B. Pendapat Dari Berbagai Pihak Instansi Pemerintah Tentang Pengelolaan Sungai Deli
Berdasarkan penelitian lapangan yang dilakukan dengan wawancara dan data dari makalah, ditemukan pendapat-pendapat dari beberapa pihakinstansi-instansi
pemerintah mengenai pengelolaan Sungai Deli. Data-data berikut didapatkan dengan cara wawancara langsung dan dari makalah lokakarya adpokasi kasus
DAS Deli yang merupakan kumpulan dokumen dari Bapedalda Sumut.
3.1 Ir. Jaya Arjuna M.sc.
Pendapat ini di kutip dari lokakarya advokasi kasus DAS Deli yang di dapatkan dari kumpulan dokumen Bapedalda Sumut
5
Secara ekonomi dan secara ekologi, daya dukung dan daya tampung SWS Belumai –Belawan makin menurun. Kondisi ini tidak boleh dibiarkan berlanjut,
sehingga harus mendapatkan penanganan secara serius dan terpadu oleh berbagai pihak, baik Pemerintah antar sektor, maupun masyarakat secara
individu maupun lembaga. Penanganan terpadu harus dirancang dengan tujuan
.
a. Penanganan Banjir dan Ketersediaan Air
Satuan wilayah Sungai Belawan –Belumei yang menjadi tumpuan harapan masyarakat Medan sebagai sumber air baku, pada saat terakhir ini bukan saja
telah menunjukkan penurunan daya dukunagannya, tetapi juga telah menjadi sumber bencana banjir. Banjir yang terjadi di Medan pada tanggal 29 Desember
2001 dan 14 Januari 2002 menunjukkan bahwa kondisi lingkungan dan fungsi tata air pada daerah hulu DAS Deli dan Belawan serta Babura telah berada pada
kondisi kritis. Fluktuasi muka air yang sangat tinggi antara musim hujan dengan musim kemarau, serta makin turun kualitasnya, telah menjadikan aliran
air permukaan ini sebagai sumber air baku air bersih dengan biaya produksi tinggi.
5
Hasil kerja sama Univ-HKBP Nomensen, WALHI, GELIAT, dan GM3B. Hasil Lokakarya Advokasi Kasus DAS Deli, 19 april 2007
Universitas Sumatera Utara
akhir untuk memberikan manfaat sebesar –besarnya bagi kepentingan masyarakat disegala bidang kehidupan dan pengjhidupan. Secara teknis, tujuan
penanganan adalah untuk melestarikan daya dukung aliran air dalam SWS Belawan –Belumei dengan indikator kualitas, kuantitas dan kontinuitas air.
Kerangka pemikiran untuk acuan kerja penganganan SWS Belawan –Belumei digambarkan dalam Bagan Kerangka Pemikiran Terlampir dengan narasi
sebagai berikut .
b. Koordinasi Antar Pemangku Kepentingan
Sebagai pemangku kepentingan stakcholder pemerinta LSM dan Masyarakat harus dikoordinasikan oleh instuisi yang dibentuk secara tepat dalam
menangani SWS Belawan –Belumei ini. Institusi ini harus diberi otoritas khusus untuk memegang kendali kordinasi antara instansi terkait lintas daerah,
karena masalah ini menyangkut Tata Ruang lintas wilayah administrasi , serta terkait erat dengan kepentingan dan keselamatan pemukiman masyarakat di
bahagian hulu maupun hilir SWS. Kelompok sektoral yang harus dilibatkan antara lain adalah Dinas Tata Ruang dan Pemukiman, Dinas Pengairan, Dinas
Kehutanan, Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Bapedal Propinsi DU, Bappeda dan Bapedalda, Dinas Lingkungan dll. Untuk daerah Kab. Karo, Deli Serdang ,
Langkat dan Medan, Balai TNGL, Balai Pengendalian Peredaran Hasil Hutan, Balai Pemantapan Kawasan Hutan, Balai KSDA, Kepolisian, Kejaksaan
Tinggi, Kodam I Bukit Barisan dll. Kelompok atau tokoh masyarakat yang dilibatkan antara lain dari
Perguruan Tinggi , Praktisi Hukum. Praktisi Pengusaha Pertanian dan Perkebunan, Tokoh Pemuda dll. Partisipasi semua pihak diharapkan terfokus
pada tahapan atau segmen kerja tertentu, sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara efisien dan efektif sesuai dengan wewenang, keahlian dan tanggung
jawab masing –masing. Hasil akhir dari pekerjaan ini akan sangat ditentukan sekali oleh efektifnya organisasi pelaksana, sertama pemahaman semua pihak
terhadap tugas, fungsi dan kewajiban akan kerangka kerja yang digariskan atau atas persetujuan bersama.
c. Rencana Kerja