commit to user 6
Menekankan pada kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan
keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat,
7 Memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran. Konteks
pembelajarn meliputi suasana yang memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang menggairahkan atau mendukung, dan rancangan belajar yang
dinamis. Isi pembelajaran meliputi penyajian yang prima, fasilitas yang lentur,
keterampilan belajar dan keterampilan hidup,
8 Memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan akademis, keterampilan
dalam hidup, dan prestasi fisikal atau material. Ketiganya harus diperhatikan, diperlakukan, dikelola secara seimbang dan relatif sama dalam proses
pembelajaran,
9 Menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran.
Pembelajar harus memiliki nilai dan keyakinan tertentu yang positif dalam
proses pembelajaran,
10 Mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan
ketertiban. Keberagaman dan kebebasan dapat dikatakan sebagai kata kunci
selain interaksi,
11
Mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran,
12 Menekankan pada kebermaknaan dan mutu proses pembelajaran oleh pengajar
atau fasilitator.
d. TANDUR sebagai Kerangka Perencanaan Pembelajaran Model Quantum
Menurut Bobbi DePorter dalam Sugiyanto, 2009 Untuk mempermudah mengingat dan untuk keperluan operasional pembelajaran
Quantum
dikenalkan dengan konsep TANDUR yang merupakan akronim dari : Tumbuhkan, Alami,
Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Kerangka TANDUR dapat membawa siswa menjadi tertarik dan berminat pada setiap pelajaran apapun, tingkat kelas
dengan beragam budayanya, jika para guru benar-benar menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran
Quantum Learning.
Kerangka perencanaan pembelajaran Quantum TANDUR adalah sebagi berikut:
commit to user 1
Tumbuhkan: Sertakan diri, pikat dan puaskan keingintahuan mereka. Buatlah mereka tertarik tentang materi yang akan kita ajarkan. Artinya seorang guru dalam
mengajar harus dapat menumbuhkan minat dan motivasi siswa untuk belajar dengan berbagai cara.
2
Alami: Berikan mereka pengalaman belajar, tumbuhkan “kebutuhan untuk mengetahui
”. Maksudnya, seorang guru dalam mengajar harus dapat menciptakan pengalaman umum yang dapat dimengerti oleh siswa. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara memberikan contoh peristiwa yang pernah dilihat atau dialami dalam kehidupan sehari-hari.
3 Namai: Berikan “data” tepat saat minat memuncak mengenalkan konsep-konsep
pokok dari mata pelajaran. Maksudnya, dalam mengajar seorang guru harus menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti oleh siswa, mengajarkan konsep
dengan jelas dan menggunakan strategi yang tepat agar siswa lebih mudah memahami konsep yang diajarkan.
4 Demonstrasikan: Berikan kesempatan lagi mereka untuk mengaitkan pengalaman
dengan data baru, sehingga mereka menghayati dan membuatnya sebagai pengalaman pribadi. Artinya dalam mengajar guru harus menggunakan media
atau alat peraga untuk mendemonstrasikan materi yang diajarkan, sehingga siswa akan lebih mudah mengingat konsep atau isi pesan yang disampaikan oleh guru.
5 Ulangi: Rekatkan gambaran keseluruhannya. Pengulangan berfungsi untuk
memperkuat koneksi syaraf dengan materi yang telah diajarkan. Strategi yang dapat dilakukan antara lain melalui pertanyaan, postest, ataupun penugasan, atau
membuat ikhtisar hasil belajar. 6
Rayakan: Jika layak dipelajari, maka layak pula untuk dirayakan. Perayaan menambahkan belajar dengan asosiasi positif. Artinya seorang guru dalam
mengajar dapat memberi pengakuan atas usaha siswa dalam menyelesaikan tugas dan pemerolehan keterampilan serta ilmu pengetahuan. Kelas dapat menjadi
rumah kedua bagi siswa, menjadi tempat belajar yang menyenagkan, tempat siswa mengalami kegembiraan dalam belajar dan tumbuh.
Salah satu indikator keberhasilan guru dalam pembelajaran adalah adanya perubahan hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik yang lebih baik setelah
commit to user siswa mengalami proses pembelajaran. Untuk mencapai indikator tersebut guru perlu
menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif serta pembelajaran yang didalamnya melibatkan keaktifan siswa. Melalui metode pembelajaran Quantum
Teaching dengan kerangka TANDUR Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan, siswa dilatih untuk kreatif dan aktif sehingga afektif dan
psikomotorik siswa dapat berkembang. Disamping itu fungsi perayaan di dalam Quantum Teaching memungkinkan anggapan Matematika sebagai pelajaran yang
sulit dan kurang disukai oleh siswa dapat berubah menjadi pelajaran yang menyenangkan dan disukai oleh siswa. Jika siswa berada dalam lingkungan
pembelajaran yang kondusif serta suasana pembelajaran menyenangkan diharapkan siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan, sehingga hasil belajar kognitif
siswa dapat optimal.
B. Penelitian Relevan
Isna Noor Izzati 2008 dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kuantum pada Siswa Kelas IV SDN
Banyuputih 04 Kecamatan Kalinyamat Kabupaten Jepara. Menjelaskan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan hasil belajar
siswa IPA pada siswa kelas IV SDN Banyuputih. Yaitu pada kondisi awal sebelum menerapkan model pembelajaran kuantum nilai rata-rata siswa adalah 5,5 dan siswa
yang belajar tuntas mencapai KKM adalah 43,33. Setelah menerapkan model pembelajaran kuantaum, nilai rata-rata siswa dan siswa yang belajar tuntas
meningkat. Setelah dilaksanakan siklus I, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 6,47 dan siswa yang belajar tuntas menjadi 80. Setelah dilaksanakan siklus II, nilai
rata-rata siswa meningkat lagi menjadi 7,33 dan siswa yang belajar tuntas menjadi 96,67. Dan setelah dilaksanakan siklus III, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi
8,4 dan 100 siswa dapat mencapai KKM belajar tuntas. Penelitian di atas terdapat kesamaan variabel penelitian. Kesamaan yang
pertama adalah pada variabel bebasnya, yaitu penerapan model pembelajaran quantum. Dan kesamaan yang kedua adalah pada variabel terikat, yaitu peningkatan
hasil belajar. Selain terdapat kesamaan, penelitian di atas juga terdapat perbedaan