Analisis Kebijakan 7 Setia Purwadi Wakil Kepala Bapedalda Sumut

BAB IV ANALISA DATA

4.1 Analisis Kebijakan

Masalah penanganan DAS Deli sangat kompleks dengan melibatkan banyak pihak dan berbasis ekosistem serta bagaimana pelaksanaan kebijakan- kebijakan yang mengatur DAS itu sendiri. Dari hasil perolehan lapangan terdapat banyak kebijakan secara tertulis yang telah dibentuk sedemikian baik mengatur tentang sungai dan DASnya. Terdapat UU N0 7 Tahun 2007, yang mengatur tentang sumber daya air dimana pendayagunaan dilakukan dengan pengendalian penatagunaan, penyediaan, Penggunaan, pengembangan, pengusahaan, menaggulangi, memulihkan, dan mencegah. Mengupayakan pemeliharaan dengan cara berkelanjutan, secara optimal, secara terpadu, secara adil dan secara menyeluruh dengan mengutamakan kepentingan sosial dan menghormati hak milik masyarakat selama tidak bertentangan dengan kepentingan nasional. Tujuan pemeliharaan tersedianya kuantitas dan kualitas air yang baik, berhasil guna dan berdaya guna, dapat memenuhi kebutuhan makluk hidup dan terciptanya keadilan. Dalam undang-undang ini menyatakan bahwa segala sesuatunya yang menyangkut pendayagunaan air berdasarkan pada kepentingan masyarakat umum, penerapan keadilan yang merata dan berbasis pelestarian sumber daya alam secara berkelanjuatan 6 Pemerintah melakukan Perencanaan secara terkoordinasi, terarah, mencakup seluruh sektor, dan melakukan penyeimbangan hulu dan hilir dengan menetapkan kewajiban hak masyarakat yaitu menggunakan air sehemat mungkin, . 6 UU no 7 tahun 2007, tentang sumber daya air bab IV pasal 26 ayat 1-7 Universitas Sumatera Utara terlibat dalam upaya pemeliharaan dan pengendalian yang dilakukan pemerintah. Sedangkan wewenang pemerintah adalah air dan kekayaan alamnya dikuasai oleh negara dengan memberi wewenang mengelola dan mengembangkan pengeluaran dan mengesahkan ijin pengusahaan sungai serta menentukan peraturan-peraturan hukum 7 Dalam peraturan ini terdapat larangan yaitu setiap orangusaha dilarang melakukan kegiatan bersifat merusak air dengan ketentuan pidana Penjara 9 tahun, dan denda paling banyak satu miliar lima ratus juta rupiah bagi yg sengaja merusak dan mencemari air. Penjara 6 tahun dan denda sebanyak satu miliar bagi setiap orang yang sengaja melakukan kegiatan penggunaan air yang mengakibatkan kerugian terhadap orang dan pihak lain serta kerusakan fungsi sumber daya air dan prasarana sumber daya air. Penjara tiga tahun dan denda lima ratus juta bagi orang yang sengaja memindahtangankan sebagian atau seluruh hak guna air, bagi setiap orang yang melakukan pengusahaan sumber daya air tanpa izin, bagi setiap orang yang segaja melakukan konstruksi prasarana sumber daya air yang tidak didasarkan pada norma, dan bagi setiap orang yang melakukan konstruksi tanpa mendapat ijin dari pemerintah 8 7 UU no 7 tahun 2007, tentang sumber daya air . bab V pasal 51 dan 52 8 UU no 7 tahun 2007, tentang sumber daya air. Bab XVI pasal 94 dan 95 Dari pasal-pasal di atas cukup jelas dinyatakan siapapun dilarang keras melakukan perusakan terhadap sungai dan menjelaskan pengendalian kerusakan air yang melibatkan masyarakat dan pemerintah. Namun, kenyataan di lapangan sering sekali bertolak belakang dengan peraturan-peraturan yang telah ada. Sering sekali pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dianggab masyarakat merugikan kepentingan mereka. Universitas Sumatera Utara Selain peraturan diatas terdapat juga Undang-undang repoblik indonesia nomor 11 menyatakan fungsi air beserta sumber-sumbernya, termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya mempunyai fungsi sosial serta digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat dan untuk menjaga keletarian air 9 . Pengendalain dan pembinaan dilakukan dengan cara penatagunaan, penyediaan, penggunaan, pengembangan, pengusahaan, menaggulangi, memulihkan, mencegah terjadinya kerusakan air. Ketentuan pembinaan dalam undang-undang ini dilakukan oleh pemerintah dengan membuat penyuluhan-penyuluhan untuk masyarakat secara secara berkelanjutan, secara optimal, secara terpadu, secara adil, dan secara menyeluruh, serta mengutamakan fungsi sosial. Hal ini di buat tentunya memiliki tujuan agar masyarakat mengerti akan pentingnya menjaga kelestarian air. Pembinaan yang dilakukan harus menghormati adat istiadat dari masyarakat setempat selama tidak bertentangan dengan kepentingan nasional. Masyarakat memiliki kewajiban untuk ikut dalam pelestarian air beserta kekayaan alamnya dikuasai oleh negara degan memberi wewenang pada pemerintah untuk mengelola, mengembangkan, mengatur pengeluaran dan mengesahkan ijin, menentukan peraturan-peraturan hukum, menetapkan cara pembinaan, menetapkan syarat-syarat dan mengatur perencanaan, melaksanakan pengelolaan dan pengembangan, melakukan pencegahan, melakukan pengamanan dan pengendalian, dan menyelenggarakan penelitian dan penyuluhan. Dalam melakasanakan pengelolaan pemerintah melakukannya secara terkoordinasi, terarah, seluruh sektor, penyeimbangan hulu dan hilir. 9 UU no 11 tahaun 1974 tentang pengairan, pasal 2. Universitas Sumatera Utara Ketentuan pidana dalam undang-undang ini menjelaskan siapa saja yang melakukan perusakan dan pengusahaan tanpa ijin dari pemerintah akan dikenakan hukuman. Diancam dengan hukuman penjara selama-lamanya 2 dua tahun dan atau denda setinggi-tingginya Rp5.000.000, - lima juta rupiah: Barang siapa dengan sengaja melakukan pengusahaan air dan atau sumber- sumber air yang tidak berdasarkan perencanaan dan perencanaan teknis tata pengaturan air dan tata pengairan serta pembangunan pengairan, barang siapa dengan sengaja melakukan pengusahaan air dan atau sumber-sumber air tanpa izin dari Pemerintah, barang siapa yang sudah memperoleh izin dari pemerintah untuk pengusahaan air dan atau sumber-sumber air tetapi dengan sengaja tidak melakukan dan atau sengaja tidak ikut membantu dalam usaha-usaha menyelamatkan tanah, air, sumber-sumber air dan bangunan-bangunan. Barang siapa karena kelalaiannya menyebabkan terjadinya pelanggaran atas ketentuan tersebut dalam Pasal 8 ayat 1, Pasal 11 ayat 2 dan Pasal 13 ayat 1 huruf a, b, c dan d Undang-undang ini, diancam dengan hukuman kurungan selama-lamanya 3 tiga bulan dan atau denda setinggi-tingginya Rp50.000, - Limapuluh ribu rupiah.4 Perbuatan pidana dimaksud dalam ayat 3 pasal ini adalah pelanggaran 10 Sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan . 11 10 UU no 11 tahun 1974 tentang pengairan, pasal 15 ayat 1 11 Peraturan pemerintah no 35 tahun 1991 tentang sungai, pasal 1 . Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no 35 tahun 1991 tentang sungai menjelaskan bahwa sungai sebagai sumber air sangat penting fungsinya dalam pemenuhan kebutuhan Universitas Sumatera Utara masyarakat dan meningkatkan pembangunan nasional. Dalam peraturan-peraturan ini cukup jelas bahwa adanya batas-batas sepadan dari sungai dan sejauh batas tersebut dilarang membangun karena menurut aturan ini sungai dan fungsinya adalah sebagai sumber air merupakan salah satu sumber daya alam yang mempunyai fungsi serbaguna bagi kehidupan dan penghidupan manusia 12 Berdasarkan fungsi tersebut pemerintah melakukan upaya pemeliharaan dengan menjaga kelestarian, meningkatkan fungsi dan kemanfaatannya, mengendalikan daya rusak terhadap lingkungan dan melakukan pendayagunaan serta pengendalian secara Eksploitasi dan pemeliharaan meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, evaluasi terhadap hal-hal yang berhubungan dengan sungai . 13 . Perencanaan-perencanaan pengendalian diselenggarakan oleh menteri dan dapat dilaksanakan oleh pemerintah daerah yg mencakup inventerisasi dan registrasi sungai, bagun-bangunan yg ada di sungai, invenrerisasi potensi dan sifat-sifat sungai, pengamatan dan evaluasi terhadap bencana, neraca air dan mutu air, penetapan rencana pembinaan dan penetapan pedoman pembinaan sungai, dan koordinasi rencana dalam penggunaan dan pengembangan sungai 14 Pembangunan bangunan sungai yang ditujukan untuk kesejahteraan dan keselamatan umum diselenggarakan oleh Pemerintah atau badan usaha milik negara. Pembangunan bangunan sungai dapat dilakukan oleh badan hukum, badan sosial atau perorangan setelah memperoleh ijin dari pejabat yang berwenang. Pelaksanaan eksploitasi dan pemeliharaan bertujuan untuk kesejahteraan dan keselamatan umum dalam rangka pembinaan sungai dilakukan oleh Pemerintah atau badan usaha milik negara. . 12 Peraturan pemerintah no 35 tahun 1991 tentang sungai, pasal 7 ayat 1 13 Peraturan pemerintah no 35 tahun 1991 tentang sungai, pasal 7 ayat 2 14 Peraturan pemerintah no 35 tahun 1991 tentang sungai, pasal 11 ayat 1-3 Universitas Sumatera Utara Dalam pelaksanaan pemeliharaan dan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah masyarakat juga memiliki kewajiban serta tanggung jawab yaitu Berhak melakukan pembangunan setelah mendapatkan ijin, sedangkan yang menjadi kewajiban yaitu ikut serta menjaga kelestarian rambu-rambu dan tanda- tanda pekerjaan dlm rangka pembinaan sungai, dilarang mengubah aliran sungai kecuali dengan ijin Pejabat yang berwenang., dilarang mendirikan, mengubah atau membongkar bangunan-bangunan di dalam atau melintas sungai hanya dapat dilakukan setelah memperoleh ijin dari Pejabat yang berwenang, dilarang membuang benda-bendabahan-bahan padat danatau cair ataupun yang berupa limbah ke dalam maupun di sekitar sungai yang diperkirakan atau patut diduga akan menimbulkan pencemaran atau menurunkan kualitas air, sehingga membahayakan danatau merugikan penggunaan air yang lain dan lingkungan, mengambil dan menggunakan air sungai selain untuk keperluan pokok sehari-hari hanya dapat dilakukan setelah memperoleh ijin teriebih dahulu dari pejabat yang berwenang 15 15 Peraturan pemerintah no 35 tantang sungai. Pasal 24 -28 . Universitas Sumatera Utara Peraturan Pemerintah ini juga menjelakan bagi masyarakat yang secara langsung memperoleh manfaat dari pembangunan bangunan sungai dapat diikut sertakan dalam pembiayaan untuk pembangunan bangunan tersebut sesuai dengan kepentingan dan kemampuannya. Dalam hal pembiayaan eksploitasi dan pemeliharaan sungai danatau bangunan sungai ditanggung oleh badan hukum, badan sosial atau perorangan yang bersangkutan 16 . Ketentuan pidana dalam peraturan pemerintah ini menjelakan, setiap prilaku yang menyebabkan kerusakan terhadap sungai dan pelanggaran seperti yang telah ditetapkan dalan peraturan pemerintah no 35 tahun 1991 tentang sungai akan mendapatkan hukuman. Hukuman yang berlaku pada ketentuan ini mengikuti atau sesuai dengan Undang-udang no 11 tahun 1974 mengenai pengairan. Gambar Sungai Deli yang di penuhi banyak Sampah 16 Peraturan pemerintah no 35 tantang sungai. Pasal 31 ayat 8 Universitas Sumatera Utara Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air diatur dalam peraturan pemerintah republik indonesia nomor 82 tahun 2001. Dalam peraturan ini terdapat pembagian klasifikasi mutu air, hal ini dubuat tentunya bertujuan untuk pengelolaan dan pengendalian kerusakan sungai. Kalasifikasi mutu air itu sendiri ditetapkan menjadi empat kelas yaitu o Kelas satu, air peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut o Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasaranasarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lainnya yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; o Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk imengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan tersebut; o Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi, pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.2 Kriteria mutu air dari setiap kelas air sebagaimana dimaksuddalam ayat 1 tercantum dalam Lampiran Peraturan Pemerintah 17 Tujuan dari pemeliharaan dalam ketentuan ini adalah menjamin kualitas air yg diinginkan sesuai dengan peruntukannya agar tetap dalam kondisi . 17 Peraturan pemerintah no 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air, pasal 8 bagian kalasifikasi dan kriteria mutu air Universitas Sumatera Utara alamiahnya dan menjamin baku mutu air. Jika mutu air menunjukkan kondisi cemar, maka Pemerintah dan Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten Kota sesuai dengan kewenangan masing-masing melakukan upaya penanggulangan pencemaran dan pemulihan kualitas air dengan menetapkan mutu air sasaran, dan jika hal status mutu air menunjukkan kondisi baik, maka pemerintah dan Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten Kota sesuai dengan kewenangan masing-masing mempertahankan dan atau meningkatkan kualitas air. Gubernur bertugas menunjuk laboratorium lingkungan yang telah diakreditasi untuk melakukan analisis mutu air dan mutu air limbah dalam rangka pengendalian pencemaran air. Jika Gubernur belum menunjuk laboratorium sebagaimana maka analisis mutu air dan mutu air limbah dilakukan oleh laboratorium yang ditunjuk Menteri. UU ini menjelaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama atas kualitas air yang baik, setiap orang mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan informasi mengenai status mutu air dan pengelolaan kualitas air serta pengendalian pencemaran air dan Setiap orang mempunyai hak untuk berperan serta dalam rangka pengelolaan , kualitas air dan pengendalian pencemaran air sesuai peraturan perundang - undangan yang berlaku. Setiap orang yang melakukan usaha dan atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai pelaksanaan kewajiban pengelolan kualitas air dan pengendalian pencemaran air. Setiap penanggung jawab usaha dan atau kegitan wajib menyampaikan laporan tentang penaatan persyaratan izin pembuangan air limbah ke air atau sumber air. Universitas Sumatera Utara Peraturan ini menerangkan bahwa masyarakat atau pengusaha dapat membuang limbah ke dalam sumber air setelah memenuhi persyaratan pemanfaatan dan pembuangan air limbah diatur dimana masyarakat ataupun pengusa memiliki kewajiban-kewajiban yaitu setiap usaha dan atau kegiatan yang akan memanfaatkan air limbah ke tanah untuk aplikasi pada tanah wajib mendapat izin tertulis dari Bupat Walikota. Permohonan izin tersebut harus didasarkan pada hasil kajian analisis mengenai dampak lingkungan atau kajan upaya Pengelolaan Lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan. Ketentuan mengenai syarat, tata cara perizinan juga ditetapkan oleh Bupati Walikota dengan memperhatian pedoman yang ditetapkan oleh Menter. Selain itu, setiap penanggung usaha dan atau kegiatan yang membuang air limbah ke air atau sumber air wajib mencegah dan menangulangi terjadinya pencemaran air dan setiap penanggung jawab usaha atau kegiatan yang membuang air limbah ke air atau sumber air wajib mentaati persyaratan yang ditetapkan dalam izin 18 Setiap orang dilarang membuang limbah padat dan atau gas ke dalam air dan sumber air bila tidak memenuhi syarat dan mendapatkan ijin dari pemerintah . 19 . Bagi orang atau pengusaha yang melanggar ketentuan tersebut akan mendapat sangsi dari pemerintah. 18 PP No 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air, Pasal 35-38 19 PP No 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air, pasal 24 Universitas Sumatera Utara Keputusan Presiden Republik Indonesia no 32 tahun 1990 tentang pengelolaan kawasan lindung bertujuan dan memiliki sasaran-sasaran yaitu pengelolaan kawasan lindung bertujuan untuk mencegah timbulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup. Sedangkan sasaran pengelolaan kawasan lindung adalah meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan dan satwa serta nilai sejarah dan budaya bangsa dan mempertahankan keanekaragaman tumbuhan, satwa, tipe ekosistem, dan keunikan alam. Perlindungan yang dibuat untuk menjaga kelestarian sungai salah satunya adalah perlindungan terhadap sempadan sungai, hal ini dilakukan untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitasa air, sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai serta mengamankan aliran sungai. Kriteria sepadan sungai yang di tetapkan dalam peraturan ini adalah • Sekurang – kurangnya 100 meter di kiri kanan sungai besar dan 50 meter dikiri kanan anak sungai yang berada diluar pemukiman. • Untuk sungai dikawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspenksi antara 10-15 meter 20 Dengan adanya kriteria sepadan sungai yang telah ditetapkaan maka terdapat larangan dalam kawasan lindung dilarang melakukan kegiatan budi daya, kecuali yang tidak mengganggu fungsi lindung. Hal ini tentunya bertujuan untuk melindungi sungai dari kegiatan menusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai serta mengamankan aliran sungai. Dalam hal ini pemerintah memiliki peran menetapkan wilayah- wilayah kawasan lindung, melakukan pengelolaan budi daya, mengendalikan . 20 Kepres No 32 tahun 1990 tentang pengelolaan kawasan lindung , pasal 16 bagian kriteria sepadan sungai Universitas Sumatera Utara pemanfaatan ruang di kawasan lindung degan melakukan pemantauan, pengewasan dan penertiban. Seddangkan masyarakat memiliki peran untuk ikut melaksanakan peraturan yang ada. Selain Keputusan Presiden no 32 yang mengatur tentang sepadan sungai terdapat peraturan daerah Propinsi Sumatara Utara No 5 tahun 1995 yang juga mengatur tentang garis sepedan sungai untuk daeran Sumatra Utara. Dimana garis sepadan yang ditetapkan adalah kriteria sepadan sungai yaitu : • Sungai yg kedalamannya 3 meter garis sepadannya ditetapkan 10 meter dihitung dari tepi sungai • Sungai yg kedalamannya lebih dari 3 meter garis sepadanya 15 meter dihitung dari tepi sungai. Sesuai dengan Keputusan Presiden no 32 tujuan dari peraturan ini adalah mencegah timbulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup, melindungi sepadan sungai, mengamankan aliran sungai, melindungi sungai dari kegiatan menusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai serta mengamankan aliran sungai. Pembuangan limbah ke sungai atau ke dalam sumber air merupakan masalah yang sering disebut sebagai penyabab kerusakan sungai dan sumber air. Untuk menghidari masalah tersebut pemerintah mengeluarkan peraturan yaitu Keputusan Menteri Negara Lingkungan hidup nomor 111 tahun 2003 tentang pedoman mengenai syarat dan tata cara perizinan serta pedoman kajian pembuangan air limbah ke air atau sumber air Dalam peraturan ini terdapat larangan-larangan dan kewajiban untuk pemerintah maupun usaha demi terhindarnya kerusakan sungai dan sumber air. Universitas Sumatera Utara Larangan dan kewajiban itu adalah setiap usaha dan atau kegiatan dilarang membuang air limbah yang mengandung radio aktif ke air atau sumber air, Bupati Walikota dilarang menerbitkan izin pembuangan air limbah ke air atau sumber air yang melanggar baku mutu air dan menimbulkan pencemaran air, setiap usaha dan atau kegiatan yang akan membuang air limbah ke air atau sumber air wajib mendapat izin tertulis dari Bupati Walikota, permohonan izin didasarkan pada hasil kajian analisis mengenai dampak lingkungan atau kajian upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan, syarat–syarat perizinan pembuangan air limbah ke air atau sumber air wajib mematuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 38 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air. Permohonan izin membuang air limbah ke air atau sumber air wajib dilengkapi data dan informasi dengan menggunakan formulir sesuai dengan ketentuan dalam peraturan ini, data dan informasi merupakan salah satu syarat permohonan izin pembuangan air limbah ke air dan atau sumber air, dan harus dilelengkapi dengan permohonan izin yang wajib dilengkapi dengan : • Dokumentasi hasil ksjian pembuangan air limbah ke air • Hasil pemantauan pengelolaan lingkungan pada bulan terakhir • Dokumen lain yang terkait dengan pengisian formulir 21 Selain Kepmen di atas terdapat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 115 tahun 2003 tentang pedoman penentuan setatus mutu air. Metu air merupakan kondisi kualitas air yg diukur atau diuji berdasarkan parameter- parameter tertentu sedangkan setatus mutu air merupakan tingkat kondisi mutu air . 21 Kepmen No 111 tahun 2003 tentang pedoman mengenai syarat dan tata cara perijinan serta pedoman kajian pem buangan air limbah ke air atau sunber air pasal 1-5 Universitas Sumatera Utara yg menunjukkan kondisi cemar atau kondisi baik. Di dalam Kepmen ini juga menjelaskan bahwa sumber air merupakan wadah air yg terdapat diatas atau dibawah permukaan tanah. Penentuan setatus mutu air dapat menggunakan metode STORET atau metode Indeks Pencemaran, pedoman metode tersebut sesuai dengan pedoman yang terdapat dalam peraturan ini dan metode yang akan digunakan harus setelah mendapat rekomendasi dari instansi yang bertanggung-jawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup dan pengendalian dampak lingkungan Kepmen No 114 tahun 2003 tentang pedoman pengkajian untuk menetapkan kelas air. Dalam peraturan ini menjelaskan bahwa pemerinah propinsi dan pemerintah kabupaten kota melakukan pengkajian mutu air untuk menentukan setatus air sebagai masukan bagi penyusun progeram penelolaan air atau program pemulihan pencemaran air dan dalam melakukan pengkajian mutu air perlu mendapatkan informasi tentang kebutuhan air untuk 15 tahun mendatang dan menyususn saran pendayagunaan air dan penentuan kelas air. Berdasarkan pengkajian mutua air untuk mendapatkan informasi tentang kebutuhan air dan penyusunan pendayagunaan air dimintakan saran dan masukan dari masyarakat melalui dengar pendapat. Keputusan Gubernur Sumatra Utara no 660 tahun 2005 tentang tim teknis pengelolaan lingkungan hidup, ekosistem pesisir, sanitasi multiarea terpadu Sungai Deli, belawan dan sekitarnya. SK ini mengintruksikan membentuk tim teknis pengelolaan lingkungan hidup ekosistem pesisir, sanitasi multiarea terpadu Universitas Sumatera Utara Sungai Deli, belawan dan sekitarnya. Tujuan dari surat keputusan ini adalah melakukan pengaturan, pembinaan, pengendalian, dan pengawasan, serta memantau, mengevaluasi pengelolaan lingkungan hidup, ekosistem pesisir dan sanitasi multiarea di lingkungan Sungai Deli, Belawan dan sekitarnya sehingga sungai, pantai dan laut terhindar dari kerusakan dan pencemaran serta tercipta lingkungan yang bersih, terduh, bebas dari sampah, limbah berminyak, dans limbah padat lainnya, bebas dari erosi, sedimentasi dan krisis air bersih, hutan mangrove dan terumbu karang di perairan muara memdapat pengelolaan secara lestari dan berkelanjutan.

B. Analisis Pendapat Dari Berbagai Instansi Tentang Pengelolaan DAS Deli

Dari hasil wawancara dari berbagai instansi yang terkait dengan pengelolaan DAS Deli, pendangan dan pendapat tentang bagaimana sebaiknya pengelolaan Sungai dari masing-masing berbeda. Sebahagian dari instansi ini beranggapan bahwa seharusnya yang menangani Sungai Deli sepenuhnya adalah pemerintah propinsi karena menyangkut lintas sektor antar wilayah dan ada juga instansi yang beranggapan penanganan pengelolaan Sungai Deli sebaiknya dilakukan oleh satu instansi yang khusus dibentuk untuk menangani semua hal yang menyangkut dengan Sungai Deli. Masing-masing instansi ini juga beranggapan bahwa pengelolaan DAS Deli masih sangat buruk. Hal ini menurutnya diakibatkan oleh berbagai faktor yaitu kebijakan yang ada sering sekali tidak tepat sasaran, instansi-instansi yang terkait dalam pengelolaan DAS Deli sering berjalan dan bekerja sendiri dan masing-masing instansi ini membuat progaram pengelolaan DAS Deli, dalam Universitas Sumatera Utara melaksanakan pengelolaan DAS Deli yang baik membutuhkan dana yang sangat besar, masing-masing dari instansi ini belum melakasanakan tugas secara maksimal, dan pelaksanaan peraturan yang sudah ada sering sekali hanya terdapat diatas kertas saja. Masalah pengelolaan DAS Deli merupakan suatu hal yang sangat sulit, seperti benang yang kusut. Terdapat pabrik-pabrik di sepanjang DAS Deli yang sengaja membuang limbah ke sungai. Di satu pihak pabrik ini benar telah merusak lingkungan namun, pabrik-pabrik ini juga memberi sumbangan untuk negara. Selain pabrik terdapat juga pemukiman penduduk yang mengaku tanah tersebut adalah milik mereka karena telah menempati tanah tersebut secara turun-temurun. Karena masalah-masalah ini pengelolaan sungai deli sangat sulit dilakukan secara optomal. Masalah DAS Deli juga tidak menyangkut satu wilayah saja. Kurangnya kerja sama antar wilayah dalam hal penanganan Sungai Deli membuat masalah ini semakin sulit, pengelolaan sungai deli tidak dapat dilakukan di satu wilayah saja, harus melibatkan semua wilayah yang terkait. Universitas Sumatera Utara

C. Analisis Kondisi Sungai Deli Masa Kini

Sungai Deli yang melintasi Kota Medan, Sumatera Utara, mulaynya merupakan urat nadi perdagangan dan kegiatan sosial politik Kerajaan Haru yang berpusat di Deli Tua. Kapal-kapal megah dan besar dari mancanegara melayari Sungai Deli, menuju pusat kota . Sungai Deli merupakan salah satu dari delapan sungai yang ada di Kota Medan . Mulanya, pada masa kerajaan Deli, Sungai Deli merupakan urat nadi perdagangan ke daerah lain. Saat ini, luas hutan di hulu Sungai Deli hanya tinggal 3.655 hektar, atau tinggal 7,59 persen dari 48.162 hektar areal DAS Deli. Padahal, dengan luas 48.162 hektar, panjang 71,91 kilometer km, dan lebar 5,58 km, DAS Deli seharusnya memiliki hutan alam untuk kawasan resapan air sedikitnya seluas 140 hektar, atau 30 persen dari luas DAS. Selain itu, kini limbah mencemari sungai. Pencemaran Sungai Deli, 70 persen di antaranya diakibatkan limbah padat dan cair. Limbah domestik padat atau sampah yang dihasilkan di Kota Medan 1.235 ton hari 22 Menurut hasil pemantauan tim Prokasih Sumut beberapa industri yang ditinjau memang belum menyediakanmemiliki UPL sama sekali. Temuan ini juga dikuatkan oleh investigasi kawan-kawan LSM Sumut, yang mendapatkan bahwa . Sungai Deli adalah sungai yang aliran melewati jantung pusat kota Medan dan tembus ke arah Belawan, salah satu pelabuhan laut di Sumatera Utara. Jumlah perusahaan yang menjadikan sungai ini sebagai sarana buang hajat limbahnya ada 85 buah. Jenis produk yang dihasilkan industri ini beragam mulai dari minyak goreng, besi baja, minuman, atap seng, sabun, udang, ban kendaraan bermotor, obat anti nyamuk, biskuit, barang-barang plastik, dll. 22 5. sumber: Hamzirwan, 2005. Sungai Deli tercemar.Dokumen elektronik http:www.kompas.comkompas cetak 0509 Universitas Sumatera Utara minimal ada 10 industri pencemar terbesar untuk Sei Deli. Disebutkan juga limbah yang dibuang ke badan sungai cukup beragam. Mulai dari bentuk cair berwarna putih keruh, kebiru-biruan hingga bentuk lapisan minyak yang mengental. Sedang yang berbentuk padat, berwarna abu-abu kehitam-hitaman sehingga membuat dinding sungai seperti berkarat.

a. Kondisi Fisik DAS Deli