commit to user b
Semua siswa dapat mengerjakan tugas dari guru dengan baik. c
Semua siswa membawa buku catatan dan atau buku paket masing-masing. d
Semua siswa memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan guru. e
Sebagian besar siswa memperhatikan petunjuk guru dengan baik. f
Hanya sebagian kecil siswa yang berbuat gaduh saat guru menerangkan pelajaran.
g Lebih dari 60 siswa aktif bertanya kepada guru saat mengalami kesulitan
atau kurang jelas dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan guru. h
Tanggung jawab, perhatian, dan keaktifan siswa meningkat dibanding siklus II.
d. Refleksi
Dari hasil penelitian pada siklus III, maka peneliti mengulas masih ada 1 atau 5,9 siswa yang nilainya masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal KKM.
Karena persentase siswa yang belajar tuntas telah mencapai 94,1 lebih dari persentase yang diinginkan pihak peneliti, guru, maupun sekolah, yaitu minimal 85
siswa mencapai KKM maka siklus penelitian dihentikan. Hasil analisis data terhadap pelaksanaan pembelajaran perkalian dengan
menggunakan model pembelajaran quantum, secara umum telah menunjukkan perubahan yang signifikan. Hasil evaluasi terhadap siswa juga mengalami
peningkatan, baik dari segi nilai terendah, nilai tertinggi, nilai rata-rata, maupun persentase siswa yang belajar tuntas mencapai KKM, maka dapat dikatakan bahwa
pelaksanaan tindakan telah berhasil.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan sebanyak tiga siklus dapat dinyatakan bahwa pembelajaran matematika pada materi perkalian dengan
menggunakan model pembelajaran quantum dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SDN Kragilan 2, baik hasil belajar kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
1. Perkembangan hasil belajar afektif siswa adalah sebagai berikut:
commit to user a.
Siswa lebih aktif selama mengikuti proses pembelajaran, baik itu aktif bertanya maupun aktif menjawab pertanyaan guru.
b. Perhatian, minat, dan motivasi siswa terhadap pelajaran matematika
khususnya pada materi perkalian meningkat. c.
Siswa berani menuliskan jawaban pertanyaan di papan tulis. d.
Siswa aktif bekerjasama dengan kelompoknya untuk memecahkan masalah menyesesaikan soal perkalian dengan menggunakan media berupa sedotan
dan gelas plastik. e.
Siswa memperhatikan pelajaran yang disampaikan guru dengan sungguh- sungguh.
2. Perkembangan hasil belajar psikomotorik siswa adalah sebagai berikut:
a. Semua siswa masuk kelas sebelum pelajaran dimulai, tidak ada siswa yang
terlambat masuk kelas. b.
Siswa mau mencatat, merangkum materi pelajaran yang disampaikan guru dengan baik.
c. Banyak siswa yang mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan guru
maupun untuk bertanya. d.
Siswa dapat menyiapkan kebutuhan belajar tanpa disuruh oleh guru. e.
Siswa dapat berkomunikasi dengan guru dengan baik. f.
Siswa dapat bekerjasama dengan kelompoknya dengan baik. g.
Siswa berlaku sopan, ramah, dan hormat kepada guru selama proses pembelajaran berlangsung.
3. Perkembangan hasil belajar kognitif siswa.
a. Data nilai matematika materi perkalian sebelum tindakan nilai awal
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada tes awal siswa, diperoleh nilai rata-rata siswa adalah 60, dimana hasil tersebut masih jauh dari nilai yang
diinginkan dari pihak guru, peneliti, dan sekolah yaitu sebesar 72. Sedangkan besarnya persentase siswa yang belajar tuntas hanya sebesar 58,8,
sedangkan 41,2 lainnya masih belum belajar tuntas, pihak sekolah
commit to user menginginkan minimal 85 siswa dapat mencapai KKM. Nilai terendah pada
tes awal sebelum dilaksanakannya tindakan adalah sebesar 30, sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 80. Berdasarkan hasil analisis tes
awal tersebut, maka dilakukan tindakan yang berupa penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi perkalian melalui
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika materi perkalian.
b. Data nilai matematika siswa setelah siklus I
Pada siklus I dilaksanakan pembelajaran matematika materi perkalian dengan menggunakan model pembelajaran quantum dengan indikator mengenal
perkalian sebagai penjumlahan berulang dan mengubah bentuk penjumlahan berulang menjadi bentuk perkalian. Proses pembelajaran dilaksanakan sesuai
dengan rencana pembalajaran yang telah disusun sebelumnya oleh guru kelas dan peneliti. Kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup. Setelah proses pembelajaran selesai, maka dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap
materi yang disampaikan oleh guru. Hasil perolehan nilai siswa pada siklus I terdapat dalam lampiran 5.
Setelah diadakan penilaian pada siklus I, maka dapat dibuat perbandingan hasil belajar siswa sebelum tindakan dan setelah diadakan tindakan siklus I,
yaitu seperti pada tabel 6 sebagai berikut:
Tabel 6. Perbandingan Hasil Tes Belajar Siswa Sebelum dan Setelah Dilaksanakan Tindakan Siklus I
Keterangan Tes Awal
Tes Siklus I Nilai Terendah
30 45
Nilai Tertinggi 80
85 Rata-rata Nilai
60 68
Siswa Belajar Tuntas 58,8
70,6
commit to user Dari tabel 6 maka dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Tes Awal Tes Siklus I
Nilai Terendah Nilai Tertinggi
Rata-rata Nilai Siswa Belajar Tuntas
Gambar 7. Grafik perbandingan hasil tes belajar siswa sebelum dan setelah diberikan tindakan siklus I
Dari hasil analisa data perkembangan hasil belajar siswa pada tes siklus I dapat disimpulkan bahwa persentasi hasil tes siswa yang belajar tuntas naik 11,8
dengan nilai kriteria ketuntasan minimal KKM, siswa yang belajar tuntas pada siklus I sebesar 70,6, yang semula pada tes awal hanya 58,8 siswa mencapai
KKM. Besarnya nilai terendah yang diperoleh siswa pada saat tes awal adalah 30 dan pada siklus I naik menjadi 45. Sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh siswa
pada tes awal adalah sebesar 80, setelah dilaksanakannya tindakan siklus I, naik menjadi 85. Untuk nilai rata-rata kelas yang pada saat tes awal sebesar 60, setelah
dilaksanakannya tindakan siklus I naik menjadi 68.
c. Data nilai siswa pada siklus II
Setelah dilakukan analisa mengenai kekurangan pada pelaksanaan siklus I, maka disusun rencana pembelajaran siklus II agar kekurangan yang terjadi pada siklus I
lebih diminimalisir. Pada siklus II dilaksanakan pembelajaran matematika materi perkalian dengan menggunakan model pembelajaran quantum dengan indikator
mengenal sifat pertukaran pada perkalian. Proses pembelajaran dilaksanakan
commit to user sesuai dengan rencana pembalajaran yang telah disusun sebelumnya oleh guru
kelas dan peneliti. Kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Setelah proses pembelajaran selesa, maka dilakukan
evaluasi yang bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Hasil perolehan nilai siswa pada siklus II
terdapat dalam lampiran 6: Setelah diadakan penilaian pada siklus II, maka dapat dibuat perbandingan hasil
belajar siswa sebelum tindakan, setelah tindakan siklus I, dan setelah diadakan tindakan siklus II, yaitu seperti pada tabel 7 sebagai berikut:
Tabel 7. Perbandingan Hasil Tes Belajar Siswa Sebelum Tindakan dan Setelah Tindakan Siklus I dan Siklus II
Keterangan Tes Awal
Tes siklus I Tes Siklus II
Nilai terendah 30
45 50
Nilai tertinggi 80
85 100
Rata-rata nilai 60
68 72,9
Siswa belajar tuntas 58,8
70,6 82,4
commit to user Dari tabel 7 di atas dapat dilihat pada gambar diagram sebagai berkut:
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Tes Awal Tes Siklus I
Tes Siklus II Nilai Terendah
Nilai Tertinggi Rata-rata Nilai
Siswa Belajar Tuntas
Gambar 8. Grafik perbandingan nilai dari tes awal, setelah siklus I, dan setelah siklus II
Dari grafik di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1
Nilai terendah yang diperoleh siswa pada tes awal adalah 30; pada tes siklus I menjadi 45 kemudian meningkat pada tes siklus II menjadi 50.
2 Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada tes awal adalah sebesar 80 ; pada tes
siklus I naik menjadi 85, kemudian naik lagi pada tes siklus II menjadi 100. 3
Nilai rata-rata kelas pada tes awal adalah sebesar 60; pada tes siklus I naik menjadi 68, kemudian naik lagi pada siklus II menjadi 72,9.
4 Siswa yang belajar tuntas diatas KKM pada tes awal hanya sebesar 58,8;
setelah tes siklus I naik menjadi 70,6, kemudian naik lagi pada siklus II menjadi 82,4.
d. Data Nilai Siswa Pada Siklus III
Pada siklus II dilaksanakan pembelajaran matematika materi perkalian dengan menggunakan model pembelajaran quantum dengan indikator mengalikan tiga
bilangan satu angka yang hasil kalinya dibawah 100. Proses pembelajaran
commit to user dilaksanakan sesuai dengan rencana pembalajaran yang telah disusun sebelumnya
oleh guru kelas dan peneliti. Pada pembelajaran siklus III ini dilaksanakan pembelajaran perkalian dengan menggunakan jarimatika. Kegiatan pembelajaran
terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Setelah proses pembelajaran selesa, maka dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk mengukur
tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Hasil perolehan nilai siswa pada siklus III terdapat dalam lampiran 7:
Setelah diadakan penilaian pada siklus I, maka dapat dibuat perbandingan hasil belajar siswa sebelum tindakan dan setelah diadakan tindakan siklus I, setelah
tindakan siklus II, dan setelah diadakan tindakan siklus III, yaitu seperti pada tabel 8 sebagai berikut:
Tabel 8. Perbandingan Hasil Tes Belajar Siswa Sebelum Tindakan dan Setelah Tindakan Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
Keterangan Tes Awal
Tes Siklus I Tes Siklus II
Tes Siklus III Nilai terendah
30 45
50 55
Nilai tertinggi 80
85 100
100 Rata-rata nilai
60 68
72,9 81,8
Siswa belajar tuntas 58,8
70,6 82,4
94,1
commit to user Dari tabel 8 di atas, maka dapat dilihat pada gambar diagram sebagai berkut:
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Tes Awal Tes Siklus I
Tes Siklus II Tes Siklus III
Nilai Terendah Nilai Tertinggi
Rata-rata Nilai Siswa Belajar Tuntas
Gambar 9. Grafik Perbandingan nilai tes awal, tes siklus I, tes siklus II, dan tes siklus III
Dari grafik di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1
Nilai terendah yang diperoleh siswa pada tes awal adalah sebesar 30; pada tes siklus I sebesar 45; kemudian meningkat pada siklus II menjadi 50; dan
meningkat lagi pada siklus III menjadi 55. 2
Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada tes awal adalah sebesar 80 ; pada tes siklus I naik menjadi 85, kemudian naik lagi pada tes siklus II menjadi 100; nilai
tertinngi pada siklus III juga 100. 3
Nilai rata-rata kelas pada tes awal adalah sebesar 60; pada tes siklus I naik menjadi 68, kemudian naik lagi pada siklus II menjadi 72,9; pada siklus III naik
lagi menjadi 81,8. 4
Siswa yang belajar tuntas diatas KKM pada tes awal hanya sebesar 58,8; setelah tes siklus I naik menjadi 70,6, kemudian naik lagi pada siklus II menjadi
82,4, dan pada siklus III naik lagi menjadi 94,1.
commit to user
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitinan yang dilaksanakan sebanyak 3 siklus selama 5 kali pertemuan dengan menerapkan model pembelajaran quantum dalam
pembelajaran matematika materi perkalian pada siswa kelas II SDN Kragilan 2, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, Tahun Pelajaran 20092010, maka dapat
dibuat kesimpulan sebagai berikut: “Melalui penerapan model pembelajaran quantum dapat meningkatkan hasil belajar
matematika materi perkalian pada siswa kelas II SDN Kragilan 2, kecamatan Gemolong, kabupaten Sragen. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan nilai
rata-rata kelas yang pada tes awal hanya sebesar 60, pada siklus I meningkat menjadi 68, pada silus II naik menjadi 72,9, kemudian naik lagi pada siklus III menjadi 81,8.
Sedangkan siswa yang belajar tuntasn nilai mencapai KKM 60 pada tes awal sebesar 58,8, setelah dilaksanakan tindakan siklus I naik menjadi 70,6, pada
siklus II naik menjadi 82,4, dan pada sik lus III naik lagi menjadi 94,1”.
B. Implikasi
Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran quantum dalam pembelajaran
matematika materi perkalian. Model yyang dipakai dalam penelitian ini adalah model siklus. Prosedur penelitiannya terdiri dari 3 siklus. Siklus I dilaksanakan sebanyak 2
kali pertemuan, yaitu pada tanggal 1 dan 14 April 2010. Siklus II dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, yaitu pada tanggal 22 dan 28 April 2010. Sedangkan
siklus III dilaksanakan sebanyak 1 kali pertemuan, yaitu pada tanggal 5 Mei 2010. Adapun indikatornya adalah sebagai berikut: 1 mengenal perkalian sebagai
penjumlahan berulang, 2 mengenal sifat pertukaran pada perkalian, 3 mengalikan tiga bilangan satu angka. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat dikemukakan
implikasi teoretis dan implikasi praktis hasil penelitian, yaitu sebagai berikut: