Syariful Djohan Pardede, Skm Kepala Sub Bidang Pencemaran Perairan Bapedalda Sumut

kabupaten kota, propinsi maupun wilayah. Pengelolaan DAS Deli seharusnya mengacu pada 3 pendekatan yaitu tata ruang, perijinan dan penegakan hukum. Agar terpeliharanya sungai deli hendaknya instansi menjalankan sebagaimana seharusnya fungsinya. Sama halnya dengan legeslatif sebagai pembuat kebijakan, eksekutif sebagai pelaksana dan yudikatif sebagai pengendali. Masing-masing instansi yang terkait dengan pengelolaan Sungai Deli seharusnya tidak bekerja masing-masing dan menjalankan fungsi dan tugas sebagaimana yang telah ditetapkan dalam kebijakan. Selain itu, kebijakan-kebijakan yang ada selama ini diubah agar tepat sasaran dan tepat guna.

3.5 Syariful Djohan Pardede, Skm Kepala Sub Bidang Pencemaran Perairan Bapedalda Sumut

Tulisan ini dikutip dari hasil wawancara dengan Bapak Sariful Djohan Pardede Menurutnya bahwa untuk terpeliharanya sungai deli perlu adanya sebuah badan independen yang kusus mengatur, memelihara,dan melestarikan DAS deli. Dimana di dalam badan tersebut terdapat gabungan dari berbagai individu yaitu pemuka agama, pemuka adat dari berbagai suku, LSM, swasta, pemerintah dan dari lembaga-lembaga lain. Jika hal ini telah terlaksana tingkat korupsi juga akan sulit terjadi. Bukan seperti saat ini dimana hanya ada pemerintah yang mengatur, pemerintah memiliki kepentingan tertentu di dalam pengelolaan DAS tentunya pemerintah akan mengutamakan kepentingan tersebut. Untuk mendapatkan dana pemeliharaan DAS deli, kerjasama antara pemerintah hulu dan hilir sangat dibutuhkan. Selama ini sama sekali masih belum ada. Kerusakan yang terjadi di hulu sengai juga berakibat buruk terhadap hilir sungai. Selain itu hasil dari sungai itu sendiri tidak ada yang dikembalikan untuk pemeliharaannya misalnya PDAM Tirtanadi. Dalam hal ini asas keadilan harus ditingkatkan Demi terpeliharanya DAS yang berkelajutan semua pembangunan harus berwawasan lingkungan dan semua sektor harus terlibat di dalamnya, saling bekerja sama dan saling membantu. Selama ini yang menjadi Universitas Sumatera Utara masalah adalah masing-masing sektor tersebut sering bekerja sendiri menurut kepentingannya. Sedangkan masyarakat sendiri masih memiliki kesadaran yang sangat rendah dalam hal pemeliharaan sungai deli. Masing-masing sektor dinas perairan, dinas kebersihan, dinas lingkungan dll harus membuat rencana kemudian diberikan ke Bapeda dan Bapeda akan mempertimbangkan rencana- rencana tersebut, kemudian Bapedalda mengkoordinasikan kepada sektor- sektor yang berkepentingan tersebut. Pembangunan rumah dan pabrik di pinggiran sungai harus memperhatikan dan benar-benar menjalankan UU yang telah ada selama ini. Rumah-rumah dan pabrik yang melanggar aturan ini di pindahkan bukankan telah ada daerah KIM sedangkan masyarakat diberikan rumah baru. Namun, hal ini masih sangat sulit terjadi dikarenakan masalah yang sudah saling tumpang tindih. Menurut Bapak Syariful, Pengelolaan Sungai Deli seharusnya dipengang oleh satu badan independen saja. Namun, hal ini belum terlaksana sampai sekang, selain badan-badan yang berkaitan dengan Pengelolaan DAS Deli masih bekerja masing-masing menurut kepentingan tersendiri dan tingginya tingkat KKN serta masih rendahnya kesadaran masyarakat membuat DAS Deli semakin hari semakin rusak bahkan sering menyebabkan bencana dan merugikan masyarakat dan pemerintah itu sendiri. Pengembalian dana dalam bentuk perbaikan DAS dan kerjasama antar lintas sektor masih kurang di tambah lagi tidak terlaksananya kebijakan yang telah ditetapkan. Masalah-masalah di atas yang semakin menyebabkan tidak terlaksananya pengelolaan DAS Deli dengan baik. Pelaksanaan hukum juga merupakan hal yang penting, dimana hukum tersebut harus benar-benar terlaksana dan berlaku untuk semua orang serta hukum tersebut berjalan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Universitas Sumatera Utara

3. 6 T. Eril Supina Ketua Sub Bidang pariwisata dan Budaya