69
Dalam buku “Indonesian Architecture Now”, Imelda Akmal menulis bahwa gubahan massa E.X yang terdiri atas lima buah kotak dengan posisi miring adalah hasil
ekspresi dari gaya kinetik mobil- mobil yang sedang bergerak dengan kecepatan tinggi dan merespon gaya sentrifugal dari Bundaran Hotel Indonesia yang padat. Kolom-
kolom penyangga diibaratkan dengan ban-ban mobil, sedangkan beberapa lapis dinding melengkung sebagai kiasan garis-garis ban yang menggesek aspal. Dari konsep-konsep
tersebut, gaya kinetik merupakan sebuah obyek yang abstrak intangible. Kita tidak dapat melihat gaya kinetik secara visual. Akan tetapi, ban-ban mobil merupakan obyek
yang dapat kita lihat secara visual tangible. Perpaduan antara gaya kinetik obyek abstrak dan ban-ban mobil konkrit inilah yang menghasilkan metafora kombinasi.
2.6 Rangkuman Konsep Aerotropolis
merupakan konsep kota mandiri dimana segala kegiatan yang ada pada kota tersebut berpusat pada bandar udara. Bandara pada kota aerotropolis
menjadi rotor pergerakan ekonomi yang signifikan yang memiliki potensi ekonomi tinggi.
Bangunan yang akan dirancang merupakan sebuah pusat perbelanjaan yang
berupa shopping mall, dengan konsep shopping arcade, dimana letak retail toko
berada di satu atau kedua sisi pada bangunan, dengan konsep koridor panjang. Berdasarkan ketentuan dari luas areal pelayanan, pusat perbelanjaan yang akan
dibangun berupa Neigborhood Centre¸ dengan jumlah kapasitas pengunjung berkisar 5.000
– 40.000 jiwa, yang dibangun di atas lahan seluas 1.5 Ha.
Universitas Sumatera Utara
70
Tema arsitektur metafora. Pendekatan metafora yang diambil adalah Tangible metaphor
dari bentukan sayap pesawat terbang Boeing 777, mengingat pusat
perbelanjaan yang direncanakan terletak di kawasan kualanamu, yang direncanakan menjadi sebuah kota aerotropolis bandara sebagai pusat kegiatan dari kota. Bentukan
pesawat terbang yang diterapkan pada desain pusat perbelanjaan ini juga mempertegas kehadiran Bandara Internasional Kualanamu sebagai imej dari kawasan tersebut dan
juga menegaskan bahwa pusat perbelanjaan yang akan direncanakan merupakan bagian vital dari kawasan kualanamu yang akan menjadi sebuah kota aerotropolis.
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, Bandar Udara Kualanamu merupakan bandara bertaraf internasional yang terletak di Kuala Namu, Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia.Kualanamu
International Airport berjarak 39 KM dari kota medan yang mana bila ditempuh dengan kendaraan bermotor akan memakan waktu ± 1 jam. Saat ini Bandar Udara Kualanamu
merupakan Bandara terbesar ke-2 di Indonesia, setelah Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Bandar udara ini dibangun di lahan yang sebelumnya merupakan lahan
perkebunan kelapa sawit milik PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa BUMN. Kawasan Kuala Namu ini sendiri memiliki potensi sebagai rotor
perkembangan ekonomi yang baik “Main-Hub” dikarenakan letaknya yang
mengintegrasi Pelabuhan Belawan dan Pelabuhan Kuala Tanjung serta jalan tol Medan- Kualanamu- Tebing Tinggi yang ditargetkan selesai pada tahun 2017 kualanamu-
airport.co.id, situs resmi bandara Kualanamu. Pembentuka
n kawasan kualanamu sebagai “Main-Hub” yang saling terintegrasi ini memunculkan ide untuk mengembangkan kawasan kualanamu menjadi kawasan kota
baru yang berkonsep Aerotropolis, yaitu sebuah kota dimana tata letak, infrastruktur, dan ekonominya berpusat pada bandar udara bandara yang memiliki akses ekonomi
yang tinggi di berbagai sektornya Kasarda, 2014. Menurut pakar aerotropolis dunia John Kasarda dan ahli aerotropolis dalam negeri dari Institut Teknologi Bandung,
kawasan aerotropolis kualanamu akan menjadi sebuah kawasan ekonomi berkembang
Universitas Sumatera Utara
2
yang dapat meningkatkan taraf hidup penduduk yang ada di dalam maupun di sekitarnya, sedangkan bagi pihak investor dan pemerintah kawasan ini menjadi
kontributor yang besar untuk mendapatkan keuntungan sumutprov.go.id. Tentunya sebagai kawasan ekonomi berkembang yang ditargetkan menjadi sebuah
kota aerotropolis dengan potensi ekonomi tinggi, diperlukan banyak perencanaan pembangunan di berbagai sektor, salah satunya adalah di sektor perdagangan.
Tabel 1.1Banyaknya Pe rusahaan Usaha Sektor Perdaganga n di Lokasi Tempat Tetap L2 diKabupaten Deli Serdang
Estabilishment By Type Of Activity An Sub Regency 2006
NO KECAMATAN
PERT A M-
BANG AN
PENG GA-
LIAN INDUST RI
PENGO- LAHAN
LIST RIK GAS,
DAN AIR KON-
ST RUKSI PERDAGA
-NGAN RUMAH
MAKAN T RAN-
SPORT ASI DAN
KOMU- NIKASI
1 Gunung
Meriah -
20 -
- 32
30 2
2 S. T. M Hulu
- 30
- 3
132 208
4 3
Kutalimba ru 9
129 -
54 653
401 33
4 Sibolangit
- 445
6 3
250 503
10 5
Pancur Batu 1
224 5
58 1211
714 49
6 Na mo Ra mbe
3 291
- 4
422 318
19 7
Biru – biru
- 130
1 2
322 119
20 8
S. T. M Hilir 10
167 3
4 479
334 18
Universitas Sumatera Utara
3
9 Bangun Purba
6 31
1 13
716 639
26 10
Galang 5
303 6
22 1209
252 41
11 Tanjung
Morawa 14
1873 3
57 3304
999 150
12 Patumbak
7 181
- 284
1445 435
52 13
Deli Tua 10
376 3
246 1165
337 57
14 Sunggal
3 686
2 165
4259 1511
366 15
Ha mparan Perak
1 355
- 36
2454 725
72
16 Labuhan Deli
- 336
4 10
1117 374
82 17
Percut Sei Tuan
8 1490
3 339
5696 1469
468
18 Batang Kuis
4 345
1 80
1216 242
72 19
Pantai Labu 14
251 9
33 903
240 25
20 Beringin
2 778
- 3
780 203
36 21
Lubuk Paka m 3
459 12
91 1865
701 126
22 Pagar Merbau
1 1470
2 7
538 183
28
Jumlah Total 101 10370 61 1514 30168 10937
1756
Berdasarkan data sensus ekonomi 2006, banyaknya perusahaanusaha sektor perdagangan di lokasi tempat tetap L2 berjumlah 30.168, khususnya di kecamatan
Batang Kuis berjumlah 1.216 dan di kecamatan Beringin sebesar 780 Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang.Melihat dari data tersebut, kehadiran sebuah pusat
perbelanjaan yang berupa shopping mal ldi Kawasan Kuala Namu sangat diperlukan untuk menjadi pusat kegiatan perdagangan kegiatan jual-beli bagi masyarakat dan
Universitas Sumatera Utara
4
pengusaha setempat khususnya masyarakat kecamatan Batang Kuis dan kecamatan Beringin maupun dari luar daerah, mengingat belum adanya pusat perbelanjaan di
kawasan tersebut. Pada kenyataannya, sebuah pusat perbelanjaanmall dapat memberikan kontribusi
positif bagi negara ini. Beberapa diantaranya adalah: a. Mall memberikan peningkatan pendapatan negara dalam bentuk pajak, karena
disana terdapat aktivitas ekonomi. Aktivitas ekonomi yang terjadi juga bukanlah main- main karena faktor penggerak transaksi kaum urban yang datang ke mall sudah tentu
didominasi kalangan menengah ke atas. b. Mall adalah sebuah lambang pengakuan. Pengakuan dari pihak-pihak; terutama
tenant terlebih jika tenant berasal dari luar negeri bahwa iklim investasi di Indonesia baik. Menurut indeks investasi dunia, Indonesia masuk dalam peringkat 17 negara yang
dapat dijadikan tempat berinvestati. Dari pernyataan diatas mendasari sebuah perencanaan proyek pembangunan fasilitas
perdagangan yang perlu dibangun di kawasan aerotropolis Kualanamu dengan menerapkan pendekatan desain dengan keterkaitan antara Bandara Kualanamu sebagai
ikon kawasan tersebut dengan pusat perbelanjaan itu sendiri. Perencanaan proyek pembangunan fasilitas perdagangan ini ditujukan memenuhi kebutuhan masyarakat,
baik masyarakat sekitar, pengusaha, turis, maupun pihak pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
5
1.2 Rumusan Masalah