Perencanaan dan Anggaran. Landasan Teori 1. Alokasi Dana

Tujuan dari alokasi dana itu sendiri yaitu untuk menanggulangi dampak kemiskinan dan mengurangi kesenjangan masyarakat dengan mengembangkan kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat, meningkatkan pembangunan infrastruktur pedesaan serta untuk meningkatkan pendapatan dan masyarakat. Pelaksanaan program alokasi dana merupakan sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat yang wajib melibatkan keikutsertaan masyarakat secara aktif dalam proses perencanaan, pelaksaan dan pengendalian. Dalam Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan 2010 Besarnya dana BLM tiap Kelurahan ditentukan berdasarkan jumlah penduduk di kelurahan lokasi PNPM Mandiri Perkotaan seperti pada tabel sebagai berikut: Tabel 2.2.1 Distribusi Alokasi Dana BLM per Kelurahan Kategori Lokasi Katagori Jumlah Penduduk Kelurahan Desa Jiwa 3000 3000–10000 10000 - tase KK Miskin 10 0-1x BLM 150 jt 200 jt 350 jt - tase KK Miskin 10 2 x BLM 100 jt 150 jt 200 jt - tase KK Miskin 10 Jumlah KK Miskin 50 KK, BLM = 50 jt Jumlah KK Miskin 50 KK, BLM = 100 jt Mekanisme Pencairan Dana BLM Dilakukan 3 Tahap, Yakni : Tahap 1 = 30 Tahap 2 = 50 dan Tahap 3 = 20 Sumber : Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan tahun 2010

2.2.2 Perencanaan dan Anggaran.

Penyusunan perencanaan disusun dengan mengikuti tahapan atau siklus tertentu. Tahapan tersebut biasanya berbeda-beda tergantung pada jenis Universitas Sumatera Utara perencanaan, tujuan perencanaan dan konteks perencanaan. Secara garis besar perencanaan sosial dapat dirumuskan menjadi lima tahapan yang meliputi identifikasi masalah, penentuan tujuan, penyusunan dan pengembangan rencana program, pelaksanaan program dan evaluasi program. Pemerintah telah menata sistem perencanaan dan pembangunan nasional sebagai mana diatur dalam undang – undang nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Perubahan itu juga terjadi sebagaimana di amanatkan oleh undang – undang tahun 2003 tentang keuangan negara yang meliputi: 1 Penerapan pendekatan anggaran dengan persepektif jangka menegah, memberikan kerangka yang menyeluruh dan meningkatkan keterkaitan antara proses perencanaan dan penganggaran. 2 Penerapan anggaran secara terpadu, memuat semua kegiatan, dalam APBN yang disusun secara terpadu yang mengintegrasikan anggaran belanja rutin dan pembangunan. 3 Penerapan anggaran berdasarkan kinerja dalam memperjelas tujuan dan indikator sebagai bagian pengembangan sistem penganggaran berbasis kinerja yang akan mendukung perbaikan efisiensi dan efektivitas dalam memanfaattkan sumber daya dan memperkuat proses pengambilan keputusan tentang kebijakan dalam kerangka jangka menengah. Berkaitan dengan reformasi perencanaan dan penganggaran, para dan tingat satuan kerja menetapkan kebijakaan, program, kegiatan, sasaran, dan anggaran. Langkah tersebut merupakan silkus tahunan sehingga pelaksanaanya tepat sasaran, tepat waktu, efisien, efektif dan akuntabel. Universitas Sumatera Utara Proses perencanan dan penggangaran Dana APBN menurut PMK 1682009 dapat di lihat di tabel berikut : Tabel 2.2.2 Proses Perencanan dan Penggangaran Dana APBN TIME FRAME KEMENTERIANLEMBAGA KEPALA DAERAH PMK IFKD Maret Menyusun ProgramKegiatan RKP dan Renja Setelah Pagu Sementara Juni Memberitahukan Indikasi ProgramKegiatan Urusan Bersama Penyusunan RKA-KL Apabila Indikasi Program kegiatan UB sesuai kebijakan Pemda, KDH Meneruskan kepada SKPD sebagai bahan perencanaan penyediaan APBN Setelah Perpres RABPP Desember Penandatanganan Naskah Perjanjian UB Menyampaikan RKA-KL yang telah disetujui Menkeu Menetapkan KPA dan menyusun Konsep DIPA Menyampaikan RKA-KL kepada DPRD sebagai bahan penetapan APBD Menyampaikan usulan nama KPA untuk APBN Sumber : menurut PMK 168No. 07Tahun 2009 Menurut Badjuri dan Yuwono 2002 bahwa karakteristik perencanaan kebijakan publik yang baik adalah sebagai berikut : a. Merupakan respon yang positif dan proaktif terhadap kepentingan publik. Hal ini perlu ditekankan karena seringkali kebijakan direncanakan semata- mata untuk memenuhi kepentingan politik atau kepentingan pribadi. b. Merupakan hasil konsultasi dan debat publik dengan analisis yang mendalam,rasional dan memang ditunjuksn untuk kepentingan umum. c. Merupakan hasil dari manajemen partisipatif yang tetap membuka diri pada masukan dan input, sepanjang belum ditetapkan sebagai kebijkan. Universitas Sumatera Utara d. Menghasilkan rencana kebijakan yang mudah dipahami, mudah dilakukan, mudah dievaluasi, indikatornya jelas sehingga mekanisme akuntabilitasnya mudah pula. e. Merupakan hasil pemikiran panjang yang telah mempertimbangkan berbagai hal yang mempengaruhi f. Merupakan perencanaan yang bervisi ke depan dan berdimensi luas yang tidak dipersiapkan untuk kepentingan sesaat semata. Karakteristik sasaran anggaran yaitu partisipasi anggaran budgetary participation , kejelasan sasaran anggaran budget goal clarity, umpan balik anggaran budgetary feedback, evaluasi anggaran budgetray evaluation dan kesulitan sasaran anggaran budget goal difficulty. Karakteristik sasaran anggaran dapat berpengaruh terhadap sikap yang terkait dengan pekerjaan dan sikap yang terkait dengan anggaran Kenis 1979. Secara umum silkus perencanaan PNPM dapat di lihat pada gambar hubungan dengan APBN dan APBD dapat dilihat pada Gambar 2.2.2 berikut : 2 Gambar 2.2.2 Silkus Perencanaan PNPM Hubungan dengan APBN dan APBD PS RK PJM RENTA RKM KSM SOS AWAL Pemetaan Sosial Pemanfaatan BLM bersumber Dana APBN dan APBD Pencairan BLM bersumber Dana APBN dan APBD LKM Universitas Sumatera Utara Keterangan Gambar : SOS AWAL : Sosialisasi Awal RKM : Rembug Kesiapan Masyarkat RK : Refleksi Kemiskinan PS : Pemetaan Swadaya LKM : Lembaga Kesawadayaan Masyarakat PJM : Program Jangka Menengah Renta : Rencana Tahunan BLM : Bantuan Lansung Masyarakat APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional KSM : Kelompok Swadaya Masyarakat

2.2.3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN

Dokumen yang terkait

“Efektivitas Pelaksanaan Pembangunan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM –MP) Di Desa Hutapadang Kota Padangsidimpuan Hutaimbaru

1 83 111

PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN PEMBANGUNAN MELALUI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) DI KECAMATAN LAGUBOTI TOBA SAMOSIR

0 65 7

Dampak Program Dana Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Medan Kota

0 95 100

Analisis Dampak Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Peningkatan Pendapatan Dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Di Kabupaten Asahan

4 55 137

Sosialisasi Pemanfaatan Fasilitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan (Study Deskriptif di Desa Purbadolok, Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbanghasundutan)

4 63 111

Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Pengembangan Sosio-Ekonomi Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir

0 50 160

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Desa Pulo Dogom Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara

1 39 106

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Review Peneliti Terdahulu - Analisis Pengaruh Pemanfaatan Dana pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-MP) Kota Medan

1 1 35

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Pengaruh Pemanfaatan Dana pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-MP) Kota Medan

0 0 15

Analisis Pengaruh Pemanfaatan Dana pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-MP) Kota Medan

0 0 12