Analisa Identifikasi Masalah Analisa Penentuan Tujuan dan Target Analisa Usulan Alternatif Solusi

BAB VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisa Identifikasi Masalah

. Identifkasi masalah dilakukan dengan mencari informasi dari limbah pengolahan tepung tapioka dan menemukan solusi pengolahan limbah dengan menggunakan diagram iskhawa dan material balance. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pengolahan tepung tapioka terdapat limbah yang dapat mencemari lingkungan sekitar. Berdasarkan permasalah tersebut dibuat identifikasi masalah dengan menggunakan diagram ishikawa. Untuk melihat lebih jelas faktor penyebab dampak limbah yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 6.1. Lingkungan kerja Bahan Baku Metode kerja Manusia Peralatan Tidak Adanya Planning mengolah limbah onggok Onggok kurang dimanfaatkan Kurang teliti dalam melakukan pemeriksaan Kualitas tidak memenuhi kebututuhan Mesin sudah tua Mesin tidak beroperasi dengan baik Kurang keahlian dalam melakukan pengolahan kembali onggok Kurang teliti PENCEMARAN LINGKUNGAN DARI ONGGOK Penumpukan onggok diarea pabrik sehingga menimbulkan bau dan polusi Gambar 6.1. Diagram Ishikawa Pencemaran Lingkungan Limbah yang mencemari lingkungan adalah limbah onggok yang menimbulkan bau dan limbah cair. Universitas Sumatera Utara

6.2. Analisa Penentuan Tujuan dan Target

Tujuan dan targetgreen productivity dapat dicapai dengan menurunkan dampak limbah terhadap lingkungan.Langkah yang dilakukan untuk mereduksi limbah adalah dengan membuat alternatif-alternatif solusi. Alternatif yang dibuat terdiri dari 2 alternatif dimana alternatif 1 diolah menjadi obat nyamuk bakar dan alternatif 2 diolah menjadi pellet ikan.

6.3. Analisa Usulan Alternatif Solusi

Alternatif yang ditawarkan ada dua yaitu pertama sebagai obat nyamuk bakar sehingga onggok yang dihasilkan dari pengolahan tepung tapioka berkurang. Kedua adalah limbah onggok dapat diolah menjadi pellet ikan karena dengan didirikannya pengolahan limbah tepung tapioka menjadi pellet ikan akan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh limbah. Pembangkitan alternatif yang dilakukan hanya mempertimbangkan aspek pasar dan aspek teknik karena sudah mencakup pengadaan proyek yang optimal. Pemilihan alternatif dilakukan dengan membandingkan kondisi sekarang dengan alternatif 1 dan alternatif 2 dengan hasil perhitungan Greenproductivityratio GPR, Green Productivity Index GPI, benefit cost ratio dan perhitungan produktivitas. 1. Greenproductivityratio GPR Greenproductivityratio GPR didapatkan berdasarkan hasil perbandingan output dengan input. Hasil perhitungan Greenproductivityratio GPR dapat dilihat pada Tabel 6. 1. Universitas Sumatera Utara Tabel 6.1. Hasil Perhitungan GPR Masing-masing Alternatif Green Productivity Indicators KS GPR Alt.1 GPR Alt.2 GPR Input Material 8,90 9,55 10,21 Input Tenaga Kerja 34,64 30,32 34,72 Input Energi 152,35 117,09 154,04 Input maintanance 44,02 30,18 31,86 Scraponggok + limbah cair 14,57 0,33 0,25 Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa alternatif 2 memiliki nilai GPR yang lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sekarang dan alternatif 1. Hal tersebut terjadi karena output yang dihasilkan dengan menerapkan alternatif 2 lebih tinggi dengan alternatif 1 sehingga alternatif 2 memberikan peningkatan pendapat bagi perusahaan. 2. Greenproductivityindex GPI Greenproductivityindex GPI adalah produktivitas limbah yang didapatkan berdasarkan dampak lingkungan. Hasil perhitungan Greenproductivityindex GPI dapat dilihat pada Tabel 6.2. Tabel 6.2. Hasil Perhitungan GPI Masing-masing Alternatif Green Productivity Indicators KS GPI Alt.1 GPI Alt.2 GPI Input Material 1,00 1,07 1,14 Input Tenaga Kerja 1,00 0,87 1,002 Input Energi 1,00 0,76 1,01 Input maintanance 1,00 0,68 0,72 Scraponggok + limbah cair 1,00 0,02 0,01 Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa alternatif 2 memiliki nilai GPI yang lebih tinggi dari semua input dibandingkan dengan Universitas Sumatera Utara alternatif 1.Alternatif 2 memiliki nilai GPI lebih besar dari 1 terkecuali maintenance menandakan bahwa adanya perbaikan dengan memilih dan menerapkan alternatif ini sebagai solusi digunakan menjadi pellet ikan sehingga terjadi penurunan dampak lingkungan. 3. Benefit Cost Ratio Analisis benefit-cost ratio merupakan alat yang dipakai untuk membuat keputusan publik dengan mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat.Analisa benefit cost ratio diestimasikan hingga periode 5 tahun mendatang dengan tingkat suku bunga 6. Hasil benefit-cost ratiopada alternatif 1 sebesar 1,66 dan pada alternatif 2 sebesar 2,79. Untuk mendapatkan keuntungan maka nilai benefit-cost ratio 1, hasil tersebut menunjukkan bahwa alternatif solusi adalah pembuatan pellet ikan. 4. Produktivitas Produktivitas didapat dari perbandingan total output dengan total input.Hasil Perhitungan produktivitas dapat dilihat pada Tabel 6.3. Tabel 6.3. Perhitungan Peningkatan Produktivitas Faktor Kondisi Sekarang Alternatif 1 Alternatif 2 Penjualan Output 14.195.205.000 15.594.005.000 16.748.015.000 Input Material 1.593.920.133 1.632.387.133 1.639.381.133 Input Tenaga Kerja 409.678.822 514.144.822 482.350.822 Input Energi 93.170.968 133.170.968 108.719.691 Input maintenance 322.444.069 516.630.769 525.578.069 Produktivitas Total 5,86 5,57 6,07 Universitas Sumatera Utara Nilai produktivitas total yang diperoleh periode Agustus 2015-Juli 2016 adalah 5,86dan pada estimasi produktivitas total alternatif 2 diperoleh sebesar 6,07yang berarti terjadi peningkatan produktivitas sebesar 0,20. Berdasarkan hasil perhitungan Greenproductivityratio GPR, Green Productivity Index GPI, benefit cost ratio dan perhitungan produktivitas didapat bahwa alternatif solusi yang terpilih adalah alternatif 2.

6.4. Analisis Alternatif Terpilih