Benefit = PemasukanPA,i,n
= Biaya pemasukan dari pellet ikan x PA,6,5 = Rp.2.552.810.000 x 4,212
= Rp.10.752.435.720 Cost
= Investasi awal + Biaya operasional PA,i,n = Rp.2.431.340.000 + Rp.336.815.7234,212
= Rp.2.431.340.000 + Rp.1.418.667.825 = Rp.3.850.007.825
Indeks BCR Alternatif 2 =
������� ����
=
Rp .10.752.435.720
Rp .3.850.007.825
= 2,79
Berdasarkan hasil perhitungan indeks BCR, terlihat bahwa alternatif 1 memiliki indeks BCR sebesar 1,66 dan alternatif 2 memiliki indeks BCR sebesar
2,79. Oleh karena itu, alternatif 2 dipilih menjadi alternatif solusi yaitu pengolahan pellet ikan.
5.2.4. Estimasi Alternatif Solusi
Estimasi alternatif solusi dilakukan untuk mengetahui tingkat produktivitas pada masing-masing alternatif. Rumus perhitungan estimasi
produktivitas adalah: Estimasi Produktivitas =
����� ������ ����� �����
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.19. Perhitungan Peningkatan Produktivitas Faktor
Kondisi Sekarang Alternatif 1
Alternatif 2
Penjualan Output 14.195.205.000
15.594.005.000 16.748.015.000
Input Material 1.593.920.133
1.632.387.133 1.639.381.133
Input Tenaga Kerja 409.678.822
514.144.822 482.350.822
Input Energi 93.170.968
133.170.968 108.719.691
Input maintenance 322.444.069
516.630.769 525.578.069
Produktivitas Total
5,86 5,57
6,07
Nilai produktivitas total yang diperoleh periode Agustus 2015- Juli 2016 adalah 5,86dan pada estimasi produktivitas total alternatif 1 diperoleh sebesar
5,57yang berarti terjadi perkiraan penurunan produktivitas sebesar 0,28. Sementara pada estimasi produktivitas total alternatif 2 diperoleh sebesar 6,07
yang berati terjadi perkiraan peningkatan produktivitas sebesar 0,20.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisa Identifikasi Masalah
. Identifkasi masalah dilakukan dengan mencari informasi dari limbah
pengolahan tepung tapioka dan menemukan solusi pengolahan limbah dengan menggunakan diagram iskhawa dan material balance.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pengolahan tepung tapioka terdapat limbah yang dapat mencemari lingkungan sekitar. Berdasarkan
permasalah tersebut dibuat identifikasi masalah dengan menggunakan diagram ishikawa. Untuk melihat lebih jelas faktor penyebab dampak limbah yang
dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 6.1.
Lingkungan kerja
Bahan Baku Metode kerja
Manusia Peralatan
Tidak Adanya Planning mengolah limbah
onggok Onggok kurang
dimanfaatkan Kurang teliti dalam
melakukan pemeriksaan
Kualitas tidak memenuhi
kebututuhan Mesin sudah tua
Mesin tidak beroperasi dengan baik
Kurang keahlian dalam melakukan pengolahan
kembali onggok Kurang teliti
PENCEMARAN LINGKUNGAN
DARI ONGGOK
Penumpukan onggok diarea pabrik sehingga
menimbulkan bau dan polusi
Gambar 6.1. Diagram Ishikawa Pencemaran Lingkungan
Limbah yang mencemari lingkungan adalah limbah onggok yang menimbulkan bau dan limbah cair.
Universitas Sumatera Utara