Berdasarkan Lokasi Klasifikasi Pusat Perbelanjaan .1 Berdasarkan Fungsi dan Kegiatan

41 2.5 Klasifikasi Pusat Perbelanjaan 2.5.1 Berdasarkan Fungsi dan Kegiatan a. Pusat perbelanjaan murni Pusat perbelanjaan yang berfungsi sebagai tempat berbelanja dan sebagai tempat pertemuan masyarakat community center untuk segala urusan, baik untuk bersantai, mencari hiburan. b. Pusat perbelanjaan multi fungsi Fungsi sebagai pusat perbelanjaan dicampur dengan fungsi lain yang berbeda namun saling menunjang dan meningkatkan nilai komersialnya.

2.5.2 Berdasarkan Lokasi

a. Pasar market Merupakan kelompok fasilitas perbelanjaan sederhana toko, kios, dan sebagainya yang berada di suatu area tertentu pada suatu wilayah. Fasilitas perbelanjaan ini dapat bersifat terbuka ataupun berada didalam bangunan, biasanya berada dekat kawasan permukiman, merupakan fasilitas perbelanjaan untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari masyarakat di sekitarnya. Berikut merupakan beberapa klasifikasi pasar :  Pasar tradisional Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses Universitas Sumatera Utara 42 tawar-mmenawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar.  Pasar modern Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namum pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang barcode , berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan, sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama b. Shopping Street Merupakan kelompok sarana perbelanjaan yang terdiri dari deretan toko atau kios terbuka pada suatu penggal jalan. Area perbelanjaan ini merupakan j enis pasar yang berlokasi di sepanjang tepi suatu penggal jalan. Jenis perbelanjaan semacam ini biasanya berkembang di kawasan-kawasan wisata atau kawasan pertokoan. c. Shopping Precint Merupakan kompleks pertokoan terbuka yang menghadap pada suatu ruang terbuka yang bebas. Perbelanjaan ini biasanya tumbuh didekat obyek atau kawasan wisata. d. Shopping Arcade Merupakan pusat perbelanjaan dimana terdapat retail atau toko, baik di kedua sisi ataupun satu sisi dengan naungan atau atap yang transparan sehingga menimbulkan suasana gang atau koridor didalamnya. Dan juga restoran pada shopping arcade Universitas Sumatera Utara 43 biasanya mengambil jalan pada arcade sebagai area ruang makannya dengan meletakkan meja makan dan kursi. e. Shopping center Shopping Center sebagai suatu sarana perdagangan terdiri dari berbagai jenis. Bila dilihat dari segi tata bahasa, pengertian pusat perbelanjaan dapat diuraikan sebagai berikut :  Center Pusat : 1 Sebuah titik dimana perhatian orang diarahkan. Oxford Advanced Learner‟s Dictionary 2 Sebuah tempat dimana aktifitas-aktifitas tertentu dikonsentrasikan.Oxford Advanced Learner‟s Dictionary 3 Tempat yang berada ditengah-tengah mengumpul pada suatu dimana segala sesuatu dipusatkan pada tempat tersebut.  Shopping Perbelanjaan : suatu wadah yang menampung kelompok-kelompok dagang dalam melakukan kegiatan jual beli, penyaluran, pertukaran, dan pertemuan antara persediaan dan penawaran barang dan saja suatu sistem manajemen yang terencana. menurut Clivi Darlow dalam endelosed shopping centers.  Shopping Center : 1 Adalah suatu kumpulan toko-toko eceran dalam suatu kelompok yang sedikit banyak ada hubungannya satu sama lain disuatu tempat biasanya diciptakan oleh seorang Universitas Sumatera Utara 44 pembangun, yang kemudian menyewakan toko-toko itu kepada orang lain, seringkali persetujuan sewa menyewa itu menetapkan bahwa hanya terdapat satu toko dari jenis dalam pusat perbelanjaan tersebut, bahwa masing masing toko itu akan penjualannya, dan lain- lain.menurut Drs. Abdul rahman dalam ensiklopedia ekonomi keuangan perdagangan 2 Adalah sebagai suatu kesatuan bangunan komersil yang dibangun dan didirikan pada suatu lokasi yang direncanakan, dikembangkan, dimulai dan diatur menjadi sebuah kesatuan operasi yang berhubungan dengan lokasi, ukuran, tipe toko dan area perbelanjaan dari unit tersebut. Unit ini juga menyediakan temat parkir yang dibuat menurut tipe dan ukuran total dari toko-toko.menurut urban institute. f. Department store Merupakan wadah perdagangan eceran besar dari berbagai jenis barang yang berada dibawah satu atap. Pada perbelanjaan ini transaksi masih menggunakan tenaga pelayan untuk membantu konsumen memilih dan mencari benda yang dikehendaki. Penataan barang-barangnya memiliki tata letak khusus yang memudahkan sirkulasi dan mencapai kejelasan akses. g. Supermarket Merupakan toko yang menjual barang kebutuhan sehari- hari dengan cara pelayanan mandiri self service . Pemilihan dan pencarian produk dilakukan secara mandiri oleh konsumen. Pelayan hanya digunakan untuk membantu proses pembayaran. Jumlah bahan makanan yang dijual pada toko jenis ini kurang dari 15 dari seluruh barang yang diperdagangkan. Universitas Sumatera Utara 45 h. Shopping mall Merupakan pengembangan dari pusat perbelanjaan yang dipadukan dengan sarana rekreasi dan hiburan. Dan umumnya bentuknya berupa selasar yang panjang. Barang yang diperdagangkan adalah barang kebutuhan sehari- hari sampai kebutuhan khusus.Tipe mall digolongkan dalam 3 tiga bagian yaitu :  Mall terbuka The Open Centre Awalnya berkembang di Eropa, daya tarik dari tipe mall ini terletak pada facade bangunan yang mengapit jalur pedestrian. Mall tipe ini juga memberikan kesan alami, hal ini terlihat pada arcade seperti pohon, semak-semak, bungan dan kursi taman. Tipe mall ini juga mempunyai kelemahan, utamanya bagi negara yang memiliki 4 empat musim. Yaitu adanya hambatan dari iklim, sehingga kegiatan perbelanjaan tidak dapat berlangsung sepanjang tahun. Mall terbuka dapat dibedakan lagi atas 3 tiga jenis, yaitu Full Mall, Transit Mall dan Semi Mall. a. Full Mall Full Mall dihasilkan oleh jalan yang tertutup yang dulunya digunakan oleh lalu- lintas kendaraan dan kemudian mengembangkan pedestrian atau plaza dengan paving, pohon-pohon, tempat duduk, penerangan dan lainnya seperti sculpture dan batu-batuan. b.Transit Mall Transit Mall dikembangkan dari pemindahan lalu- lintas automobil dan truk pada site jalan dan hanya membiarkan lalu- lintas publik seperti bus dan taxi. Parkir pada jalan dilarang, jalur pejalan kaki d iperlebar dan asesories lainnya ditambahkan. Universitas Sumatera Utara 46 c. Semi Mall Pada Semi Mall jumlah lalu- lintas dan parkir dikurangi. Pengembangan area pedestrian yang akan dihasilkan akan dilengkapi dengan pepohonan, tempat duduk, penerangan dan asesories lainnya.  Mall Tertutup The Closed Mall Centre Mall tertutup memiliki konsep yang lengkap dimana penjual dan pembeli terlindung dalam satu area tertutup bangunan dan tempat pengaturan pengkondisian ruang, sehingga kegiatan jual beli dapat berlangsung sepanjang tahun. Mall tertutup dapat menjadi community centre bagi kegiatan sosial seperti kegiatan promosi, eksebisi, sekedar tempat berjalan-jalan dan lain- lainnya. Pada dasarnya Mall Tertutup menerapkan konsep mall kedalam bangunan. Konsep door street ini diterapkan secara konsekuen, sehingga elemenelemen luar dan elemen jalan seperti lampu- lampu jalan hadir secara nyata dalam mall tertutup. Selain terdapat pengaturan pengkondisian ruang, jenis mall ini juga menggunakan pecahan buatan artifical lighting untuk membantu menciptakan suasana yang diinginkan, tetapi ada juga yang menggunakan skylight sebagai salah satu elemen utama mall. Dalam merencanakan Mall tertutup, terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu : a. MagnetAnchor Dalam menghidupkan susana dan minat pengunjung, maka suatu perbelanjaan haruslah dibuat unsur penarik yang disebut magnet atau anchor. Magnet tersebut dapat berupa supermarket atau fasilitas rekreasi lainnya seperti cineplex, food courtrestorant, playground. Penempatan dari magnet ini dapat bermacam- macam. Tetapi umumnya penempatan magnet menggunakan pola „Pimpong EffectDumb Bell‟. Dengan adanya Universitas Sumatera Utara 47 pimpong Effect tersebut, membuat mall menjadi daerah pergerakan aktivitas yang tinggi sehingga tidak ada retail shop yang tidak dilalui oleh pengunjung. b. Tenant Mix Pengaturan dari pihak-pihak penyewa yang akan menempati retailretail shop dan anchor, ditempatkan sesuai dengan tingkat ekonomi mayoritas pengunjung dan selera dari pengunjung. Pengaturan dan penempatan jenis-jenis retail tersebut harus sesuai dengan penempatannya, sehingga antara retail yang satu dengan yang lainnya tidak saling mengganggu. Perbandingan jumlah antara anchor dan retail-retail tersebut adalah 40 : 60. Hal ini dipertimbangkan dari infestasi dan pengambilan modal. c. Design Criteria Dalam perencanaan suatu mall haruslah terdapat kriteria-kriteria tertentu bagi para penyewa dalam mengatur retail yang disewanya, agar dapat membentuk satu kesatuan dengan retail-retail lainnya. Juga haruslah memperhatikan orientasi mall kedalam dan tidak banyak bukaan-bukaannya. Perencanaan suatu mall harus memperlihatkan kesan santai atau rilex, menyenangkan dan mudah dilalui juga harus diperhatikan pintu masuk yang jelas dan pintu keluar dari unit utamanya. Lay Out dari mall dibuat secara sederhana, mudah diidentifikasikan serta tidak membosankan.  Gabungan Mall Terbuka dan Tertutup The Composite Mall Centere Merupakan mall yang sebagian terbuka atau sebagian tertutup maksudnya yaitu bahwa selasar disepanjang arcade toko-toko ditutup oleh atap tembus pandang dan ada atap penghubung antara toko-toko yang saling berhadapan. Sehingga tidak semua pedestrian mall perlu ditutup. Hal ini untuk mengantisipasi keadaan dimusim dingin. Unsur-unsur Pembentuk Lay Out Pusat Perbelanjaan dan Hiburan: Universitas Sumatera Utara 48 a. Paths Paths adalah jalur sirkulasi atau jalur pergerakan manusia. Contohnya jalan, pedesterian, dan jalur kereta. b. Nodes Nodes adalah pusat dari aktifitas. Baik berupa pertemuan dari paths maupun persilangan dari beberapa paths, atau menunjukkan pada suatu konsentrasi tertentu seperti plaza. Yang dimaksud dengan Nodes pada bangunan mall adalah anchor tenant penyewa utama yang menjadi daya tarik pada konsumen. Perletakan nodes disetiap pengakhiran poreder yang terdapat disetiap lantai suatu mall. Jarak maksimal antara magnet tersebut disetiap lantainya maksimum 200 meter, sedangkan jarak optimumnya 180 meter.

2.5.3 Berdasarkan Luas Areal Pelayanan