Penanaman Modal Dalam Negeri

80 2010 sehingga dirasa cukup jelas dijabarkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dasar hukum pelakasanan tugas BPM Kota Medan telah kuat dan legal.

5. Pelayanan Penanaman Modal

Sesuai dengan Surat Edaran Bersama SEB Menteri Dalam Negeri, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal BKPM tanggal 15 September 2010 tentang sinkronisasi Pelaksanaan Pelayanan Penanaman Modal di daerah, yangmana meminta kepada GubernurWalikotaBupati melimpahkan sepenuhnya kewenangan pemberian perizinan dan non perizinan di bidang penanaman modal yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi kepada PDPPM dan kewenangan pemerintah kabupatenkota kepada PTSP. Sesuai dengan SEB tersebut dan berdasarkan Perpres Nomor 27 Tahun 2009 tentang tentang pembentukan PTSP, pelayanan perizinan penanaman modal kota Medan telah dilimpahkan kepada PTSP. Hal ini bertujuan untuk membantu penanam modal dalam memperoleh kemudahan pelayanan, fasilitas fiskal, dan informasi mengenai penanaman modal, dengan cara mempercepat, menyederhanakan pelayanan, dan meringankan atau menghilangkan biaya pengurusan perizinan dan non perizinan. Adapun langkah-langkah dan prosedur pengurusan izin penanaman modal adalah sebagai berikut:

a. Penanaman Modal Dalam Negeri

1 Kegiatan Persiapan a Calon penanaman modal yang akan mengadakan usaha dalam rangka penanaman modal dalam negeri, terlebih dahulu mempelajari daftar usaha yang tertutup bagi penanaman modal. Universitas Sumatera Utara 81 b Setelah mengadakan penelitian yang cukup mengenai bidang usaha yang terbuka dan ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan, calon penanaman modal mengajukan permohonan penanaman modal kepada Menteri InvestasiKepala BKPM dengan mengajukan tatacara yang ditetapkan oleh MenteriKepala BKPM. c Apabila permohonan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta persyaratan penanaman modal dalam negeri yang berlaku, Menteri InvestasiKepala BKPM akan mengeluarkan surat persetujuan prinsip. Kewenangan pemberian persetujuan dan perizinan pelaksanaan penanaman modal tersebut dapat dilimpahkan kepada Gubernur dan selanjutnya Gubernur melimpahkan kewenangan penugasan kepada Ketua BKPM daerah. 2 Pedoman dan Tata Cara Permohonan a Calon Penanaman penanaman modal yang akan melakukan kegiatan penanaman modal dalam rangka penanaman modal dalam negeri wajib mengajukan permohonan penanaman modal kepada;  Menteri Investasi Kepala BKPM  Ketua BKPMD setempat b Penanaman modal yang telah memperoleh surat persetujuan yang dikeluarkan oleh BKPMD setempat, wajib mengajukan permohonan untuk memperoleh perizinan pelaksanaan penanaman modal yang diperlukan untuk melaksanakan penanaman modalnya. c Permohonan izin pelaksana tersebut diajukan kepada: Universitas Sumatera Utara 82  Menteri Investasi Kepala BKPM, bagi yang memperoleh persetujuan penanaman modal dari Menteri Investasi Kepala BKPM atau dari Menteri Luar Negeri dalam hal ini Kepala Perwakilan RI setempat atau Ketua BKPMD setempat, bagi yang memperoleh persetujuan penanaman modal dari ketua BKPMD setempat atau Kepala Perwakilan RI setempat.  Badan Pengelolaan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu KAPET bagi proyek-proyek yang berlokasi di Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu d Dalam mengajukan permohonan PMDN dan PMA, calon penanaman modal berpedoman kepada:  Daftar bidang usaha yang tertutup bagi penanaman modal  Bidang usaha jenis usaha yang terbuka untuk usaha menengah atau usaha besar dengan syarat kemitraan 3 Permohonan Penanaman Modal Baru a Pemohon  Perseroan terbatas;  Commanditaire Vennootschap CV;  Firma Fa;  Badan Usaha Koperasi;  BUMN, BUMD atau perorangan. b Permohonan diajukan kepada  MeninvesKepala BKPM;  Ketua BKPMD setempat; Universitas Sumatera Utara 83  MeninvesKepala BKPM, dalam hal ini permohonan penanaman modal baru tersebut berlokasi di dua Provinsi atau lebih. Permohonan penanaman modal baru tersebut diajukan sebanyak dua rangkap dengan menggunakan formulasi model UPMDN; c Persetujuan Persetujuan permohonan penanaman modal dikeluarkan oleh MeninvesKepala BKPM dalam bentuk surat persetujuan penanaman modal dalam negeri yang disampaikan kepada pemohon dengan tembusan kepada instansi terkait, yaitu:  Menteri Dalam Negeri;  Menteri yang membina bidang usaha penanaman modal yang bersangkutan;  Menteri Keuangan;  Menteri Agraria;  Menteri Lingkungan HidupKepada Bappedal;  Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah;  Gubernur Bank Indonesia;  Gubernur Kepala Daerah Provinsi yang bersangkutan;  Direktur Jendral Pajak;  Teknis Pajak;  Direktur Jendral Bea dan Cukai;  Direktur Jendral Hukum dan Perundang-Undangan;  Ketua BKPMD yang bersangkutan;  Kepala Dinas Instansi Teknis. Universitas Sumatera Utara 84 Sementara itu persetujuan atas permohonan yang diajukan kepada Ketua BKPMD setempat, dikeluarkan oleh Ketua BKPMD untuk Gubernur Kepala Daerah Provinsi atas nama MeninvesKepala BKPM dalam bentuk surat persetujuan penanaman modal dalam negeri, yang disampaikan kepada pemohon dengan tembusan kepada instansi terkait, yaitu:  Meninves Kepala BKPM;  Menteri Dalam Negeri;  Direktur Jenderal Hukum dan Perundang-undanagan;  Gubernur Kepala Daerah Provinsi yang bersangkutan;  Bank Indonesia setempat;  Kanwil Departemen Teknis setempat yang membina bidang usaha penanaman modal yang bersangkutan;  Kanwil Direktorat Pajak setempat;  Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai setempat;  Kanwil Badan Pertahanan Nasional setempat;  Kanwil Departemen Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah setempat;  Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah setempat;  Bupati Walikota madya Kabupaten Kota Lokkasi Kegiatan Penanaman Modal yang bersangkutan. d Waktu Penerbitan Surat Persetujuan Persetujuan atas penanaman modal tersebut diterbitkan selambat-lambatnya sepuluh hari sejak permohonan yang telah lengkap dan benar diterima. e Sanksi Universitas Sumatera Utara 85 Apabila dalam jangka waktu tiga tahun terhitung sejak tanggal SP- PMDN dikeluarkan tidak ada realisasi proyek dalam bentuk kegiatan nyata, baik dalam bentuk administrasi ataupun dalam bentuk fisik, SP- PMDN tersebut batal dengan sendirinya. Penetapan jangka waktu penyelesaian proyek yang tercantum surat persetujuan penanaman modal, disesuaikan dengan skala investasi bidang usaha.

b. Penanaman Modal Asing