Latar Belakang Masalah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Deli (Kajian antropologi kebijakan di Medan )

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Planet bumi sebagian besar terdiri atas air karena luas daratan memang lebih kecil dibandingkan dengan luas lautan. Mahluk hidup yang ada di bumi ini tidak dapat terlepas dari kebutuhan akan air. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi ini. Air yang relatif bersih sangat didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan sehari-hari, untuk keperluan industri, maupun untuk keperluan pertanian dan perikanan. Luas perairan di Indonesia sekitar 13,8 juta Ha, yang terdiri dari sungai, rawa, danau dan waduk Ondara, 1981. DAS merupakan sebuah unit hidrologis yang mencakup semua lahan yang mengalirkan air permukaan ke dalam suatu aliran yang sama seperti sungai dan danau. Istilah DAS dapat mencakup : lahan kritis di daerah hulu atau daerah resapan air, tetapi juga mencakup semua wilayah yang mengalirkan air kedalam suatu system yang sama, dengan daerah yang mencakup tersebut. Kartika, 15. Sungai pada umumnya merupakan sarana penting bagi masyarakat Indonesia, karena sungai memiliki fungsi ganda, misalnya untuk bahan baku, air minum, jalur transportasi, pertanian, industri, perikanan, pengadaan tenaga listrik, rekreasi, mck mandi, mencuci, kakus, dan tempat pembuangan sampah, serta limbah baik rumah tangga maupun industri, sehingga DAS berfungsi serbaguna dan merupakan urat nadi perekonomian sepanjang wilayah yang dialirinya baik itu kota maupun desa. Universitas Sumatera Utara Air berperan sebagai masukan positif dan negatif bagi kegiatan manusia. Adapun peranan positif air ialah: kepentingan rumah tangga seperti: minum, kesehatan, dan pencegahan penyakit. Kepentingan psikologis seperti: wisata, olah raga dan spiritual. Kepentingan produksi seperti: industri, PLTA, transportasi air, pertanian, dan pembuangan limbah. Sedangkan peranan negatifnya seperti banjir, kekurangan air, tranmisi penyakit, drainase alami yang tidak memadai, kwalitas air memburuk dan lain-lain. Dewasa ini air dan DAS menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat. Untuk mendapatkan air yang baik sesuai dengan standar tertentu saat ini menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dan kegiatan rumah tangga, limbah dari kegiatan industri dan kegiatan-kegiatan lainnya. Kasus di sungai Blumai Deli Serdang, dimana air tersebut dulunya menjadi sumber air minum, mandi dan mencuci bagi warga desa Dolu X dan Tumpatan Nibung, tercemar air limbah buangan pabrik. Airnya kini bewarna kehitam-hitaman, berminyak, berbusa, dan berbau amis 1 Kasus yang diakibat kerusakan Daerah Resapan Air DRA, sejumlah daerah atau kawasan, di sekitar Daerah Aliran Sungai DAS di Kota Medan dan . 1 Sekitarnya 5. 000 kk golongan miskin, terpaksa harus tetap memanfaatkan sungai itu karena tidak ada pilihan yang lain. Perusahaan PT. Sari Morawa, PT. Gelanggang Ria dan PT. Native Prima membuang limbahnya secara langsung ke sungai, yang menyebabkan air bewarna kehitam-hitarnan, berbusa, berminyak, dan berbau amis. Sungai tersebut tidak Iayak dijadikan tumpuan harapan kehidupan masyarakat sehaii-hari. Namun karena faktor kemiskinan, sehingga mereka tidak memiliki pilihan. Banyak warga yang terkena penyakit kulit dan ikan yang semula hidup yang menjadi sumber penghasilan tambahan rakyatpun mati mengambang Media Indonesia, 20 Okt 1996. Universitas Sumatera Utara sekitarnya seperti Deli Serdang dan Langkat, rawan banjir bandang 2 Kawasan yang juga kebanjiran akibat luapan Sungai Batuan dan Sungai Deli serta drainase yang tidak mampu menampung curah hujan cukup lebat dan dalam waktu lama, adalah Jalan STM, Jalan Alfalah dan Jalan Suka Tani di Kampung Baru. Di tempat ini sedikitnya 181 rumah penduduk dimasuki air. Jalan Abdul Haris Nasution sekitar Asrama Haji Medan, kedalaman air hingga selutut , dan di kawasan Jalan Letjen Djamin Gintmg tepatnya di Simpang Selayang, Padang Bulan, juga genangan air mencapai selutut orang dewasa. Sementara, di kawasan Kecamatan Medan Tembung, terutama Jalan Kapten M. Jamil Lubis, persis depan Kantor Camat setempat, juga dilanda banjir maupun genangan air. Di lokasi ini, 2 sekolah yakni SMP Negeri 17 dan sam SD Negeri terpaksa diliburkan karena ruangan belajarnya digenangi air. . Kasus banjir yang menyebabkan ratusan rumah penduduk terendam air dan sejumlah ruas jalan sempat macet karena kendaraan-kendaraan bermotor yang mogok. Kawasan terkena banjir itu, antara lain., Kelurahan Suka Maju Medan Johor, sehingga sedikitnya 300 rumah penduduk tergenang air, terutama di Lingkungan V, Lingkungan IX, Lingkungan X dan Lingkungan XI. Selain itu juga terjadi di kawasan Kelurahan Aur dan Hamdan Medan Maimun, kawasan Jalan Dr. Mansyur Komplek USU Medan Baru dan lainnya. 2 Kawasan-kawasan di sekitar DAS yang rawan banjir bandang diantaranya di Belawan, Serdang Bedagai, Langkat dan Deli Serdang. DRA di hulu sungai Berastagi dan Sibolangit yang mengalami kerusakan akibat berubah fungsinya lahan hutan di sekitar daerah resapan air menjadi perkebunan dan illegal logging, membuat aliran sungai Belawan maupun Sungai Deli, semakin deras bila curah hujan tinggi yang dapat mengakibatkan terjadinya banjir bandang di Belawan dan Kota Medan sekitarnya. Di Deli Serdang dan Serdang Bedagai, kerusakan DRA terjadi di Bangun Purba dan Silindak yang telah berubah fungsi menjadi perkebunan sawit, sehingga bila curah hujan tinggi dapat mengakibatkan meluapnya Sungai Kalipah dan Sungai Ular yang mengancam terjadinya banjir bandang di sejumlah daerah di Serdang Bedagai dan Deli Serdang - Sedangkan di Kabupaten Langkat, kerusakan DRA terjadi di kawasan TNGL, sehingga bila curah hujan tinggi dikhawatirkan menyebakan meluapnya sungai Bahorok dan Sumgai Wampu, sehingga mengakibaikan banjir bandang di sepanjang aliran kedua sungai itu. SIB 26 Apr 2006. Universitas Sumatera Utara Sedangkan di kawasan Jalan Letda Sujono, Jalan Willem Iskandar, Jalan Matahari Raya, Jalan Pasar III Medan Perjuangan Jalan Bukit Barisan simpang Krakatau, Jalan Mustafa dan Jalan Ngalengko, juga digenangi air. Kemudian, banjir juga terjadi hampir di sepanjang Daerah Aliran Sungai DAS Babura, antara lain di Kelurahan Polonia serta Bandar Selamat. Banjir tersebut terjadi karena Sungai Deli dan langsung masuk ke rumah-rumah penduduk. Namun, kondisi banjir luapan sungai itu tidak separah sebagaimana banjir-banjir sebelumnya. SIB 1 Jan 2006 Penelitian dilakukan oleh Setiaty Pandia Kepala Puslitdal, USU tentang DAS di sungai Deli. Dari basil analisis bahwa sungai tersebut tidak lagi sesuai digolongkan pada air golongan B masih dapat digunakan sebagai air minum dan keperluan rumah tangga tanpa melalui tahap pengelolaan. Rendahnya kandungan oksigen yang terlarut dalam air sungai Deli, jumlahnya kurang dan 3 mgliter, sempat mengakibatkan terganggunya banyak penduduk yang tinggal di sepanjang DAS yang menggunakan air untuk mandi, cuci dan kakus. Mimbar Umum, 2 Nop 1996. Pada lokasi yang sama juga telah dilakukan penelitian, tetapi dalam permasalahan yang berbeda 3 Kasus logam berat yang melebihi ambang batas di sungai Belawan. Kan dungan sejumlah logam berat seperti markuri Hg, timbal Zn, catnium Cd, dan cuprun Cu, ratusan kali lipat tebih tinggi dan baku mutu sehingga dapat . 3 Permasalahan yang timbul karena adanya pertambahan penduduk di pinggiran sungai Deli telah banyak dipadati oleh penduduk pendatang, sehingga karena padatnya, daerah ini dicap sebagai daerah kumuh slum area. Dan tentu saja mereka yang tinggal di pinggiran sungai ini membantu andil yang cukup besar terhadap pengotoran sungai Deli. Kesimpulan yang diambil oleh tim peneliti USU adalah munculnya daerah kumuh karena penduduk tidak bisa membeli tanah akibat mereka digusur. Selama hal tersebut salah satu penyebab kerusakan ekosistem sungai Deli adalah karena limbah industri rumah tangga yang bermukim di sekitar sungai Deli. Jurnal Antropologi, Totem, 1994. Universitas Sumatera Utara membahayakan kesehatan. Menurut penelitian Bapelda Sumut pada tahun 2003 di sepuluh titik sungai Belawan terungkap sebanyak empat titik kandungan logam berat melampaui ambang batas. Keempat titik tersebut adalah bagian hilir Sei Krino, Kampung Lalang, Kelambir lima, dan Hamparan perak. Pencemaran yang terparah terdapat di bagian hilir sungai, yaitu Hamparan Perak dengan kandungan Hg mencapai 0,7012 mbI, menurut setandar baku mutu sesuai dengan peraturan pemerintah No. 82 tahun 2001, kandungan Hg yang aman adalah 0,002 mgi. Kandungan Zn mencapai 0,1882 mgi, sedangkan setandar baku adalah 0,05 mgi, dan kandungan Pb mencapai 0,2884, sedangkan standar bakunya hanya 0,03 mgI. Menurut hasil penelitian, masyarakat menggunakan air tersebut sebagai kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci, dan kakus. Sungai yang berhulu di Kabupaten Deli Serdang dan bermuara di Selat Malaka tersebut juga digunakan sebagai bahan baku perusahaan air minum PDAM Tirta Nadi Sunggal. Sedangkan jumlah penduduk disekitar sungai tersebut mencapai 3 4.293 jiwa. Tingginya kandungan logam berat ini diduga disebabkan oleh pembuangan limbah dan puluhan industri yang berada di sekitar sungai. Menurut hasil penelitian, sedikitnya terdapat 24 industri yang berada di sekitar daerah aliran sungai yang diduga membuang limbah ke sungai dan belum lagi pabrik- pabrik yang terdapat di sepanjang DAS Deli yang belum diketahui jumlahnya. Jenis industri di sekitar sungai tersebut yaitu pabrik baterai kering, pelapisan logam, pembuatan piva PVC, minyak inti sawit, pupuk dolimit, pengawetan kayu, pembuatan kapur, dan arang serta terdapat sejumlah peternakan hewan. Universitas Sumatera Utara Sebagian besar perusahaan industri tersebut belum memiliki dokumen unit kelola lingkungan UKL dan unit pengelolaan lingkungan UPL. Berdasarkan kandungan logam berat pada sejumlah titik sampling dan berdasarkan debit air sungai sebesar 12 m 3 detik, jumlah logam berat yang dibuang ke Sungai Belawan diperkirakan mencapai satu ton per hari, untuk setiap jenis limbah logam KOMPAS 22 Okt 2004. Kerusakan DAS tidak terlepas dan rusaknya hutan sebagai daerah tangkapan air. Misalnya akibat terjadinya Perambahan hutan Illegal Logging di Kabupaten Karo yang terjadi di Lau Lingga, Lau Gedang, Merek, Doulu dan lain- lain. Alasan perambahan tersebut karena demi kepentingan masyarakat untuk membuka lahan pertanian dan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, akan tetapi dalam pembukaan lahan tersebut sama sekali tidak memperhatikan tentang fungsi lahan dan status lahan serta hal-hal lain yang dapat menimbulkan dampak negatif dan pembukaan lahan tersebut, sehingga perbuatan perambahan tersebut seakan-akan bukan merupakan suatu perbutan perusakan lingkungan, bahkan perambahan tersebut merupakan suatu perbuatan kemanusiaan karena telah memberikan lapangan pekerjaan kepada para petani. Dari pengamatan langsung yang dilakukan oleh TIM yang tergabung dalam Lembaga Advokasi Petani telah melakukan pemantauan terhadap Kawasan Hutan Lindung Sibayak II yang terletak di perbatasan Kabupaten Karo dan Kabupaten Deli Serdang serta Kabupaten Langkat telah dirambah seluas ± 700 Ha. Di Sumatera Utara saat mi terdapat dua taman nasional, yakni Tainan Nasional Gunung Lueser dan Taman Nasional Batang Gadis. Menurut Keputusan Universitas Sumatera Utara Menteri Kehutanan, Nomor 44 Tahun 2005, luas hutan di Sumatera Utara saat mi 3.742.120 hektar ha, Yang terdiri dan Kawasan Suaka AlamKawasan. Pelestarian Alam seluas 477.070 ha, Hutan Lindung 1.297.330 ha, Hutan Produksi Terbatas 879.270 ha, Hutan Produksi 1.035.690 ha dan Hutan Produksi yang dapat dikonversi seluas 52.760 ha. Namun angka ini sifatnya secara dejure saja. Sebab secara defacto, hutan yang ada tidak seluas itu lagi. Terjadi banyak kerusakan akibat perambahan dan pembalakan liar illegal logging. Sejauh ini, sudah 206.000 ha lebih hutan di Sumut telah mengalami perubahan fungsi. Telah berubah menjadi lahan perkebunan, transmigrasi. Dan luas tersebut, sebanyak 163.000 ha untuk areal perkebunan dan 42.900 ha untuk areal transmigrasi. Kawasan Hutan Sibayak II merupakan hutan gugusan pada pegunungan Bukit Barisan yang merupakan hutan lindung Register 1K, sebagian kawasan hutan tersebut juga merupakan Taman Nasional Gunung Leuser. Manfaat hutan sibayak II merupakan daerah tangkapan air atau sumber air bagi Kabupaten Deli Serdang, Langkat dan Kota Medan. Lebih dan 2 juta penduduk yang berada dikawasan Deli Serdang, Langkat dan Medan mendapat pasokan air bersih dan kawasan tersebut. Selain sebagai sumber air bersih, hutan lindung Sibayak II juga merupakan penyuplai air bagi pertanian dan industri disepanjang sungai Deli, Sungai Belawan, Sungai Percut dan Sungai Belumai. Juga masih banyak warga masyarakat yang menjadikan sungai-sungai tersebut untuk mandi dan mencuci. Eksistensi kawasan hutan Sibayak II juga dapat mendukung pembangunan berkelanjutan Sustainable Devolopment , eksploitasi air permukaan dan air Universitas Sumatera Utara bawah tanah oleh industri air minum telah mendatangkan keuntungan yang besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan menjadikan salah satu sumber pendapatan asli daerah Sumatera Utara. Selain itu, ribuan hektar irigasi disekitar Langkat dan Deli Serdang mendapatkan pasokan air dan kawasan hutan lindung Sibayak II dan sekitarnya. Terpeliharanya kawasan Hutan lindung Sibayak II juga dapat meningkatkan jumlah pengunjungwisata yang hal tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Ancaman yang dapat terjadi akibat perambahan hutan Sibayak yaitu hampir setiap tahun masyarakat yang berada disepanjang sungai tersebut selalu menderita musibah bencana banjir yang disebabkan oleh perambahan hutan dikawasan daerah aliran sungai termasuk perambahan hutan di Kawasan hutan Lindung Sibayak II. Bencana tersebut telah menyebabkan kerugian milyaran rupiah, bukan hanya kerugian materi dalam bencana tersebut, bahkan korban nyawa juga tidak bisa dielakkan. Apabila di dalam lingkungan manusia terjadi sesuatu yang mengancam eksistensi manusia yang disebabkan oleh akibat perbuatan manusia itu sendiri, maka terjadilah apa yang dinamakan pencemaran lingkungan hidup. Antara manusia dan banjir terdapat hubungan yang erat. Banjir akan mempengaruhi kehidupan manusia, sedang manusia itu sendiri sedikit banyak mempunyai andil terhadap terjadinya dan surutnya banjir tersebut. Pada saat musim kemarau keterbatasan air sangat dirasakan oleh masyarakat, hal tersebut disebabkan oleh kerusakan hutan pada daerah aliran sungai yang termasuk didalamnya adalah hutan lindung Sibayak II. Universitas Sumatera Utara Peningkatan pertumbuhan penduduk menyebabkan pertumbuhan kebutuhan atas tersedianya pasokan air bersih. Sehingga eksistensi hutan sangat penting untuk mendukung pemenuhan akan kebutuhan air bersih tersebut. Penebangan liar merupakan salah satu penyebab utama terjadinya degradasi kawasan hutan, hingga saat ini tindakan penebangan liar belum dapat diatasi secara maksimal, sehingga terdapat kesan perambahan hutan juga melibatkan para pengambil kebijakan pada tingkat daerah yang sangat sulit untuk diberantas. Kebutuhan lahan pertanian dan semakin terbatas lahan kosong yang dapat dipergunakan untuk mendukung sektor pertanian, hutan menjadi salah satu sasaran eksploitasi bagi masyarakat. Selain masyarakat para pemilik modal juga memanfaatkan kawasan hutan untuk dijadikan lahan pertanian. Peristiwa perambahan yang dilakukan oleh individu atau kelompok hingga saat ini masih terus berlangsung dan tanpa disadari juga sekaligus merusak sungai. Kasus banjir di Jakarta akibat puncak rusak Teijadinya banjir di hampir seluruh wilayah di Jakarta merupakan basil dan investasi yang membangun villa di puncak Kota Bogor. Akibat pembangunan villa-villa tersebut, daerah resapan air di Puncak mengalami kerusakan yang sangat parah. Pembangunan villa di kawasan Puncak tersebut berdampak secara luas 4 . 4 Sekarang ini hampir seluruh wilayah di Jakarta digenangi banjir. Bahkan, Istana Negara terkena banjir. Di Jawa Barat terdapat banyak kawasan yang bisa dikatakan sensitif. Pasalnya, kalaupun tidak termasuk dalam kategori kawasan lindung, kawasan tersebut memiliki fungsi lindung. Sebagai contoh, adalah kawasan Puncak, Kabupaten Bogor. Kawasan-kawasan yang sensitif ini banyak lahan yang status kepemilikannya merupakan hak milik perorangan. Akibat nasib dibiarkannya pembangunan rumnah-rumah mewah di Puncak, tutupan hutan di kawasan itu mengalami kerusakan yang sangat parah, hingga mencapai kurang dan 20 persen saja. Dampak lainnya dan kondisi ini, tingkat penyerapan air di kawasan itu menjadi sangat rendah. Dampak terbesar dari banjir di Jakarta yang disebabkan kerusakan hutan di daerah Puncak, telah melumpuhkan ekonomi regional, hingga bisa merembes pada ekonomi nasional, hutan merupakan sebuah kesatuan ekosistem yang harus terjaga Republika 05 Feb 2007 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan uraian di atas dapat di ketahui bahwa air sungai, pengelolaan DAS dan pemeliharaan hutan merupakan sebuah kesatuan yang harus selalu dalam posisi yang seimbang. Keseimbangan pengelolaan DAS dan hutan dengan pemanfaatan air sungai akan memberikan masukan positif bagi manusia ditandai dengan kelestarian ekosistem sungai secara keseluruhan. Dalam banyak kasus yang terjadi, pemanfaatan air sungai dan hutan yang tidak di barengi dengan pengelolaan DAS dan pemeliharaan hutannya ternyata memberi pengaruh pada menurunnya kwalitas dan kwantitas air sungai dan juga sering menyebabkan bencana yang sangat merugikan. Seperti hal yang telah diuraikan diatas kerusakan DAS tidak terlepas dari perbuatan manusia masyarakat dan pemerintah terhadap DAS dan sumber daya alam. Pemerintah memiliki kewenangan untuk mengatur DAS, terdapat aturan- aturan seperti UU tentang lingkungan, peraturan pemerintah dan peraturan daerah tentang lingkungan dan banyak lagi peraturan-peraturan lainnya, namun yang menjadi masalah adalah mengapa DAS rusak? Sementara ada pemerintah yang berwenang untuk mengatur agar lebih baik. Oleh sebab itu, kita perlu mempelajari bagaimana implementasi kebijakan tentang DAS dan kita perlu menganalisis kebijakan tersebut.

2. Ruang Lingkup dan Lokasi Penelitian