Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

15

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karya sastra adalah bentuk kreativitas dalam bahasa yang indah berisi sederetan pengalaman batin dan imajinasi yang berasal dari penghayatan realitas sosial pengarang.Karena karya sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Karya sastra merupakan ungkapan batin seseorang melalui bahasa dengan cara penggambaran. Penggambaran atau imajinasi ini dapat merupakan titian terhadap kenyataan hidup, wawasan pengarang terhadap kenyataan kehidupan, dapat pula imajinasi murni pengarang yang tidak berkaitan dengan kenyataan hidup rekam, atau dambaan intuisi pengarang, dan dapat pula sebagai campuran keduanya. Karya sastra yang ditulis merupakan ungkapan masalah-masalah manusia dan kemanusiaan, tentang makna hidup dan kehidupan. Ia melukiskan penderitaan-penderitaan manusia, perjuangannya, kasih sayang dan kebencian, nafsu, dan segala yang dialami manusia Mursal Esten, 1990:8. Bentuk pengungkapan inilah yang merupakan hasil kepiawaian pengarang dalam menggambarkan segala aspek kehidupan manusia lewat ekspresi pengarang. Dengan demikian, karya sastra diciptakan pengarang untuk dinikmati, dihayati, dan dimanfaatkan bagi khalayak pembaca. Sebuah karya sastra tidak akan lepas dari pola berpikir, ide, dan prinsip pengarangnya. Karya sastra selalu dalam pengaruh keberadaan pengarangnya. Di samping mengekspresikan dan mengemukakan persoalan hidup yang terjadi, 16 pengarang juga ingin mengajak pembaca untuk berpikir memecahkan persoalan kehidupan. Karya sastra lahir karena adanya sesuatu yang menjadikan jiwa seorang pengarang atau pencipta mempunyai rasa tertentu pada suatu persoalan atau peristiwa di dunia ini, baik yang langsung dialaminya maupun dari kenyataan hidup sehari-hari yang ada di masyarakat. Persoalan atau peristiwa itu sangat memperngaruhi bentuk kejiwaan seorang pencipta karya sastra, sehingga memungkinkan munculnya konflik atau ketegangan batin yang mendoraong pencipta untuk mewujudkan konflik atau ketegangan batin tersebut dalam bentuk karya sastra. Seorang pengarang mempunyai banyak pandangan dibalik karya yang diciptakannya. Pemahaman isi karya sastra yang ditulis pengarang bergantung pada ketajaman interprestasi pembacanya. Untuk dapat menginterprestasikan karya sastra dengan baik, pembaca harus memahami dengan sungguh-sungguh maksud pengarang dalam karya yang dihasilkannya itu. Kehadiran karya sastra yang diungkapkan pengarang adalah masalah hidup dan kehidupan manusia. Karya sastra merupakan gambaran kehidupan hasil rekaan pengarang. Kehidupan dalam suatu karya sastra adalah kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang, dan keyakinan pengarang. Oleh karenanya, kebenaran atau kenyataan dalam karya sastra tidak mungkin sama dengan kenyataan yang ada di sekitar kita. Kenyataan atau kebenaran dalam karya sastra adalah kebenaran keyakinan, bukan kebenaran indrawi seperti yang kita lihat sehari-hari. Horace dalam Melani Budianto 1993:25-26 mengemukakan bahwa fungsi karya sastra adalah dulce at utile yang artinya menyenangkan dan berguna. 17 Menyenangkan dalam arti tidak menjemukan, tidak membosankan. Berguna dalam arti tidak membuang-buang waktu, bukan sekedar perbuatan iseng melainkan sesuatu yang perlu mendapat perhatian serius. Karya sastra memberi kenikmatan dan kesenangan. Karya sastra yang baik, isinya bermanfaat dan cara pengungkapan bahasanya pun indah. Kita merasa tidak sia-sia membacanya. Karya sastra diciptakan pengarang tentu mempunyai maksud-maksud tertentu. Karya sastra tidak hanya untuk menghibur, tetapi merupakan alat menyampaikan wejangan-wejangan atau nasihat, pendidikan dan sebagainya. Dengan karyanya seorang pengarang bermaksud menyampaikan gagasan-gagasannya, pandangan hidup atas kehidupan sekitar dengan cara menarik dan menyenangkan pembaca untuk berbuat baik. Pesan ini dinamakan “moral” yang biasa disebut amanat Panuti Sudjiman, 1998 : 57 Dalam sastra Indonesia ada beberapa bentuk cipta sastra, yaitu pusis, prosa, dan drama. Bentuk cipta karya seperti puisi banyak diciptakan, antara lain: Balada Orang-orang Tercinta karya W.S. Rendra, Tirani karya Taufik Ismail, Senja di Pelabuhan Kecil karya Chairil Anwar dan sebagainya. Begitu juga karya prosa Indonesia yang dapat dibedakan menjadi roman, novel, dan cerpen, ketiganya biasa disebut juga cerita rekaan atau fiksi. Sejak tahun dua puluhan, karya sastra yang berbentuk novel selalu menyertai perkembangan kesusastraan Indonesia. Dibanding karya sastra puisi dan drama, novel mempunyai daya tarik tersendiri dengan bahasanya yang lugas, mudah dipahami. Dalam perkembangannya media masa untuk media cetak, baik yang terbit mingguan maupun bulanan yang memuat cerita rekaan seperti novel.Di media elektronik bidang perfileman juga tidak ketinggalan mengangkat cerita dari 18 sebuah novel. Sinetron juga banyak mengangkat cerita dari novel-novel yang pernah ada, baik yang muncul pada tahun dua puluhan , maupun novel-novel digemari oleh masyarakat luas,seperti Cintaku di Kampus Biru,Ayat Ayat Cinta. Sebagai bahan bacaan, novel mampu menghibur pembacanya, maupun menyeret pembaca menyelami suatu kehidupan yang belum atau tidak pernah dialaminya. Novel yang memuat cerita kehidupan manusia yang beraneka ragam watak dan gaya hidupnya, dapat memberikan wawasan berfikir yang lebih luas kepada para pembacanya. Dengan gaya bahasa yang memikat, novel memberikan suatu cerita kehidupan secara tuntas dan mendalam. Melalui tema, amanat, tokoh, perwatakan, dan unsur intrinsik lainnya, novel mampu memberikan suatu ajaran atau nilai didik kepada para pembacanya. Dalam berbagai kegiatan ilmiah seperti seminar, novel sering menjadi kajian pembuatan makalah. Dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bahasa dan Seni pun novel dijadikan materi perkuliahan, bahkan dalam Standar Kompetensi bidang studi Bahasa dan Sastra di SMP dan SMA, novel dijadikan salah satu materi pengajaran sastra. Hal tersebut menunjukkan bahwa novel bukan hanya sebagai bahan bacaan hiburan saja, melainkan juga merupakan salah satu karya sastra yang perlu dikaji dan dikembangkan. Seiring dengan perkembangan zaman, kini banyak bermunculan pengarang-pengarang muda berbakat yang menghasilkan karya gemilang. Kalau zaman dahulu kita mengenal Motinggo Busye, Ashadi Siregar, Marga T, Mira Wijaya, Ike Supomo, Maria A, Sarjono dan masih banyak lagi, kini kita mengenal pengarang-pengarang muda berbakat seperti Ayu Utami, Djenar Maesa Ayu, Dewi Lestari, Herlinatien, Fira Basuki, Tere- Liye dan lain-lainnya. 19 Salah satu novel karya Tere-Liye yang berupa novel Bidadari-bidadari Surga , selanjutnya disingkat BBS adalah novel yang menjadi objek penelitian penulis. Dalam novel BBS pengarang menceritakan perjalanan hidup lima orang kakak beradik dari keluarga yang serba terbatas. Setting yang diambil adalah sebuah desa nun jauh di kedalaman Pulau Sumatra yaitu Lembah Lahambay. Yang menarik dalam novel ini adalah pengarang dalam menggambarkan cerita dengan keindahan yang tulus dan tanpa berbusa-busa. Ceritanya sarat makna kerja keras, pengorbanan dan penghormatan. Kisah perjalanan mereka diceritakan mereka diceritakan dengan sangat baik dan sederhana tapi menyentuh. Dengan gaya penceritaan dengan alur mundur dan meloncat-loncat, tetapi tetap enak dinikmati. “Sungguh tak enak memang hidup dalam kondisi keterbatasan. Namun bukan berarti kita harus menyerah kepada keadaan. Dan jangan jadikan takdir sebagai kambing hitam.” Adapun penulis memilih novel BBS adalah sebagai berikut. Pertama sepengetahuan penulis belum ada yang meneliti karya tersebut. Kedua, novel BBS ini sederhana tapi menyentuh nilai-nilai kemanusiaan, seperti menampilkan kisah- kisah kehidupan yang menawarkan keharuan karena cinta keluarga, keikhlasan, dan keteguhan hati yang begitu nyata dan membumi yang di dunia cc Novel Bidadari-Bidadari Surga berkategori novel yang mengungkapkan kehidupan sarat makna kerja keras, perjuangan, cinta keluarga, pengorbanan, dan penghormatan yang begitu nyata dalam kehidupan. Oleh karena itu novel Bidadari-Bidadari Surga dapat dianalisis berdasarkan pendekatan sosiologi sastra. Dengan pendekatan sosiologi sastra akan mampu mengungkapkan keberadaan manusia dalam menghadapi masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan yang melingkupinya. Permasalahan yang diangkat dalam novel BBS merupakan 20 refleksi dari kenyataan yang ada dalam kehidupan sosial ekonomi sederhana yang terbatas di perkampungan Lembah Lahambay yang merupakan tempat yang sebagian besar melatari cerita.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

EKRANISASI NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE DAN FILM “BIDADARI-BIDADARI SURGA”: KAJIAN HUMANIORA

7 57 106

Analisis isi pesan dakwah dalam novel bidadari-bidadari surga karya Tere-Liye

1 15 84

ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Aspek Sosial Dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga Karya Tere Liye: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 1 12

PENDAHULUAN Aspek Sosial Dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga Karya Tere Liye: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

1 4 30

ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Aspek Sosial Dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga Karya Tere Liye: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 2 14

PENDAHULUAN Aspek Kepribadian Tokoh Laisa Dalam Novel Bidadari -Bidadari Surga Karya Tere Liye: Tinjauan Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

1 12 40

N NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE: Tinjauan Struktural, Nilai Pendidikan, dan Relevansinya dalam Pembelajaran Sekolah Menengah Atas di Surakarta.

1 1 15

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 138

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA DARWIS TERE LIYE - Raden Intan Repository

0 0 110

NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE DAN KAITANNYA DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMA

0 1 130