Pemanfaatan dan Pelestarian Air

memberi kesempatan bagi air untuk meresap ke dalam tanah, sehingga diharapkan dapat menghidupkan kembali mata air yang telah mati. Bangunan penahan air difungsikan untuk menahan sebagian aliran air yang terkumpul dalam waktu singkat karena turunnya hujan dengan curahan yang tinggi di daerah hulu SWS. Selain meredam aliran air, bangunan penahan juga merupakan sarana cadangan sumber air baku. Bangunan pengendalian air selain berfungsi mengatur fluktuasi volume aliran air permukaan juga berfungsi sebagai cadangan air, pusat rekreasi air dan juga sumber protein hewani. Air yang terkumpul akan meresapa sehingga menjaga air tanah di wilayah sekitarnya. Berdasarkan analisis topografi daerah SWS, beberapa titik lokasi dalam areal ini dapat difungsikan sebagai pembangkit tenaga listrik. Selain potensi aliran air dan tinggi jatuhnya air, maka pertimbangan lain dalam membangun pengendali air adalah kajian terhadap alurnya dengan jalur waspada Gunung Sibayak. Untuk wilayah bahagian hilir SWS, pengendalian banjir dapat dilakukan dengan penanganan sedimen serta penyebab terjadinya npenyempitan badan air. Banjir yang terdapat di pemukiman pada bahagian hilir SWS harus ditangani dengan berlandaskan filosofi air yang selalu mencari tempat yang lebih rendah. Hubungan antara volume air dengan massa dan kecepatan aliran air, merupakan persamaan sederhana yang dapat dimanfatkan untuk mengatasi masalah banjir di pemukiman. Parameter perubah antara massa dan kecepatan dapat dijadikan dasar perhitungan dimensi dan kapasitas sisten drainase. Dari perhitungan ini dapat ditentukan apakah sistem drainase akan memanfaatkan gaya gravitasi, atau perlu introdusi teknologi dengan memanfaatkan pompa secara mekanik. Namun hal yang terpenting dalam mengatasi masalah banjir adalah dengan meredam dampak volume aliran air permukaan yang turun dalam selang waktu singkat. Makin tinggi kemampuan suatu masyarakat mengendalikan air dan makin arif dalam memanfatkannya, makin tinggi kualitas hidup masyarakatnya.

i. Pemanfaatan dan Pelestarian Air

Sebagai Sumber Daya terbaharui, bila dikelola secara bijaksana, maka air akan mendukung segala aspek kehidupan dengan manfaat optimal bagi masyarakat. Universitas Sumatera Utara Tingginya kebudayaan suatu bangsa akan erlihat dari kemampuannya mengelola air. Pola fikir yang menganggap bahwa air adalah benda non ekonomis harus dirubah sesuai dengan fakta yang kita hadapi saat ini. Perusahaan pengelolaan air minum PDAM tidak hanya dituntut sebagai pengumpul atau pengolah air untuk distribusikan secara komersil, namun juga harus mengembangkan upaya pelestarian ketersediaannya. Budaya yang menganggap aliran air adalah sarana menindahkan limbah haus dirubah karena fungsi air harus sama mulai dari hulu hingga ke hilir, bahkan hingga sampai ke laut. Secara mendasar, aturan yang ditetapkan Pemerintah dengan menggolongkan air berdasarkan segmennya perlu ditinjau ulang, karena klasifikasi tersebut telah mengingkari kodrat air itu sendiri. Dimana dan dalam bentuk apapun air harus tetap dijaga kuantitas, kualitas serta keberlanjutan ketersediaannya sesuai dengan fungsi air yang merupakan kebutuhan vital dalam kehidupan manusia. Kerangka pemikiran penganganan banjir dan pelestarian ketersediaan air dalam SWS Belawan –Belumei merupakan gagasan yang dapat diperkaya dan dikembangkan sehingga efektif untuk mengatasi masalah yang makin menghantui masyarakat Medan. Upaya penanganan kondisi SWS Belawan – Belumei merupakan prioritas utama bagan Pemerintahan Daerah Sumatera Utara sebelum kondisinya mendekati kondisi daerah hulu aliran sungai yang membelah kota Jakarta dalam wilayah Bogor –Puncak-Cianjur. Ketersediaan teknologi informasi dalam bentuk dukungan peta citra satelit akan lebih memudahkan dalam melakukan analisis dan perencanaan. Hal yang diprediksi akan jadi kendala dalam pengembangan program ini adalah masalah kordinasi antar instansi dan instuisi dari stakeholder SWS Belawan – Belumei. Keberhasilan program ini akan sangat ditentukan oleh kewenangan dan tanggung jawab badan yang ditunjuk untuk menangani serta dukungan politik serta dana pendukungnya. Faktor pendukung lainnya sebagai kebutuhan prinsipal adalah sisten sosialisasi yang dibangun untuk meningkatkan kesadaran semua pihak dan merekatnya menjadi komitmen ats nama kepentingan antar generasi masyarakat hulu dan hilir SWS Belawan –Belumei. Universitas Sumatera Utara Pengelolaan Sungai Deli harus menangani beberapa hal yaitu koordisi antar pemangku kepantingan, rencana kerja yang bertujuan dan berindikator terukur yang jelas sebagai bahan evaluasi terhadap kinerja pelaksanaan, indentifikasi kondisi lingkungan, data bese dan pengembangan isu sosialisasi, peluang perbaikan kualitas lingkungan, pendekatan penanganan kualitas hutan, pengelolaan air resapan dan aliran air permukaan, dan pemanfaatan serta pelestarian air.

3.2 Ir. Gindom Hasibuan, MM, Cand. Doktor Wakil Kepala Dinas Pengairan Propinsi Sumatera Utara