akhir untuk memberikan manfaat sebesar –besarnya bagi kepentingan masyarakat disegala bidang kehidupan dan pengjhidupan. Secara teknis, tujuan
penanganan adalah untuk melestarikan daya dukung aliran air dalam SWS Belawan –Belumei dengan indikator kualitas, kuantitas dan kontinuitas air.
Kerangka pemikiran untuk acuan kerja penganganan SWS Belawan –Belumei digambarkan dalam Bagan Kerangka Pemikiran Terlampir dengan narasi
sebagai berikut .
b. Koordinasi Antar Pemangku Kepentingan
Sebagai pemangku kepentingan stakcholder pemerinta LSM dan Masyarakat harus dikoordinasikan oleh instuisi yang dibentuk secara tepat dalam
menangani SWS Belawan –Belumei ini. Institusi ini harus diberi otoritas khusus untuk memegang kendali kordinasi antara instansi terkait lintas daerah,
karena masalah ini menyangkut Tata Ruang lintas wilayah administrasi , serta terkait erat dengan kepentingan dan keselamatan pemukiman masyarakat di
bahagian hulu maupun hilir SWS. Kelompok sektoral yang harus dilibatkan antara lain adalah Dinas Tata Ruang dan Pemukiman, Dinas Pengairan, Dinas
Kehutanan, Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Bapedal Propinsi DU, Bappeda dan Bapedalda, Dinas Lingkungan dll. Untuk daerah Kab. Karo, Deli Serdang ,
Langkat dan Medan, Balai TNGL, Balai Pengendalian Peredaran Hasil Hutan, Balai Pemantapan Kawasan Hutan, Balai KSDA, Kepolisian, Kejaksaan
Tinggi, Kodam I Bukit Barisan dll. Kelompok atau tokoh masyarakat yang dilibatkan antara lain dari
Perguruan Tinggi , Praktisi Hukum. Praktisi Pengusaha Pertanian dan Perkebunan, Tokoh Pemuda dll. Partisipasi semua pihak diharapkan terfokus
pada tahapan atau segmen kerja tertentu, sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara efisien dan efektif sesuai dengan wewenang, keahlian dan tanggung
jawab masing –masing. Hasil akhir dari pekerjaan ini akan sangat ditentukan sekali oleh efektifnya organisasi pelaksana, sertama pemahaman semua pihak
terhadap tugas, fungsi dan kewajiban akan kerangka kerja yang digariskan atau atas persetujuan bersama.
c. Rencana Kerja
Rencana Kerja harus dibuat dengan tujuan serta indikator terukur yang jelas
Universitas Sumatera Utara
sebagai bahan evaluasi terhadap kinerja pelaksanaan. Program ini adalah program jangka panjang, sehingga setiap saat diperlukan tindak evaluasi yang
menjaga agar gerak elemen yang terlibat dalam program tidak melakukan penyimpangan yang akan memperlambat atau menghambat pencapaian tujuan.
Selain tindak kerja yang jelas dan terukur, perencanaan biaya juga harus dilakukan secara cermat dengan membagi atas berbagai tahapan kegiatan
sebelum mencapai tujuan akhir. Secara umum, perencanaan kerja dengan anggaran biayanya sekaligus harus dirancang untuk mulai dari kegiatan
pembangunan sistem database, sosialisasi, pekerjaan fisik, pemantauan dan evaluasi. Pada pekerjaan fisik termasuk program pemulihan fungsi lahan kritis
dan pengendalian aliran air.
d. Identifikasi Kondisi Lingkungan
Pengenalan terhadap komponen dan parameter lingkunan yang mempengaruhi kualitas lingkunan serta daya dukungnya terhadap kehidupan dan penghidupan,
merupakan hal yang sangat penting dilakukan sebagai langkah awal dalam perencanaan. Kondisi lahan dari segi kemiringan, curah hujan, tutupan lahan
serta potensi yang mungkin dikembangkan, baik untuk upaya pemulihan maupun pengenadalian harus diketahui secara cermat dan akurat. Identifikasi
ruang lahan yang akan ditangani berdasarkan analisis data citra satelit dengan skala minimal 1 : 5.000. bahkan untuk daerah tertentu seperti daerah
pemukiman, berpotensi longsor atau sebagai lokasi pengendalian aliran air digunakan peta citra satelit dengan skala minimal 1 : 1000.
Khusus untuk daerah yang harus dilakukan ubah fungsi dan terkait dengan pemukiman, areal pertanian atau rencana pembangunan pengendalian harus
dilengkapi dengan identifikasi aspek sosial budaya –ekonomi-kesehatan. Data yang diperoleh dari citra satelit harus diuji silang di lapangan sehingga dapat
mengurangi seminimal mungkin kesalahan perencanaan dan penanganan akibat konisi awal yang tidak dikenal pasti secara akurat.
e. Data Base dan Pengembangan Isu Sosialisasi