ketidakpastian berusaha bagi investasi asing. Dalam operasionalisasinya, berbagai langkah telah dilakukan Pemerintah Kota Medan
adalah: a.
Pembentukan Badan Penanaman Modal kota Medan Perda No.3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota
Medan. b.
Melaksanakan kerjasama dalam bidang perdagangan dan investasi dalam wadah IMT-CT dan Sister City.
c. Mengusahakan isentif dan kemudahan melalui Pemerintah Pusat dengan
pemberian: 1
Fasilitas Isentif Fiskal UU No. 25 tahun 2007 pasal 18 ayat 4 2
Fasilitas Pajak Penghasilan Peraturan Pemerintah No. 62 tahun 2008 tentang Perubahan atas PP No. 1 Tahun 2007 tentang Fasilitas Pajak
Universitas Sumatera Utara
95 Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha tertentu
danatau di Daerah-Daerah Tertentu. 3
Fasilitas Pembebasan Pajak Pertambahan Nilai Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas PP No.12 Tahun 2007
Tentang impor DanAtau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu Yang Bersifat Strategis Yang Dibebaskan dari Pengenaan PPN
4 Fasilitas Bea Masuk Permenkeu No. 176PMK.0112009 tentang
Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Mesin Serta barang dan Bahan Untuk pembangunan Atau Pengembangan Industri Dalam Rangka Penanaman
Modal Dapat disimpulkan bahwa terbentuknya Badan pelayanan Perizinan Terpadu
di Kota Medan mempermudah perizinan investasi sehingga mampu meminimalisir waktu pengurusan izin dan memaksimalkan pelayanan perizinan.
Salah satu masalah penting yang dihadapi daerah saat ini, termasuk dikota Medan adalah seringnya pemerintah pusat mengganti peraturan-peraturan yang terkait
dengan pengelolaan keuangan, perizinan, aspek-aspek terkait investasi, sehingga daerah harus segera menyesuaikan dengan peraturan yang baru. Hal tersebut
menyulitkan pemerintah daerah khususnya BPM Kota Medan menyesuaikan peraturan dikarenakan kurangnya koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah
sehingga pada saat kebijakan baru dimana pemerintah daerah masih sulit menerapkannya, telah dikeluarkan kembali kebijakan baru lagi oleh pemerintah pusat
sehingga kebijakan tersebut tidak dapat direalisasikan secara maksimal. Selain itu kesulitan dalam penerapan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat
didaerah terkendala karena kesiapan sumber daya manusia dan saran dan prasarana yang belum memadai.
Universitas Sumatera Utara
96
2. Aspek Ekonomi