dimanfaatkan sesuai dengan rencana selambat-lambatnya 3 bulan setelah tahun anggaran bersangkutan berakhir.
4. Apabila dalam jangka waktu sebagaimana tersebut di atas, dana tersebut belum dimanfaatkan maka dana tersebut harus disetorkan ke rekening kas
umum negara. 5.
Mekanisme pencairan dan penyaluran APBN berpedoman pada peraturan yang mengatur mengenai pengelolaan keuangan daerah
.
2.2.4. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Daerah yang di bahas dan di setujui oleh Pemerintah
Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD , dan di tetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam
masa 1 satu tahun anggaran terhitung 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. Kepala Daerah dalam penyusunan rancangan APBD menetapkan
prioritas dan plafon anggaran sebagai dasar penyusunan rencana kerja dan anggaran satuan kerja perangkat daerah. APBD perubahan dan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD setiap tahun ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD berfungsi sebagai otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi dan
distribusi. Semua penerimaan dan pengeluaraan daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD. Surplus APBD dapat
digunakan untuk membiayai pengeluaran Daerah tahun anggaran berikutnya UU No. 33 Tahun 2004
Universitas Sumatera Utara
Struktur APBD terdiri Laporan Realisasi Anggaran merupakan istilah baru yang digunakan dalam pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan
negaradaerah. Selama inilistilah yang digunakan adalah Laporan Perhitungan Anggaran. Kepmendagri 292002 dan SAP menggunakan struktur APBD yang
sama, yaitu APBD terdiri dari Anggaran Pendapatan, Anggaran Belanja, dan Anggaran Pembiayaan. Perbedaan terjadi dalam struktur anggaran belanja. SAP
mengatur penyajian Laporan Realisasi Anggaran pada lembar muka berdasarkan karakter belanja dan jenis belanja, sedangkan Kep mendagri 292002
mengklasifikasikan belanja ke dalam Belanja Aparatur dan Belanja Publik. Selanjutnya baik pada Belanja Aparatur maupun Belanja Publik, Belanja
diklasifikasikan menjadi Belanja Administrasi Umum, Belanja Operasi dan
Pemeliharaan, dan Belanja Modal
Proses penyusunan APBD terjadi di tingkat eksekutif dan legislatif, Adapun prosesnya sebagai berikut :
1. Proses yang terjadi di Eksekutif Proses penyusunan APBD secara keseluruhan berada di tangan Sekretaris
Daerah yang bertanggungjawab mengkoordinasikan seluruh kegiatan penyusunan APBD, sedangkan proses penyusunan belanja rutin disusun oleh
bagian keuangan Pemda. Proses penyusunan penerimaan dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah dan proses penyusunan belanja pembangunan disusun oleh
BAPPEDA bagian penyusunan program dan bagian keuangan. 2. Proses di legislatif
Proses penyusunan APBD di tingkat legislatif dilakukan berdasarkan Tatib DPRD yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
2.2.5. Dana Swadaya Masyarakat