commit to user siswa mengalami proses pembelajaran. Untuk mencapai indikator tersebut guru perlu
menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif serta pembelajaran yang didalamnya melibatkan keaktifan siswa. Melalui metode pembelajaran Quantum
Teaching dengan kerangka TANDUR Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan, siswa dilatih untuk kreatif dan aktif sehingga afektif dan
psikomotorik siswa dapat berkembang. Disamping itu fungsi perayaan di dalam Quantum Teaching memungkinkan anggapan Matematika sebagai pelajaran yang
sulit dan kurang disukai oleh siswa dapat berubah menjadi pelajaran yang menyenangkan dan disukai oleh siswa. Jika siswa berada dalam lingkungan
pembelajaran yang kondusif serta suasana pembelajaran menyenangkan diharapkan siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan, sehingga hasil belajar kognitif
siswa dapat optimal.
B. Penelitian Relevan
Isna Noor Izzati 2008 dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kuantum pada Siswa Kelas IV SDN
Banyuputih 04 Kecamatan Kalinyamat Kabupaten Jepara. Menjelaskan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan hasil belajar
siswa IPA pada siswa kelas IV SDN Banyuputih. Yaitu pada kondisi awal sebelum menerapkan model pembelajaran kuantum nilai rata-rata siswa adalah 5,5 dan siswa
yang belajar tuntas mencapai KKM adalah 43,33. Setelah menerapkan model pembelajaran kuantaum, nilai rata-rata siswa dan siswa yang belajar tuntas
meningkat. Setelah dilaksanakan siklus I, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 6,47 dan siswa yang belajar tuntas menjadi 80. Setelah dilaksanakan siklus II, nilai
rata-rata siswa meningkat lagi menjadi 7,33 dan siswa yang belajar tuntas menjadi 96,67. Dan setelah dilaksanakan siklus III, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi
8,4 dan 100 siswa dapat mencapai KKM belajar tuntas. Penelitian di atas terdapat kesamaan variabel penelitian. Kesamaan yang
pertama adalah pada variabel bebasnya, yaitu penerapan model pembelajaran quantum. Dan kesamaan yang kedua adalah pada variabel terikat, yaitu peningkatan
hasil belajar. Selain terdapat kesamaan, penelitian di atas juga terdapat perbedaan
commit to user dengan penelitian yang penulis lakukan. Yaitu lokasitempat penelitian, mata
pelajaran yang akan ditingkatkan hasil belajarnya, dan juga tingkatankelas siswa yang akan diteliti.
C. Kerangka Berfikir
Pada kondisi awal sebelum tindakan, belum diterapkan suatu model pembelajaran yang inovatif sehingga minat dan motivasi dan motivasi belajar siswa
rendah. Rendahnya minat dan motivasi belajar siswa dapat mengakibatkan hasil belajar siswa rendah.
Untuk meningkatkatkan hasil belajar siswa, maka diperlukan suatu model pembelajaran yang inovatif. Pembelajaran yang inovatif dapat meningkatkan minat
dan motivasi belajar siswa. Maka dipilihlah model pembelajaran quantum. Hasil belajar siswa diduga meningkat apabila guru dalam menyampaikan
materi pelajaran menggunakan model pembelajaran quantum. Dengan melihat prinsip dan karakteristik model pembelajaran quantum, pada pembelajaran
matematika dimungkinkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi perkalian pada kelas II semester 2. Model pembelajaran quantum adalah salah satu
model pembelajaran inovatif. Dengan diterapkannya model pembelajaran quantum, siswa akan lebih aktif dalam proses pembelajaran. Melalui model pembelajaran
quantum, proses pembelajaran akan lebih efektif dan menyenangkan. Sehingga minat, motivasi, dan aktivitas siswa dalam belajar akan lebih meningkat.
Meningkatnya minat, motivasi, dan aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam memahami pelajaran yang
disampaikan guru, dengan demikian hasil belajar siswa akan lebih baikmeningkat.
commit to user Berdasarkan penjelasan di atas dapat divisualisasikan dalam gambar 1 sebagai
berikut:
Gambar 1. Kerangka Berfikir Kondisi Awal
Guru Belum menerapkan model pembelajaran
quantum pada pelajaran matematika materi
perkalian. Pembelajaran masih bersifat
konvensional. Guru juga belum menggunakan
mediaalat peraga saat mengajarkan perkalian.
Hasil belajar matematika materi
perkalian pada siswa kelas II SDN Kragilan 2
masih rendah.
Tindakan Guru menerapkan model
pembelajaran quantum pada pelajaran
matematika materi perkalian.
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Kondisi Akhir Dengan menerapkan model pembelajaran
quantum pada materi perkalian, maka hasil belajar matematika materi perkalian pada
siswa kelas II SDN Kragilan 2 meningkat.
commit to user
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di SD Negeri Kragilan 2, dengan alasan sebagai berikut:
a. Penulis adalah pengajar di SD Negeri Kragilan 2,
b. Secara psikologis penulis telah mengetahui kondisi dan sudah teerjalin hubungan
kedekatan, kemudian diharapkan dapat memperlancar kegiatan penelitian yang penulis laksanakan,
c. Lingkungan mendukung.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 20092010, dimulai bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2010.
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini yang lebih menekankan pada perbaikan proses pembelajaran di kelas yang bermuara pada
meningkatnya hasil belajar siswa, maka jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK. Wardhani 2007 : 1.19 menyatakan bahwa sasaran akhir
PTK adalah perbaikan pembelajaran. Dengan menggunakan bentuk Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan akan mendapat informasi yang sebanyak-banyaknya
untuk meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara professional
2. Strategi Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan strategi model siklus. Wardhani 2007 : 2.3 menyatakan bahwa PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur atau
siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu merencanakan, melakukan tindakan, mengamati dan melakukan refleksi.