61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian diatas, bab ini akan menjelaskan beberapa kesimpulan dan saran. Saran dibagi menjadi dua, yaitu saran metodologis dan
praktis. Berikut merupakan pemaparannya.
I. Kesimpulan
a. Rata-rata skor hardiness karyawan yang bekerja pada perusahaan e- commerce di Kota Medan lebih tinggi dari rata-rata skor hardiness pada
umumnya. b. Karyawan yang bekerja pada perusahaan e-commerce di Kota Medan yang
memiliki kategori skor Tinggi lebih banyak dibandingkan dengan karyawan yang memiliki skor Rendah.
c. Rata-rata skor hardiness lebih tinggi ditemukan pada karyawan dengan jenis kelamin Laki-laki, Suku Melayu, rentang usia 20-24 tahun, berstatus
Belum Menikah, lama bekerja 4-6 bulan, tingkat pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan SMK, bekerja sebagai programmer dan business
consultant, dan bekerja pada perusahaan consumer to consumer e- commerce C2C e-commerce.
Universitas Sumatera Utara
62
II. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan, maka peneliti mengajukan beberapa saran metodologis dan saran praktis sebagai
berikut:
a. Saran Metodologis
i. Bagi penelitian selanjutnya yang hendak meneliti variabel
hardiness, diharapkan untuk memperbanyak jumlah aitem. ii.
Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menemukan variabel- variabel lain yang berkaitan dengan hardiness pada perusahaan e-
commerce.
b. Saran Praktis
i. Hasil penelitian diatas menemukan adanya faktor-faktor penting
variabel hardiness pada setting perusahaan. Gambaran hardiness pada karyawan e-commerce di Kota Medan diharapkan dapat
berguna sebagai sumber informasi dan hal-hal yang berkaitan dengan variabel demografisnya.
Universitas Sumatera Utara
9
BAB II
LANDASAN TEORI I.
Hardiness a.
Definisi
Konsep hardiness pertama kali dikemukakan oleh Kobasa 1979; Maddi, 2013 sebagai sumber dalam diri individu yang dapat mencegah dan
menurunkan tingkat stres. Kobasa, Maddi dan Kahn 1982; Bue, 2015 juga mendefinisikan hardiness sebagai kumpulan karakteristik kepribadian yang
berfungsi sebagai sumber pertahanan dalam menghadapi masa stres. Dalam bukunya, Maddi 2013 menjelaskan peran hardiness dalam setting pekerjaan,
yaitu sebagai pola sikap dan strategi yang dapat membantu karyawan membalikan kondisi stres menjadi sebuah kesempatan untuk berkembang.
Carver 1989; Bernardo Moreno-Jiménez, 2014 menyatakan bahwa hardiness merupakan “multifaceted personality construct” yaitu konstrak
yang saling berkaitan dengan konstrak-konstrak lain. Konstrak kepribadian tersebut memiliki tiga aspek utama yaitu komitmen, kontrol dan tantangan
Maddi, 2002; Carston, 2009.Hardiness berkembang dalam diri seseorang pada situasi yang sulit dimana perkembangan dapat membuat orang menjadi
mampu melakukan perubahan yang baik Maddi, 2013. Hardinessjuga merupakan sebuah keberanian untuk menerima dan mengenal segala
keterbatasan dalam lingkungan sosial dan pekerjaan, dimana adanya
Universitas Sumatera Utara
10 keberanian ditandai dengan fokus pada tujuan yang telah ditetapkan dan
konsisten dengan pilihannya Kobasa, 1979; Maddi 2013. Berdasarkan uraian di atas, maka hardiness adalah karakteristik kepribadian yang membantu
seseorang menangani dan mencegah terjadinya stres.
b. Aspek Hardiness
Terdapat tiga aspek dalam hardiness, yaitu Maddi, 2013: a Tantangan
Belajar dari penyebab stres dapat membuat seseorang menerima dan melihat keadaan stres sebagai kesempatan untuk berkembang.
Seseorang yang memiliki dimensi tantangan yang tinggi dapat belajar dari kegagalan yang membuatnya menjadi sukses. Mengembangkan
dimensi tantangan dapat dilakukan dengan bantuan lingkungan untuk tumbuh dan berkembang. Kobasa 1982 juga menjelaskan bahwa
tantangan merupakan keyakinan seseorang untuk melakukan sesuatu hal yang berbeda dari hal-hal yang biasa dilakukannya.
b Komitmen Situasi yang berubah-ubah membuat komitmen seseorang dalam
pekerjaan mengalami penurunan. Konsep komitmen dalam hardiness adalah tetap bertahan apapun yang terjadi, daripada
meninggalkannnya. Orang dengan komitmen yang tinggi, cenderung melihat hidup sebagai fenomena berubah-ubah yang memicu mereka
untuk belajar dan berkembang. Tingginya dimensi ini juga ditandai
Universitas Sumatera Utara
11 dengan adanya kemauan untuk berusaha dan belajar bersama orang-
orang terdekat dan lingkungan kerjanya. Kobasa 1982 juga mendefinisikan komitmen sebagai kecenderunganseseoranguntuk
bertahan pada keputusan yang telah diambil pada mulanya. c Kontrol
Keadaan dimana seseorang percaya bahwa dirinya dapat mengendalikan stres dan memiliki kesempatan untuk berkembang. Hal
ini terjadi ketika seseorang menganggap bahwa tugas yang diperolehnya dapat Ia kerjakan. Ketika Ia menganggap tugasnya sangat
sulit, seseorang akan merasa tidak berdaya. Sebaliknya jika tugas dianggap terlalu mudah, maka Ia merasa sangat mahir dalam hal
tersebut sehingga cenderung mengabaikannya. Tingkat kontrol yang tinggi ditandai oleh pola pemikiran yaitu dengan adanya proses
perkembangan, mereka dapat bekerja pada perubahan yang mendorong mereka mengalami pengalaman yang berharga. Kobasa 1982
menjelaskan bahwa kontrol merupakan kecenderungan seseorang untuk merasakan dan melakukan apa yang seharusnya.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hardiness
Hardiness dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: 1. Lingkungan
Maddi dan Kobasa 1984; Maddi 2013 menjelaskan bahwa hardiness dapat diperoleh melalui proses belajar dari lingkungan sekitar. Dalam
Universitas Sumatera Utara
12 proses ini, lingkungan merupakan persyaratan utama dalam
mengambangkan hardiness dalam diri seseorang. Salah satu faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi hardiness adalah keluarga.
Maddi 2013 menyatakan bahwa seorang manager yang memperoleh dukungan dan penghargaan dari keluarganya, dapat bertahan pada
kondisi-kondisi tertentu, namun juga dapat melaluinya dengan cepat. 2. Five-factor model atau The Big Five Personality
Maddi 2013 menjelaskan bahwa hardiness dipengaruhi oleh tipe kepribadian dimana, hardiness memiliki hubungan negatif dengan
salah satu tipe kepribadian, yaitu neuroticism. Sebaliknya, hubungan positif ditemukan pada empat tipe kepribadian lainnya, yaitu
extraversion, openess to experience, conscientiousness dan
agreeableness.
II. Perusahaan E-commerce
a. Definisi
Devendra 2012; Gangeshwer 2013 menyatakan bahwa perusahaan e- commerce merupakan perusahaan penyedia proses pelayanan pembelian atau
penjualan produk atau jasa dengan menggunakan sistem elektronik atau jaringan internet. Teknologi yang dimiliki e-commerce sendiri bertujuan untuk
memudahkan individu atau perusahaan dalam mengakses barang atau jasa tanpa memerlukan biaya yang cukup besar Gangeshwer, 2013. Pendapat lain
dikemukakan oleh Dina 2013 bahwa e-commerce merupakan kemampuan
Universitas Sumatera Utara
13 melakukan transaksi dengan menggunakan perangkat teknologi antara dua
pihak atau lebih yang terhubung dalam jaringan internet.
b. Karakteristik E-commerce
Berikut merupakan karakteristik perushaan e-commerceIndrajit, 2002:
1. Adanya pertukaran barang, jasa atau informasi. 2. Internet merupakan media utama dalam proses pertukaran barang, jasa
atau informasi tersebut. 3. Terjadinya transaksi antara dua belah pihak.
Fingar 2000 dalam bukunya yang berjudul Enterprise E- commerce mengungkapkan 18 karakteristik perusahaan e-commerce,
yaitu: 1. Power Shift to Customer
Penyediaan informasi secara gratis terkait produk yang ditawarkan merupakan keistimewaan utama bagi konsumen dalam mengakses
produk dan jasa melalui e-commerce. Keadaan ini menimbulkan kompetisi yang ketat pada masing-masing perusahaan e-commerce.
2. Global Sales Channel Adanya internet memberikan peluang yang sama kepada perusahaan
kecil maupun besar, baru maupun lama dalam menjangkau jarak konsumen. Dengan kata lain, perusahaan baru mendapatkan
kesempatan yang sama dengan perusahaan yang telah lama berdiri
Universitas Sumatera Utara
14 dalam memperoleh kesempatan melakukan interaksi dengan calon
pelanggan. Di sisi lain, perusahaan yang telah sukses selalu mendapatkan pesaing baru dari berbagai belahan dunia karena tidak
adanya “barrier to entry” dalam memasuki bisnis internet. 3. Reduced Costs of Buying and Selling
Tidak memerlukan biaya produksi yang banyak, bahkan hampir mendekati nol. Biaya pencetakan brosur juga dapat dikatakan tidak ada
karena secara tidak langsung telah dibebankan kepada pelanggan mereka yang tertarik cukup mencetakhalaman situs terkait. Biaya
transaksi pun dapat secara signifikan dikurangi mengingat proses administrasi telah dapat digantikan secara otomatis oleh aplikasi atau
software. 4. Converging Touch Points
Keberadaan teknologi komputer, elektronik dan telekomunikasi memungkinkan para konsumen untuk dapat mengakses produk-barang
atau jasa dengan praktis. Misalnya dengan adanya gadget canggih yang dapatdibawa kemana-mana.
5. Always Open for Business Akses bisnise-commerce dengan waktu tanpa batas, oleh siapa saja,
dimana saja dan kapan saja merupakan sebuah keuntungan utama bisnis e-commerce apabila dibandingkan dengan bisnis lain. Dengan
kata lain, faktor keamanan, sekuritas, redundansi dan skalabilitas harus benar-benar diperhatikan untuk mendukung kebutuhan ini.
Universitas Sumatera Utara
15 6. Reduced Time-to-Market
Beberapa jenis bisnis e-commerce secara tidak langsung telah melibatkan konsumen pada proses produksi sehingga seolah-olah
terjadi percepatan pada proses penciptaan produk-produk baru time- to-market.
7. Enriched Buying Experience Tersedianya berbagai jenis perangkat lunak dengan fasilitas yang
menarik dan menyenangkan dalam menawarkan berbagai cara berbelanja adalah strategi perusahaan e-commerce untuk menarik calon
pelanggannya di dunia maya. Tersedianya fasilitas chatting secara langsung dan interaktif dengan customer service atau salesman
sebelum memutuskan untuk membeli barang terkait. Tidak jarang pula disediakan suatu ruang diskusi dimana komunitas pembeli barang
tertentu saling berbagi pengalaman dan bertukar pikiran. Keberadaan fasilitas ini dapat mengurangi berbagai biaya yang seharusnya terjadi
dalam bisnis konvensional. 8. Customization
Salah satu keunikan bisnis e-commerce adalah adanya kemampuan perusahaan untuk menawarkan produk, barang atau jasa sesuai dengan
keinginan klien. Klien dapat menciptakan produk yang unik sesuai dengan kebutuhannya. Proses pemasaran pun dapat dilakukan secara
individu untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, serta produksi
Universitas Sumatera Utara
16 masal yang secara perlahan-lahan telah bergeser menjadi produk masal
yang khusus. 9. Self-Service
Berbagai fasilitias bisnis e-commerce tidak memaksakan konsumen untuk membeli produk, namun lebih kepada membebaskan konsumen
untuk memilih produk dan jasa. Hal ini ditandai dengan kehadiran berbagai macam fasilitas seperti email, chatting dan sebagainya yang
sebelumnyatelah dipelajari oleh masyarakat. Dengan adanya fasilitas tersebut, maka dapat memudahkan konsumen untuk berkomunikasi
dengan pihak penjual. 10. Reduced Barriers of Market Entry
Menurunkan hambatan-hambatan dalam membangun bisnis. Di Amerika hanya dengan 50 hingga 100 dollar, seseorang dapat
membuka bisnis e-commerce. Dengan adanya kemudahan dalam membuat bisnis e-commerce, maka banyak juga pesaing dalam dunia
e-commerce. Oleh sebab itu, strategi khusus perlu diterapkan oleh siapa saja yang ingin berbisnis di internet, terutama yang memiliki visi
jangka panjang. 11. Demographics of the Internet User
Dalam menentukan segmen market yang ingin digarap,perusahaan e- commerce perlu memperhatikan demografi calon konsumennya.
Perusahaan harus jelas dalam memilih target pasarnya. Kebanyakan perusahaan e-commerce yang berhasil, secara kontinu dan intensif
Universitas Sumatera Utara
17 mempelajari dan menganalisa market dan perilaku konsumennya
berdasarkan data dan informasi yang diperoleh sehari-hari. 12. Power Shift to Communities-of-Interest
Adanya pengalihan kekuatan di dunia maya dengan terbentuknya komunitas-komunitas tertentu. Komunitas ini secara tidak langsung
memiliki peranan yang cukup kuat karena para anggota cenderung memberikan penilaian berdasarkan pengalamannya terhadap mutu atau
kualitas produk atau jasa yang ditawarkan. 13. Logistics and Physical Distribution
Keberadaan berbagai komunitas dan sumber informasi secara gratis cukup banyak diakses oleh calon konsumen, karena calon konsumen
akan cenderung bertanya atau berdiskusi secara gratis dengan komunitasnya di internet. Peranan mereka akan digantikan oleh apa
yang dijuluki sebagai infomediary, yaitu perusahaan yang menguasai informasi. Karena perusahaan inilah yang memiliki informasi sebagai
sarana penunjang agar barang yang secara fisik diproduksi oleh sebuah perusahaan dapat sampai ke tangan pelanggan secara efisien dan
efektif. 14. Branding: Loyalty and Acceptance Still Have to be Earned
Pentingnya brand dalam sebuahproduk merupakan hal yang penting, hal tersebut berfungsi dalam menandakan produk-produk sejenis yang
ditawarkan berbagai macam perusahaan e-commerce.
Universitas Sumatera Utara
18 15. When Most Markets Behave Like the Stock Market
Transaksi barang dan jasa yang terjadi akan mengikuti pola bursa saham. Harga sebuah barang dan jasa tidaklah tetap, melainkan akan
mudah berfluktuasi dari waktu ke waktu karena karakteristiknya yang telah menjadi komoditas. Strategi harga pricing yang diimbangi
dengan kualitas produk dan pelayanan pelanggan merupakan aspek penentu keberhasilan perusahaan dalam berkompetisi dalam
lingkungan dinamis tersebut. 16. Auctions Everywhere
Adanya konsep ekonomi “mencari keuntungan sebanyak-banyaknya dengan modal seminimum mungkin” dimanifestasikan dalam bentuk
model bisnis lelang. Kebanyakan situs-situs besar melakukan teknik penjualan sejenis lelang dengan berbagai variasinya terhadap produk
atau jasa yang ditawarkan. 17. Cybermediation
Seiring dengan berkembangnya teknologi, maka semakin meningkat pula komunitas bisnis yang menggunakan internet atau yang dikenal
sebagai dunia maya cyberspace. Kehadiran cyberspace memudahkan masyarakat untuk berinteraksi secara efisien dan efektif sehingga
masyarakat tidak memiliki batasan untuk berkomunikasi.
Universitas Sumatera Utara
19 18. Hyper-Efficiency
Usaha utama dalam memanfaatkan media internetadalah untuk mengefisiensikan pasar. Perusahaan akan berlomba-lomba menekan
harga produk sehingga fenomena hyper-efficiency akan terlihat.
c. Sejarah E-commerce
E-commerce telah ada sejak tahun 1965 ketika masyarakat dapat melakukan transaksi keuangan melalui Anjungan Tunai Mandiri ATM dan
kartu kreditDina, 2013. Dalam penelitian ini juga dijelaskan bahwa pada abad ke 20, terdapat tiga faktor utama yang memicu popularitas e-
commerce,pertama, faktor sosial dan lingkungan, mencakup perubahan karakteristik pekerja, kesadaran dan tuntutan kode etik, deregulasi pemerintah,
perubahan politik dan kesadaran akan tanggung jawab sosial perusahaan. Kedua, faktor teknologi, meliputi kualitas usia produk dan teknologi, inovasi
produk dan teknologi, information overload dan pengurangan biaya kerja. Ketiga, faktor pasar dan ekonomi, meliputi intensivitas kompetensi,
perekonomian global, kesepakatan perdagangan dalam negeri dan peningkatan kekuasaan konsumen.
d. Tipe-tipe E-commerce
Andam 2003 mengelompokan lima tipe perusahaan e-commerce, yaitu:
1. Businness to Businnesss E-commerce B2B e-commerce
Universitas Sumatera Utara
20 B2B e-commerce biasa di definisikan sebagai e-commerce antar
perusahaan yang merupakan tipe e-commerce yang sepakat dengan hubungan antara dan di dalam berbisnis. B2B e-commerce memiliki
dua konsep utama, yaitu: e-frastructure dan e-markets. E-frastructure adalah arsitektur dari B2B yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Logistic – transportation, warehousing dan distrbusi b. Aplikasi penyedia layanan – deployment, hosting dan management
seperangkat software dari fasilitas pusat c. Fungsi outsourcing sebagai proses dari e-commerce, seperti web-
hosting, solusi keamanan dan kenyamanan pelanggan d. Pelelangan software sebagai solusi operasional dan pengawasan
e. Konten management software dalam memfasilitasi management konten website dan pengiriman
f. Web-based e-commerce enablers 2. Business to Consumer E-commerce B2C e-commerce
B2C e-commerce atau yang biasa dikenal sebagai e-commerce antara perusahaan dan konsumen, menyertakan adanya pemberian informasi
kepada konsumen, pembelian barang tangibleatau informasi mengenai barang, serta menerima produk melalui jaringan internet. Belakangan,
tipe e-commerce ini banyak bergerak di bidang penjualan barang secara online, seperti Amazone.com, ToysRus dan lainnya.
Pengaplikasian yang paling banyak dari tipe ini adalah pembelian produk dan informasi serta management keuangan pribadiyang
Universitas Sumatera Utara
21 menggunakan online banking sebagaialat transaksi. B2C e-commerce
menurunkan biaya transaksi dengan meningkatkan akses informasi konsumen serta mengupayakan konsumen untuk memperoleh harga
yang tepat, sebagai bentuk layanannya. B2C e-commerce juga menurunkan hambatan-hambatan operasional karena adanya
pengoperasian website. Terutama di negara-negara yang
perkembangan populasi internetnya tergolong cepat, maka informasi barang dapat diperoleh dengan mudah.
3. Business to Government E-commerce B2G e-commerce Business to Government e-commerce merupakan e-commerce antara
perusahaan dan sector public. Hal ini mengarah pada penggunaan internet untuk pembelian public, prosedur lisensi dan operasional lain
yang berhubungan dengan pemerintahan. Tipe e-commerce ini memiliki dua fitur, yaitu sector public yang mengasumsikan seorang
pilot atau peran tertentu dalam menetapkan e-commerce, kedua hal ini diasumsikan bahwa sector public memiliki kebutuhan yang banyak
dalam mengupayakan sistem pembelian yang efektif. Pembelian web- based police dapat meningkatkan transparansi proses pembelian dan
menurunkan resiko iregularitas. 4. Consumer to Consumer E-commerce C2C e-commerce
Consumer to Consumer e-commerce merupakan e-commerce antar individu atau perseorangan dengan konsumen. Tipe e-commerce ini
dikarakteristikan dengan perkembangan pasar elektronik dan online,
Universitas Sumatera Utara
22 kemudahan dalam membuat bisnis secara online, mendorong individu
untuk merealisasikannya. Terlebih, individu atau perseorangan dapat dengan bebas membaca tren bisnis dan menyortir harga yang sesuai.
Tipe e-commerce ini memiliki tiga bentuk, yaitu: a. Pelelangan yang difasilitasi oleh portal, seperti e-Bay, sebagai
media yang membantu menawarkan barangnya kepada konsumen. b. Sistem peer-to-peer, seperti Napster protokol pembagian
dokumen dan media pertukaran lain. c. Classified ads dalam situs portal, seperti Excite Classfields dan e-
Wanted tempat pasar online dimana pembeli dan penjual dapat bernegosiasi.
5. Mobile E-commerce Mobile e-commerce atau yang biasa disebut dengan m-commerce
merupakan teknologi penjualan dan pembelian barang atau jasa dengan menggunakan jaringan wireless, seperti telepon selular dan Personal
Digital Assistants PDAs. Penggunaan wireless dapat membuat transaksi menjadi lebih cepat, aman dan scalable. Beberapa pihak
percaya bahwa m-commerce dapat melampaui e-commerce sebagai metode perdagangan online. Hal ini mungkin saja terjadi di wilayah
Asia Pasifik dimana banyaknya pengguna wireless pada telfon genggam lebih banyak daripada pengguna internet. Industri-industri
yang dipengaruhi oleh m-commerce antara lain:
Universitas Sumatera Utara
23 a. Financial services, dilakukan ketika pelanggan melakukan akses
keuangan melalui telefon genggamnya. b. Telekomunikasi, adanya proses pembayaran, review akun dan
perubahan layanan yang dapat dilakukan pada device yang sama. c. Service atau retail, sebagai konsumen yang memiliki kemampuan
untuk menempatkan dan membayar pesanan. d. Information services, termasuk pemberitaan kabar entertainment,
kabar financial serta bertita-berita terbaru dalam telefon genggam.
e. Manfaat E-commerce
Keberadaan perusahaan e-commerce membawa manfaat bagi dunia industri dan perekonomian, berikut merupakan beberapa manfaat
perusahaan e-commerce: 1. Bagi perusahaan, menyederhanakan beberapa proses bisnis
manual yang memakan waktu dan biaya. Sehingga dapat menekan pengeluaran perusahaan dalam melakukan transaksi.
2. Bagi konsumen, e-commerce membuat informasi produk dan pasar dapat diakses dan tersedia dengan mudah, peningkatan
harga produk dan jasa juga transparan terhadap konsumen. Dengan demikian konsumen dapat menentukan pilihan yang
sesuai Andam, 2003. 3. Bagi negara, e-commerce dapat membuka akses produk dan
jasa dalam negri ke pasar dunia, memfasilitasi promosi dan perkembangan sektor pariwisata dalam negeri ke skala global
Universitas Sumatera Utara
24 dan memfasilitasi pemasaran agrikultur dan produk tropis ke
pasar global Andam, 2003.
III. Gambaran Hardiness pada Perusahaan E-commerce
Menurut Susanti 2010, hadirnya perusahaan e-commerce menuntut peningkatan kemampuan karyawan dalam bidang Informasi dan Teknologi.
Penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa karyawan yang bekerja di bidang IT mengalami kelelahan dalam bekerja. Kelelahan tersebut mempengaruhi
keinginan karyawan untuk berpindah kerja. Sebelumnya, Andam 2003 menyatakan bahwa perkembangan perusahaan e-commerce memiliki beberapa
tantangan tersendiri, diantaranya adalah 1 jaringan internet yang tergolong lambat dan waktu pengiriman yang tidak tepat mendorong para pembangun bisnis
online untuk meningkatkan infrastrukturnya; 2 Harga, kualitas, variasi dan dukungan pelanggan tidaklah kompetitif apabila dibandingkan dengan industri
offline. Dengan demikian perusahaan e-commerce harus terus memberikan inovasi produk dan pelayanannya; 3 keberadaan bank dan konvensi di Indonesia yang
masih lambat dalam beradaptasi dengan transaksi online. Evaluasi dan inovasi sistem pembayaran online dapat memudahkan perusahaan e-commerce dalam
bertransaksi. Selanjutnya, Vinothkumar 2009 menemukan sebuah kondisi psikologis
yang muncul pada karyawan IT di tempat kerja, yaitu situasi stres. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa situasi stres dapat dicegah dengan meningkatkan
kemampuan internal karyawan IT. Salah satu kemampuan internal tersebut adalah
Universitas Sumatera Utara
25 hardiness. Penelitian ini menjelaskanbahwa terdapat hubungan negatif antara
perceived occupational stress dengan hardiness. Maka, semakin tinggi skor percieved occupational stress, akan semakin rendah hardiness. Maddi 2013 juga
mengungkapkan bahwa hardiness merupakan kepribadian yang positif. Karyawan dengan skor hardiness yang tinggi, cenderung tetap bertahan dan berkembang
walaupun dihadapkan dengan situasi sulit. Selain itu, karyawan dengan skor hardiness yang tinggi dapat meminimalkan keadaan stres dengan mengubah
persepsinya terhadap stres, yaitu adanya keyakinan bahwa seseorang dapat mengatasi sumber stres.
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang