118 Maka dapat ditegaskan, bahwa penelitian Titin Ekowati dengan apa
yang dibahas penulis baerbeda.
C. Kerangka Berpikir
Karya sastra merupakan cerminan realitas kehidupan masyarakat.Untuk memahami dan menangkap makna karya sastra maka dibutuhkan sebuah
pendekatan. Pendekatan sosiologi sastra yaitu metode pengkajian sastra yang berorientasi kepada pandangan bahwa karya sastra adalah mimesis atau tiruan
terhadap kenyataan . Sasaran pendekatan sosiologi sastra yang digunakan dalam penelitian ini adalah perpaduan antara sosiologi pengarang yang membicarakan
latar belakang, status sosial pengarang, ideologi sosial pengarang, dan pengarang sebagai subyek kolektif penghasil karya sastra. Sasaran pendekatan sosiologi
karya sastra yang membahas struktur institusi sosial terkecil yaitu fungsi keluarga terutama pada fungsi psikologis dan fungsi ekonomi.
Pembelajaran sastra
bukan proses
pembentukan penguasaan
pengetahuan tentang sastra, melainkan pembinaan dan peningkatan kemampuan mengapresiasi sastra. Oleh karena itu pembelajaran sastra harus diupayakan agar
tidak mengarah pemberian pengetahuan kesusastraan. Pengetahuan kesusastraan harus diletakkan pada posisi sebagai penunjang kegiatan mengapresiasi sastra.
Pembelajaran mengapresiasi dilaksanakan dengan memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya kepada siswa untuk terlibat secara langsung dalam proses
mengapresiasi. Untuk itu, siswa perlu lebih banyak menggauli karya sastra dengan membaca berbagai bentuk karya sastra khususnya karya sastra berbentuk
novel. Apabila siswa terlibat langsung dalam proses mengapresiasi diperlukan
119 bekal pengetahuan dan pemahaman tentang unsur –unsur yang membangun novel
seperti : tema dan amanat, alur, penokohan, latar, titik pandang atau point of view. Peranan guru dalam pengajaran sastra hendaknya dapat menciptakan situasi
yang mendorong siswa untuk mendapatkan sendiri kenikmatan dan kemanfaatan dari membaca sastra.Yang lebih dipentingkan adalah pemerolehan pengalaman
batin dalam diri siswa yang mereka peroleh dari proses membaca dengan mengenali, memahami, menghayati, menilai dan akhirnya menghargai karya
sastra itu. Proses inilah yang akan meningkatkan kualitas kehidupan batin siswa. Untuk membangkitkan pembelajaran apresiasi sastra, guru hendaknya memberi
bantuan untuk mempermudah memahami prosa fiksi yang berwujud novel. Pengembangan sikap nilai dan pembelajaran bahasa Indonesia dalam
kurikulum bahasa Indonesia adalah pelajaran moral yang menyangkut pengetahuan, kesadaran akan tindakan baik dan buruk, manusia dan segala
tindakan manusia Sumber pengembangan nilai –nilai pendidikan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia bisa dari berbagai sumber antara lain dari novel,
puisi, prosa, cerpen, dan cerita kehidupan manusia dalam karya sastra.
Nilai pendidikan dalam novel ini memberikan karya cerita yang menggambarkan kesuksesan yang dicapai dengan kerja keras, pengorbanan yang
ikhlas dan rasa syukur kepada Sang Pencipta di mana terdapat implikasi pembelajaran moralnya pada, pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Implikasi
dan pengembangan nilai moral dalam pengelolaan pembelajaran bahasa Indonesia yang digali dari novel Bidadari Bidadari Surga disampaikan dalam pembelajaran
bahasa dan sastra Indonesia menggunakan pendekatan kajian sosiologi sastra. Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan dengan
seksama sebagai berikut :
120
Gambar 1: Kerangka Berpikir
Karya Sastra Bidadari Bidadari Surga
Karya Tere-Liye
Pandangan dunia pengarang
terhadap novel Bidadari-Bidadari
Surga Ekspresi cinta
tokoh dalam Novel Bidadari-
Bidadari Surga Cara tokoh
membangun ekonomi keluarga
dalam novel Bidadari-Bidadari
Surga Nilai-nilai Pendidikan
1. Nilai Pend. 2. Nilai Pend.Agama
3. Nilai Pend. Sosial 4. Nilai Pend Moral
5. Nilai Pend.Budaya
Sosiologi karya Sastra yang mengkaji berbagai aspek
sosial yang terdapat dalam karya sastra
121
BAB III METODE PENELITIAN
A.Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang menganalisis data dokumen berupa novel
Bidadari-Bidadari Surga
karya Tere-Liye sebagai obyek penelitannya, maka penelitian ini tidak terikat atau terpancang tempat. Adapun
rincian waktu dan pelaksanaan jenis kegiatan dalam penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan Juni Tahun 2010 dengan table di
bawah ini:
Tabel I- Rincian Waktu dan Jadwal Kegiatan Penelitian
Februari Maret
April Mei
Juni
No KEGIATAN
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
2. Pengurnpulan Data
3. Penganalisaan data
4. Verivikasi Data
5. Penyusunan Laporan
6. Perbanyak
B. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Maka metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif menurut H. B.
Sutopo 2006:40 bahwa: Penelitian kualitatif melibatkan kegiatan antologis. Data yang
dikumpulkan terutama berupa kata- kata, kalimat atau gambar yang memiliki arti lebih bermakna dan mampu memacu
timbulnya pemahaman yang lebih nyata daripada sekedar sajian angka atau frekuensi. Penelitian menekankan catatan dengan
deskripsi kalimat yang rinci, lengkap, dan mendalam, yang menggambarkan, situasi yang sebenarnya guna mendukung
penyajian data. Oleh sebab itu penelitian kulitatif secara umum
115