formulatif berwenang dalam hal menetapkan atau merumuskan perbuatan apa yang dapat dipidana yang berorientasi pada permasalahan pokok dalam hukum pidana
meliputi perbuatan yang bersifat melawan hukum, kesalahanpertanggungjawaban pidana dan sanksi apa yang dapat dikenakan oleh pembuat undang-undang. Tahap
aplikasi merupakan kekuasaan dalam hal menerapkan hukum pidana oleh aparat penegak hukum atau pengadilan dan tahapan eksekutifadministratif dalam
melaksanakan hukum pidana oleh aparat pelaksanaeksekusi pidana. Sementara itu, Mahmud Mulyadi mengungkapkan bahwa penerapan hukum
pidana sebagai salah satu kebijakan penanggulangan kejahatan dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap pra adjudikasi, tahap adjudikasi, dan tahap pasca adjudikasi.
Namun, penelitian ini fokusnya adalah peran polisi dalam penanggulangan tindak pidana perjudian maka penerapan hukum pidana yang dilakukan polisi yang dibahas
pada Tesis ini yaitu pada tahap pra adjudikasi, dan tahap pasca adjudikasi, karena tahap adjudikasi merupakan wewenang hakim di pengadilan, pihak Kepolisian Resor
Asahan hanya memantau berapa lama penjatuhan hukumannya.
a. Tahap Pra Adjudikasi
Tahap pra adjudikasi merupakan tahap pemberkasan suatu perkara kejahatan perjudian sebelum dilimpahkan dan diperiksa pada proses peradilan. Dalam tahap ini
ada dua komponen yang saling bekerjasama, yaitu kepolisian dan kejaksaan. Kepolisian mempunyai tanggungjawab untuk melakukan penyelidikan dan
penyidikan terhadap kejahatan perjudian yang terjadi sebagaimana diatur dalam Pasal
Universitas Sumatera Utara
4-12 KUHAP. Sedangkan pihak kejaksaan mempunyai tanggungjawab untuk melakukan penuntutan sesuai dengan ketentuan Pasal 13-15 KUHAP.
Hubungan antara Kepolisian Resor Asahan dengan Kejaksaan diungkapkan oleh Kapolres Asahan,
327
bahwa pada dasarnya hubungan kerja sama yang dicapai antara kepolisian dan kejaksaan sudah baik, namun dengan adanya perubahan
masyarakat yang struktural dan mengingatkan jumlah pelaku yang semakin lebih banyak, ataupun jumlah dan metode pelaku yang sudah berbagai ragam jenis cara
untuk melakukan perjudian. Kepolisian Resor Asahan telah melakukan perubahan yang cukup mendasar dengan kasus perjudian tanpa pandang bulu, harus diikuti
dengan pihak yang lain dan tetap bersinergi terhadap kasus perjudian untuk dapat dituntaskan karena dapat merugikan orang lain dan diri sendiri
Ketentuan umum yang diatur dalam Pasal 1 butir 1 dan 2 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana KUHAP menjelaskan tentang pengertian penyidik dan
penyidikan yang menyatakan bahwa penyidik adalah pejabat polisi Negara Republik Indonesia atau pejabat pegawai negeri tertentu yang diberi wewenang khusus oleh
undang-undang. Sedangkan penyidikan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan pejabat penyidikan sesuai dengan cara yang diatur dalam undang-undang untuk mencari
serta mengumpulkan bukti, dan dengan bukti itu membuat atau menjadi terang tindak pidana yang terjadi serta sekaligus menemukan tersangkanya atau pelaku tindak
pidananya.
327
Wawancara dengan AKBP J. Didiek Dwi Priantono, SH, Kapolres Asahan pada tanggal 15 April 2011.
Universitas Sumatera Utara
Penanggulangan kejahatan perjudian pada tahap pra adjudikasi oleh polisi di Polres Asahan selama ini dilakukan dengan memberkas perkara kejahatan melalui proses
penyelidikan dan penyidikan serta meneruskannya ke tingkat selanjutnya. Penyelidikan merupakan serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu
peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana, supaya bisa menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyelidikan. Sedangkan penyidikan merupakan serangkaian
tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam Undang-Undang untuk mencari dan mengumpulkan bukti yang dengan bukti tersebut bisa membuat terang
tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.
328
Pada tahap penyelidikan kasus perjudian di Polres Asahan, a
pabila penyelidik mengetahui, menerima laporan atau pengaduan tentang terjadinya suatu peristiwa
perjudian yang patut diduga sebagai tindak pidana wajib segera melakukan tindakan penyelidikan yang diperlukan. Kemudian penyelidik mengumpulkan data dan fakta
yang berhubungan dengan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana tersebut. Berdasarkan data dan fakta yang diperoleh penyelidik tersebut, penyelidik
menentukan apakah perjudian itu benar merupakan tindak pidana dan apakah terhadap tindak pidana tersebut dapat dilanjutkan ke tahap penyidikan.
329
Untuk dapat menentukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana benar-benar merupakan suatu tindak pidana, penyelidik harus dapat mengidentifikasi
suatu peristiwa sebagai tindak pidana. Secara umum dapat dikatakan bahwa yang
328
Pasal 1 butir 2 dan butir 2 KUHAP,.
329
Wawancara dengan AKP Moch. Yorries M. Y. Marzuki, SIK, Kasat Reskrim Polres Asahan pada tanggal 18 April 2011.
Universitas Sumatera Utara
dimaksud dengan suatu tindak pidana adalah perbuatan yang dilarang untuk dilakukan dan diabaikan, yang apabila dilakukan atau diabaikan diancam dengan
hukuman oleh Undang-Undang. Dengan demikian setiap tindak pidana harus mengandung unsur melawan hukum dan atas perbuatan tersebut diancam dengan
pidana. Sedangkan untuk dapat menentukan suatu tindak pidana dapat dilanjutkan ke tahap penyidikan, harus tersedia bukti permulaan atau bukti yang cukup.
330
Selanjutnya, penyidikan sebagai bagian terpenting dalam Hukum Acara
pidana yang pada pelaksanaannya kerap kali harus menyinggung martabat individu yang dalam persangkaan kadang-kadang wajib untuk dilakukan. Suatu semboyan
penting dalam hukum Acara Pidana yaitu hakikat penyidikan perkara pidana adalah untuk menjernihkan persoalan sekaligus menghindarkan orang yang tidak bersalah
dari tindakan yang seharusnya dibebankan padanya. Oleh karena tersebut sering kali proses penyidikan yang dilakukan oleh penyidik membutuhkan waktu yang
cenderung lama, melelahkan dan mungkin pula dapat menimbulkan beban psikis diusahakan dari penghentian penyidikan.
Bahwa dalam melaksanakan penyidikan, seorang penyidik dalam hal ini terikat pada suatu koridor yang dijadikan patokan dalam pelaksanaan penyidikan
yaitu berupa petunjuk pelaksana yang mana merupakan penjabaran daripada naskah fungsi reserse Polri dengan maksud untuk memberikan pedoman dan penjelasan
mengenai proses penyidikan tindak pidana sehingga diperoleh keseragaman
330
Hamrat Hamid, Harun M.Husein. Pembahasan Masalah KUHAP Bidang Penyelidikan Dalam Bentuk Tanya Jawab. Jakarta: Sinar Grafika, 192, hal. 21.
Universitas Sumatera Utara
pengertian tentang kegiatan-kegiatan pokok yang harus dilaksanakan dalam hal ini adalah penanganan tindak pidana kasus perjudian.
Dalam melaksanakan tugasnya, polisi perlu memperhatikan asas-asas yang terdapat dalam Hukum acara Pidana yang menyangkut hak-hak asasi manusia, antara
lain : 1
Praduga tak bersalah preemption of innocence 2
Persamaan di muka hukum equality before the law 3
Hak pemberian bantuan penasehat hukum legal aidassistance artinya setiap orang yang tersangkut perkara perjudian wajib diberikan kesempatan memperoleh
bantuan hukum yang semata-mata diberikan untuk melaksanakan kepentingan pembelaan atas dirinya, sejak saat dilakukan penangkapan dan atau penahanan.
Sebelum dimulainya pemeriksaan kepada tersangka wajib diberitahukan tentang apa yang disangkakan kepadanya dan haknya untuk mendapat bantuan hukum
atau dalam perkaranya itu wajib didampingi penasehat hukum. 4
Penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan hanya dilakukan berdasarkan perintah tertulis oleh pejabat yang diberi wewenang oleh Undang-
Undang dan hanya dalam hal dan dengan yang diatur dengan Undang-Undang. 5
Kepada seseorang yang ditangkap, ditahan, dituntut ataupun diadili tanpa alasan yang berdasarkan Undang-Undang dan atau karena kekeliruan mengenai
orangnya atau hukum yang diterapkan wajib diberi ganti kerugian dan rehabilitasi sejak tingkat penyidikan dan para pejabat penegak hukum yang dengan sengaja
Universitas Sumatera Utara
atau karena kelalaiannya menyebabkan asas hukum tersebut dilanggar, dituntut, dipidana dan atau dikenakan hukum administrasi.
Dalam pelaksanaan tugas dan kewajiban, polisi memperoleh wewenang untuk melakukan tindakan seperti memanggil, memeriksa, merazia, menggeledah,
menangkap dengan cara-cara dan tindakan-tindakan lain yang diizinkan oleh Undang- Undang.
Salah satu wewenang polisi dalam menangani kasus perjudian yaitu melakukan penangkapan pelaku tindak pidana perjudian adalah sebagai berikut:
331
1 Melakukan penyelidikan dan mencari informasi Polisi melakukan penyelidikan di daerah-daerah yang diduga sebagai tempat
melakukan tindak pidana perjudian. Misalnya di tempat pangkalan tukang becak, café, rumah-rumah kosong, dan terminal ataupun tempat berkumpulnya orang-
orang yang biasanya di warung kopi. Selain melakukan penyelidikan Polisi juga mencari informasi kepada masyarakat, yang dapat dilakukan dengan bertanya
langsung kepada masyarakat maupun dilakukan melalui intel. 2 Menunggu lewatnya tersangka
Biasanya polisi menunggu di jalan yang biasanya dilewati oleh tersangka. Hal ini biasanya dilakukan setelah mendapat informasilaporan dari warga masyarakat,
sehingga orang tersebut dicurigai sebagai tersangka. Upaya ini dilakukan oleh polisi untuk menangkap basah para penjualpengecer judi yang berkeliling ke
331
Wawancara dengan AKP Moch. Yorries M. Y. Marzuki, SIK, Kasat Reskrim Polres Asahan pada tanggal 18 April 2011.
Universitas Sumatera Utara
rumah-rumah langganannya ataupun untuk menangkap pengecer yang akan menyetorkan hasil penjualan mereka ke Bandar. Dengan menunggu lewatnya
tersangka polisi dapat melakukan pemeriksaan terhadap tersangka sehingga dapat langsung menangkap tersangka tindak pidana perjudian karena langsung
mendapatkan barang bukti. 3 Melakukan operasi dan pengawasan di tempat-tempat keramaian
Polisi melakukan operasi di tempat-tempat keramaian misalnya saja di warung kopi, warung es, di tempat pertunjukan misalnya pasar malam, dan di tempat-
tempat orang yang akan melakukan hajatan. Operasi ini dilakukan di warung- warung karena penjualnya selain berjualan kopi ataupun es juga sebagai pengecer
judi. Sedangkan di tempat pertunjukan biasanya yang sering dilakukan adalah judi kartu dan judi dadu. Dengan melakukan operasi ini diharapkan perjudian
dapat diungkap. 4 Menangkap tersangka dan menyita barang bukti
Polisi melakukan penangkapan terhadap tersangka perjudian. Dengan dilakukannya penangkapan terhadap pelaku perjudian dan menyita barang
buktinya diharapkan dapat mengungkap pelaku-pelaku perjudian yang lain yang tersangka ketahui melalui penyidikan terhadap tersangka. Sehingga polisi dapat
menindaklanjutinya dengan melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku perjudian yang lain dan akhirnya dapat ditangkap.
Universitas Sumatera Utara
5 Melakukan penyamaran Polisi biasanya melakukan penyamaran dengan menyamar menjadi orang biasa
agar tidak dicurigai. Para polisi biasanya menyamar menjadi seperti penjual di terminal, ataupun menyamar seperti tukang becak. Hal ini dilakukan agar para
pelaku tidak menyadarinya dan tindak pidana perjudian dapat diungkap. Dalam upaya ini biasanya satuan intel berpura-pura ikut bermain judi. Selain itu Polisi
juga berpura-pura menjadi pelanggan dengan membeli nomor judi.
Beberapa upaya penanggulangan tindak pidana perjudian di atas dapat disimpulkan bahwa upaya-upaya yang digunakan Polres Asahan dalam mengungkap
tindak pidana perjudian di kalangan warga masyarakat, dengan menggunakan teori represif.
Dari setiap tindakan yang menjadi wewenang kepolisian, hendaknya juga dapat dipertanggungjawabkan dari berbagai segi hukum maupun dari segi moral dan
etika kepolisian. Jadi jika suatu tindakan penyalahgunaan kekuasaan dilakukan oleh kepolisian yang dapat merugikan orang lain, maka petugas atau polisi tersebut harus
mempertanggungjawabkan dan dikenakan hukuman sesuai dengan sistem hukum atau norma yang dilanggar itu.
332
Menurut TB. Ronny Nitibaskara bahwa penyimpangan yang dilakukan oleh aparat kepolisian dalam pelaksanaan tugasnya disebabkan adanya kekuasaan
disekresi fungsional yang disalahgunakan. Seseorang yang seharusnya menjadi
332
Roeslan Saleh, Pikiran-pikiran Tentang Pertanggungjawaban Pidana, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1984.
Universitas Sumatera Utara
tersangka, dengan dibungkus alasan tertentu maka tidak disidik sama sekali, kecuali hanya diperas. Aparat kepolisian sering membisniskan Surat Perintah Penghentian
Penyidikan SP3. Perbuatan-perbuatan tercela seperti ini sulit dilacak dan tetap menjadi dark number. Hal ini dikarenakan banyak selimut-selimut hukum yang
menutupinya yang kesemuanya nyaris bermuara pada kekuasaan disekresi fungsional kepolisian.
333
Penyidikan mulai dapat dilaksanakan sejak dikeluarkannya Surat Perintah Penyidikan yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dalam instansi penyidik,
di mana penyidik tersebut telah menerima laporan mengenai terjadinya suatu peristiwa tindak pidana. Maka berdasar surat perintah tersebut penyidik dapat
melakukan tugas dan wewenangnya dengan menggunakan taktik dan teknik penyidikan berdasarkan KUHAP agar penyidikan dapat berjalan dengan lancar serta
dapat terkumpulnya bukti-bukti yang diperlukan dan bila telah dimulai proses penyidikan tersebut maka penyidik harus sesegera mungkin memberitahukan telah
dimulainya penyidikan kepada penuntut umum.
Kewenangan penyidik sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 6 Kitab Undang- undang Hukum Acara Pidana KUHAP:
334
1 Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana Ketentuan dalam Pasal 1 butir 25 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana
KUHAP menyebutkan bahwa pengaduan yaitu pemberitahuan disertai permintaan
333
TB Ronny Nitibaskara, Pembenahan Moralitas Sebagai Prasyarat Perubahan Kinerja dan Perilaku Polri, Jakarta: Yayasan Pengembangan Kajian Ilmu Kepolisian, 2004, hal. 245.
334
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP, Pasal 6.
Universitas Sumatera Utara
oleh pihak yang berkepentingan kepada pejabat yang berwenang untuk menindak menurut hukum seseorang yang telah melakukan tindak pidana aduan yang
merugikan. Laporan yaitu pemberitahuan yang disampaikan oleh seseorang karena hak atau
kewajiban berdasarkan undang-undang kepada pejabat yang berwenang tentang telah atau sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana Pasal 1 butir 24 Kitab
Undang-undang Hukum Acara Pidana. 2 Melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian
Kegiatan penyidikan yang pertama kali dilakukan oleh penyidik dalam mengungkap suatu kejahatan pada saat di tempat kejadian adalah menemukan barang bukti
maupun bekas-bekas kejahatan yang tertinggal pada tempat kejadian perkara TKP atau bagian-bagian terjadinya kejahatan. Barang bukti pertama yang dicari oleh
penyidik adalah menemukan sidik jari pelaku kejahatan, hal ini termasuk dalam lingkup hukum acara pidana.
3 Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal dari tersangka Kewenangan ini penting dimiliki oleh penyidik, karena berkaitan dengan adanya
orang yang dicurigai yang mengharuskan penyidik mengambil tindakan memberhentikan guna melakukan pemeriksaan dan meminta keterangan. Namun
dalam hal orang yang dicurigai tidak mengindahkan peringatan penyidik maka penyidik pun tidak dapat melakukan upaya paksa yang dibenarkan undang-undang.
karena kalau akan melakukan penangkapan harus ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi misalnya adanya surat perintah penangkapan.
Universitas Sumatera Utara
4 Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan a Penangkapan menurut Pasal 1 butir 20 Kitab Undang-undang Hukum Acara
Pidana KUHAP, penangkapan adalah suatu tindakan penyidik berupa pengekangan sementara waktu kebebasan tersangka atau terdakwa apabila
terdapat cukup bukti guna kepentingan penyidikan atau penuntutan dan atau peradilan dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang.
b Penahanan menurut Pasal 1 butir 21 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana KUHAP, penahanan adalah penempatan tersangka atau terdakwa di tempat
tertentu oleh penyidik atau penuntut umum atau hakim dengan penetapannya, dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang. Disamping itu
terdapat syarat-syarat penahanan, yaitu: 1 Syarat Subjektif
a kekhawatiran tersangka terdakwa akan melarikan diri b kekhawatiran tersangka terdakwa merusakmenghilangkan barang bukti
c kekhawatiran tersangka terdakwa mengulangi perbuatannya kembali 2 Syarat Objektif
a tindak pidananya yang dilakukan diancam pidana penjara 5 tahun atau lebih
b kurang dari 5 tahun akan tetapi dikecualikan oleh Undang-Undang, Pasal 21 Ayat 4 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana KUHAP.
c Penggeledahan terdiri dari 2 jenis yaitu penggeledahan rumah dan penggeledahan badan. Penggeledahan rumah menurut Pasal 1 butir 17 Kitab Undang-undang
Hukum Acara Pidana KUHAP, penggeledahan rumah adalah tindakan penyidik
Universitas Sumatera Utara
untuk memasuki rumah tempat tinggal dan tempat tertutup lainnya untuk melakukan tindakan pemeriksaan dan atau penyitaan dan atau penangkapan
dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang. Penggeledahan badan menurut Pasal 1 butir 18 Kitab Undang-undang Hukum
Acara Pidana KUHAP, penggeledahan badan adalah tindakan penyidik untuk mengadakan pemeriksaan badan dan atau pakaian tersangka untuk mencari benda
yang diduga keras ada pada badannya atau dibawanya serta, untuk disita. d Penyitaan menurut Pasal 1 butir 16 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana
KUHAP, penyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil alih dan atau menyimpan di bawah penguasaannya benda bergerak atau tidak
bergerak, berwujud dan atau tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penuntutan dan peradilan. Disamping itu menurut Pasal 39
KUHAP ditentukan bahwa benda yang dapat dikenakan penyitaan adalah: 1 Benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruh atau sebagian
diduga diperoleh dari tindak pidana atau sebagai hasil dari tindak pidana. 2 Benda yang telah digunakan secara langsung untuk melakukan tindak pidana
atau untuk mempersiapkannya. 3 Benda yang digunakan untuk menghalang-halangi penyidikan.
4 Benda yang khusus di buat atau diperuntukkan melakukan tindak pidana.
Dalam kasus tindak pidana perjudian, penyidik menuntut pelaku berdasarkan ketentuan hukum pidana yang mengatur tentang perjudian yaitu Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1974 dan Pasal 303 dan 303 bis Kitab Undang-Undang Hukum
Universitas Sumatera Utara
Pidana KUHP,yaitu: kejahatan yang dirumuskan dalam Pasal 303 dan Pasal 303 bis, yang selengkapnya adalah sebagai berikut:
335
Pasal 303: 1 Diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun atau
pidana denda paling banyak dua puluh lima juta rupiah, barang siapa tanpa mendapat izin:
a. dengan sengaja menawarkan atau memberikan kesempatan
untuk permainan judi dan menjadikannya sebagai pencaharian, atau dengan sengaja turut serta dalam suatu kegiatan usaha itu;
b. dengan sengaja menawarkan atau memberi kesempatan kepada khalayak umum untuk bermain judi atau dengan sengaja turut
serta dalam kegiatan usaha itu, dengan tidak peduli apakah untuk menggunakan kesempatan adanya sesuatu syarat atau
dipenuhinya sesuatu tata cara;
c. menjadikan turut serta pada permainan judi sebagai
pencaharian. 2
kalau yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan pencahariannya, maka dapat dicabut haknya untuk
menjalankan pencaharian itu.
3 Yang disebut dengan permainan judi adalah tiap-tiap permainan, di mana pada umumnya kemungkinan mendapat untung bergantung
pada keberuntungan belaka, juga karena pemainnya lebih terlatih atau lebih mahir. Di situ termasuk segala pertaruhan tentang
keputusan perlombaan atau permainan lain-lainnya yang tidak diadakan antara mereka yang turut berlomba atau bermain,
demikian juga segala pertaruhan lainnya.
Pasal 303 bis: 1 Diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau
pidana denda paling banyak sepuluh juta rupiah; a.
barang siapa menggunakan kesempatan main judi, yang diadakan dengan melanggar ketentuan Pasal 303;
b. barang siapa ikut serta main judi di jalan umum atau di pinggir jalan umum atau di tempat yang dapat dikunjungi umum,
kecuali jika ada izin dari penguasa yang berwenang yang telah memberi izin untuk mengadakan perjudian itu.
2 jika ketika melakukan pelanggaran belum lewat dua tahun sejak ada pemidanaan yang menjadi tetap karena salah satu dari pelanggaran
335
R. Soesilo, Op Cit, hal. 112.
Universitas Sumatera Utara
ini, dapat dikenakan pidana penjara paling lama enam tahun atau pidana denda paling banyak lima belas juta rupiah.
Demikian juga yang diungkapkan Kasat Reskrim Polres Asahan,
336
bahwa dalam melakukan proses penyidikan dan penyelidikan kasus perjudian tersebut adalah
digunakan Pasal 303 KUHP, hal ini perlu diperberat lagi, dengan penerapan hukuman yang lebih mendasar, dan pemerintah harus membuat sanksi yang lebih tegas dalam
menerapkan hukuman yang dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana perjudian tersebut.
Dalam Undang–undang No. 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian ada kecenderungan memformulasikan pidana denda dalam jumlah yang cukup besar
puluhan juta rupiah dengan sistem maksimum khusus. Namun penetapan pidana denda tersebut dikhawatirkan tidak akan efektif dan dapat menimbulkan masalah,
karena tidak ada ketentuan yang mengatur secara khusus pelaksanaan dalam undang– undang tersebut mengenai pelaksanaan pidana denda atau pedoman pemidanaan.
Baik itu tata cara pembayaran dengan tunai dan kapan batas akhir dari pembayaran. Konsekuensi apa saja yang bisa dijatuhkan apabila jumlah denda yang
dibayarkan tidak sesuai dengan jumlah yang ditetapkan atau dikenakan. Undang– undang tersebut tidak mengatur secara khusus pelaksanaan ancaman pidana denda.
Maka secara otomatis berlaku ketentuan umum dalam KUHP Pasal 30 sebagai sistem induk, bahwa maksimum pidana kurungan pengganti adalah 6 enam bulan
336
Wawancara dengan AKP Moch. Yorries M. Y. Marzuki, SIK, Kasat Reskrim Polres Asahan pada tanggal 18 April 2011.
Universitas Sumatera Utara
atau dapat menjadi maksimum 8 delapan bulan apabila ada pemberatan recedivie konkursus.
Dengan demikian kemungkinan besar ancaman pidana denda yang sangat besar itu tidak akan efektif, karena kalau tidak dibayar paling–paling hanya terkena
pidana kurungan pengganti 6 enam bulan atau 8 delapan bulan. Oleh karena itu kemungkinan besar dendanya tidak akan dibayar.
Dari hasil wawancara dengan H. Achmad Safari, tokoh masyarakat Asahan mengenai peran polisi dalam proses penuntutan dan penjatuhan vonis mengatakan
bahwa untuk di wilayah hukum Polres Asahan, mengenai kasus perjudian sudah semakin terarah ini terbukti banyak para Bandar-bandar besar dapat ditangkap dan
dimasukkan ke penjara, dan menurut beliau bahwa di Polres Asahan dalam penanganan kasus perjudian sudah lebih maksimal, namun sangatlah disayangkan
saat proses penuntutan dan penjatuhan vonis dari pengadilan dikatakan sangatlah rendah, ini memberi dampak yang cukup serius bagi pelaku kejahatan, yang dapat
menganggap enteng hukuman yang ada.
337
Masih adanya permasalahan di bagian penyidikan, menurut Kapolres Asahan
338
bahwa jumlah tenaga polisi yang melakukan penyelidikan dan penyidikan kasus perjudian seluruh penyidik Sat Reskrim Polres Asahan berjumlah 20 Orang.
Jumlah tersebut kurang memadai karena jumlah tindak pidana tersebut sangat banyak, namun yang perlu adalah pengungkapan kasus perjudian tersebut, bahwa masyarakat
337
Wawancara dengan H. Achmad Safari, Tokoh Masyarakat Asahan, tanggal 22 April 2011.
338
Wawancara dengan AKBP J. Didiek Dwi Priantono, SH, Kapolres Asahan pada tanggal 15 April 2011.
Universitas Sumatera Utara
masih banyak yang melakukan perjudian. Kendala yang dihadapi adalah harus lebih banyak pengungkapan yang dilakukan oleh Anggota Kepolisian Resor Asahan dan
menjerat pelaku tindak pidana perjudian dengan pidana yang berat. Setelah diselesaikannya proses penyidikan maka penyidik menyerahkan
berkas perkara hasil penyidikan tersebut kepada penuntut umum, dimana penuntut umum nantinya akan memeriksa kelengkapan berkas perkara tersebut apakah sudah
lengkap atau belum, bila belum maka berkas perkara tersebut akan dikembalikan kepada penyidik untuk dilengkapi untuk dilakukan penyidikan tambahan sesuai
dengan petunjuk penuntut umum dan bila telah lengkap yang dilihat dalam empat belas hari penuntut umum tidak mengembalikan berkas pemeriksaan atau penuntut
umum telah memberitahu bahwa berkas tersebut lengkap sebelum waktu empat belas hari maka dapat dilanjutkan prosesnya ke persidangan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Kasat Reskrim Polres Asahan bahwa dalam kelengkapan Berkas Perkara terhadap kasus perjudian tersebut disusun berdasarkan
berita acara pemeriksaan yang dilakukan oleh penyidik Polres Asahan, dan dituangkan dengan Resume singkat terhadap Berita Acara Pemeriksaan, ini
dimaksudkan agar pihak Kejaksaan Negeri dapat lebih mudah memahami dalam perjalanan kasus tersebut sampai sejauh mana terjadinya.
339
339
Wawancara dengan AKP Moch. Yorries M. Y. Marzuki, SIK, Kasat Reskrim Polres Asahan pada tanggal 18 April 2011.
Universitas Sumatera Utara
2. Tahap Pasca Adjudikasi