172 Maka itu sungguh adalah Kak Laisa. Tere Liye, 2008:110
4 Memberikan identitas keluarga.
Adalah penting pula untuk menanamkan rasa percaya diri dalam pribadi setiap anak, sehingga mereka tidak akan selalu mengekor perbuatan
teman- temannya. Anak yamg punya rasa percaya diri dalam yang kokoh tidak akan malu tampil berbeda teman- temannya. Tidak surut
mempertahankan pendiriannya walau diejek dan disudutkan teman. ”Ikanuri, Wibisana, suatu saat nanti kalian akan melihat betapa
hebatnya kehidupan ini…. Betapa indahnya kehidupan di luar sana. Kalian akan memiliki kesempatan itu, yakinlah…. Kakak berjanji
akan melakukan apapun demi membuat semua itu terwujud….”
Dalimunte menyeka ingusnya. ”Tapi sebelum hari itu tiba, sebelum masanya datang, dengarkan
Kakak, kalian harus rajin sekolah, rajin belajar, dan bekerja keras. Bukan karena hanya demi Mamak yang sepanjang hari terbakar
matahari di ladang. Bukan karena itu. Tapi Ikanuri, Wibisana, dalimunte, kalian harus selalu bekerja keras, bekerja keras, bekerja
keras, karena dengan itulah janji kehidupan yang lebih baik akan berbaik hati datang menjemput….”Tere Liye, 2008:138
Sejak kecil Ikanuri dan Wibisana sudah kompak. Kakak- beradik yang selalu bisa saling mengandalkan. Hari ini mereka
berngkat ke Roma bersama-sama. Menyelesaikan tender hak pembuatan sasis salah-satu mobil balap tersohor produksi Italia.
Seperti biasa, pesaing mereka juga pesaing pengusaha-pengusaha lokal lainnya, datang dari negeri Panda, China. Tere Liye,
2008:22
e. Ekspresi Cinta Yashinta
1 Memberikan kasih sayang dan rasa aman
Keluarga secara harafiah terdiri dari orang tua dengan anak- anaknya, atau kerabat. Namun, keluarga secara naluriah adalah orang- orang terdekat
yang sagat mempengaruhi hidup kita, yang melakukan segala sesuatu dengan
173 tulus ikhlas demi kebahagiaan dan kebaikan kita. Siapakah pendekar dalam
hidup kita? Apakah ada pendekar dalam hidup kita yang dipandang sebelah mata oleh orang lain, tetapi justru justru berarti besar dalam hidup kita?
2 Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
Saat ini, kita hidup dalam era
technological determinism.
Di era ini teknologi memegang peranan penting dalam perkembangan kehidupan
manusia. Bahkan cara kita menyalurkan kasih sayang pun kini lebih banyak didominasi oleh kekuatan teknologi. Akan tetapi, apakah selamanya
perhatian dan kasih sayang itu hanya disalurkan melalui teknologi, cyber space, tanpa sekali pun diwujudkan dengan kehadiran kita? Tak ada salahnya
menyisihkan waktu untuk mengunjungi orang tua, atau sebaliknya orangtua melihat keadaan anaknya. Dengan demikian akan tercipta keseimbangan
antara bahasa kasih melalui teknologi dan bahasa kasih secara fisik. Yashinta menarik nafas pelan. Ia tidak tahu apa yang telah terjadi.
Tepatnya belum. Yang ia tahu, ia harus pulang segera. SMS itu amat mencemaskan.
Terlebih tiba-tiba semuanya terasa ganjil. Sesak. Kenangan itu kembali bagai tontonan audi-visual dari layar teve LCD sejuta
pixels. Begitu nyata. Begitu dekat. Seolah ia bisa menyentunya. Menyentuh wajah Kak Laisa yang pagi itu tersenyum tipis….
Tere Liye, 2008:47
Seketika, hilang sudah senyum riang itu. Seketika hilang sudah wajah menggemaskan kemerahan terbakar cayaha matahari pagi
di puncak Semeru itu Yashinta dengan tangan bergetar menurunkan kamera canggih SLR-nya. Menelan ludah, menyeka
dahi, lantas berbisik lemah, “Aku harus pulang Aku harus pulang”
Senyap. Gumpalan kabut yang membungkus puncak Semeru mendadak membungkus sepi. Yashinta sudah bergegas turun dari
tubir kawah. Sambil jalan, sembarangan memasukkan peralatan ke dalam rancel. Tidak peduli tatapan terperangah dua temannya.
Tidak peduli dua ekor Peregrin lainnya dengan anggun terbang mendekat ke sarang di batu coklat. Tidak peduli. Apalagi
174 pemandangan hebat dari puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa
itu. Yashinta berlarian menuruni lereng terjal. Pulang. Ia harus segera pulang
Itu pasti Kak Laisa Itu pasti Kak Laisa Yashinta menyeka matanya yang mendadak basah sambil terisak menangis,
meluncur menuruni cadas bebatuan secepat kakinya bisa. Bergegas….Tere Liye, 2008:29-30
3 Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
Kita menyadari pentingnya pendidikan sejak dini dari orang tua dan
dari lingkungan sekitar kepada seorang anak. Pendidikan disini tidak hanya pendidikan akademis, tetapi juga pendidikan non akademismoral, agama.
Pendidikan yang ditanamkan sejak kecil akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan seorang anak hingga ia dewasa. Begitu juga lingkungan sekitarnya.
Jika seorang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang relegius dan taat beragama, maka biasanya anak akan tumbuh menjadi pribadi yang saleh.
Ya Allah, ini sama persis seperti di lembah itu. Sama persis. Lembah itu….
Rasa haru itu menelisik lagi hatinya. Mengisris membusai perih di mata. Yashinta mengusap ujung-ujung matanya.
Ya Allah, apa yang sebenarnya terjadi?Tere Liye, 2008:38
4 Memberikan identitas keluarga.
Kita diajak untuk tidak besar kepala dan tidak menjadi sombong atas
segala hal yang kita miliki. Kesombongan justru akan membutakan mata hati kita yang berakibat memandang rendah orang lain dan mengagungkan
kelebihan diri sendiri. Kita harus tetap rendah hati dantidak cepat puas atas prestasi yang sudah kita dapatkan karena semuanya itu tidak akan bisa kita
dapatkan tanpa bantuan orang lain.
175 “Yashinta marah dengan orang di dalam tadi?”
Yashinta diam. Menggigit bibirnya. “Yash marah?”
Yashinta mengangguk. Pelan. Bagamanalah ia tidak akan marah. Ketika formulir pendaftarannya akan ditandatangani Kak Laisa,
petugas itu kasar menegur, “Harus orang-tua atau wali murid yang menanda-tangani, bukan pembantu yang mengantar.”
“Ia kakakku.” Yashinta yang menjawab. “Bagaimana mungkin ia kakakmu?” Petugas itu menatap
keheranan. Lihatlah, Yashinta yang bongsor sejengkal lebih tinggi dibanding Kak Laisa. Apalagi wajah Yashinta yang amat
manis. Dibandingkan dengan adiknya, Kak Laisa memang lebih mirip seseorang yang disuruh mengantar. Tere Liye, 2008:196
3. Cara Tokoh Membangun Ekonomi Keluarga dalam Novel