37 Setelah izin tersampaikan, peneliti membagikan kuisioner baik di hari
yang sama penyampaian izin ataupun tidak, hal ini disesuaikan dengan kesepakatan dengan pihak perusahaan. Pembagian kuisioner dilakukan dengan
membagikan skala secara langsung dalam bentuk paper dan dalam bentuk link menggunakan aplikasi google.docs. Peneliti kemudian menyampaikan
terimakasih kepada pihak-pihak yang ikut serta dengan membagikan reward.
IX. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis statistik. Analisis ini digunakan dengan alasan bahwa analisis statistik dapat
mewujudkan kesimpulan penelitian dengan memperhitungkan faktor kesalihan. Alasan ini digunakan bahwa statistik bekerja dengan angka-angka yang bersifat
objektif dan universal, artinya dapat digunakan hampir pada semua bidang penelitian. Data dalam penelitian ini akan dianalisa dengan analisa statistik, yang
dapat bekerja dengan angka-angka, bersifat objektif dan universal Hadi, 2002.
X. Deskripsi Hasil Penelitian
Deskripsi hasil penelitian terdiri dari penyebaran data demografis subjek, hasil pengolahan data penelitian dan skor rata-rata berdasarkan data demografis
subjek. Hasil penelitian akan digambarkan dalam bentuk tabel dengan menggunakan software Microsoft OfficeExcel 2007 dan deskirpsi statistika
menggunakan software SPSS version 17.00 for Windows.
Universitas Sumatera Utara
38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menjelaskan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Gambaran Hardiness pada Perusahaan E-commerce di Kota Medan. Pembahasan akan
dijelaskan setelah hasil penelitian dipaparkan dengan menggunakanbantuan Statistical Package for Solution Sciences
selanjutnya disebut SPSS 17.0 for windows. Sebelumnya, peneliti akan menjelaskan gambaran penelitian terlebih
dahulu kemudian hasil penelitian dan pembahasan.
I. Gambaran Umum Subjek Penelitian
Sampel penelitian adalah seluruh karyawan e-commerce yang bekerja di Kota Medan. Berikut merupakan gambaran umum dari 109 orang karyawan
perusahaan e-commerce di Kota Medan.
a. Gambaran berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan gambaran umumnya, Tabel 4 memaparkan presentase
dan jumlah karyawan Laki-laki dan Perempuan keseluruhan subjek. Tabel 4. Gambaran Subjek berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi N
Persentasi Perempuan
56 51.4
Laki-Laki 53
48.6 Total
109 100
Universitas Sumatera Utara
39 Berdasarkan data pada tabel diatas, dikatakan bahwa jumlah
karyawan perempuan pada perusahaan e-commerce di Kota Medan adalah 56 orang dengan presentase, 57.8. Sedangkan jumlah karyawan laki-laki
adalah 53 orang dengan presentase 42.2.
b. Gambaran berdasarkan Suku
Suku adalah sekelompok orang yang terikat secara biologis, menganut nilai-nilai dan norma yang sama Matsumoto, 2008.
Berdasarkan gambaran umum ditinjau dari masing-masing suku, berikut merupakan presentase dan jumlah karyawan yang digambarkan melalui
Tabel 5.
Tabel 5. Gambaran Subjek berdasarkan Suku
Suku Frekuensi N
Persentasi Batak
57 52.3
Tinghoa 22
20.2 Jawa
21 19.3
Padang 4
3.67 Aceh
3 2.75
Melayu 2
1.83 Total
109 100
Berdasarkan Tabel diatas, dapat dikatakan bahwa jumlah karyawan e-commerce di Kota Medan yang bersuku Batak sebanyak 57 orang
dengan presentase 52.3, Tionghoa sebanyak 22 orang dengan presentase 20.2, menyusul Jawa dengan jumlah 21 orang dan presentase 19.3,
selanjutnya adalah Padang dengan jumlah 4 empat orang karyawan, Aceh dengan jumlah 3 tiga orang karyawan dan Melayu dengan jumlah 2
dua orang karyawan.
Universitas Sumatera Utara
40
c. Gambaran berdasarkan Status Pernikahan
Hajebi, Emami, Hosseinzadeh, dan Khajeian 2016 dalam penelitiannya menyatakan bahwa status pernikahan memiliki hubungan
dengan hardiness karyawan. Berdasarkan gambaran umum, berikut merupakan data demografis status pernikahan karyawan e-commerce yang
bekerja di Kota Medan. Tabel 6 menjelaskan jumlah karyawan yang sudah menikah dan belum menikah.
Tabel 6. Gambaran Subjek berdasarkan Status Pernikahan
Status Pernikahan Frekuensi
N Persentasi
Belum Menikah 102
93.6 Menikah
7 6.4
Total 109
100 Dari Tabel 6, dapat diketahui bahwa jumlah karyawan yang belum
menikah sebanyak 102 orang dengan presentase 93.6, dan karyawan yang sudah menikah sebanyak 7 tujuh orang dengan presentase 6.4.
d. Gambaran Berdasarkan Usia
Gambaran umum berdasarkan usia pada karyawan perusahaan e- commerce yang berada di Kota Medan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
20-24 tahun, 25-29 tahun, dan diatas 30 tahun 30 tahun. Berikut
merupakan gambarannya pada subjek penelitian.
Universitas Sumatera Utara
41
Tabel 7. Gambaran Subjek berdasarkan Usia
Usia Frekuensi
N Persentasi
20 – 24 Tahun 66
60.6 25 – 29 Tahun
40 36.7
30 Tahun 3
2.75 Total
109 100
Tabel 7 menunjukan terdapat 66 karyawan berusia 20-24 tahun dengan presentase 60.6, 40 karyawan berusia 25-29 tahun dengan
presentase 36.7, dan tiga karyawan berusia diatas 30 tahun 30 tahun.
e. Gambaran Berdasarkan Lama Bekerja
Gambaran umum karyawan dilihat dari lamanya bekerja dapat bervariasi. Peneliti mengelompokan gambaran tersebut menjadi 6 enam
kelompok, yaitu lama bekerja 1-3 bulan, 4-6 bulan, 7-9 bulan, 10-12 bulan, 1 satu tahun dan 2 dua tahun. Hasil penelitian menemukan,
karyawan e-commerce dengan lama masa bekerja 1 satu tahun memiliki jumlah subjek terbanyak, dengan presentase 20.2 yaitu sebanyak 22
orang karyawan. Berikut gambaran kelompok lainnya pada Tabel 8.
Tabel 8. Gambaran Subjek berdasarkan Lama Bekerja
Lama Berkerja Frekuensi
N Persentasi
1 -3 Bulan 21
19.3 4 – 6 Bulan
18 16.5
7 – 9 Bulan 16
14.7 10 – 12 Bulan
18 16.5
1 satu Tahun 22
20.2 2 dua Tahun
14 12.8
Total 109
100
Universitas Sumatera Utara
42 Data diatas juga menunjukan, kelompok karyawan dengan lama
masa bekerja 1-3 bulan berjumlah 21 orang dengan presentase 19.3. Selanjutnya karyawan dengan lama masa kerja 4-6 bulan dan 10-12 bulan
dengan jumlah yang sama yaitu 18 orang dan presentase 16.5. Dua posisi terakhir terdapat karyawan dengan lama masa bekerja 7 – 9 bulan
dengan jumlah 16 orang karyawan dan presentase 14.7 . Terakhir adalah karyawan dengan lama masa bekerja 2 tahun dengan presentase 12.8
berjumlah 14 orang.
f. Gambaran Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan salah satu penentu keberhasilan seseorang. Berikut merupakan gambaran umum subjek dilihat dari tingkat
pendidikannya.
Tabel 9. Gambaran Subjek berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Frekuensi
N Persentasi
SMK 1
0.9 SMA
13 11.9
Diploma III 17
15.6 Strata I
78 71.6
Total 109
100 Tabel 9 menunjukan bahwa terdapat71.6 yaitu sebanyak 78
orang subjek dengan tingkat pendidikan akhir sebagai Sarjana Strata-I. Selanjutnya disusul oleh subjek dengan tingkat pendidikan akhir sebagai
Diploma III D-III dengan presentase 14.7 yang berjumlah 17 orang karyawan. Sisanya disusul oleh karyawan dengan tingkat pendidikan
Universitas Sumatera Utara
43 akhirSekolah Menengah AtasSMA dengan jumlah 13 orang karyawan
dan Sekolah Menengah KejuruanSMK dengan jumlah 1 satu orang karyawan.
g. Gambaran Berdasarkan Posisi di Tempat Kerja
Judkins 2005 menyatakan bahwa, posisi manager dalam studi yang dilakukannya memiliki hubungan dengan variabel psikologi yaitu
hardiness.Berikut merupakan gambaran subjek apabila digolongkan dengan posisinya di tempat kerja.
Tabel 10. Gambaran Subjek berdasarkan Posisi di Tempat Kerja
Posisi di Tempat Kerja Frekuensi N
Persentasi Staff
89 81.7
Manager 14
12.8 CEO
6 5.5
Total 109
100 Berdasarkan Tabel 10, seubjek dibedakan menjadi 3 posisi yang
berbeda, yaitu Staff, Manager dan Chief Executive OfficerCEO. Terdapat 89 orang subjek yang bekerja sebagai staff, 14 orang subjek yang bekerja
sebagai manager dan 6 orang subjek sebagai Chief Executive Officer CEO.
h. Gambaran Berdasarkan Tipe Perusahaan E-commerce
Perusahaan e-commerce dapat digolongkan menjadi 4 empat yaitu Businness to Businnesss e-commerce B2B e-commerce, Business to
Consumer e-commerce B2C e-commerce, Business to Government e- commerce B2G e-commerce, Consumer to Consumer e-commerce C2C
Universitas Sumatera Utara
44 e-commerce dan Mobile e-commerce Andam, 2003. Masing-masing tipe
perusahaan e-commerce memiliki detail yang berbeda-beda dalam hal sumber daya, tujuan dan hal-hal yang mempengaruhinya. Berikut
merupakan gambaran subjek ditinjau dari tipe perusahaan e-commerce pada tempat mereka bekerja.
Tabel 11. Gambaran Subjek berdasarkan Tipe Perusahaan E-commerce
Tipe Perusahaan Frekuensi
N Persentasi
Business to Consumer B2C 97
89 Business to Business B2B
6 5.5
Business to Government B2G 2
1.8 Consumer to Consumer C2C
2 1.8
E-mobile 2
1.8 Total
109 100
Tabel 11. diatas menunjukan bahwa 89 sampel bekerja pada perusahaan Business to Consumers e-commerce B2C, yaitu berjumlah 97
orang. Subjek lainnya bekerja pada perusahaan Business to Business e- commerce B2B dengan jumlah 6 enam orang karyawan. Urutan tiga
terakhir diisi oleh karyawan yang bekerja pada perusahaan e-commerce tipe e-mobile, Business to Government e-commerce B2G dan Consumers
to Consumers e-commerce C2C masing-masing dengan jumlah 2 dua orang karyawan.
Universitas Sumatera Utara
45
II. Hasil Penelitian
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk melakukan pengujian terhadap kenormalan data Azwar, 2012. Berikut merupakan hasil uji normalitas
data pada Tabel 12. Tabel 12. Hasil Uji Normalitas Data
N One-Sample Kolmogorov-
Smirnov Test.
109 0.738
Data dikatakan normal apabila nilai signifikansi atau probabilitas P 0.05, sebaliknya data dikatakan tidak normal apabila nilai
signifikansi atau probabilitas P 0.05. Peneliti kemudian menguji normalitas data dengan menggunakan software SPSS 17.00 kemudian
menggunakan teknik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Ditemukan hasil uji normalitas data 0.738, oleh sebab itu data dapat dikatakan normal
karena p 0.05.
b. Hasil Penelitian Utama
Berdasarkan gambaran data demografis subjek, peneliti mengolah jumlah skor dari masing-masing subjek.Hasil yang akan dipaparkan pada
penelitian ini adalah rentang nilai, nilai empirik dan nilai hipotetik dari variabel hardiness dan aspek-aspeknya. Rentang nilai dan nilai empirik
diperoleh dengan bantuan Statistical Package for Solution Sciences 17.0
Universitas Sumatera Utara
46 for windows, sementara nilai hipotetik diperoleh dengan menggunakan
rumus pada Tabel 13.
Tabel 13. Rumus Nilai Hipotetik
Berikutnya, rumus nilai hipotetik diterapkan pada masing-masing aspek hardiness dan menghasilkan data pada Tabel 14.
Tabel 14. Gambaran Skor Hardiness Karyawan
Variabel Jumlah
Subjek Rentang Nilai
Nilai Empirik Nilai Hipotetik Min.
Maks. Mean
SD Mean
SD Tantangan
109 7
15 12.23
1.7 9
1.3 Kontrol
11 22
16.11 2.03
15 1.8
Komitmen 16
30 22.43
3.43 18
2.3 Total
39 66
50.77 5.53
42 4.5
Tabel diatas menunjukan rentang nilai variabel hardiness adalah 27, bergerak dari rata-rata skor 39-66. Selanjutnya rata-rata skor variabel
hardiness yang diperoleh dari 109 subjek adalah 50.77 dengan standar deviasi 5.53. Peneliti juga menemukan rata-rata nilai hipotetikyaitu 42,
sedangkan nilai standar deviasinya adalah 4.5. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata skor hardiness pada subjek penelitian karyawan perusahaan e-
commercedi Kota Medan lebih tinggi dari rata-rata skor hardiness pada umumnya. Hal yang sama ditemukan pada ketiga aspek hardiness, yaitu
tantangan, kontrol dan komitmen. Ditemukan bahwa rata-rata skor aspek µ =
1 2
�
���
+ �
���
ΣK σ =
1 6
�
���
- �
���
Universitas Sumatera Utara
47 hardiness pada karyawan e-commerce yang bekerja di Kota Medan lebih
tinggi dibandingkan rata-rata skor aspek hardiness pada umumnya.
c. Kategorisasi Hardiness Karyawan
Pengelompokan rata-rata skor karyawan dilakukan dengan terlebih dulu menentukan kategori skornya. Peneliti mengelompokan karyawan ke
dalam tiga kategorisasi, yaitu Tinggi, Sedang dan Rendah. Tabel 15 merupakan rumus yang digunakan dalam mengkategorisasikan skor, yaitu
dengan menggunakan rumus standard errorfluktuasi skor Azwar, 2012 sebagai berikut:
Tabel 15. Rumus Standar Eror Fluktuasi Skor Skala
Keterangan : X
= Mean pada skala �
� 2
�
= Taraf kepercayaan �
�
= Standar Eror Peneliti menggunakan taraf kepercayaan sebesar 95 yang berarti
sama dengan taraf signifikansi sebesar 5. Hasil perhitungan standard error dilakukan dengan menggunakan software SPSS 17.0 for windows,
yang kemudian dipaparkan pada Tabel 16. Selanjutnya, peneliti mengkalkulasikan rumus pengkategorian dengan menggunakan skor yang
telah diperoleh, maka dihasilkan data sebagai berikut. X ±
�
� 2
�
�
�
Universitas Sumatera Utara
48
Tabel 16. Pengelompokan Hardiness dan aspeknya pada Karyawan yang Bekerja pada Perusahaan E-commercedi Kota Medan
Variabel Standard
Error Kategorisasi
Rentang Nilai Frekuensi
N Persentase
Tantangan 0.168
Tinggi X12.56
49 44.9
Sedang 11.90
≤X ≤ 12.56 27
24.8 Rendah
X 11.90 33
30.3 Kontrol
0.195 Tinggi
X 16.49 40
36.7 Sedang
15.73 ≤X ≤ 16.49
28 18.3
Rendah X 15.73
41 37.6
Komitmen 0.329
Tinggi X 23.07
42 38.5
Sedang 21.79
≤X ≤ 23.07 22
20.2 Rendah
X 21.79 45
41.3 Total
0.531 Tinggi
X 51.77 45
41.3 Sedang
49.77 ≤X ≤ 51.77
21 19.3
Rendah X49.77
43 39.4
Tabel diatas menunjukan pengelompokan kategorisasi dari masing- masing aspek menunjukan sampel yang dikategorikasikan memiliki skor
tinggi lebih banyak terdapat pada aspek tantangan. Sedangkan aspek kontrol dan komitmen menunjukan lebih banyak jumlah sampel yang
dikategorisasikan memilikiskor rendah. Secara keseluruhan, total skor rata-rata hardiness karyawan bergerak dari X 51.77 dengan kategorisasi
tinggi, 49.77 ≤X ≤ 51.77 dengan kategorisasi sedang, dan X 49.77
dengan kategorisasi rendah. Da
III. Hasil Penelitian Tambahan berdasarkan Gambaran Subjek
Peneliti melakukan analisa dan pembahasan berdasarkan data demografi subjek. Gambaran juga dijelaskan berdasarkan skor pada masing-masing
aspekhardiness oleh Maddi 2012. Berikut merupakan gambaran hardiness dan aspek-aspeknya pada karyawan e-commerce yang bekerja di Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
49
a. Gambaran Hardiness berdasarkan Jenis Kelamin
Berikut merupakan data yang diperoleh dari 53 orang karyawan laki-laki dan 56 karyawan perempuan yang bekerja pada perusahaan e-
commerce di Kota Medan. Tabel 17. Gambaran Hardiness berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Tantangan Kontrol Komitmen
Total Laki-laki
N=53 Mean
12.30 16.42
22.60 51.32
SD 1.9
2.0 3.5
5.9 Perempuan
N=56 Mean
12.16 15.82
22.27 50.25
SD 1.5
1.9 3.3
5.0 Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa total rata-rata skor
hardiness pada karyawan laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan perempuan. Apabila dilihat dari aspek tantangan, karyawan laki-
laki memiliki rata-rata skor 12.30, sedangkan perempuan 12.16. Pada aspek kontrol, laki-laki memiliki skor rata-rata 16.42, dan perempuan
15.82. Pada aspek komitmen, laki-laki memiliki skor rata-rata 22.60 dan perempuan 22.27. Keseluruhan skor ini kemudian dijumlahkan dan
memperoleh skor total hardiness 51.31 untuk laki-laki dan 50.25 untuk perempuan.
b. Gambaran Hardiness berdasarkan Suku
Peneliti menemukan 6 enam jenis suku pada, yaitu suku Aceh, suku Batak, suku Jawa, suku Melayu, suku Padang dan suku Tionghoa.
Berikut merupakan gambaran skor hardiness karyawan e-commerce di Kota Medan berdasarkan sukunya.
Universitas Sumatera Utara
50
Tabel 18. Gambaran Hardiness berdasarkan Suku
Suku Tantangan
Kontrol Komitmen Total
Aceh N=3
Mean 13.00
17.00 23.67
53.67 SD
2.0 3.4
5.6 10.9
Batak N=57
Mean 12.14
16.05 22.18
50.37 SD
1.8 1.8
3.4 5.1
Jawa N=21
Mean 12.19
15.52 22.29
50.00 SD
1.5 2.4
2.8 5.7
Melayu N=2
Mean 13.00
16.50 24.50
54.00 SD
0.0 2.1
3.5 1.4
Padang N=4
Mean 13.25
16.50 23.50
53.25 SD
0.5 1.9
3.7 5.4
Tionghoa N=22
Mean 12.14
16.59 22.68
51.41 SD
1.9 2.0
3.8 6.0
Data diatas menunjukan skor rata-rata dan standard deviationhardiness karyawan e-commerce di Kota Medan berdasarkan
masing-masing suku. Sebagai subjek dengan jumlah terbanyak, suku Batak memiliki rata-rata skor pada aspek tantangan yakni 12.14, aspek
kontrol 16.05, komitmen 22.18 dengan total50.37. Menyusul Tionghoa dengan jumlah subjek 22 orang, yang memiliki skor rata-rata aspek
tantangan 12.14, kontrol 16.59, komitmen 22.68 dengan total51.41. Apabila dilihat dari skor rata-rata tertinggi pada masing-masing aspek dan
variabel, maka rata-rata skor tantangan tertinggi diperoleh suku Padang dengan skor 13.25, skor rata-rata aspek kontrol tertinggi diperoleh suku
Aceh dengan skor 17.00, dan skor rata-rata aspek komitmen tertinggi diperoleh suku Melayu dengan skor 24.50. Terakhir, total skor rata-rata
Hardiness tertinggi diperoleh suku Melayu dengan skor 54.00.
Universitas Sumatera Utara
51
c. Gambaran Hardiness berdasarkan Usia
Berikut merupakan gambaran skorhardiness karyawan yang dibagi ke dalam 3 tiga kelompok berdasarkan usianya.
Tabel 19. Gambaran Hardiness berdasarkan Usia
Usia Tantangan Kontrol Komitmen
Total 30 Tahun
N=3 Mean
12.33 14.67
22.67 49.67
SD 2.0
1.1 5.5
6.5 20-24 Tahun
N=66 Mean
12.41 16.20
22.85 51.45
SD 1.7
2.1 3.1
5.3 25-29 Tahun
N=40 Mean
11.92 16.08
21.72 49.72
SD 1.7
1.8 3.7
5.8 Hasil penelitian diatas menemukan skor rata-rata aspek tantangan
subjek berusia 20-24 Tahun memiliki skor 12.41, disusul oleh subjek berusia 30 Tahun memiliki skor 12.33, dan subjek berusia 25-29 Tahun
memiliki skor 11.92. Pada aspek kontrol, skor paling banyak diperoleh sampel berusia 20-24 Tahun dengan skor 16.20, selanjutnya sampel
berusia 25-29 Tahun dengan skor 16.08 dan sampel 30 Tahun dengan skor 14.67. Aspek Komitmen dengan skor rata-rata tertinggi diperoleh
sampel berusia 20-24 Tahun dengan skor 22.85, sampel berusia 30 Tahun dengan skor 22.67 dan terakhir sampel berusia 25-29 Tahun dengan skor
21.72. Secara keseluruhan total skor rata-rata hardiness paling tinggi diperoleh sampel berusia 20-24 Tahun dengan skor 51.45, kemudian
sampel berusia 25-29 Tahun dengan skor 49.72 dan sampel berusia 30 Tahun dengan skor 49.67.
Universitas Sumatera Utara
52
d. Gambaran Hardiness berdasarkan Status Pernikahan
Kelompok kategori ini terdiri dari karyawan yang belum menikah dan sudah menikah. Berikut merupakan gambaran hardiness sampel,
dilihat dari status pernikahannya.
Tabel 20. Gambaran Hardiness berdasarkan Status Pernikahan
Status Tantangan Kontrol Komitmen
Total Belum Menikah
N=102 Mean
12.28 16.08
22.51 50.87
SD 1.7
2.0 3.4
5.6 Menikah
N=7 Mean
11.43 16.57
21.29 49.29
SD 2.2
2.2 2.8
4.4 Berdasarkan data diatas, skor rata-rata aspek tantangan pada
karyawan yang belum menikah yaitu 12.28 dan 11.43 pada karyawan yang sudah menikah. Pada aspek kontrol, karyawan yang sudah menikah
memiliki skor rata-rata yang lebih tinggi yaitu 16.57, sedangkan karyawan yang belum menikah 16.06. Pada aspek komitmen, rata-rata skor
karyawan yang belum menikah lebih tinggi, yaitu 22.51, sedangkan karyawan yang sudah menikah memiliki skor rata-rata 21.29. Secara
keseluruhan, dilihat dari variabel hardiness, skor rata-rata karyawan yang belum menikah, yaitu 50.87 dan karyawan yang sudah menikah 49.29.
maka, dapat dikatakan bahwa karyawan yang belum menikah memiliki rata-rata skor hardiness lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan yang
sudah menikah.
Universitas Sumatera Utara
53
e. Gambaran Hardiness berdasarkan Lama Bekerja
Masa lama bekerja karyawan dibagi menjadi 6 enam kelompok. Berikut merupakan gambaran hardiness karyawan berdasarkan masa
kerjanya.
Tabel 21. Gambaran Hardiness berdasarkan Lama Bekerja
Lama Kerja Tantangan
Kontrol Komitmen Total
1 - 3 Bulan N=21
Mean 12.24
15.86 23.05
51.14 SD
1.5 2.3
3.5 6.0
4 - 6 Bulan N=18
Mean 12.94
17.11 22.72
52.78 SD
1.4 2.2
3.3 4.7
7 - 9 Bulan N=16
Mean 11.94
15.56 21.44
48.94 SD
2.0 2.1
2.8 4.8
10 - 12 Bulan N=18
Mean 11.78
15.94 22.00
49.72 SD
2.5 1.3
3.2 5.9
1 Tahun N=22
Mean 12.09
15.64 22.64
50.36 SD
1.3 1.6
3.8 5.6
2 Tahun N=14
Mean 12.43
16.79 22.50
51.71 SD
1.2 2.0
3.7 5.6
Berdasarkan Tabel 21, dapat dilihat rata-rata skor tantangan tertinggi diperoleh kelompok dengan masa kerja 4-6 bulan, yaitu dengan
rata-rata skor 12.94 dan skor terendah pada kelompok dengan masa kerja 10-12 bulan, yaitu dengan rata-rata skor 11.87. Kedua,pada aspekkontrol,
rata-rata skor tertinggi diperoleh karyawan dengan masa kerja 4-6 bulan yaitu 17.11 dan rata-rata skor terendah terdapat pada karyawan dengan
lamanya masa kerja 7-9 bulan dengan skor rata-rata 15.56. Pada aspek komitmen, skor rata-rata tertinggi diperoleh karyawan dengan lamanya
masa kerja 1-3 bulan dengan rata-rata skor 23.05 dan rata-rata skor terendah 21.44 pada kelompok dengan lama bekerja 7-9 bulan. Secara
Universitas Sumatera Utara
54 keseluruhan pada aspek hardiness, rata-rata skor tertinggi diperoleh
kelompok dengan lama bekerja 4-6 bulan dengan rata-rata skor 52.78. Rata-rata skor terendah variabel hardiness terdapat pada kelompok dengan
lama masa kerja 7-9 bulan dengan skor 48.94.
f. Gambaran Hardiness berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berikut merupakan gambaran hardiness berdasarkan tingkat pendidikannya. Peneliti memperoleh 4 empat kelompok yang berasal
dari tingkat pendidikan yang berbeda, yaitu Sekolah Menengah Kejuruan SMK, Sekolah Menengah Atas SMA, Diploma III D-III, dan Sarjana
Strata-I. Berikut merupakan hasilnya pada Tabel 22.
Tabel 22. Gambaran Hardiness berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Tantangan Kontrol Komitmen Total
D3 N=17
Mean 12.35
15.29 22.35
50.00 SD
1.5 2.0
2.6 4.5
S1 N=78
Mean 12.06
16.35 22.50
50.91 SD
1.8 2.0
3.6 6.0
SMA N=13
Mean 13.00
15.85 21.77
50.62 SD
1.2 1.9
2.6 3.6
SMK N=1
Mean 13.00
15.00 27.00
55.00 SD
- -
- -
Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa karyawan dengan tingkat pendidikan Sekolah Menengah AtasSMA dan Sekolah Menengah
Kejuruan SMK memiliki skor tantangan tertinggi, yaitu 13.00. Selanjutnya pada aspek kontrol, kelompok yang memiliki skor rata-rata
tertinggi adalah Sarjana S1 dengan rata-rata 16.35. Pada aspek
Universitas Sumatera Utara
55 komitmen, kelompok yang memiliki skor rata-rata tertinggi adalah SMK
dengan nilai 27.00. Skor tertinggi secara keseluruhan diperoleh kelompok SMK dengan nilai 55.00, selanjutnya disusul oleh kelompok S1 dengan
rata-rata 50.91.
g. Gambaran Hardiness berdasarkan Posisi di Tempat Kerja
Berikut merupakan gambaran skor rata-rata hardiness karyawan pada perusahaan e-commerce di Kota Medan, dilihat dari posisinya di
tempat kerja.
Tabel 23. Gambaran Hardiness berdasarkan Posisi di Tempat Kerja
Posisi Tantangan Kontrol Komitmen
Total Staff
N=89 Mean
12.08 15.90
21.89 49.87
SD 1.7
1.8 3.1
4.7 Manager
N=14 Mean
13.00 17.21
24.93 55.14
SD 1.9
2.1 3.6
6.5 CEO
N=6 Mean
12.67 16.67
24.67 54.00
SD 1.8
3.0 4.0
8.0 Tabel 23 menunjukan rentang skor rata-rata aspek tantangan,
kontrol dan komitmen pada hardiness dilihat dari 3 tiga posisi di tempat kerja. Aspek tantangan, kontrol dan komitmen memiliki skor tertinggi
pada posisi kerja sebagai manager. Demikian dilihat dari keseluruhan total skor masing-masing aspek, dapat dilihat bahwa total skor rata-rata variabel
hardinesstertinggi terdapat pada sampel dengan posisi sebagai manager, disusul oleh sampel dengan posisi sebagai CEO Chief Executive Officer
dan staff.
Universitas Sumatera Utara
56
h. Gambaran Hardiness berdasarkan Tipe Perusahaan E-commerce
Andam 2003 mengelompokan perusahaan e-commerce menjadi 5 lima tipe perusahaan, yaitu Businness to Businnesss e-commerce B2B e-
commerce, Business to Consumer e-commerce B2C e-commerce, Business to Government e-commerce B2G e-commerce, Consumer to
Consumer e-commerce C2C e-commerce dan Mobile e-commerce. Berikut merupakan hasil penelitian pada Tabel 24.
Tabel 24. Gambaran Hardiness berdasarkan Tipe Perusahaan E- commerce
Tipe Tantangan
Kontrol Komitmen
Total B2B
N=6 Mean
12.33 15.50
22.83 50.67
SD 1.3
1.0 3.7
4.0 B2C
N=97 Mean
12.07 15.99
22.19 50.25
SD 1.7
1.9 3.3
5.2 B2G
N=2 Mean
15.00 19.50
26.00 60.50
SD 0.0
0.7 0.0
0.7 C2C
N=2 Mean
15.00 20.50
27.00 62.50
SD .0
.7 4.2
4.9 E-Mobile
N=2 Mean
14.00 16.00
25.00 55.00
SD 1.4
1.4 2.8
.0 Beradasarkan data yang telah diperoleh, dapat dilihat skor yang
berbeda-beda dari masing-masing aspek dan skor hardiness. Pada aspek tantangan, nilai rata-rata tertinggi terdapat pada karyawan yang bekerja di
perusahaan e-commerce tipe Business to Government B2G dan Consumer to Consumer C2C dengan skor rata-rata 15.00. Pada aspek
kontrol, skor rata-rata tertinggi diperoleh subjek yang bekerja pada perusahaan e-commerce Consumer to Consumer C2C, yakni 20.50.
Universitas Sumatera Utara
57 Selanjutnya, skor rata-rata tertinggi pada aspek komitmen terdapat pada
tipe perusahaan Consumer to Consumer C2C e-commerce dengan skor 27.00. Secara keseluruhan pada aspek Hardiness, skor tertinggi dimiliki
oleh subjek dengan tipe perusahaan Consumer to Consumer C2C e- commerce, yaitu 62.50.
Dikarenakan jumlah sampel terbanyak berasal dari perusahaan Business to Consumer, maka berikut skor rata-ratanya pada variabel
hardiness dan masing-masing aspek. Pada aspek tantagan, tipe perusahaan Business to Consumer B2C memiliki skor rata-rata 12.07, pada aspek
control skor rata-ratanya adalah 15.99. Selanjutnya, pada aspek komitmen skor Business to Consumer mencapai 22.19 dan pada variabel hardiness
skor rata-ratanya adalah 50.25.
IV. Pembahasan
Penelitian terhadap 109 karyawan yang bekerja pada perusahaan e- commerce di Kota Medan menemukan bahwa hasil pengolahan data telah
memenuhi syarat uji normalitas dengan p 0.05 Azwar, 2012. Peneliti juga melakukan perbandingan rata-rata nilai empirik dan hipotetik pada masing-masing
aspek variabel hardiness. Ditemukan bahwa rata-rata nilai empirik karyawan yang bekerja pada perusahaan e-commerce lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata
aspek-aspek dan variabel hardiness pada umumnya. Sejalan dengan hal ini, Maddi 2013 menyatakan adanya sikap dan perilaku hardiness pada karyawan yang
bekerja di perusahaan bidang teknologi, yakni Apple dan Microsoft. Berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
58 karakteriknya, kedua perusahaan ini memiliki spesifikasi dalam menggunakan
teknologi informasi dan perangkat komputer untuk meningkatkan dan mengintegrasikan kualitas peranti lunak maupun peranti keras.
Selanjutnya, peneliti mengelompokan rata-rata skor karyawan ke dalam tiga kategorisasi, yaitu Tinggi, Sedang dan Rendah. Hasil penelitian pada variabel
hardiness dan masing-masing aspeknya menunjukan bahwa terdapat 36.7 hingga 44.9 subjek yang dikategorikan memiliki skor Tinggi. Terdapat juga
18.3 hingga 24.8 subjek dikategorikan memiliki skor Sedang pada masing- masing variabel. Pada kategorisasi skor rendah, terdapat 30.3 hingga 41.3
presentase jumlah karyawan pada maisng-masing variabel. Hal ini menunjukan bahwa karyawan e-commerce yang memiliki skor tinggi lebih banyak
dibandingkan dengan karyawan yang memiliki skor rendah. Maddi 2013 menyatakan bahwa hardiness dalam setting organisasi dapat dipengaruhi oleh
iklim organisasi. Hasil data statistik diatas menunjukan rata-rata skor yang diperoleh dari 109 subjek adalah 50.77 dari rentang skor 39 hingga 66.
Apabila dilihat dari data demografis, peneliti menemukan bahwa Hardiness pada karyawan laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan
perempuan. Bartone 2001 pada setting yang berbeda, melakukan penelitian pada laki-laki dan perempuan di Akademi Militer. Beliau menemukan bahwa Hardiness
lebih tinggi ditemukan pada laki-laki. Hal ini dilihat dari keinginan mereka untuk bekerja dengan baik dan mencapai tingkatan militer yang lebih tinggi.
Selanjutnya, dilihat berdasarkan masing-masing suku. Suku adalah sekelompok orang yang terikat secara biologis, menganut nilai-nilai dan norma yang sama
Universitas Sumatera Utara
59 Matsumoto, 2008. Apabila dilihat dari tingkatan skor rata-rata tertinggi, maka
rata-rata skor Tantangan tertinggi diperoleh suku Padang dengan skor 13.25, Kontrol tertinggi diperoleh suku Aceh dengan skor 17.00, Komitmen tertinggi
diperoleh suku Melayu dengan skor 24.50. Data demografis lainnya yang mempengaruhi hardiness adalah
usia.Sandhu, Sharma dan Singh 2009 menemukan bahwa usia memiliki hubungan dengan hardiness pada pelatih atlet di India. Hasil penelitian diatas
menemukan skor rata-rata Hardiness paling tinggi diperoleh sampel berusia 20-24 Tahun dengan skor 51.45. Selanjutnya adalah Status Pernikahan, kelompok
kategori ini terdiri dari karyawan yang Belum Menikah dan sudah Menikah, dilihat dari variabel Hardiness, skor rata-rata karyawan yang belum menikah,
yaitu 50.87 dan karyawan yang sudah menikah 49.29. Howard 1996: Qaddumi, 2011 menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kepribadian hardiness dengan
status pernikahan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hajebi, Emami, Hosseinzadeh, dan Khajeian 2016 yang bahwa status pernikahan
memiliki hubungan dengan hardiness karyawan. Lamanya masa bekerja merupakan karakteristik individu yang merujuk
pada unsur demografik pada suatu pekerjaan Yanuardi, 2015.Berdasarkan data diatas rata-rata skor tertinggi variabel hardiness diperoleh kelompok dengan lama
bekerja 4-6 bulan dengan rata-rata skor 52.78. Berkaitan dengan lamanya masa kerja dengan hardiness, Sandhu, Sharma dan Singh 2009 melakukan penelitian
pada pelatih atlet olahraga. Mereka menemukan bahwa, semakin lama masa kerja atau pengalaman pelatih, maka semakin tinggi pula hardiness mereka.
Universitas Sumatera Utara
60 Berdasarkan tingkat pendidikannya,peneliti memperoleh 4 empat
kelompok yang berasal dari tingkat pendidikan yang berbeda. Dapat dilihat bahwa karyawan dengan tingkat pendidikan Sekolah Menegah Kejuruan SMK
memiliki skor tertinggi dengan nilai 55.00, selanjutnya disusul oleh kelompok dengan pendidikan SarjanaStrata-I dengan rata-rata 50.91. Tingkat pendidikan
dalam setting kerja memiliki pengaruh pada insentif atau gaji Qaddumi, 2011 dan Intelligence Quotient IQ yang secara tidak langsung memiliki hubungan
dengan hardiness Goleman, 2002: Olivia, 2014. Selanjutnya, peneliti mengelompokan sampel ke dalam tiga posisi di
tempat kerja, yaitu staff, manager dan CEO Chief Executive Officer. Penelitian menemukan bahwa skor hardiness tertinggi dilihat dari masing-masing aspek
terdapat pada sampel yang bekerja sebagai manager. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Judkins 2005 bahwa, posisi manager memiliki
hubungan dengan variabel psikologi yaitu hardiness. Maddi 2013 juga menyatakan bahwa karyawan yang bekerja di bidang Informasi dan Teknologi
memiliki variabel psikologis hardiness. Hal ini sejalan dengan karakteristik karyawan e-commerceitu sendiri, yang bekerja dibidang Informasi dan Teknologi.
Universitas Sumatera Utara
61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian diatas, bab ini akan menjelaskan beberapa kesimpulan dan saran. Saran dibagi menjadi dua, yaitu saran metodologis dan
praktis. Berikut merupakan pemaparannya.
I. Kesimpulan