Hambatan dari Aparat Penegak Hukum

Konsekuensi apa saja yang bisa dijatuhkan apabila jumlah denda yang dibayarkan tidak sesuai dengan jumlah yang ditetapkan atau dikenakan. Undang–undang tersebut tidak mengatur secara khusus pelaksanaan ancaman pidana denda. Maka secara otomatis berlaku ketentuan umum dalam KUHP Pasal 30 sebagai sistem induk, bahwa maksimum pidana kurungan pengganti adalah 6 enam bulan atau dapat menjadi maksimum 8 delapan bulan apabila ada pemberatan recediviekonkursus. Dengan demikian kemungkinan besar ancaman pidana denda yang sangat besar itu tidak akan efektif, karena kalau tidak dibayar paling–paling hanya terkena pidana kurungan pengganti 6 enam bulan atau 8 delapan bulan. Oleh karena itu kemungkinan besar dendanya tidak akan dibayar. 377 Hal tersebut terlihat dalam ketentuan dalam Pasal 30 KUHP yang memungkinkan lamanya ancaman pidana kurungan pengganti denda hanya selama 6 bulan dan paling lama 8 bulan Pasal 52 KUHP inipun apabila ada pemberatan. Ini jelas tidak sesuai dengan ancaman yang mencapai puluhan juta rupiah, apakah masih sepadan dengan hukuman yang hanya sekian bulan dan pada saat sekarang sangat tidak sesuai. Hal-hal inilah yang perlu diperhatikan dalam formulasi pidana denda ke depan. 378

2. Hambatan dari Aparat Penegak Hukum

Penegakan hukum mengenai tindak perjudian sulit dilakukan, karena perbuatan termaksud dapat dilakukan setiap saat oleh siapapun dan dimanapun yang 377 Sugeng Tiyarto, Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Perjudian, Yogyakarta: Gentra Pres, 2007, hal. 117-118. 378 Ibid, hal. 119. Universitas Sumatera Utara seringkali tidak dapat terawasi oleh para penegak hukum. Kurangnya kerjasama secara integral antar aparat penegak hukum kejaksaan, hakim, dan kepolisian menyebabkan tindak pidana kasus perjudian sulit diberantas. Beberapa hambatan Kepolisian Resor Asahan dalam penanggulangan kasus kejahatan perjudian kejahatan, yaitu : 379 a. Kurangnya kerjasama pihak kepolisian dengan unsur muspida dalam pencegahan dan penanganan kejahatan perjudian. b. Perbedaan persepsi antara pihak Kepolisian dengan pihak Kejaksaan di dalam pembuatan BAP Berita Acara Pemeriksaan dan juga perbenturan Undang- Undang dalam pengungkapan kasus. c. Sering dikembalikannya Berita Acara Pemeriksaan oleh jaksa penuntut umum kepada penyelidik pra penuntutan dengan alasan bahwa alat bukti belum begitu lengkap, misalnya tidak adanya saksi yang melihat perjudian tersebut, padahal menurut pendapat penyidik berbagai kekurangan yang dikemukakan oleh jaksa penuntut umum tersebut telah lengkap atau terpenuhi. d. Terbatasnya jumlah personil dari kepolisian dalam mengawasi maupun melakukan operasi penggerebekan, faktor ini juga disebabkan dari luasnya wilayah geografis kabupaten yang ada di Asahan. e. Adanya kebocoran operasi sebelum pihak dari kepolisian melakukan razia ataupun penggerebekan, kebocoran operasi ini disebabkan karena adanya mata- 379 Wawancara dengan AKBP J. Didiek Dwi Priantono, SH, Kapolres Asahan pada tanggal 15 April 2011. Universitas Sumatera Utara mata pelaku perjudian baik dari oknum anggota polisi ataupun masyarakat sipil yang disuruh untuk memata-matai polisi sebelum melakukan penggerebekan. f. Kurangnya barang bukti, terutama untuk menjerat bandar jenis judi togel, karena para pelaku tindak pidana perjudian semakin lihai dalam menyembunyikan barang bukti. Praktek perjudian di Asahan saat ini semakin marak, hal ini terlihat dari meningkatnya pembeli, banyaknya jaringan penjual judi yang merupakan kaki tangan Bandar dan omzet judi yang menghasilkan puluhan juta perhari. Fakta lain juga terungkap bahwa beberapa bandar judi di daerah ini aman dan belum tersentuh oleh aparat penegak hukum. Disinyalir ada oknum aparat penegak hukum atau orang kuatberkuasa backing yang justru terlibat dalam lingkaran bisnis judi ini, sehingga praktek judi ini sulit dibongkar. 380 Kinerja aparat penegak hukum Polisi, Jaksa dan Hakim di wilayah hukum Asahan dalam memberantas judi belum menunjukkan hasil yang maksimal. Apabila diributkan atau disoroti oleh tokoh Agama, tokoh Masyarakat dan LSM maka mereka mulai melakukan tindakan, tetapi jika masyarakat diam merekapun diam. Apabila hal ini tidak di tindak tegas maka perjudian semakin merajalela dan citra aparat penegak hukum akan dilecehkan oleh masyarakat. 381 380 Wawancara dengan H. Achmad Safari, Tokoh Masyarakat Asahan, tanggal 22 April 2011. 381 Wawancara dengan Syamsul, Tokoh Pemuda Muhammadiyah Asahan, tanggal 23 April 2011. Universitas Sumatera Utara

3. Hambatan dari Budaya Hukum