Terminologi Judul Adapun judul proyek perancangan yang berjenis fiktif ini adalah Pusat Tinjauan Fungsi .1 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan

11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi mengenai Terminologi Judul, Tinjauan Fungsi, Elaborasi Tema, dan Rangkuman.

2.1 Terminologi Judul Adapun judul proyek perancangan yang berjenis fiktif ini adalah Pusat

Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu. Arti kata dari judul :  Pusat Perbelanjaan, adalah sebuah bangunan yang terdiri dari beberapa toko eceran, yang umumnya dengan satu atau lebih toko serba ada, toko grosir dan tempat parkir.  Kawasan, adalah daerah tertentu yang mempunyai ciri tertentu, seperti tempat tinggal, pertokoan, industri, dan sebagainya.  Kualanamu,merupakan nama dari bandara internasional yang terdapat di kecamatan Beringin, kabupaten Deli Serdang. Secara harafiah, nama Kualanamu sendiri memiliki arti sebagai berikut; Kuala dalam bahasa Melayu adalah muara sungai atau pertemuan sungai dengan laut. Namo atau Namu berarti lubuk dalam bahasa Karo namo bagi Karo gugunggunung, namu bagi Karo jahe termasuk Karo Langkat. Kuala Namo atau Kuala Namu merupakan kombinasi bahasa dua suku asli Sumtim. Nama ini sesuai dari segi bahasa dua etnis asli penduduk daerah. Malem Ukur Ginting, Swedia. Universitas Sumatera Utara 12 Berdasarkan batasan pengertian di atas, diambil kesimpulan bahwa Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu sebuah pusat perbelanjaan yang mencakup banyak kegiatan baik berbelanja, berjalan-jalan, berkumpul, makan, maupun rekreasi yang berada di dekat bandara Kuala Namu

2.2 Konsep Aerotropolis

Aerotropolis dapat didefinisikan sebagai sebuah kota dimana tata letak, infrastruktur, dan ekonomi berpusat pada bandar udara bandara. Hal ini membuat aerotropolis kerap dikenal sebagai kota bandara. Seperti konsep kota metropolis, bandara sebagai pusat aerotropolis juga memiliki kawasan pinggir kota suburban yang terhubung oleh infrastruktur dan transportasi massal. Istilah aerotropolis pertama kali dikemukakan oleh seorang seniman asal New York, Nicholas De Santis. Pada November 1939, gambar karya De Santis berupa atap gedung pencakar langit Bandara di tengah kota itu ditayangkan dalam Popular Science. Konsep aerotropolis kemudian dicetuskan oleh John D. Kasarda pada tahun 2000dan telah menjadi “Ideas of 2006” pada majalah New York Times CapitalAlliance, 2007.“The aerotropolis has emerged because of the advantages airports and their environs provide to business in the new speed-driven,globally networked economy.”Kasarda, 2007:108. Dari kutipan diatas Kasarda mengatakan bahwa aerotropolis dapat berkembang karena untuk menghadapi tantangan bandara dan kawasan disekitarnya untuk menjadi kawasan bisnis yang berskala global dan menawarkan efisiensi waktu dalam pergerakan, karena langsung terhubung dengan sebuah bandara. Universitas Sumatera Utara 13

2.2.1. Jarak dan Lokasi Aerotropolis Secara Umum

Lokasi kota yang memiliki konseo Aerotropolis secara umum terletak di luar pagar Bandara, namun memiliki akses yang dekat ke Bandara. Sampai saat ini belum ada batasan-batasan yang mengatur dan menetapkan standar letak kota Aerotropolis terhadap Bandara, namun waktu 20-30 menit biasanya digunakan sebagai acuan untuk mengatur batas luar sebuah kota ya ng berkonsep Aerotropolis dalam beberapa studi rencana pengembangan kota aerotropolis.

2.2.2. Bangunan-Bangunan di Kawasan Aerotropolis

Beberapa fungsi bangunan yang biasanya ada pada kawasan Aerotropolis meliputi:,  Pertokoan  Restoran  Kegiatan entertaiment dan kebudayaan  Hotel dan akomodasinya  Bank dan penukaran mata uang asing  Gedung perkantoran  Convention dan exhibition center  Hiburan, rekreasi dan pusat kebugaran  Logistik dab distribusi  Katering dan kuliner  Perdangangan bebas  Lapangan golf Universitas Sumatera Utara 14  Factory outlet  Pelayanan keluarga seperti klinik kesehatan dan penitipan anak

2.2.3. Tema dan Karakteristik Bangunan di Kawasan Aerotropolis

Pada dasarnya belum ada peraturan yang mengharuskan tema bangunan yang dirancang oada kawasan Aerotropolis. Namun menurut beberapa studi banding kawasan Aerotropolis di beberapa negara luar, tema perancangan kebanyakan pada kawasan Bandar Udara adalah Hi-Tech, dimana bangunan yang ada berkarakter futuristik.

2.2.4. Studi Banding Kota Aerotropolis

Berikut merupakan beberapa kota yang dikembangkan dengan konsep kota Aerotropolis, beberapa diantaranya adalah:

A. Schiphol Aiport, Amsterdam, Nederland

Gambar 2.1 Bird-eye View of Schiphol Aeretropolis City Universitas Sumatera Utara 15 Bandara Udara Internasional Schiphol dengan kode IATA AMS dan ICAO EHAM adalah bandara utama di Belanda yang terletak di selatan Amsterdam, persisnya di gemeente Haarlemmermeer. Schiphol adalah salah satu dari bandara-bandara di Eropa yang bersaing menjadi pintu masuk utama ke benua tersebut bersama Bandara London Heathrow di London, Britania Raya; Bandara Internasional Frankfurt di Frankfurt am Main, Jerman; dan Bandara Internasional Charles de Gaulle di Paris Roissy, Perancis. Pada 2004, Schiphol meraih urutan keempat di Eropa untuk jumlah penumpang sebesar 42.541.000 orang, setelah bandara-bandara tersebut. Menurut Kasarda pada majalah “Atlantis Magazine by Polis | Platform for Urbanism” 2011, Schiphol Airport merupakan contoh bandara dengan konsep pengembangan kota aerotropolis. “ Kawasan itu Schiphol Airport menampilkan semua karakteristik kota aerotropolis melalui observasi yang dilakukan; mulai dari berbagai bentuk sektor komersil multimodal sampai bagian-bagian pengembangan bangunan yang terintegrasi dengan bandara yang tersebar di berbagai batas bandara itu sendiri”. Gambar 2.2 Metode baru dalam kawasan CBD Schiphol Universitas Sumatera Utara 16 Master Plan Amsterdam Airport Schiphol AAS terdiri dari:  Commercial Real Estate Zone  Residential Business Zone Hotel dan Apartment  Cargo Logistics  Exhibition Complexes  Offices and Trade Centre a. Lokasi Amsterdam Schiphol Aerotropolis terletak di antara dua jalur jalan raya utama yang menghubungkan bandara ke pusat kota Amsterdam dan daerah perkotaan di sekitarnya. Schiphol memiliki sebuah stasiun kereta api modern yang berada di bawah terminal bandara, yang menghubungkan para wisatawan ke pusat kota Amsterdam, kota-kota lain di Belanda, serta Eropa Barat. b. Jarak Dari Bandara Amsterdam Schiphol Aerotropolis memiliki jarak 4 km dari bandara, dan 21,7 km menuju pusat Kota Amsterdam dengan waktu tempuh 28 menit. c. Bangunan Fungsi bangunan yang berada pada kawasan Amsterdam Schiphol Aerotropolis diantaranya Hotel New Hilton Schiphol, Hotel Sheraton, SHG Schiphol Group‟s Head Office, Amsterdam Airport Schiphol Shopping Centre, Central Parking, Real-Estate, Avioport dan lainnya. Beberapa bangunan tersebut menggunakan tema Hi-Tect dan Universitas Sumatera Utara 17 Metafora . Hal ini dimaksudkan untuk merefleksikan konsep desain Bandar Udara Internasional Schiphol.

B. Aerotropolis Songdo IBD, Incheon, Korea Selatan

Aerotropolis Songdo IBD merupakan Aerotropolis yang berada di Korea Selatan, pembangunan Aerotropolis berada dekat dengan bandara Incheon yang dibangun di-atas pulau buatan yang dihubungkan dengan sebuah jembatan sepanjang 13 mil, Terletak di 1.500 hektare di dekat Seoul, Korea Selatan, Songdo Distrik Bisnis Internasional IBD adalah salah satu proyek real estate swasta terbesar di dunia, dan merupakan contoh utama dari sebuah kota tepi aerotropolis. Diposisikan untuk menjadi pusat bisnis baru di Asia Timur Laut, Cina, pasar regional Rusia dan Jepang mudah diakses dari Bandara Internasional Incheon, yang telah menerima berbagai penghargaan. Songdo IBD mudah dijangkau karena terkait dengan bandara dan Seoul melalui jalur kereta bawah tanah, bus dan 21 kilometer Incheon Bridge. GTX direncanakan Great Train Express akan terhubung Songdo ke pusat kota Seoul di 25 menit, yang akan memberikan aksesibilitas, mobilitas dan daya saing pasar untuk perusahaan- perusahaan internasional yang terletak atau berencana untuk menemukan di Songdo.Songdo IBD telah menarik inovator dan pengusaha sama, dan kota telah berkembang dengan pesat dan secara organik sejak dibuka pada 2009. Setelah selesai, akan ada tenaga kerja ekonomi yang kuat dari sekitar 260.000 orang di kota baru ini dirancang dan dibangun dari awal. Songdo IBD inisiatif penjangkauan global yang telah berhasil menarik perusahaan multinasional besar seperti Cisco dan Caps ADT. Universitas Sumatera Utara 18 Perusahaan-perusahaan ini juga membantu dalam pengembangan dan pengoperasian infrastruktur kota Songdo cerdas dan berkelanjutan. Gambar 2.3 Bird-Eye View kawasan CBD Schiphol a. Lokasi Songdo IBD terletak di jantung daerah perkotaan yang lebih besar: Songdo City , Yeonsu-gu, Incheon, Korea Selatan , yang terletak di dalam yang lebih besar Incheon Metropolitan City. b. Jarak dari bandara Jarak Aerotropolis Songdo IBD dengan bandara adalah 20 km yang dimana menempuh waktu 18 menit perjalanan dari Bandara Incheon c. Bangunan Fungsi bangunan yang berada pada Aerotropolis Songdo IBD adalah , Pusat Konvensi Songdo, Hotel Oakwood, Taman Biopark, Taman Teknologi, Pusat Riset dan Sekolah Tinggi, dan kompleks perkantoran dan bisnis. Universitas Sumatera Utara 19

2.2.5. Rangkuman Konsep Aerotropolis Tabel 2.1

Rangkuman Konsep Kota Aerotropolis Konsep Aerotropolis Aerotropolis A Schiphol Aerotropolis Aerotropolis B Songdo IBD Lokasi Amsterdam Airport Schiphol Songdo-dong, Yeonsu- gu, Incheon, Korea Selatan Jarak Dari Bandara 4kmdari bandara dan 21,7 kmmenuju pusat Kota Amsterdam 20 kilometer dari Bandara Internasional Incheon. 26 kilometer dari Seoul Bangunan  Schiphol CBD  Hotel New Hilton Schiphol  Hotel Sheraton  Schiphol Real-Estate  Schiphol Group‟s Head Office  Schiphol Airport Shopping Centre  Central Parking  Avioport  Landmark Songdo,  Pusat Konvensi Songdo, Hotel Oakwood,  Taman Biopark,  Taman Teknologi,  Pusat Riset dan Sekolah Tinggi,  CBD Universitas Sumatera Utara 20 Karakteristik Lainnya jika ada Memiliki Fasilitas Stasiun Kereta Api modern yang dapat menghubungkan para wisatawan ke pusat kota Amsterdam, kota- kota lain di Belanda, serta Eropa Barat. Antara bandara dan IBD dihubungkan lewat suatu jalan tol laut Keterangan Tambahan Kawasan Bandara sudah dibangun dan masuk ke dalam tahapan pembangunan yang dinamakan “ Schiphol CBD New Method” Bandara masih 50 dalam proses pembangunan Berdasarkan studi banding kedua Aerotropolis, ada beberapa kriteria menjadi sebuah dasar pemikiran dalam pemilihan lokasi, dan fungsi dari bangunan yang akan dirancang. Tabel 2.2 Konsep Perencanaan Aerotropolis Konsep perencanaan aerotropolis Lokasi Menurut studi banding yang di jelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pemilihan lokasi Aerotropolis berada Universitas Sumatera Utara 21 pada sebuah daerah maupun kawasan pusat kegiatan nasional PKN ataupun daerah pusat-pusat pertumbuhan ekomomi utama. Jarak dari bandara Jarak yang didapat dari studi banding adalah kisaran 4 km sampai dengan 20 km Bangunan Fungsi bangunan menurut studi banding diatas adalah bangunan yang memiliki fungsi sbb:  Indsutri  Perdangangan dan jasa  Pariwisata  Cargo dan logistik Berdasarkan Tabel 2.2 beberapa fungsi bangunan yang dapat dipilih untuk dirancang pada kawasan Aerotropolis di Bandara Kualanamu adalah bangunan dengan fungsi komersil dimana sebagai penyedia kawasan bisnis dan dalam bent uk akomodasi seperti hotel transit, dan juga sebagai area pariwisata. Melihat dari beberapa studi banding yang diambil Schiphol dan Songdo IBD, bangunan yang akan dirancang merupakan bangunan komersil yang menjadi pusat transaksi jual-beli di Kawasan Kualanamu, yaitu Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu. Universitas Sumatera Utara 22

2.3 Lokasi Perancangan

Lokasi perancangan berada di Kabupaten deli serdang dimana lokasi berada dekat dengan Bandara Kualanamu, dikarenakan konsep yang digunakan dalam perancagan adalah Aerotropolis sehinggan lokasi proyek harus berada dekat dengan Bandara Kualanamu. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara, secara administratif terdiri dari 22 Kecamatan dan 394 DesaKelurahan 380 desa dan 14 kelurahan. Pada pemilihan lokasi di Kabupaten deli serdang terdapat beberapa pertimbanagan berupa dari konsep Aerotropolis dan pertimbangan peraturan-peraturan berupa Rencana Detail Tata Ruang RDTR untuk mengetahui tata guna lahan supaya proyek yang akan direncanakan sesuai dengan peraturan, lalu Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan KKOP Bandara Kualanamu. Gambar 2.4 Peta KKOP Kabupaten Deli Serdang Universitas Sumatera Utara 23 Site perancangan Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu berada pada ring 2 dimana ketinggian bangunan 46 m.

2.3.1. Krite ria Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi site berdasarkan atas beberapa kriteria, seperti: 1. Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel diatas. 2. Berdasarkan peraturan KKOP Bandara Kualanamu yang terletak pada ring 2. 3. Lokasi site berpotensi sebagai pengembangan Aerotropolis. 4. Aksesbilitas lokasi site yang berada di jalan arteri ke arah Kualanamu sehingga mudah dicapai dari arah bandara Kualanamu maupun dari Kota Medan Beberapa pertimbangan dalam pemilihan lokasi Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan konsep Aerotropolis Menurut konsep kota aerotropolis, area perdagangan barangjasa khususnya pusat perbelanjaan harus berada dekat dengan bandara dimana terdapat peraturan jarak tempuh Bandara ke Kawasan Aerotropolis yaitu 2,5 mil, 5 mil, dan 10 mil. Lokasi Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu ini berada pada radius 2,5 mil 4 Km 2. Pencapaian yang dekat dengan Bandara Pertimbangan lokasi site yang dipilih juga didasari oleh pencapaian pencapaian yang dekat dengan Bandara Kualanamu. Hal ini membuat Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu menjadi sebuah pusat perbelanjaan yang dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat di sekitar Bandara Kualanamu akan tempat melakukan kegiatan jual-beli. Selain itu, pusat perbelanjaan ini juga dapat mendukung aktivitas pengguna Bandara Universitas Sumatera Utara 24 Kualanamu, dimana pusat perbelanjaan ini dapat menjadi rest area, sehingga para pengguna Bandara Kualanamu dapat menghabiskan waktu dalam menunggu jadwal penerbangan ataupun menjadi destinasi belanja bagi para turis yang datang melalui Bandara Kualanamu.

2.3.2. Alte rnatif Pe milihan Lokasi  Alternatif 1

Lokasi berada pada Kecamatan Batang Kuis di jalan Bandara Kualanamu. Site berada di daerah perindustrian dan komersil. Rencana Sistem Perkotaan di K ubupaten Deli Serdang, kawasan ini merupakan kawasan Pedangangan jasa dan Kawasan wisata aktif. Lokasi site ini sangat cocok untuk kawasan wisata dan pusat oleh-oleh dikarenakan aksesbilitas yang baik dari Bandara Kualanamu. Gambar 2.5 Peta Alternatif 1 Site Perancangan Jl. Bandara Kualanamu Universitas Sumatera Utara 25  Kasus Proyek : Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu  Status Proyek : Fiktif  Lokasi Proyek : Jln. Bandara Kualanamu, Kecamatan Batang Kuis, Deli Serdang  Batas Utara : Pabrik batu  Batas Timur : Crew Hotel  Batas Selatan : Pondok Pesantren  Batas Barat : Sawah  Luas Lahan : 18 Ha 180.000 m 2  Kontur : Datar  KDB : 60  KLB : 4 max. 8  KetinggianKKOP : Maksimum 45 m  GSB : Jln. Bandara Kualanamu : 9 m  Potensi Lahan: : - Lokasi Site dekat dengan bandara - Aksesbilitas yang baik karena dekat dengan jalan besar - Memiliki jalur service di samping site - Berada pada kawasan komersil dan wisata - Transportasi lancar dan baik - Memiliki jalur utilitas yang baik Universitas Sumatera Utara 26  Alternatif 2 Lokasi ini berada pada Kecamatan Tanjung Morawa di jalan Batang Kuis, site berada di daerah kawasan perumahan, perkantoran, dan juga komersil. Pada Rencana Sistem Perkotaan di K ubupaten Deli Serdang kawasan ini merupakan kawasan perdagangan dan jasa lokal, industri, dan perumahan dan permukiman. Gambar 2.6 Peta Alternatif 2 Site Perancangan Jl. Batang Kuis  Kasus Proyek : Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu  Status Proyek : Fiktif  Lokasi Proyek : Jln. Batang Kuis, Kecamatan Tanjung morawa, Deli Serdang  Batas Utara : Perumahan  Batas Timur : Kantor PTPN Universitas Sumatera Utara 27  Batas Selatan : Area komersil  Batas Barat : Perumahan TNI  Luas Lahan : 18 Ha 180.000 m 2  Kontur : Datar  KDB : 60  KLB : 4 max. 8  KetinggianKKOP : Maksimum 45 m  GSB : Jln. Batang Kuis : 9 m  Potensi Lahan : - Lokasi site berada dekat dengan jalan tol. - Lokasi site berada di lahan hook. - Dekat dengan perumahan penduduk 2.4 Tinjauan Fungsi 2.4.1 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan Pengguna kegiatan dalam Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu terdiri atas pengunjung, penyewa, pengelola, dan servis.  Pengunjung , adalah pihak yang melakukan kunjungan ke Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu, yang dibagi berdasarkan pertimbangan tertentu seperti : a. Berdasarkan golongan: - Masyarakat berpenghasilan menengah - Masyarakat berpenghasilan cukup Universitas Sumatera Utara 28 b. Berdasarkan asal- usul: - Pengunjung yang datang dari kawasan sekitar Kualanamu Khususnya pengunjung dari kecamatan Beringin dan kecamatan Batang Kuis. - Pengunjung yang datang dari luar kawasan sekitar Kualanamu c. Berdasarkan klasifikasi umur: - Anak-anak usia 5-13 tahun - Remaja usia 14-24 tahun - Dewasa usia 25-45 tahun - Lanjut usia d. Berdasarkan motivasi atau tujuan: - Pengunjung untuk berbelanja - Pengunjung hanya untuk berjalan jalan  Penyewa, adalah pihak yang menyewa retail-retail yang terdapat dalam bangunan untuk menjual barang dan jasa mereka kepada pengunjung yang datang.  Pengelola, adalah pihak yang melakukan pengelolaan kegiatan administrasi dan operasional yang dibedakan dalam 2 tingkatan, yaitu: - Pimpinan, terdiri dari direktur dan wakil direktur. Direktur ini dibantu oleh sekretaris yang bertanggung jawab langsung kepada direktur Universitas Sumatera Utara 29 - Kepala bagian, terdiri dari kabag operasional, keuangan, pemasaran, keamanan, pemeliharaan, dan perawatan gedung  Servis, adalah pihak yang melakukan kegiatan pelayanan bangunan seperti masalah teknis, kebersihan, keamanan, utilitas, pantry dan pergudangan Berdasarkan pelaku kegiatan, maka kegiatan yang dilakukan adalah:

a. Kegiatan pengunjung, aktivitas umum yang dilakukan pengunjung adalah: