57 Tugas sosiologi sastra karena itu, menghubungkan pengalaman di dalam karya
sastra dan situasi ciptaan pengarang itu dengan keadaan sejarah yang merupakan asal-usulnya Sapardi Djoko Darmono, 1978: 9.
b. Teori Sosiologi Sastra
Sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat, perilaku, dan perkembangan masyarakat; sedangkan sosiologi sastra berarti sastra karya para
kritikus dan sejarawan yang terutama mengungkapkan pengarang yang dipengaruhi oleh status lapisan masyarakat tempat ia berasal , ideologi politik dan
sosialnya, kondisi ekonomi serta khalayak yang ditujunya KBBI, 1994: 958. Leo Lowental 2010; 1:
“ Science of
society, social
institutions, and
social relationships, and specifically the systematic study of the
development, structure, interaction, and collective. Behaviour of organized human groups. It emerged at the end of the 19
th
century through the work of Emile Durkheim un france, Max Weber and George Simmel in Germany, and Robert E. Park
and Albion Small in the USA. Sociologist use observational techniques,
surveys and
interviews, statical
analysis, controlled experiments, and other methods to study subjects
such as the family, Ethnic relations, schooling, social status and class, bureaucracy, religious movements, deviance, the
elderly, and social.”
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang objek studinya berupa aktivitas sosial manusia. Sastra adalah karya seni yang merupakan ekspresi kehidupan
manusia. Dengan demikian, antara karya sastra dan sosiologi sebenarnya merupakan dua bidang berbeda, tetapi keduanya saling melengkapi. Sosiologi
tidak hanya menghubungkan manusia dengan lingkungan sosial budaya, tetapi juga dengan alam. Kajian sosiologi sastra yang menonjol adalah yang dilakukan
kaum Marxisme yang mengemukakan bahwa sastra adalah refleksi masyarakat
58 yang dipengaruhi oleh kondisi sejarah, Egleton dalam Zainudin Fananie, 2000:
132 Sastra karenanya, merupakan suatu refleksi lingkungan budaya dan merupakan satu tes dielektika antara pengarang dengan situasi sosial
membentuknya atau merupakan penjelasan suatu sejarah dialektik yang dikembangkan dalam karya sastra, Langland dalam Zainudin Fananie, 2000:
132. Menurut Laurenson 1972 terdapat tiga perspektif berkaitan dengan
sosiologi sastra : a.
Perspektif yang memandang sastra sebagai dokumen sosial yang didalamnya merupakan refleksi situasi pada masa
sastra tersebut diciptakan,
b. Perspektif yang mencerminkan situasi sosial penulisnya,
c. Model yang dipakai karya tersebut sebagai manifestasi dari
kondisi sosial budaya atau peristiwa sejarah. dalam Zainudin Fananie, 2000 : 133
Karya sastra merupakan dunia kemungkinan, artinya ketika pembaca berhadapan dengan karya sastra, maka ia berhadapan dengan kemungkinan
penafsiran. Sosiologi sastra sebagai landasan teori dalam menganalisis novel. Menurut pandangan teori ini, karya sastra dilihat hubungannya dengan kenyataan,
sejauh mana karya sastra itu mencerminkan kenyataan. Kenyataan di sini mengandung arti cukup luas, yakni segala sesuatu berada di luar karya sastra yang
diacu oleh karya sastra. Wilayah sosiologi sastra cukup luas. Wellek dan Warren 1993: 111
membagi telaah sosiologis menjadi tiga klasifikasi yaitu : a.
Sosiologi pengarang: yakni yang mempersalahkan tenyang status sosial, ideologi politik, dan lain-lain yang
menyangkut diri pengarang.
b. S
osiologi karya sastra : yakni mempermasalahkan tentang suatu karya sastra; yang menjadi pokok telaah adalah
tentang apa yang tersirat dalam karya sastra tersebut dan apa tuhuan atau amanat yang hendak di sampaikan.
59 Sosiologi adalah telaah tentang lembaga dan proses sosial manusia yang
objektif dan ilmiah dalam masyarakat. Sosiologi mencoba mencari tahu bagaimana masyarakat dimungkinkan, bagaimana ia berlangsung, dan bagaimana
ia tetap ada. Liana Giorgi 2010:1 menyatakan:
“ The sociologhy of literature remains fragmented despite interesting research within specific diciplines such as
literaturestudies or cultural sociology. This fragmentation is, however, nothing new. Methodologically, it has something to
do with the diciplinary specialization `within the social sciences and humanities since 1950s. Theoretically, it is
related to the normative debate about the impact of popular or mass culture on arts in society which has been going on in
different contexts since the 16th century. The present article advocates an integrated approach to the sociology of
literature, based on the work of lee Löwenstein and Raymond Williams, and offers the example of literature festivals as
interdisciplinary research sites” .
Dengan mempelajari lembaga-lembaga sosial dan segala masalah ekonomi, agama, politik dan lain-lain, kesemuanya itu merupakan itu struktur
sosial, kita mendapatkan gambaran tentang cara-cara manusia menyesuaikan diri dengan lingkungannya, tentang mekanisme sosialisasi, proses pembudayaan yang
menempatkan anggota masyarakat di tempatnya masing-masing. Banyak puisi Indonesia sejak awal pertumbuhannya hingga dewasa ini
yang mengandung unsur pesan kritik sosial walau dengan tingkat intensitas yangberbeda. Karena memang, karya sastra merupakan peniruan dari kejadian
alam, sosial kemasyarakatan sebagaimana diisyaratkan dalam teori mimesis. Teori sosial sastra berkaitan dengan teori marxisme yang telah dikembangkan
oleh G. Plekhanov. Dia mengatakan bahwa seni sastra adalah cermin kehidupan sosial, ada insting estesis yang sama sekali non sosial dan tak terikat pada kelas
sosial tertentu. Ia pada dasarnya menyadari bahwa hanya dengan pertimbangan fungsi sosial saja masalah nilai dapat terpecahkan Sapardi Djoko Darmono, 1978
60 : 27. Bahkan Stael, seorang kritikus sastra menghubungkan sastra dengan iklim,
geografis, dan lingkungan sosial. Hubungan sastra dengan lembaga sosial terutama agama, adat-istiadat, hukum, politik, dan sifat-sifat bangsa Kasnadi,
1989: 28. Umar Kayam menyinggung hubungan sastra dengan realitas sosial dalam
rangka struktural genetik. Teori sosial membicarakan tentang sosiologi sastra, antara lain sosiologi dan sastra, teori-teori sosial terhadap sastra, teori dan
strukturalisme, persoalan metode. Sesuai dengan pendapat teori strukturalisme genetik Goldman, yaitu adanya hubungan antara sastra dengan masyarakat
melalui pandangan dunia atau ideologi yang diekspresikannya Faruk, 1994 : 43. Aspek sosiologis pada hakikatnya adalah segi pandangan yang lebih
banyak memperhatikan hubungan antara manusia dalam hidup bermasyarakat sosrodihardjo, 1989 : 78. Sruthi 1995 : 23 dalam tesisnya menjelaskan bahwa
aspek sosiologis novel meliputi : pandangan hidup masyarakat, adat istiadat, serta berbagai masalah mengenai tatanan sosial atau aturan-aturan yang masih berlaku
dalam masyarakat. Adapun unsur sistem sosial yang tersirat dalam suatu karya sastra dapat
berupa sistem kekeluargaan, sistem politik, sistem ekonomi, kepercayaan, pendidikan, sistem undang-undang. Dari dalam sistem sosial tersebut terdapat
struktur yang disebut institusi sosial. Institusi sosial adalah cara manusia yang hidup berkelompok mengatur hubungan antar satu dan yang lain dalam jalinan
kehidupan bermasyarakat Semi, 1989: 55.
c. Pembagian Kajian Sosiologi Sastra