138 Berkarya sebagai penulis adalah pekerjaan sampingan untuk menuangkan
hobi karena itu Ia tidak menggantungkan penghasilan dari menulis, karena Ia mempunyai tugas utama yaitu berrprofesi sebagai akuntan. Dan sebagai dosen
yang mengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia . Sehingga dengan demikian, ia tidak menggantungkan hidup sepenuhnya pada penghasilan menulis.
Ia tidak pernah menghitung berapa penghasilannya. Bahkan ia juga tidak pernah membaca berapa jumlah honor mengajar. Ia hanya mengetahui perkiraan per SKS.
b. Proses Kreatif Penulisan Novel
Bidadari Bidadari Surga
Proses kreatif Darwis tanpa disadari. Semua karyanya berawal dari hobi menulis. Ia sejak kecil memang sudah senang menulis . Ketika masih duduk di
bangku sekolah dasar Ia sudah menulis puisi dan ada yang dimuat dimajalah tomkon. Dan ketika Ia saat itu, tahun 1997 selama ia di Bandar Lampung,Ia
banyak menulis artikel dan ikut menulis pada halaman opini surat kabar Lampung Pos. Kemudian pindah ke Jakarta tahun 1998 sampai sekarang. Hasil
Karya Sastra Darwis utamanya adalah novel akan tetapi Ia juga banyak menulis cerpen, puisi, pantun, prosa,gurindam, dan artikel- artikel sastra. Meskipun Ia
banyak menghasilkan tulisan akan tetapi tidak semua karyanya diterbitkan. Karena Ia saat menulis tidak akan pernah berpikir untuk terbit, karena menulis
menurut Ia menulis adalah menyalurkan hobi, dengan menulis Ia merasa terhibur dan bagi Ia sangat menyenangkan karena kadang- kadang bisa tertawa, merasa
seru, terharu dan lain sebagainya saat- saat ketika menulis. Kepiawaian menulis Darwis dibangun karena kebiasaan dari kecil. Bagi
Darwis menulis adalah seperti kebelakang, jadi seperti kebutuhan yang dilakukan setiap hari. Maka dari itu ketika Ia menulis tidak akan berpikir untuk diterbitkan.
139 ”Ketika menulis tanpa pretensi lebih enak dari pada punya harapan besar untuk
diterbitkan.” dijelaskan oleh Darwis CHW 2,2010:2. Meskipun Darwis sendiri seorang penulis dan sudah banyak buku yang diterbitkan. Menjadi penulis kalau
hanya berpikir untuk uang tidak akan menjadi penulis yang baik. Usia kepenulisannya sampai sekarang sudah 25 tahun.
Pada dasarnya, setiap sastrawan yang jenius selalu memiliki aturan penciptaan secara individual . Bahwa menurut Darwis Tidak ada tulisan yang baik
atau jelek, yang ada adalah tulisan menarik atau tulisan yang tidak menarik Cara membuat tulisan yang menarik Ia menciptakan ide dalam tulisan yang
berbeda yg tidak dipikirkan oleh orang lain. Buatlah tulisan dari sudut pandang yang berbeda , membuat tulisan- tulisan tentang harapan- harapan, cita- cita.Saat
menulis butuh niat yg baik niat yang ikhlas diberi bumbu- bumbu dengan gaya bahasa.Darwis adalah orang melayu jadi Ia sangat mahir sekali bermain dengan
kata- kata. Sama seperti Andrea Hirata, Anwar Fuadi, juga orang melayu sehingga sangat kaya dengan gaya bahasa. Andrea Hirata adalah teman Darwis saat
menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi Univrsitas Indonesia. Menurut Darwis ketika menulis janganlah memasukkan emosi justru akan dapat merusak isi
cerita. Proses kreatif muncul ketika ada kesempata ia akan dapat menulis dalam
situasi apapun di dalam Kereta Api yang tidak berdesak-desakan, dirumah di teras, di kamar, dimanapun berada dan tidak harus mencari tempat yang sepi dia
tidak percaya adanya mood. Karena bagi Darwis menulis sudah menjadi kebutuhan dan kebiasaan. Dengan kegemarannya atau hobinya Ia semakin banyak
pengalaman dan semakin besar kemampuannya untuk berkotemplasi sehingga akan kelihatan semakin utuh perlengkapannya untuk merncapai keindahan itu
140 berarti semakin baiklah selera seninya. Cara memupuk kemampuannya dengan
berbagai pengalaman melalui banyak cara melakukan perjalanan, melakukan pengamatan
Setiap membuka laptop atau duduk di depan komputer, inspirasinya keluar sendiri, sering kali mengalir saja tanpa ia sadari. Kadang-kadang, saat
istirahat tiba-tiba ilham untuk menulis muncul. Segera ia akan membuka laptop atau komputer. Darwis memanfaatkan waktu untuk menulis disetiap kesempatan
dan kapan saja karena menulis hanya menyita waktu satu sampai dua jam untuk setiap harinya. Saat- saat waktu yang mendukung digunakan untuk menulis adalah
sehabis shubuh atau setelah Maghrib. Suatu kali, diperjalanan ia melihat sesuatu, seumpama sepasang orang tua miskin yang masih bekerja , ibu dengan
anaknya di tengah hutan, di kampung, anak- anak kecil polos yang sedang bermain dengan temannya, tiba-tiba dapat menginspirasi untuk suatu pertokohan
atau gambaran sebuah cerita. Apa saja yang terlihat berbeda dari kelaziman, termasuk nuansanya, menstimulasi sebuah cerita dibenak Darwis .
Menulis bagi Darwis merupakan panggilan, “Tetapi siapa yang memanggil ya? Asalnya ya suka saja
,” Drive
dan
insentif
merupakan stimulasi untuk selalu menulis lagi. Menulis baginya adalah untuk mengamalkan ilmu yang
bermanfaat, sesuai tuntunan agama Islam yang diyakininya, bahwa pena seorang penulis sama dengan pedangnya para syuhada; sharing happiness; silaturrahmi
untuk berbagi ilmu; menuntut ilmu, menulis harus banyak membaca dan mengejar pengetahuan, karena tugas agama adalah toalbul’ilmi; dan mencari uang yang
halal. Novel
Bidadari- Bidadari Surga
dibuat terinspirasi oleh kisah cinta tetapi bukan cinta yang norak seperti novel- novel yang berjudul besar tentang
141 cinta.Cinta dalam novel
Bidadari Bidadari Surga
adalah cinta adik kakak yang merupakan hubungan kekerabatan dalam keluarga. Cinta yang Ia sampaikan
bahwa cinta itu tidak norak.Kepentingan keluarga adalah segala- galanya. Dengan melakukan perjalanan mengamati kehidupan penduduk di suatu
perkampungan kecil, Ia juga survei ke pelosok Lombok, masuk kampung- kampung terpencil di Lembah Sambalun . Dengan menyenangi perjalanan jauh
mengamati kehidupan alam sekitar membuat proses kreatifnya terasah . Darwis percaya bahwa kekayaan pengalaman empiris akan mendewasakan dan memupuk
perjalanan proses kreatif seorang sastrawan. Darwis telah berhasil menemukan banyak hal dari kekayaan pengalaman hidup dan kehidupan alam sekitar ,di
perkampungan kecil,di pelosok yang terpencil, di Lembah, keluar masuk hutan, dan pada pengalaman sehari- hari. Sebagai sastrawan, Darwis sangat gigih
menggali nilai- nilai dalam pengalaman sehari- hari. Ia menyelami kehidupan dan profesi rakyat kecil, yang hidup sebagai petani, berladang, mendamar, pencari
rotan , memasak gula aren, bahkan Ia rajin berkelana keberbagai sisi kehidupan. Bagi Darwis, sastra dan kehidupan itu menyatu. Sastra ada karena memang suatu
keharusan. Karena itulah karya- karya Darwis bukan karya yang mengada-ada. Karya- karya itu mempunyai akar yang kuat.Karya- karya itu lahir dari
perenungan dan pengalaman empiris sekaligus. Ketika perenunggan terjadi proses kreatif imajinasinya terbangun mengalir begitu saja menulisnya mengikuti arah
cerita, karakter- karakternya berkembang sendiri.
c. Pandangan Dunia Pengarang Terhadap Novel