Hipotesis Jenis Penelitian Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel Uji Koefisien Regresi Secara Simultan Uji F

3.2. Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menjawab rumusan masalah, berdasarkan teori dan kerangka konsep, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “ Pemanfaatan Dana PNPM yang bersumber dari APBN, APBD, dan Dana Swadaya Masyarakat Pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri Perkotaan berpengaruh secara parsial terhadap kemiskinan.” Universitas Sumatera Utara BAB IV METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian sebab akibat Causal Research yang bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan sebab akibat antara berbagai variabel. Dalam hal ini variabel yang diteliti adalah pengaruh APBN, APBD, dan dana swadaya masyarakat secara parsial terhadap kemiskinan sesuai target MDG’s 2015

4.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Kota Medan. Periode pengamatan adalah tahun 2011 dan 2012 sedangkan waktu penelitian yakni selama 16 minggu Desember 2012-Maret 2013

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh kelurahan yang ada di Kota Medan yang terdiri atas 151 kelurahan dari 21 kecamatan yang ada di Kota Medan. Penelitian ini menggunakan tehnik purposive sampling dalam pengambilan sampel, dengan kelurahan yang menerima anggaran APBN dan APBD serta dana swadaya masyarakat secara konsisten tahun 2011, Berikut disajikan tabel pengambilan sampel : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Pengambilan Sampel Populasi 151 Kelurahan Kriteria : Kelurahan yang menerima Anggaran PNPM - MP Kota Medan secara konsisten 2011 Tidak lulus kriteria : Sampel 2 Kelurahan 149Kelurahan

4.4. Metode Pengumpulan Data

Populasi yang akan digunakan di dalam penelitian ini menggunakan data pooling , yaitu silang tempat cross section. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelurahan yang berada di Kota Medan yang berjumlah 151. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu dengan pertimbangan tertentu judgement sampling. Pertimbangan dalam pengambilan sampel adalah : 1. Mengingat ada 2 kelurahan yang tidak mendapat alokasi dana PNPM yang bersumber dana APBN dan APBD maka tidak dimasukkan jadi jumlah sampelnya sebesar 149 kelurahan 2. Mengingat banyaknya kelurahan yang ada di Kota Medan penerima dana dengan ini penelitian ini membatasi data Pemanfaatan dana di tahun 2011 yang di gunakan sebagai bahan sampel dan data jumlah penduduk miskin tahun 2012 . 4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel Definisi operasional dari masing-masing varibel merupakan definisi yang dijadikan sebagai dasar untuk menentukan besarnya nilai dari masing-masing Universitas Sumatera Utara variabel tersebut. Menurut Jogiyanto 2004 defenisi operasional adalah”........hasil dari pengoperasionalan konsep operationnalizing the concept kedalam elemen – elemen yang dapat diobsevasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan dalam konsep”. Suwarno 2006 “......defenisi operasional memungkinkan sebuah konsep yang bersifat abstrak dijadikan suatu yang operasional sehingga memudahkan penelitian dalam melakukan pengukuran”. Beberapa konsep dapat lansung dipecah dan ditemukan elemen – elemen perilaku yang dapat diukur. Tetapi banyak konsep yang tidak dapat lansung ditemukan elemen – elemen perilaku, tetapi lewat beberapa dimensi dulu. Untuk pengukuran variabel dalam penelitian ini mengunakan skala interval. Menurut Erlina dan Mulyani 2007 menyebutkan “skala interval adalah skala pengukuran yang mengatakan kategori peringkat dan jarak konstruk yang diukur tetapi mengunakan angka nol sebagai titik awal perhitungan dan bukan angka absolut”. Apabila skalanya interval maka rata-rata maka hitung yang dipakai sebagai ukuran nilai sentral dan prosedur-prosedur statistik yang dapat dipakai adalah korelasi product moment. Uji t dan uji F dan lain-lain parametik Cooper dan Emory: 1995

4.5.1. Kemiskinan

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kemiskinan di Kota Medan.. Gambaran pencapaian dan keberhasilan PNPM Mandiri Perkotaan adalah dapat mendukung upaya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia IPM dengan pencapaian sasaran Millenium Development Goals Universitas Sumatera Utara MDGs sehingga tercapai pengurangan penduduk miskin sebesar 50 di tahun 2015. Dalam hal ini target yang harus di capai pemerintah dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan PNPM-MP khususnya Kota Medan yang penduduknya berjumlah 2.796.980 pada tahun 2010 berkurang 50 dari penduduk miskin yaitu sebesar 444.986 Jiwa atau menjadi 222.493 jiwa saja penduduk miskin di tahun 2010 dan tahun 2011 menjadi 208.000 jiwa dari 416.015 jiwa penduduk miskin. Serta pada tahun 2012 sebesar 161.304 jiwa dari jumlah penduduk miskin sebesar 322.609 jiwa dengan asumsi tidak ada lagi kenaikan penduduk miskin setiap tahunnya.

4.5.2. APBN

Laporan realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat atau daerah dalam satu periode pelaporan yang telah di tentukan dalam PMK 1682009 pada Pasal 3 tentang prinsip pendanaan yang isinya antara lain : 1. Pendanaan Urusan Bersama untuk Penanggulangan Kemiskinan dapat didanai dari APBN, APBD, danatau didanai bersama APBN dan APBD. 2. Dalam hal Program Penanggulangan Kemiskinan didanai bersama sebagaimana dimaksud pada ayat 1, pendanaan yang bersumber dari APBN dialokasikan melalui bagian anggaran KementerianLembaga dalam bentuk APBN dan pendanaan yang bersumber dari APBD dialokasikan melalui SKPD dalam bentuk APBD. Universitas Sumatera Utara 3. Pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilakukan setelah adanya kesepakatan kedua belah pihak yang dituangkan dalam naskah perjanjian antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah. 4. Pengelolaan APBN dan APBD dilakukan dengan prinsip tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan

4.5.3. APBD

Persentase besaran APBD ditetapkan oleh TNP2K dengan mempertimbangkan Indeks Fiskal dan Kemiskinan Daerah IFKD

4.5.4. Dana Swadaya Masyarakat.

Besarnya dana masyarakat dalam program ini di sesuaikan minimal 30 dari kegiatan program baik kegiatan infrastruktur maupun kegiatan yang berbentuk sosial Realisasi dana APBN, APBD dan Dana Masyarakat dalam program PNPM Mandiri Kota Medan dapat dilihat dalam tabel di bawah ini : Tabel 4.5.4 Realisasi Dana PNPM Tahun APBN Rp APBD Rp Swadaya Masyarakat Rp Total Dana Rp 2010 19.320.000.000,- 4.830.000.000 ,- 3.720.369.800,- 27.870.369.800,- 2011 15.590.000.000,- 3.160.000.000,- 3.969.331.600,- 22.719.331.600,- 2012 20.702.500.000,- 987.500.000,- 920.978.000,- 2.610.978.000,- Sumber : PNPM - MP Kota Medan Tahun 2010 sampai 2012 Meninggat dana yang begitu besar telah di keluarkan oleh negara yang bersumber kas negara dan kas daerah hal ini perlu pengawasan yang ekstra dari Universitas Sumatera Utara berbagai pihak pemaerintah, pihak swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat LSM, masyarakat. Yang dalam pelaksanaannya dapat transparan dan akuntabel sehingga target yang telah ditetapkan yaitu penggurangan penduduk miskin sesuai target MDG’s di tahun 2015 dapat tercapai. Tabel 4.5 Definisi Operasional Pengukuran Variabel Variabel Definisi Operasional Parameter Skala Kemiskinan Pencapaian dan keberhasilan PNPM Mandiri Perkotaan adalah dapat mendukung upaya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia IPM dengan pencapaian sasaran Millenium Development Goals MDGs sehingga tercapai pengurangan penduduk miskin sebesar 50 di tahun 2015 Rasio Kemiskinan Daerah Rasio APBN Pendanaan yang bersumber dari APBN dialokasikan melalui bagian anggaran KementerianLembaga dalam bentuk APBN. Sesuai PMK 168072009 Realisasi Dana APBN Rasio APBD Persentase besaran APBD ditetapkan oleh TNP2K dengan mempertimbangkan Indeks Fiskal dan Kemiskinan Daerah IFKD Realisasi Dana APBD Rasio Dana Swadaya Masyarakat Swadaya Besarnya dana masyarakat dalam program ini di sesuaikan minimal 30 dari kegiatan program baik kegiatan infrastruktur maupun kegiatan yang berbentuk sosial Realisasi Dana Masyarakat Rasio Universitas Sumatera Utara

4.6. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan model regresi sederhana. Persamaan regresi dirumuskan sebagai berikut: Y = β + β 1 X 1 i+ β 2 X 2 i+ β 3 X 3 i+ e…….... Dimana : Y = Penanggulangan Kemiskinan X 1 = Dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara X 2 = Dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah X 3 = Dana Swadaya Masyarakat i = Cross Section β = Konstanta β 1 - β 3 = Koefisien regresi e = Error Secara matematis bentuk hipotesisnya dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Artinya Apabila Dana APBN dalam Program Nasional Pemberdayaan Mandiri Perkotaan Kota Medan mengalami kenaikan, maka Kemiskinan akan mengalami Penurunan 2. Artinya Apabila Dana APBD dalam Program Nasional Pemberdayaan Mandiri Perkotaan Kota Medan mengalami kenaikan, maka Kemiskinan akan mengalami Penurunan 3. Artinya Dana Swadaya Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Mandiri Perkotaan Kota Medan mengalami kenaikan, maka Kemiskinan akan mengalami Penurunan 4.6.1.Pengujian Asumsi Klasik Untuk dapat melakukan analisi regresi berganda perlu pengujian asumsi klasik sebagai persyaratan dalam analisis agar datanya dapat bermakna dan Universitas Sumatera Utara bermanfaat Menurut Lubis et.al 2007 “......dalam membuat uji asumsi klasik kita harus mengunakan data yang digunakan dalam uji regresi”.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen mempunyai distribusi normal. Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi normal Ghozali, 2005. Untuk menguji data yang berdistribusi normal akan digunakan alat uji normalitas, yaitu one sample Kolmogorov-Smirnov. Data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi variabel dependen memiliki nilai signifikansi lebih dari 5 . Data penelitian yang baik adalah yang berdistribusi secara normal. Untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat diketahui dengan mengambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sebagaimana dikemukakan oleh Lubis et.al 2007 data dalam keadaan normal apabila distribusi data menyebar disekitar garis diagonal.

2. Uji Multikolineritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen Ghozali, 2005. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara independen. Jika variabel independen saling korelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas Universitas Sumatera Utara di dalam model, peneliti akan melihat Tolerence dan Variance Infaltion Factors VIF dengan alat bantu program Statistical Product and Service Solution SPSS. Tolerence mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel independen lainnya. Jadi nilai Tolerence yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF = 1Tolerence. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerence 0.5 atau sama dengan nilai VIF 1. Bila ternyata dalam model terdapat multikolinieritas, peneliti akan mengatasi hal tersebut dengan transformasi variabel. Transformasi variabel merupakan salah satu cara mengurangi hubungan linier di antara variabel independen. Transformasi dapat dilakukan dalam bentuk logaritma natural dan bentuk first difference atau delta Ghozali, 2005.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu time series karena “gangguan” pada individu atau kelompok yang sama pada periode berikutnya. Pada data cross section silang waktu, masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena gangguan pada observasi yang berbeda berasal dari individu atau kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi Ghozali, 2005. Universitas Sumatera Utara Pengujian ada tidaknya masalah autokorelasi, peneliti akan menggunakan uji Run test dengan menggunakan SPSS. Menurut Ghozali 2005, jika nilai signifikansi 0,05 maka tidak terjadi autokorelasi baik positif atau negatif. 4.6.2.Pengujian Hipotesis Adapun langkah-langkah pengujian hipotesis dalam penelitian ini dapat dipaparkan seperti berikut ini :

a. Uji Koefisien Regresi Secara Simultan Uji F

Uji F statistik dilakukan untuk menguji pengaruh seluruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan. F statistik yang signifikan lebih besar dari F t abel pada tingkat resiko kesalahan α yang diambil. Hipotesis yang digunakan adalah hipotesis dengan one tail, yaitu sebagai berikut : 1 H 1 : β 1 = 0, tidak ada pengaruh yang berarti secara simultan pada variabel independen X1,X2,X3 terhadap variabel dependen Y. 2 H 1 : β 1 0, ada pengaruh yang berarti secara simultan pada variabel independen X1,X2,X3 terhadap variabel dependen Y.

b. Uji Koefisien Regresi Secara Individual Uji t

Dokumen yang terkait

“Efektivitas Pelaksanaan Pembangunan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM –MP) Di Desa Hutapadang Kota Padangsidimpuan Hutaimbaru

1 83 111

PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN PEMBANGUNAN MELALUI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) DI KECAMATAN LAGUBOTI TOBA SAMOSIR

0 65 7

Dampak Program Dana Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Medan Kota

0 95 100

Analisis Dampak Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Peningkatan Pendapatan Dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Di Kabupaten Asahan

4 55 137

Sosialisasi Pemanfaatan Fasilitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan (Study Deskriptif di Desa Purbadolok, Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbanghasundutan)

4 63 111

Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Pengembangan Sosio-Ekonomi Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir

0 50 160

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Desa Pulo Dogom Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara

1 39 106

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Review Peneliti Terdahulu - Analisis Pengaruh Pemanfaatan Dana pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-MP) Kota Medan

1 1 35

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Pengaruh Pemanfaatan Dana pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-MP) Kota Medan

0 0 15

Analisis Pengaruh Pemanfaatan Dana pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-MP) Kota Medan

0 0 12