Kerangka Konsepsi Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka Teori

kejahatan maupun dalam bentuk upaya pencegahan kejahatan agar supaya para anggota masyarakat dapat hidup dan bekerja dalam keadaan aman dan tenteram. 37 Tugas preventif dan represif tersebut pada tataran tertentu menjadi suatu tugas yang bersamaan, oleh karena itu pekerjaan polisi pun menjadi tidak mudah, pada satu sisi dihadapkan pada struktur sosial dalam rangka memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, di sisi lain dihadapkan pada struktur birokrasi dan hukum modern yang memiliki ciri rasional. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui peran polisi dalam penanggulangan tindak pidana perjudian, maka teori yang digunakan untuk menganalisis tujuan tersebut berdasarkan teori G. Pieter Hoefnagels tentang kebijakan penanggulangan kejahatan criminal policy melalui pendekatan integral antara penal policy dan non penal policy. Melalui pendekatan ini, aparat penegak hukum khususnya Polri harus mampu memadukan dalam setiap aktivitasnya menanggulangi kejahatan.

2. Kerangka Konsepsi

Untuk memberikan pemahaman yang sama atas istilah-istilah yang dipakai dalam penelitian ini, peneliti memberikan pengertian-pengertian operasional terhadap istilah-istilah tersebut yaitu: a. Kebijakan adalah suatu perencanaan atau program mengenai apa yang akan dilakukan dalam menghadapi problema tertentu dan bagaimana cara 37 Harsjah W. Bachtiar, Ilmu Kepolisian, Jakarta: Gramedia, 2004. hal. 1 Universitas Sumatera Utara melakukan atau melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan atau diprogramkan. 38 b. Kepolisian adalah segala hal-ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 39 c. Peran polisi Polri adalah memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan khususnya dalam menindak kejahatan yang meresahkan masyarakat yaitu perjudian. 40 d. Penanggulangan adalah upaya mengatasi kejahatan lewat jalur penal yang lebih menitikberatkan pada sifat represif penindakanpemberantasan penumpasan sesudah kejahatan terjadi, sedangkan jalur non penal lebih menitikberatkan sifat preventif pencegahanpenangkalanpengendalian sebelum terjadinya kejahatan. 41 e. Judi atau perjudian adalah pertaruhan dengan sengaja, yaitu mempertaruhkan satu nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai, dengan menyadari adanya risiko dan harapan-harapan tertentu pada peristiwa- 38 Barda Nawawi Arief, Opcit, hal. 72. 39 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, hal. 3. 40 Ibid, hal. 4 41 Barda Nawawi Arief, Upaya Non Penal Dalam Penanggulangan Kejahatan, Makalah disampaikan pada Seminar Kriminologi VI, Semarang, 16-18 September 1991, hal.2. Universitas Sumatera Utara peristiwa permainan, pertandingan, perlombaan dan kejadian-kejadian yang tidak belum pasti hasilnya. 42 f. Jenis perjudian adalah ragam bentuk judi terbagi dalam perjudian di kasino Blackjack, Slot machine Jackpot, Poker, Hwa Hwe, Qiu-qiu, dan lain- lain, perjudian di tempat-tempat keramaian lempar gelang, lempar bola, lembar uang, Kim, mayong, erek-erek, dan lain-lain, dan perjudian yang dikaitkan dengan kebiasaan adu kerbau, adu burung merpati, adu ayam, dan lain-lain. 43 G. Metode Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang diangkat dan untuk menjawab tujuan penelitian maka dalam metode penelitian ini langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Jenis dan Sifat Penelitian