tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tidak mudah menghilangkan perjudian, sama beratnya dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengentaskan
kemiskinan, dan kebodohan. Perlu koordinasi antarelemen dalam masyarakat dan tidak pandang bulu dalam menangkap oknumnya, harus ada upaya maksimum untuk
mengungkap perjudian. Upaya yang dilakukan Polres Asahan dalam meminimalisir tindak pidana
perjudian di wilayah hukumnya melalui sarana non penal yaitu upaya preventif dan upaya pre-emtif.
a. Upaya Preventif
Perjudian digemari oleh seluruh golongan masyarakat, terutama oleh warga masyarakat yang tidak bekerja pengangguran. Pada umumnya orang melakukan
permainan judi didasari oleh hobby atau hiburan saja atau karena tidak mempunyai pekerjaan tetap. Di samping itu juga didorong oleh adanya keinginan keras untuk
memperoleh keuntungan yang besar atau berlipat ganda, dengan cara taruhan yang kemenangannya tergantung pada untung-untungan dan juga kadang-kadang karena
kemahiran bermain.
307
Perjudian seakan-akan sudah membudaya, begitu juga dengan yang terjadi di Kabupaten Asahan. Perjudian di Kabupaten Asahan seakan-akan sudah menjadi
makanan pokok masyarakat di Kabupaten Asahan terutama yang dilakukan oleh warga masyarakat yang tidak bekerja pengangguran.
308
307
Adami Chazawi, Op.Cit. hal. 97.
308
Harian Waspada, Masyarakat Asahan Berjanji Tinggalkan Judi, tanggal 29 Desember 2010.
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal melakukan pencegahan tindak pidana perjudian di wilayah hukum Polres Asahan, dilakukan dengan meningkatkan razia di tempat ataupun sekitar lokasi
yang diduga tempat berlangsungnya tindak pidana perjudian, hal lain memutus mata rantai bagi para Bandar dengan melakukan pengungkapan, terhadap para Bandar
untuk dapat menekan jumlah kasus perjudian, dan mengaktifkan penyuluhan kepada masyarakat, bahwa kasus perjudian adalah budaya malas dan hanya dapat
menyengsarakan diri dan keluarganya.
309
Menurut Gerson W. Bawengan, tugas polisi dibagi menjadi 2 dua yaitu:
310
1. Tugas preventif: berupa patroli-patroli yang dilakukan secara terarah dan teratur,
mengadakan tanya jawab dengan orang lewat, termasuk usaha pencegahan kejahatan atau pelaksanaan tugas preventif, memelihara ketertiban dan menjamin
keamanan umum. 2.
Tugas represif: menghimpun bukti-bukti sehubungan dengan pengusutan perkara dan bahkan berusaha untuk menemukan bukti-bukti, melakukan penahanan untuk
diserahkan ke kejaksaan yang kelak akan meneruskannya ke pengadilan. Dari kedua tugas tersebut, tugas kepolisian yang dinilai paling efektif untuk
menanggulangi terjadinya kejahatan perjudian adalah tugas preventif, karena tugas yang luas hampir tanpa batas dirumuskan dengan kata-kata berbuat apa saja boleh
asal keamanan terpelihara dan asal tidak melanggar hukum itu sendiri. Dengan begitu pada tugas ini yang digunakan adalah asas oportunitas, utilitas dan asas
309
Wawancara dengan AKP Moch Yorries M. Y. Marzuki, S.IK, Kasat Reskrim Polres Asahan, tanggal 18 April 2011.
310
Gerson W. Bawengan, Opcit, hal. 124.
Universitas Sumatera Utara
kewajiban. Tugas preventif kepolisian itu dilakukan dengan 4 kegiatan pokok yaitu mengatur, menjaga, mengawal dan patroli TURJAWALI. Patroli merupakan
kegiatan yang dominan dilakukan, karena berfungsi untuk mencegah bertemunya faktor niat dan kesempatan agar tidak terjadi gangguan Kamtibmas. pelanggaran
hukum dalam rangka memeliharameningkatkan tertib hukum dan upaya membina ketentraman masyarakat. Tentunya dalam pencegahan suatu tindak kejahatan
diperlukan pengetahuan tentang bagaimana kejahatan tersebut terjadi, bagaimana keadaan lingkungan yang dipengaruhi oleh keadaan sosial, budaya dan kultur
sehingga dalam penanggulangan dan pengungkapan suatu tindak kejahatan diperoleh personel yang mempelajari hal tersebut dan selanjutnya mendapatkan cara
yang tepat dalam penanggulangannya.
311
Dalam penanggulangan kejahatan diperlukan perhatian lebih besar pada pencegahan yakni sebelum kejahatan itu terjadi. Adapun alasannya adalah sebagai
berikut :
312
1 Tindakan pencegahan adalah lebih baik daripada tindakan represif dan koreksi.
Usaha pencegahan tidak selalu memerlukan suatu organisasi yang rumit dan birokratis, yang dapat menjurus ke arah birokratisme yang menimbulkan
penyalahgunaan kekuasaanwewenang. Usaha pencegahan adalah lebih ekonomis bila dibandingkan dengan usaha represif dan rehabilitasi. Untuk
melayani jumlah orang yang lebih besar jumlahnya tidak diperlukan banyak
311
Gerson W. Bawengan, Opcit, hal. 124-125.
312
Ninik, Widiyanti, Yulius W. Perkembangan Kejahatan dan Masalahnya, Jakarta: Pradnya Paramita, 1987, hal. 154-155.
Universitas Sumatera Utara
tenaga seperti pada usaha represif dan rehabilitasi menurut perbandingan. Usaha pencegahan yang dimaksudkan adalah usaha yang dilakukan secara
perorangan dan tidak selalu memerlukan keahlian seperti pada usaha represif dan rehabilitasi. Misalnya menjaga diri jangan sampai menjadi korban
kriminialitas, tidak lalai mengunci rumahkendaraan, memasang lampu di tempat gelap, dan lain-lain.
2 Usaha pencegahan tidak perlu menimbulkan akibat yang negatif antara lain:
stigmasi pemberian cap pada yang dihukumdibina, pengasingan, penderitaan-penderitaan dalam berbagai bentuk, pelanggaran hak asasi,
permusuhankebencian antara satu sama lain yang dapat menjurus ke arah residivisme. Viktimisasi struktural penimbulan korban struktur tertentu dapat
dikurangi dengan adanya usaha pencegahan tersebut misalnya korban suatu sistem penghukuman, peraturan tertentu sehingga dapat mengalami
penderitaan mental fisik dan sosial. 3
Usaha pencegahan dapat pula mempererat persatuan, kerukunan dan meningkatkan rasa tanggungjawab terhadap sesama anggota masyarakat.
Dengan demikian usaha pencegahan dapat membantu orang mengembangkan orang bernegara dan bermasyarakat lebih baik lagi. Oleh karena,
mengamankan dan mengusahakan stabilitas dalam masyarakat, yang diperlukan demi pelaksanaan pembangunan nasional untuk mencapai
masyarakat yang adil dan makmur. Usaha pencegahan kriminalitas dan
Universitas Sumatera Utara
penyimpangan lain dapat merupakan suatu usaha menciptakan mental, fisik dan sosial seseorang.
Dalam usaha pencegahan untuk menanggulangi kejahatan dapat berarti mengadakan perubahan positif. Sehubungan dengan pemikiran ini, maka dalam
rangka mengubah perilaku kriminal, kita harus mengubah lingkungan abstrak dan konkrit dengan mengurangi hal yang mendukung perbuatan kriminal. Pencegahan
adalah lebih baik daripada tindakan represif dan koreksi, usaha pencegahan tidak memerlukan suatu organisasi yang rumit dan birokratis.
Tindakan preventif yang telah dilakukan Polres Asahan bekerjasama dengan masyarakat yang paling dapat dirasakan masyarakat, diantaranya Polres Asahan telah
membuat spanduk yang berisi himbauan, agar masyarakat menghindari tindakan perjudian. Tindakan yang lainnya yaitu kepolisian Polres Asahan membuat
kesepakatan dengan komponen masyarakat, dengan membuat perjanjian atau Memorandum of Understanding MOU untuk tidak melakukan segala bentuk
perjudian.
313
Tindakan preventif lainnya yang dilakukan Polres Asahan yaitu dengan penyusunan Kalender Kamtibmas, yaitu upaya untuk memprediksi kejahatan apa
yang akan muncul setiap bulannya. Kalender Kantibmas ini dibuat dengan memperhatikan momen-moment hari besar yang bisa berpengaruh untuk
terjadinya kejahatan perjudian, misalnya hari Raya Idul Fitri, Natal dan Tahun
313
Wawancara dengan AKP Moch. Yorries M. Y. Marzuki, SIK, Kasat Reskrim Polres Asahan pada tanggal 18 April 2011.
Universitas Sumatera Utara
Baru, musim panen atau musim paceklik. Hal ini dilatarbelakangi adanya keinginan sebagian masyarakat untuk merayakan hari besar secara mewah tanpa
diiringi oleh kemampuan ekonomi. Hal ini memicu pelaku potensial yang kurang mampu secara ekonomi untuk melakukan perjudian.
Kalender Kamtibmas ini banyak membantu aparat kepolisian untuk mempersiapkan tindakan yang telah diperhitungkan dalam melindungi
masyarakat. Kalender Kamtibmas ini juga dipadukan dengan analisa anatomy of crime, yang meliputi, jam berapa kejahatan dilakukan, umur pelaku, jenis
kelamin, modus operandi, sasaran, dan lokasi kejadiannya. Paduan antara kalender kamtibmas dengan anatomi kejahatan ini akan menjadi corak kegiatan kepolisian
untuk mengantisipasi terjadinya kejahatan kekerasan di Kabupaten Asahan.
b. Upaya Pre-emtif