Keputusan Presiden Repoblik Indonesia No 32 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung Tujuan Dan Sasaran Pasal 2

lambatnya 90 sembilan puluh hari terhitung sejak tanggal diterimanya permohonan izin. • Pasal 41 ayat 7. Ketentuan mengenai syarat dan tata cara perizinan pembungan air limbah ditetapkan oleh Bupati Walikota dengan memperhatikan pedoman yang ditetapkan Mentei • Pasal 41 ayat 8. Pedoman kajian pembungan air limbah sebagaimana dimaksudkan dalam ayat 1 ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Menteri • Pasal 42. Setiap orang dilarang membuang limbah padat dan atau gas ke dalam air dan sumber air

3.6 Keputusan Presiden Repoblik Indonesia No 32 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung

a. Tujuan Dan Sasaran Pasal 2

• Pengelolaan kawasan lindung bertujuan untuk mencegah timbulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup. • Sasaran pengelolaan kawasan lindung adalah : o Meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan dan satwa serta nilai sejarah dan budaya bangsa. o Mempertahankan keanekaragaman tumbuhan, satwa, tipe ekosistem, dan keunikan alam. • Pasal 15, Perlindungan terhadap sempadan sungai dilakukan untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitasa air, sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai serta mengamankan aliran sungai. Universitas Sumatera Utara • Pasal 16, Kriteria Sempadan sungai adalah : o Sekurang – kurangnya 100 meter di kiri kanan sungai besar dan 50 meter dikiri kanan anak sungai yang berada diluar pemukiman. o Untuk sungai dikawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspenksi antara 10- 15 meter. Universitas Sumatera Utara 3.7 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor ; 115 Tahun 2003 Tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan : o Mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur dan atau diuji berdasarkan parameter – parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku. o Status mutu air adalah tingkat kondisi mutu air yang menunjukkan kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu dengan membandingkan dengan baku mutu air yang ditetapkan. o Sumber air adalah wadah air yang terdapat diatas dan dibawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini akuifer, mata air, sungai, rawa, danau, situ, waduk, dan muara. • Pasal 2 ayat1, Penentuan status mutu air dapat menggunakan Metode STORET atau Metode Indeks Pencemaran. • Pasal 2 ayat 2,Pedoman untuk menentukan status mutu air dengan Metode STORET dilakukan sesuai dengan pedoman pada Lampiran I Keputusan ini. • Pasal 2 ayat 3, Pedoman untuk menetapkan status mutu air dengan Metode Indeks Pencemaran dilakukan sesuai dengan pedoman pada lampiran II Keputusan ini. • Pasal 3 ayat 1, Apabila timbul kebutuhan untuk menggunakan metode lain yang juga berdasarkan kaidah ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menynesuaikan dengan situasi dan kondisi serta kapasitas daerah, maka Universitas Sumatera Utara dapat digunakan metode diluar metoda sebagaimana dimaksud dalam pasal 2. • Pasal 3 ayat 2, Metode sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 digunakan setelah mendapat rekomendasi dari instansi yang bertanggung jawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup dan pengendalian dampak lingkungan. • Pasal 4 , Dalam waktu selambat – lambatnya 1 satu tahun semenjak ditetapkan keputusan ini, status mutu air yang telah ditetapkan sebelumnya wajib disesuaikan dengan ketentuan dalam keputusan ini. • Pasal 5, Pada saat berlakunya keputusan ini semua peraturan perundang – undangan yang berkaitan dengan status mutu air yang telah ada tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan keputusan ini. 3.8 Keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup No 114 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pengkajian Untuk Menetapkan Kelas Air • Pasal 1 ayat 1 Pemerintah propinsi, dan pemerintah kabupaten kota melakukan pengkajian mutu air untuk menentukan status air sebagai masukan bagi penyusunan program pengelolaan air atau progaram pemulihan pencemaran air. • Pasal 2 ayat 1, Pemerintah, pemerintah propinsi, dan pemerintah kabupaten kota dalam melakukan pengkajian mutu air, perlu mendapatkan informasi tentang kebutuhan air untuk 15 tahun mendatang dan menyusun saran pendayagunaan air dan penentuan kelas air. Universitas Sumatera Utara • Pasal 2 ayat 3, berdasarkan pengkajian mutu air utuk mendapatkan informasi tentang kebutuhan air dan penyusunan pendayagunaan air sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 dimintakan saran masukan dari masyarakat melalui dengar pendapat. • Pasal 4 ayat 2, apabila mutu air lebih buruk jika dibandingkan dengan kelas air sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 4 atau dalam kondisi cemar, maka pemerintah, pemerintah propinsi, pemerintah kabupaten kota wajib mengumumkan sumber air tesebut tercemar dan menyusun progaram pemulihan pencemaran air. 3.9 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 111 Tahun 2003 Tentang Pedoman Mengenai Syarat Dan Tata Cara Perizinan Serta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah Ke Air Atau Sumber Air • Pasal 1, Setiap usaha dan atau kegiatan dilarang membuang air limbah yang mengandung radio aktif ke air atau sumber air. • Pasal 2, Bupati walikota dilarang menerbitkan izin pembuangan air limbah ke air atau sumber air yang melanggar baku mutu air dan menimbulkan pencemaran air. • Pasal 3 ayat 1, Setiap usaha dan atau kegiatan yang akan membuang air limbah ke air atau sumber air wajib mendapat izin tertulis dari Bupati Walikota. • Pasal 3 ayat 2, Permohonan izin sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 didasarkan pada hasil kajian analisis mengenai dampak lingkungan atau kajian upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan. Universitas Sumatera Utara • Pasal 3 ayat 3, Syarat – syarat perizinan pembuangan air limbah ke air atau sumber air wajib mematuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 38 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang pengelolaaan Kualitas air dan pengendalian Pencemaran air. • Pasal 4 ayat 1, Permohonan izin membuang air limbah ke air atau sumber air wajib dilengkapi data dan informasi dengan menggunakan formulir sebagaimana terlampir dalam keputusan ini. • Pasal 4 ayat 2, Data dan informasi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 di atas merupakan salah satu syarat permohonan izin pembuangan air limbah ke air dan atau sumber air. • Pasal 4 ayat 3, Selain persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2, permohonan izin wajib dilengkapi dengan : a. Dokumentasi hasil ksjian pembuangan air limbah ke air dan atau sumber air; b. Hasil pemantauan pengelolaan lingkungan pada bulan terakhir; c. Dokumen lain yang terkait dengan pengisian formulir sebagaimana terlampir dalam keputusan ini; • Pasal 5, Kajian sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 3 didasarkan pada a. Jenis industri dan jenis usaha dan atau kegiatan yang bersangkutan; b. Rona lingkungan; c. Jumlah limbah yang dibuang; d. Daya tampung beban pencemaran air sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 110 Universitas Sumatera Utara tahun 2003 tentang Pedoman Penetapan Daya tampung Beban Pencemaran Air pada Sumber Air. • Pasal 6,Bupati Walikota wajib mencantumkan dalam izin pembuangan air limbah ke air atau sumber air seluruh kewajiban dan larangan bagi usaha dan atau kegiatan sebagaimana tercantum dalam peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. 3.10 Keputusan Gubernur Sumatra Utara No 660 Tahun 2005 Tentang Tim Teknis Pengelolaan Lingkungan hidup, Ekosistem Pesisir, Sanitasi Multiarea Terpadu Sungai Deli, Belawan dan Sekitarnya. • Menetapkan bagian pertama, membentuk tim teknis pengelolaan lingkungan hidup ekosistem pesisir, sanitasi multiarea terpadu sungai deli, belawan dan sekitarnya sebagaimana tercantum dalam lampiran keputsan • Menetapkan bagian kedua ayat dua, melakukan pengaturan, pembinaan, pengendalian, dan pengawasan, serta memantau, mengevaluasi pengelolaan lingkungan hidup, ekosistem pesisir dan sanitasi multiarea di lingkungan sungai deli, belawan dan sekitarnya sehingga sungai, pantai dan laut terhindar dari kerusakan dan pencemaran serta tercipta lingkungan yang bersih, terduh, bebas dari sampah, limbah berminyak, dans limbah padat lainnya, bebas dari erosi, sedimentasi dan krisis air bersih, hutan mangrove dan terumbu karang di perairan muara memdapat pengelolaan secara lestari dan berkelanjutan. Universitas Sumatera Utara

B. Pendapat Dari Berbagai Pihak Instansi Pemerintah Tentang Pengelolaan Sungai Deli

Berdasarkan penelitian lapangan yang dilakukan dengan wawancara dan data dari makalah, ditemukan pendapat-pendapat dari beberapa pihakinstansi-instansi pemerintah mengenai pengelolaan Sungai Deli. Data-data berikut didapatkan dengan cara wawancara langsung dan dari makalah lokakarya adpokasi kasus DAS Deli yang merupakan kumpulan dokumen dari Bapedalda Sumut.

3.1 Ir. Jaya Arjuna M.sc.