BAB III KEBIJAKAN POLRI DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA
PERJUDIAN DI POLRES ASAHAN
A. Kejahatan Perjudian di Wilayah Hukum Polres Asahan
Kabupaten Asahan sebagaimana halnya kabupaten dan kota-kota lainnya di Indonesia menghadapi berbagai macam masalah sosial, salah satunya tindak
kejahatan perjudian yang dilakukan oleh sebagian warga masyarakat. Hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan faktor ekonomi yang
mendorong seseorang bertindak tanpa berfikir panjang dan lebih memilih melanggar norma-norma yaitu dengan melakukan perjudian. Penghasilan yang
minim dan hampir tidak mencukupi bagi pemenuhan hidup keluarganya yang menyebabkan seseorang cenderung melakukan hal-hal yang sifatnya untung-
untungan dan memilih melakukan perjudian sebagai jalan keluarnya.
297
Kepolisian Resor Asahan sebagai badan pemerintah yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat mempunyai peran yang besar dalam
pemberantasan kejahatan perjudian ini. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat tersebut, Polres Asahan diperkuat
kepolisian sektor selanjutnya disebut Polsek yang terdiri dari 11 Polsek dan 3 Pos polisi. Kesebelas Polsek tersebut yaitu Polsek Air Batu, Polsek Air Joman, Polsek
Medang Deras, Polsek BP. Mandoge, Polsek Prapat Janji, Polsek Bandar Pulau,
297
Harian Waspada, Masyarakat Asahan Berjanji Tinggalkan Judi, tanggal 29 Desember 2010.
Universitas Sumatera Utara
Polsek Pulau Raja, Polsek Simpang Empat, Polsek Labuhan Ruku, Polsek Lima Puluh, Polsek Indrapura. Sedangkan Pos Polisi yakni : Pos Meranti, Pos Kota
Kisaran, Pos Pol Bagan Asahan. Berdasarkan data statistik Polres Asahan yang diperoleh melalui Wawancara
dengan Kapolres Asahan, AKBP J. Didiek Dwi Priantono, SH, jumlah kasus perjudian di wilayah hukum Polres Asahan dari Januari 2009 sampai dengan April
2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1. Jumlah Kasus Perjudian Di Wilayah Hukum Polres Asahan dari Januari 2009 sampai April 2011
No Tahun
Jumlah Kasus Persentase
1. 2.
3. 2009
2010 Januari - April 2011
182 215
150 33
39 28
Jumlah 547 100
Sumber : Polres Asahan, 2011 Jumlah kasus perjudian selama 3 tahun terakhir tahun 2009-April 2011
sebanyak 547 kasus. Tahun 2009 sebanyak 182 kasus 33, dan tahun 2010 meningkat menjadi 215 kasus 39. Sedangkan pada tahun 2011 ini, dari Januari
– April 2011 sudah ditangani sebanyak 150 kasus 28. Menurut Kapolres Asahan, bahwa dari 547 kasus tersebut, yang dapat diselesaikan hingga tahun
2011 adalah berjumlah 530 kasus, sedangkan sisanya yang berjumlah 17 kasus masing-masing ada yang melarikan diri saat wajib lapor dan ada yang menunggu
P-21 dari kejaksaan.
298
298
Wawancara dengan AKBP J. Didiek Dwi Priantono, SH, Kapolres Asahan pada tanggal 15 April 2011.
Universitas Sumatera Utara
Untuk selanjutnya, data yang diperoleh mengenai jenis perjudian, usia pelaku perjudian, jenis kelamin pelaku, pekerjaan pelaku, pendidikan pelaku, Pasal yang
didakwakan, dan lamanya hukuman bagi pelaku tindak pidana perjudian yang diperoleh dari Polres Asahan adalah data selama tiga tahun Periode Januari 2009-
April 2011. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini.
Tabel 2. Jenis Perjudian yang Ditangani Polres Asahan dari Januari 2009- April 2011
No Jenis Perjudian
Jumlah Kasus Persentase
1. 2.
3. 4.
5. Judi Togel
Judi KIM Judi Joker
Judi Dadu Judi Handphone
424 49
47 10
17 78
9 8
2 3
Jumlah 547 100
Sumber : Polres Asahan, 2011 Jenis perjudian yang berkembang di wilayah hukum Polres Asahan menurut
Kasat Reskrim Polres Asahan adalah perjudian jenis togel, Kim, Kartu joker, jenis kartu goplak domino, melalui SMS handphone, dan melalui media internet, dadu
kopyok, dan lain-lain. Berdasarkan data selama tiga tahun terakhir Januari 2009- April 2011 jumlah kasus yang ditangani Polres Asahan berkaitan dengan jenis judi
yang dilakukan yaitu judi togel 424 kasus 78, judi KIM 49 kasus 9, judi joker 47 kasus 8, judi dadu 10 kasus 2, judi SMS melalui handphone yaitu 17 kasus
3.
299
299
Wawancara dengan AKP Moch. Yorries M. Y. Marzuki, SIK, Kasat Reskrim Polres Asahan pada tanggal 18 April 2011.
Universitas Sumatera Utara
Judi togel berkembang di masyarakat Asahan dan banyak diminati karena untuk menjadi petaruh dalam perjudian togel tidak memerlukan biaya yang besar
sebagai taruhan, karena hanya dengan uang seribu rupiah petaruh sudah dapat membeli 2 nomor ekor tebakan. Hal tersebut menyebabkan judi togel berkembang
pesat dibandingkan jenis perjudian lainnya. Judi togel ini seolah-olah menjadi hal yang biasa dan masyarakat cenderung permisif dan menutup-nutupinya, tidak mau
melaporkan apabila melihat praktek perjudian. Dalam judi togel ini, biasanya para pemasang membeli nomor dari pengecer. Alat yang digunakan oleh pengecer adalah
kupon togel, bolpoint dan karbon. Nomor yang dipesan oleh pemasang ditulis oleh pengecer rangkap dua, yang asli disimpan oleh pemasang dan lembar copiannya
diserahkan kepada agen sebagai rekapan. Nomor yang dipasang bisa dua angka, tiga angka dan empat angka. Apabila nomor yang dipasang cocok dengan nomor yang
keluar maka pemasang akan dianggap menang dengan mendapatkan kelipatan 60 kali untuk dua angka, 350 kali untuk 3 angka, dan 3000 kali untuk empat angka.
Selanjutnya, data tentang usia pelaku tindak pidana perjudian adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Usia Pelaku Perjudian yang Ditangani Polres Asahan dari Januari 2009-April 2011
No Usia Pelaku Perjudian
Jumlah Kasus Persentase
1. 2.
3. 4.
30 tahun 30-40 tahun
40-50 tahun 50 tahun
98 238
171 40
18 44
31
7
Jumlah 547 100
Sumber : Polres Asahan, 2011
Universitas Sumatera Utara
Usia pelaku tindak pidana perjudian mayoritas berumur 30 tahun yaitu 98 orang 18, berumur antara 30-40 tahun yaitu 238 orang 44, berumur antara 40-
50 tahun 171 orang 31, dan sisanya berumur 50 tahun yaitu 40 orang 7. Mayoritas pelaku tindak pidana perjudian adalah dalam rentang usia produktif
yaitu usia 30-40 tahun. Usia produktif ini jika dikaitkan dengan pendidikan pelaku yang mayoritas adalah berpendidikan dasar SD dan SMP sederajat dan pekerjaan
pelaku mayoritas adalah pengangguran maka kebanyakan pelaku adalah orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap, kurang berpikir panjang dalam berperilaku,
dan cenderung mengedepankan emosional dalam mendapatkan uang. Pelaku dibuai mimpi-mimpi yang indah tentang mendapatkan harta kekayaan tanpa perlu bekerja
keras. Jenis kelamin pelaku perjudian yang ditangani Polres Asahan adalah sebagai
berikut :
Tabel 4. Jenis Kelamin Pelaku Perjudian yang Ditangani Polres Asahan dari Januari 2009-April 2011
No Jenis Kelamin Pelaku Perjudian
Jumlah Kasus Persentase
1. 2.
Laki-laki Perempuan
528 19
97 3
Jumlah 547 100
Sumber : Polres Asahan, 2011 Berdasarkan jenis kelamin pelaku tindak pidana perjudian menunjukkan
bahwa mayoritas adalah laki-laki yaitu 528 orang 95, selebihnya perempuan yaitu 19 orang 5.
Universitas Sumatera Utara
Kebanyakan pelaku tindak pidana perjudian adalah laki-laki. Hal ini adalah kebiasaan masyarakat Asahan bahwa laki-laki lebih banyak meluangkan waktunya
untuk duduk-duduk dan ngobrol di warung. Di tengah riuhnya warung tersebut, biasanya para juru tulis atau agen judi datang dan menawarkan kepada orang-orang
yang ada di warung tersebut untuk memasang angka. Ada juga kecenderungan sebagian masyarakat yang menganggap bahwa laki-laki sebagai pencari nafkah
berhak untuk mempergunakan uang yang diperoleh sesukanya, sehingga mereka menggunakan uang tersebut secara untung-untungan untuk bermain judi.
Pekerjaan pelaku perjudian dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5. Pekerjaan Pelaku Perjudian yang Ditangani Polres Asahan dari Januari 2009-April 2011
No Pekerjaan Pelaku Perjudian
Jumlah Kasus Persentase
1. 2.
3. 4.
5. 6.
Pengangguran Penarik becakRBT
Buruh Petani
Pedagang Lainnya
243 130
102
34 21
17 44
24 19
6 4
3
Jumlah 547 100
Sumber : Polres Asahan, 2011 Pekerjaan pelaku perjudian di Polres Asahan ini mayoritas adalah pengang-
guran tidak mempunyai pekerjaan tetap yaitu 243 orang 44, penarik becak penarik RBT yaitu 130 orang 24, buruh yaitu 102 orang 19, petani yaitu 34
orang 6, pedagang yaitu 21 orang 4., dan pekerjaan lainnya 17 orang 3. Kecenderungan masyarakat yang tidak bekerja pengangguran untuk bermain
judi lebih besar dibandingkan warga masyarakat yang bekerja. Hal ini jika dikaitkan
Universitas Sumatera Utara
dengan tingkat pendidikan maka orang-orang yang tidak bekerja menganggur dan bekerja kasar buruh adalah mereka yang berpendidikan rendah, sehingga sering
berpikir pendek mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Banyak juga para pengangguran dan buruh kasar yang beralih dalam bisnis ilegal ini menjadi
juru tulis hanya demi memenuhi kebutuhan ekonominya, tetapi para juru tulis yang rata-rata terpaksa menjadi juru tulis karena tak ada pilihan lain malah lebih banyak
yang ditangkapi aparat penegak hukum. Seorang tukang becak yang merupakan pekerjaan cukup berat juga melakukan
praktek perjudian. Uang hasil mereka mengayuh becak hanya digunakan untuk berjudi, padahal ada hal lain yang lebih penting yang bisa digunakan dari uang
mereka. Sambil menunggu datangnya penumpang, biasanya waktu luang mereka gunakan untuk berjudi. Uang hasil kerja keringat mereka digunakan sebagai taruhan
dengan harapan keberuntungan ada di pihak mereka, sehingga apa yang dihasilkan mereka dengan bekerja keras menjadi sia-sia.
Pendidikan pelaku tindak pidana perjudian adalah sebagai berikut :
Tabel 6. Pendidikan Pelaku Perjudian yang Ditangani Polres Asahan dari Januari 2009-April 2011
No Pendidikan Pelaku Perjudian
Jumlah Kasus Persentase
1. 2.
3. 4.
SDTidak tamat SD SMP Sederajat
SMA sederajat D-3 dan S-1
234 199
89 25
43 36
16
5
Jumlah 547 100
Sumber : Polres Asahan, 2011
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pendidikan, mayoritas pelaku perjudian berpendidikan SD tidak tamat SD yaitu 234 orang 43, berpendidikan SMPsederajat yaitu 199 orang
36, berpendidikan SMA yaitu 89 orang 16, dan selebihnya berpendidikan tinggi D-3 dan S-1 yaitu 25 orang 5.
Tinggi rendahnya tingkat pendidikan seseorang sangat berpengaruh pada tingkah laku seseorang dalam hidup bermasyarakat. Semakin tinggi pendidikan
seseorang maka seseorang tersebut cenderung berfikir panjang sebelum berbuat. Dan sebaliknya semakin rendahnya tingkat pendidikan seseorang maka seseorang tersebut
cenderung tidak berfikir panjang dan tidak memikirkan akibat dalam bertindak dan cenderung akan melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar norma-norma dan
hukum. Pasal yang didakwakan terhadap pelaku tindak perjudian adalah sebagai
berikut :
Tabel 7. Pasal Yang Didakwakan Terhadap Pelaku Perjudian yang Ditangani Polres Asahan dari Januari 2009-April 2011
No Pasal yang Didakwakan
Jumlah Kasus Persentase
1. 2.
Pasal 303 KUHP Pasal 303 bis KUHP
394 153
72 28
Jumlah 547 100
Sumber : Polres Asahan, 2011 Berdasarkan Pasal yang didakwakan terhadap pelaku tindak pidana perjudian,
mayoritas dijerat oleh Pasal 303 KUHP yaitu 394 kasus 72, selebihnya dijerat oleh Pasal 303 bis KUHP yaitu 153 kasus 28.
Universitas Sumatera Utara
Pasal yang didakwakan terhadap pelaku tindak pidana perjudian yaitu Pasal 303 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP dan 303 bis Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana KUHP. Jeratan hukuman sesuai Pasal 303 misalnya bandar judi togel, pengecer judi togel, bandar judi dadu, sedangkan yang dapat dijerat Pasal
303bis adalah pemasang judi togel, pemasang judi dadu. Kejahatan Pasal 303 bis ini bergantung pada terwujudnya Pasal 303. Maksudnya adalah kejahatan Pasal 303 bis
ini tidak berdiri sendiri, melainkan bergantung pada terwujudnya Pasal 303. Tanpa terjadinya kejahatan Pasal 303 perbuatan menawarkan dan memberi kesempatan,
kejahatan Pasal 303 bis ini tidak mungkin terjadi. Dengan telah dilakukannya perbuatan menawarkan kesempatan dan memberi kesempatan untuk bermain judi
bagi siapa saja, terbukalah kesempatan untuk bermain judi. Oleh sebab itu, barang siapa yang menggunakan kesempatan itu untuk bermain judi, berarti dia telah
melakukan Pasal 303 bis KUHP yang pertama. Perbedaan antara Pasal 303 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP
dengan Pasal 303bis Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP yaitu Pasal 303 KUHP mengatur tentang orang sebagai perusahaan membuka perjudian atau yang
biasa disebut dengan bandar dan orang yang turut serta dalam perusahaan judi, serta orang yang menjadikan permainan judi sebagai pencaharian, sedangkan dalam Pasal
303bis KUHP mengatur tentang orang yang mempergunakan kesempatan main judi yang diadakan dengan melanggar Pasal 303 KUHP.
Universitas Sumatera Utara
Lamanya hukuman terhadap pelaku tindak pidana perjudian adalah sebagai berikut :
Tabel 8. Lama Hukuman Pelaku Perjudian yang Ditangani Polres Asahan dari Januari 2009-April 2011
No Lama Hukuman
Jumlah Kasus Persentase
1. 2.
1 – 4 bulan 5 – 8 bulan
394 153
72 28
Jumlah 547 100
Sumber : Polres Asahan, 2011 Mengenai lamanya hukuman yang dijatuhkan pada pelaku tindak pidana
perjudian sesuai dengan Pasal yang didakwakan kepada pelaku tindak pidana perjudian yaitu antara 1-4 bulan yaitu 394 orang 72, dan 5-8 bulan yaitu 153
kasus 28. Mengenai ringannya hukuman bagi para pelaku tindak perjudian disayangkan
oleh tokoh masyarakat H. Achmad Safari bahwa Polres Asahan dalam penanganan kasus perjudian sudah lebih maksimal, namun sangatlah disayangkan saat proses
penuntutan dan penjatuhan vonis dari pengadilan dikatakan sangatlah rendahringan, ini memberi dampak yang cukup serius bagi pelaku kejahatan, yang dapat
menganggap enteng hukuman yang ada.
300
Hal ini juga diperkuat oleh tokoh Pemuda Muhammadiyah Asahan, Syamsul, bahwa kinerja aparat kepolisian selama ini yang ditangkap aparat Polres Asahan dan
jajarannya hanya juru tulis sementara agen dan bandar besarnya tidak tersentuh. Bahkan vonis untuk juru tulis lebih tinggi dari bandar togel. Contohnya saja, bandar
300
Wawancara dengan H. Achmad Safari, Tokoh Masyarakat Asahan, tanggal 22 April 2011.
Universitas Sumatera Utara
togel hanya divonis 4 bulan penjara sedangkan juru tulis mendapat vonis hukuman 5 bulan ke atas.
301
Ringannya hukuman bagi para pelaku perjudian terutama kepada bandar judi dikarenakan para bandar memiliki banyak uang sehingga segala sesuatunya bisa
diurus sehingga hukumannya lebih ringan, apalagi Pasal 303 ayat 1 acap disebut Pasal karet, padahal ancaman hukuman dalam Pasal tersebut 10 tahun penjara.
Hukum pidana atau sistem pidana itu merupakan bagian dari kebijakan kriminal. Terhadap perjudian yang merupakan salah satu bentuk kejahatan memenuhi
rumusan KUHP yang diatur melalui Pasal 303 dan 303 bis, hal ini sesudah dikeluarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian
ancaman pidana bagi perjudian tersebut diperberat, perincian perubahannya sebagai berikut:
302
1. Ancaman pidana dalam Pasal 303 1 KUHP diperberat menjadi pidana penjara
selama-lamanya sepuluh tahun atau denda sebanyak-banyaknya dua puluh lima juta rupiah.
2.
Pasal 542 KUHP diangkat menjadi suatu kejahatan dan diganti sebutan menjadi Pasal 303 bis KUHP, sedangkan ancaman pidananya diperberat yaitu: ayat 1
menjadi pidana penjara selama-lamanya empat tahun atau denda sebanyak- banyaknya sepuluh juta rupiah. Ayat 2 menjadi pidana penjara selama-lamanya
enam tahun atau denda sebanyak-banyaknya lima belas juta rupiah.
301
Wawancara dengan Syamsul, Tokoh Pemuda Muhammadiyah Asahan, tanggal 23 April 2011.
302
R.Soesilo, Opcit, hal. 78.
Universitas Sumatera Utara
Berbagai persoalan berkaitan dengan perjudian tersebut di atas memerlukan dukungan kinerja kepolisian Polres Asahan secara maksimal. Selama ini persoalan
yang muncul bahwa jumlah personil Kepolisian Resor Asahan tidak sebanding dengan jumlah penduduk Kota Asahan. Jumlah polisi di Polres Asahan yaitu 860
orang sedangkan jumlah penduduk Kabupaten Asahan yaitu 1.050.441 orang atau dengan perbandingan 1:1.221,
303
artinya satu orang personil polisi harus menjaga 1.221 orang penduduk Kabupaten Asahan, apalagi jumlah personil kepolisian ini
tidak sebanding dengan luasnya wilayah Kabupaten Asahan. Rasio perbandingan ini masih jauh dari rasio ideal yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB
yaitu 1:300. Dengan menggunakan perbandingan tersebut, seharusnya jumlah personil Kepolisian Resor Asahan adalah 3.502 orang.
Minimnya jumlah personil Kepolisian ini juga dikeluhkan Kapolres Asahan,
304
bahwa mengenai jumlah Polisi yang ada di wilayah hukum Polres Asahan, yakni jumlahnya tidak mencukupi dengan ratio pertumbuhan jumlah penduduk yang
ada di daerah hukum Polres Asahan, dan mengenai jumlah kasus yang terjadi ini tidak sebanding dengan jumlah personil Polisi Polres Asahan. Beberapa masalah
dapat timbul yakni, jumlah Personil yang ada di wilayah hukum Polres Asahan tidak dapat menjaga setiap masyarakat, yang menginginkan ketertiban dan ketentramannya.
Dengan segala keterbatasan tersebut, Polres Asahan harus memberantas judi termasuk toto gelap togel yang marak di tengah-tengah masyarakat saat ini.
303
Wawancara dengan Didiek Dwi Priantono, SH, Kapolres Asahan pada tanggal 15 April 2011.
304
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Hotman Siahaan,
305
maraknya judi akan menyebabkan kriminalitas semakin meningkat. Sudah rahasia umum mafia judi banyak dibekingi oleh polisi, karena
banyak juga mereka yang makan dari sana judi. Karena itu, kunci utama pemberantasan judi adalah tindakan normatif oleh kepolisian. Pelaku judi, akan
melakukan perbuatan-perbuatan kriminal lainnya seperti pencurian, prostitusi, dan mabuk-mabukan.
Dalam upaya menanggulangi kejahatan-kejahatan tersebut di wilayah hukum Polres Asahan dilakukan suatu kebijakan kriminalpolitik kriminal Criminal Policy,
yang meliputi kebijakan secara terpadu antara upaya penal dan non penal yang dapat diintegrasikan satu dengan yang lainnya. Upaya non penal dengan melakukan upaya
preventif pencegahan, dan pre-emtif pembinaan masyarakat. Sedangkan upaya penal dengan melakukan penangkapan represif dan pemidanaan terhadap pelaku
tindak perjudian hingga ke akar-akarnya, dan melakukan proses penyelidikan dan penyidikan yang maksimal terhadap pelaku perjudian di wilayah Polres Asahan. Pada
dasarnya kasus perjudian tersebut sudah sangat meresahkan, apabila masyarakat tidak mengindahkan maka dalam hal ini Polisi dapat melakukan tindakan tersebut dengan
melakukan penangkapan terhadap pelaku perjudian. Upaya represif ini adalah jalan yang paling akhir, karena dapat meresahkan setiap anggota masyarakat, dan langkah
ini adalah dinilai paling efektif apabila masyarakat tidak mengindahkan himbauan dari kepolisian.
306
305
Harian Media Indonesia, wawancara dengan Hotman Siahaan dalam tajuk “Judi Marak Kriminalitas Meningkat” tanggal 24 November 2010, hal. 6.
306
Wawancara dengan AKP Moch Yorries M. Y. Marzuki, S.IK, Kasat Reskrim Polres Asahan, tanggal 18 April 2011.
Universitas Sumatera Utara
B. Kebijakan Polri Dalam Penanganan Tindak Pidana Perjudian di Polres Asahan